Minggu, Januari 27, 2013

Al-Quran Tafsir S. ‘Abasa (80):1-23 (of 42)

​​​​​ ۞ بِسْــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ ۞
​​​​​ ۞ عَبَسَ وَتَوَلَّىٰ ۞
(80:1) "'Abasa" (dia bermuka masam), yakni Nabi saw. bermuka masam. "Wa tawallaa" (dan berpaling), yakni memalingkan muka.

​​​​​ ۞ أَنْ جَاءَهُ الْأَعْمَىٰ ۞
(80:2) "An jaa-ahul a'maa" (ketika seorang tuna netra datang kepadanya), yakni ketika 'Abdullah bin Ummi Maktum datang kepadanya. Nama asli Ummi Maktum adalah 'Abdullah bin Syuraih, sedang Ummi Maktum sendiri adalah nama ibu bapaknya. Peristiwa ini terjadi ketika Nabi saw. tengah duduk bersama tiga pembesar Quraisy, yaitu: al-'Abbas bin 'Abdil Muththalib (paman beliau), Umayyah bin Khalaf al-Jumahi, dan Shafwan bin Umayyah, yang semuanya adalah orang2 kafir. Pada saat itu Nabi saw. sedang menghormat mrk dan mengajak mrk untuk memeluk Islam. Tiba2 datanglah 'Abdullah bin Ummi Maktum seraya berkata, Ya Rasulullah, ajarilah saya apa yg telah diajarkan Allah Ta'ala kpd mu. Nabi saw. pun mamalingkan muka dari Ibnu Ummi Maktum lantaran sibuk dgn ketiga pembesar itu. Sehubungan dgn peristiwa itulah turun ayat, 'abasa wa tawallaa.

۞ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُ يَزَّكَّىٰ ۞
(80:3) "Wa maa yudriika" (tahukah kamu), hai Muhammad! "La'allahuu" (barangkali ia), yakni orang tuna netra itu. "Yazzakkaa" (hendak menyucikan diri), yakni membersihkan diri.

۞ أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنْفَعَهُ الذِّكْرَىٰ ۞
(80:4) "Au yadz-dzakkaru" (atau ia (hendak) menyimak nasihat), yakni hendak mengambil pelajaran dari al-Quran. "Fa tanfa'ahudz dzikroo" (lalu nasihat itu bermanfaat baginya), yakni pelajaran dari al-Quran itu bermanfaat baginya.

---------------------------------------------------

​​​​​ ۞ أَمَّا مَنِ اسْتَغْنَىٰ ۞
(80:5) "Ammaa manistaghnaa" (adapun orang yg merasa cukup), yakni orang yg merasa dirinya cukup dari Allah Ta'ala. Yang dimaksud adalah ketiga pembesar Quraisy. [Yaitu orang2 kafir yg sedang duduk bersama Nabi SAW]

۞ فَأَنْتَ لَهُ تَصَدَّىٰ ۞
(80:6) "Fa anta lahuu tashoddaa" (maka kamu berkenan menghadapinya), yakni kamu menghadapkan muka kpd mrk. [Tidak bermuka masam kpd mrk sebagaimana sikap Nabi yg khilaf kpd 'Ibnu Ummi Maktum orang buta yg datang kpd beliau ketika itu]

۞ وَمَا عَلَيْكَ أَلَّا يَزَّكَّىٰ ۞
(80:7) "Wa maa 'alaika allaa yazzakkaa" (padahal tidaklah kamu berdosa jika ia tidak mau menyucikan diri), yakni apabila ketiga pembesar Quraisy itu tidak mau bertauhid.

۞ وَأَمَّا مَنْ جَاءَكَ يَسْعَىٰ ۞
(80:8) "Wa ammaa man jaa-aka yas'aa" (namun, terhadap orang yg datang kpd mu serta berusaha), yakni bersegera kpd kebaikan.

۞ وَهُوَ يَخْشَىٰ ۞
(80:9) "Wa huwa yakhsyaa" (dan ia takut) kpd Allah Ta'ala lagi seorang Muslim. Sebelum peristiwa ini 'Ibnu Ummi Maktum sudah memeluk Islam.

۞ فَأَنْتَ عَنْهُ تَلَهَّىٰ ۞
(80:10) "Fa anta 'anhu" (maka kamu terhadapnya), hai Muhammad! "Talahhaa" (bersikap acuh tak acuh), yakni berpaling (darinya) dan sibuk dgn ketiga pembesar Quraisy.

۞ كَلَّا إِنَّهَا تَذْكِرَةٌ ۞
(80:11) "Kallaa" (janganlah begitu), yakni janganlah berbuat spt itu! Janganlah kamu menghadapi orang2 yg merasa dirinya tidak membutuhkan Allah Ta'ala seraya berpaling dari orang yg takut kpd Allah Ta'ala. Alhasil, sesudah peristiwa itu Nabi saw. pun memuliakan Ibnu Ummi Maktum dan bersikap baik kpd nya. "Innahaa" (sesungguhnya ia), yakni, surah ini. Tadzkirah (merupakan peringatan) dari Allah Ta'ala bagi orang kaya dan orang fakir.
---------------------------------------------------

​​​​​ ۞ فَمَنْ شَاءَ ذَكَرَهُ ۞
(80:12) "Fa man syaa-a dzakaroh" (barangsiapa mau, tentulah ia akan memperhatikannya), yakni barangsiapa Dikehendaki Allah Ta'ala mau mengambil pelajaran, niscaya ia pun akan mengambil pelajaran.

۞ فِي صُحُفٍ مُكَرَّمَةٍ ۞
(80:13) "Fii shuhufin" (yang terdapat di dalam suhuf-suhuf), yakni al-Quran termaktub di dalam kitab2 semenjak Adam. "Mukarromah" (yg dimuliakan) dalam Pandangan Allah Ta'ala.

۞ مَرْفُوعَةٍ مُطَهَّرَةٍ ۞
(80:14) "Marfuu'atin" (yang ditinggikan), yakni yg kedudukannya ditinggikan di langit. "Muthohharoh" (lagi disucikan) dari segala noda dan kesyirikan.

۞ بِأَيْدِي سَفَرَةٍ ۞
(80:15) "Bi aidii safaroh" (di tangan para [malaikat] pencatat).

۞ كِرَامٍ بَرَرَةٍ ۞
(80:16) "Kiroomin" (yang mulia), yakni mereka mulia dalam Pandangan Allah Ta'ala dan berserah diri. "Baroroh" (lagi berbakti), yakni dapat dipercaya. Mereka adalah Malaikat Hafazhah, penghuni langit terdekat.
---------------------------------------------------

​​​​​ ۞ قُتِلَ الْإِنْسَانُ مَا أَكْفَرَهُ ۞
(80:17) "Qutilal insaanu" (terlaknatlah manusia), yakni terlaknatlah manusia yg kafir itu: 'Utbah bin Abi Lahb. "Maa akfaroh" (apa yg mendorongnya kpd kekufuran), yakni apa yg membuatnya kafir kpd Allah Ta'ala dan kpd ayat al-Quran, "wan najmi , idzaa hawaa" (Demi bintang ketika terbenam [Q.S. 53 an-Najm: 1]). Menurut satu pendapat, alangkah hebat kekafirannya.

۞ مِنْ أَيِّ شَيْءٍ خَلَقَهُ ۞
(80:18) "Min ayyi syai-in kholaqoh" (dari apakah ia diciptakan), yakni maka hendaklah ia merenungkan dalam dirinya, dari apakah ia diciptakan sbg makhluk. Kemudian Allah Ta'ala Menjelaskan.

۞ مِنْ نُطْفَةٍ خَلَقَهُ فَقَدَّرَهُ ۞
(80:19) "Min nuthfah , kholaqohuu" (dari nutfah, Dia Menciptakannya) sbg makhluk hidup. "Fa qoddaroh" (lalu menentukannya), yakni menentukan penciptaannya terdiri atas dua tangan, dua kaki, dua mata, dua telinga, dan seluruh anggota badan lainnya.

۞ ثُمَّ السَّبِيلَ يَسَّرَهُ ۞
(80:20) "Tsummas sabiila yassaroh" (kemudian Dia Memudahkan jalan keluar baginya) , yakni Dia telah Menjelaskan kepadanya jalan kebaikan dan jalan keburukan. Menurut satu pendapat, memudahkan jalan keluar pada rahim (untuk bayi) yg disertai tali pusar.

۞ ثُمَّ أَمَاتَهُ فَأَقْبَرَهُ ۞
(80:21) "Tsumma amaatahuu" (kemudian Dia Mematikannya) sesudah itu. "Fa aqbaroh" (lalu menetapkan kuburnya), yakni lalu memerintahkan agar menguburnya.

۞ ثُمَّ إِذَا شَاءَ أَنْشَرَهُ ۞
(80:22) "Tsumma idzaa syaa-a ansyaroh" (kemudian, apabila Dia Menghendaki, Dia pun Menghidupkannya kembali), yakni membangkitkannya dari kubur.

۞ كَلَّا لَمَّا يَقْضِ مَا أَمَرَهُ ۞
(80:23) "Kallaa" (janganlah begitu), yakni sungguh, hai Muhammad! "Lammaa yaqdli maa amaroh" (sesungguhnya ia [manusia] belum menunaikan apa-apa yg telah Dia Perintahkan kepadanya), yakni tauhid dan lain sebagainya yg Diperintahkan Allah Ta'ala kepadanya.

---------------------------------------------------
FB Group Al-Qur'an Tafsir
https://m.facebook.com/groups/alqurantafsir
# Alhamdulillah

Sabtu, Januari 26, 2013

Ustadz Ibnu Mukhtar: "Apa cita-citamu?"

"Apa cita-citamu?"

Di depan Ka'bah tepatnya di dekat rukun Yamani, empat orang pemuda bersepakat untuk memohon apa yang diinginkannya kepada Alloh..mereka adalah Abdulloh bin Zubair, Mush'ab bin Zubair, 'Urwah bin Zubair dan Abdul Malik bin Marwan -semoga Alloh mengampuni dan merahmati mereka semua, aamiin-Berkata Abdulloh bin Zubair : "Cita-citaku adalah menguasai seluruh hijaz dan menjadi kholifahnya.."

Saudaranya-Mush'ab-menimpali : "Keinginanku adalah menguasai dua wilayah Iraq dan tidak ada yang mengganggu kekuasaanku."

Berkata Abdul Malik bin Marwan : "Jika kalian berdua merasa puas dengan itu, maka aku tidak puas hingga aku menjadi penguasa seluruh dunia..menjadi Kholifah setelah Mu'awiyah bin Abi Sufyan -rodhiyallohu 'anhuma-.

Sementara 'Urwah bin Zubair diam seribu bahasa, tak mengatakan satu kalimat pun...Maka mereka bertiga menoleh kepada 'Urwah seraya bertanya : "Engkau sendiri, apa yang engkau inginkan, wahai 'Urwah?"

'Urwah bin Zubair berkata :
‫‫

‪ ‬بارك الله لكم فيما تمنيتم من أمر دنياكم..أما أنا فأتمنى أن أكون عالما عاملا، يأخذ الناس عني كتاب الله و سنة نبيهم، و أحكام دينهم..و أن أفوز في الآخرة برضى الله، و أحظى بجنته‬‬

"Semoga Alloh memberkahi kamu dalam urusan dunia yang kamu cita-citakan...Adapun aku, maka aku bercita-cita menjadi seorang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya sehingga orang-orang mempelajari kitabulloh, sunnah Nabi dan hukum-hukum agama dariku..dan aku ingin menjadi orang yang sukses di akhirat dengan mendapatkan Ridho Alloh dan memasuki Surga-Nya"

(Diringkas dan diterjemah oleh Ibnu Mukhtar dari Shuwar min Hayaatit-Taabi'in karya DR. Abdurrohman Ra'fat Basya hal. 38-39)

Lalu, apa cita-cita kita?

Ya Alloh..kami memohon kepada-Mu surga dan keridhoan-Mu..dan kami berlindung kepada-Mu dari mendapatkan kemurkaan dan neraka-Mu, aamiin

____Ibnu Mukhtar_ *SA*
Pin ‎​ 2285F9B0
Email : ibn.elmukhtar@gmail.com
# Alhamdulillah

Jumat, Januari 25, 2013

Al-Qur'an Tafsir Surat Al-Kafirun (109):1-6 (of 6)

۞. بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ ۞
۞. قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ ۞
(109:1) "Qul yaa ayyuhal kaafiruun" (katakanlah, Hai orang2 kafir). Ayat ini berhubungan dgn orang2 yg mengolok2, yaitu al-'Ash bin Wa-il as-Sahmi dan al-Walid bin al-Mughirah serta kawan2 mrk yg berkata, Muhammad, berserah dirilah kpd tuhan2 kami, nanti kami pun akan menyembah Tuhan yg kamu sembah. Maka Allah Ta'ala Menurunkan ayat ini.

۞. لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ ۞
(109:2) "Laa a'budu maa ta'buduun" (aku tidak akan menyembah apa2 yg kalian sembah), yakni berhala2, selain Allah Ta'ala.

۞. وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ ۞
(109:3) "Wa laa antum 'aabiduuna" (dan kalian bukan penyembah), yakni kalian pun tidak akan menyembah. "Maa a'bud" (Tuhan yg aku sembah). Keduanya berkenaan dgn masa yg akan datang.

۞. وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ ۞
(109:4) "Wa laa ana 'aabiduum maa 'abattum" (dan aku bukanlah penyembah apa yg kalian sembah) selain Allah Ta'ala.

۞. وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ ۞
(109:5) "Wa laa antum 'aabiduuna maa a'bud" (dan kalian bukan pula penyembah Tuhan yg aku sembah). Hal ini berkenaan dgn masa lalu.

Menurut satu pendapat, "laa a'budu maa ta'buduun" (aku tidak akan menyembah), yakni aku tidak akan mengesakan; "maa ta'buduun" (apa-apa yg kalian sembah), yakni apa-apa yg kalian esakan selain Allah Ta'ala; "wa laa antum 'aabiduuna" (dan kalian pun bukanlah penyembah), yakni bukanlah orang2 yg mengesakan; "maa a'bud" (Tuhan yg aku sembah), yakni Tuhan yg aku esakan; "wa laa ana 'aabiduum" (dan aku bukanlah penyembah), yakni bukanlah orang yg mengesakan; "maa 'abattum" (apa yg kalian sembah), yakni apa yg kalian esakan selain Allah Ta'ala; "wa laa antum 'aabiduuna" (dan kalian bukan pula penyembah), yakni bukan pula orang2 yg mengesakan; "maa a'bud" (Tuhan yg aku sembah), yakni Tuhan yg aku esakan.

۞. لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ ۞
(109:6) "Lakum diinukum" (bagi kalianlah agama kalian), yakni tanggung jawab kalianlah agama kalian yg kufur dan syirik kpd Allah Ta'ala. "Wa liya diin" (dan bagi akulah agamaku), yakni Islam dan keimanan kpd Allah Ta'ala. Selanjutnya ayat ini dinasakh [dirubah hukumnya] oleh ayat qital (ayat tentang perang). Dan sesudah itu beliau pun memerangi mereka [org2 kafir].

FB Group Al Quran Tafsir:
https://m.facebook.com/groups/alqurantafsir

# Alhamdulillah