۞ أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
۞ بِسْمِ ٱللَّـهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ ۞
75|1| لَا أُقْسِمُ بِيَوْمِ الْقِيَامَةِ
(75:1) "Laa uqsimu bi yaumil qiyaamah" (Aku Bersumpah dgn hari kiamat), yakni Allah Ta'ala Bersumpah dgn hari kiamat bahwa hal itu pasti terjadi.
75|2| وَلَا أُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ
(75:2) "Wa laa uqsimu bin nafsil lawwaamah" (dan aku bersumpah dgn jiwa yg amat mencela), yakni Allah Ta'ala juga Besumpah dgn semua jiwa, baik yg saleh maupun yg durhaka, bahwasanya jiwa akan mencela diri sendiri pd hari kiamat. Jiwa yg baik akan berkata, "Duhai kiranya dulu aku memperbanyak kebaikan". Sedangkan jiwa yg buruk akan berkata, "Duhai kiranya dulu aku menjauhi segala dosa". Penyesalan ini terjadi ketika pahala dan siksa sudah ada di depan mata. Menurut satu pendapat, "an-nafsil lawwaamah" adalah jiwa yg menyesali. Menurut pendapat yg lain, adalah jiwa yg mencela, menyesal, dan bertobat dari dosa-dosa. Jiwa tsbt mencela diri sendiri atas perbuatan dosanya. Dan ada pendapat lain, itu adalah jiwa yg kafir dan durhaka.
75|3| أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَلَّنْ نَجْمَعَ عِظَامَهُ
(75:3) "A yahsabul insaanu" (apakah manusia mengira), yakni apakah manusia yg kafir, yaitu 'Adi bin Rab'iah menyangka. Hal itu merupakan pengingkarannya akan adanya kebangkitan. "Al lan najma'a 'izhoomah" (bahwa Kami tidak akan mengumpulkan tulang belulangnya), yakni bahwa Kami tak mampu mengumpulkan tulang belulangnya setelah lapuk, berubah, dan berserakan.
75|4| بَلَىٰ قَادِرِينَ عَلَىٰ أَنْ نُسَوِّيَ بَنَانَهُ
(75:4) "Balaa qoodiriina (bukan demikian, Kami Berkuasa), yakni bahkan Kami Berkuasa. "'Alaa an nusawwiya banaanah" (untuk menyusun [kembali] jari jemarinya dgn sempurna), yakni untuk mengumpulkan kembali jari jemarinya, hingga telapak tangannya menjadi spt tapak kaki unta atau hewanx2 ternak lainnya. Sesungguhnya Kami Berkuasa menjadikan telapak tangannya spt tapak kaki unta. Hingga bagaimana mungkin Kami tidak Berkuasa mengumpulkan tulang belulangnya.
بَلْ يُرِيدُ الْإِنْسَانُ لِيَفْجُرَ أَمَامَهُ ۞
(75:5) "Bal yuriidul insaanu" (bahkan manusia berhendak), yakni bahkan manusia kafir itu, yaitu 'Adi bin Rabi'ah. "Li yafjuro zamaamah" (melakukan kemaksiatan secara terus menerus), yakni untuk mendahulukan keburukan dan menunda tobat. Ada yg berpendapat, untuk melakukan kefasikan dan kedurhakaan di masa mendatang.
يَسْأَلُ أَيَّانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ ۞
(75:6) "Yas-alu" (ia bertanya), yakni 'Adi bin Rabi'ah bertanya, sebagai bentuk pengingkaran dia terhadap adanya kebangkitan. "Ayyaana yaumul qiyaamah" (Kapankah hari kiamat itu), yakni kapankah hari kiamat itu akan terjadi? Maka Allah Ta'ala Berfirman:
فَإِذَا بَرِقَ الْبَصَرُ ۞
(75:7) "Fa idzaa bariqol bashor" (maka bila mata membelalak), yakni bila mata kusut masai. Menurut yg lain, bila mata melotot.
وَخَسَفَ الْقَمَرُ ۞
(75:8) "Wa khasafal qomar" (dan bila bulan telah pudar), yakni cahaya bulan telah sirna.
وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۞
(75:9) "Wa jumi'aasy syamsu wal qomar" (dan matahari serta bulan dikumpulkan), tak ubahnya spt dua ekor sapi mandul bertanduk besar dan berwarna hitam, yg kemudian dilemparkan ke dalam cahaya.
يَقُولُ الْإِنْسَانُ يَوْمَئِذٍ أَيْنَ الْمَفَرُّ ۞
(75:10) "Yaquulul insaanu" (manusia akan berkata), yakni manusia yg kafir, yaitu 'Adi bin Rabi'ah dan kawan-kawannya. "Yauma-idzin" (pada hari itu), yakni pada hari ketika mereka melihat neraka. "Ainal mafar" (Ke manakah tempat lari), tempat kabur, dan tempat berlindung dari neraka.
كَلَّا لَا وَزَرَ ۞
(75:11) "Kallaa" (sekali-kali tidak), yakni sungguh. "Laa wazar" (tak ada tempat berlindung), yakni tak ada gunung yg dapat melindunginya dari neraka. Menurut yg lain, tak ada tempat berlindung, tak ada pohon, tak ada tempat bernaung, tak ada benteng, dan tak ada tempat mencari keselamatan untuk mereka dari Allah Ta'ala.
75|12| إِلَىٰ رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمُسْتَقَرُّ
(75:12) "Ilaa robbika yauma-idzin" (hanya kepada Robb-mulah pada hari itu), yakni pada hari kiamat. "Al-mustaqor" (tempat kembali), yakni tempat kembali dan tempat pulang semua makhluk.
75|13| يُنَبَّأُ الْإِنْسَانُ يَوْمَئِذٍ بِمَا قَدَّمَ وَأَخَّرَ
(75:13) "Yunabba-ul insaanu" (diberitakan kepada manusia), yakni dikabarkan kpd manusia, yaitu 'Adi bin Rabi'ah dan lain-lain. "Yauma-idzin" (pada hari itu), yakni pada hari ketika mereka melihat neraka. "Bi maa qoddama wa akh-khor" (segala apa yang telah diperbuatnya dan segala apa yang telah dilalaikannya), yakni segala kebaikan atau keburukan yg telah dia lakukan dan segala perilaku baik atau perilaku buruk yg telah dia tinggalkan. Menurut satu pendapat, "bi maa qoddama" (segala apa yang telah diperbuatnya), yakni segala ketaatan; "wa akh-khor" (dan segala apa yang telah dilalaikannya), yakni segala kemaksiatan.
75|14| بَلِ الْإِنْسَانُ عَلَىٰ نَفْسِهِ بَصِيرَةٌ
(75:14) "Balil insaanu" (bahkan manusia), yaitu 'Adi bin Rabi'ah dan lain-lain. "'Alaa nafsihii bashiiroh" (menjadi saksi atas dirinya sendiri).
75|15| وَلَوْ أَلْقَىٰ مَعَاذِيرَهُ
(75:15) "Wa lau alqoo ma'aadziiroh" (meskipun ia mengemukakan alasan-alasannya), yakni meskipun ia menyampaikan alasan, Aku tidak melakukan hal itu dan tidak pula mengatakannya.
75|16| لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِه ¤
(75:16) "Laa tuharrik bihii lisaanaka" (janganlah kamu menggerakkan lidahmu untuknya), yakni untuk membaca al-Quran, hai Muhammad! "Li ta'jala bih" (karena hendak menyegerakannya), yakni menyegerakan bacaan al-Quran sebelum Jibril a.s. tuntas membacakannya kpd mu. Adalah Rasululloh., apabila Jibril a.s. turun untuk menyampaikan sesuatu dari al-Quran, beliau suka tergesa-gesa meniru bacaannya dari awal, sebelum Jibril a.s. tuntas membacakannya sampai akhir. Hal itu beliau lakukan karena takut keburu lupa. Maka Allah Ta'ala Melarang beliau bertindak spt itu.
75|17| إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ ¤
(75:17) "Inna 'alainaa jam'ahuu" (sesungguhnya Tanggung jawab Kami-lah penghimpunan), yakni menghimpun hapalan al-Quran di dalam qalbumu. "Wa qur-aanah" (dan pembacaannya), yakni dan menjaga bacaan Jibril kpd mu. Menurut satu pendapat, dan menyusunnya berkenaan dgn halal/haram.
75|18| فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ ¤
(75:18) "Fa idzaa qoro'naahu" (lalu bila Kami telah selesai Membacakannya), yakni bila Jibril a.s. telah selesai membacakannya kepadamu. "Fattabi' qur-aanah" (maka ikutilah olehmu bacaannya itu), yakni maka bacalah olehmu, hai Muhammad, sesudahnya. Ada yg berpendapat, bila Kami telah Menyusunnya berkenaan dgn masalah halal/haram, maka ikutilah susunan tersebut.
75|19| ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ ¤
(75:19) "Tsumma innaa 'alainaa bayaanah" (kemudian, sesungguhnya Tanggung jawab Kami-lah menjelaskannya), yakni menjelaskan halal dan haram serta perintah dan larangan.
75|20| كَلَّا بَلْ تُحِبُّونَ الْعَاجِلَةَ ¤
(75:20) "Kallaa" (janganlah begitu), yakni sungguh! "Bal tuhibbuunal 'aajilah" (sebenarnya kalian mencintai dunia), yakni beramal untuk meraih dunia.
75|21| وَتَذَرُونَ الْآخِرَةَ ¤
(75:21) "Wa tadzaruunal aakhiroh" (dan meninggalkan akhirat), yakni mengabaikan amal untuk meraih pahala akhirat.
---------------------------------------------------
# Insya Allah berlanjut di artikel berikutnya.
---------------------------------------------------
# Alhamdulillah