Senin, April 01, 2013

Tafsir Al-Qur'an Surat Al-Humazah [104]:1-9 (of 9)

۞ بِسْمِ ٱللَّـهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ ۞
104|1| وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ ¤
(104:1) "Wailun" (kecelakaanlah), yakni azab yang beratlah. Menurut satu pendapat, "Wail" adalah sebuah lembah di dalam neraka Jahannam yg berisi nanah dan darah. Dan ada pula pendapat, itu adalah sebuah sumur yg ada di dalam neraka. "Li kulli humazatin" (bagi setiap pengumpat), yakni orang yg suka menggunjing orang lain di belakang mereka. "Lumazah" (lagi pencela), yakni orang yg suka mengecam, malaknat, dan berbicara kotor di hadapan orang lain. Ayat ini berkenaan dgn al-Akhnas bin Syuraiq -menurut yg lain, berkenaan dgn al-Walid bin al-Mughirah al-Makhzumi- yg suka mempergunjingkan perilaku Nabi Muhammad saw. di belakang beliau, dan juga suka mencela Nabi Muhammad saw. di hadapan beliau.

104|2| الَّذِي جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُ ¤
(104:2) "Alladzii jama'a maalan" (yang suka mengumpulkan harta) di dunia. "Wa 'addadah" (dan menghitung-hitungnya), yakni menghitung-hitung hartanya. Menurut yg lain, menghitung-hitung jumlah untanya.

104|3| يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ ¤
(104:3) "Yahsabu" (ia mengira), yakni ia menyangka. "Anna maalahuu akhladah" (bahwa hartanya dapat mengekalkannya), yakni dapat membuatnya kekal di dunia.

104|4| كَلَّا ۖ لَيُنْبَذَنَّ فِي الْحُطَمَةِ ¤
(104:4) "Kallaa" (sekali-kali tidak). Ungkapan ini merupakan penyangkalan. Tegasnya, harta yg ia miliki tidak akan membuatnya kekal. "La yumbadzanna" (sesungguhnya ia benar-benar akan dilemparkan), yakni benar-benar akan dijerumuskan. "Fil huthomah" (ke dalam Huthomah).

104|5| وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحُطَمَةُ ¤
(104:5) "Wa maa adrooka" (dan tahukah kamu), hai Muhammad! "Mal huthomah" (apa Huthomah itu)? Ungkapan ini bertujuan untuk membesarkan perihal Huthomah. Kemudian Dia Menjelaskan Huthomah kepada beliau, dengan Firman-Nya:

104|6| نَارُ اللَّهِ الْمُوقَدَةُ ¤
(104:6) "Naarulloohil muuqodah" ([itulah] Api Allah yang dinyalakan), yakni yg diperuntukkan bagi orang-orang kafir.

104|7| الَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِ ¤
(104:7) "Allatii that-tholi'u 'alal af-idah" (yang membakar sampai ke hati), yakni yg melalap segala sesuatu hingga ke dalam hati.

104|8| إِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ ¤
(104:8) "Innahaa" (sesungguhnya ia), yakni api itu. " 'Alaihim" (atas mereka), yakni atas orang-orang kafir. "Mu'shodah" (ditutup rapat), yakni dikunci.

104|9| فِي عَمَدٍ مُمَدَّدَةٍ ¤
(104:9) "Fii 'amadim mumaddadah" ([sedang mereka] diikat pada tiang-tiang yang panjang), yakni yg tingkatan-tingkatannya membentang hingga ke tiang-tiang. Menurut satu pendapat, yang dasarnya sangat dalam.

---------------------------------------------------
Tafsir: Ibn Abbas, Penerbit Diponegoro.
Text Arabic: http://www.tanzil.net
FB Group Al Quran Tafsir:
https://m.facebook.com/groups/alqurantafsir
---------------------------------------------------
# Alhamdulillah

Sabtu, Maret 30, 2013

5 KIAT AGAR DAPAT MENGETAHUI DAN MENGIKUTI KEBENARAN

Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz

Ilmu itu ada 2 macam, yaitu:
Ilmu yg bermanfaat dan ilmu yg tidak bermanfaat.

Ilmu yg bermanfaat ialah apa saja yg sejalan & sesuai dgn al-Haq (kebenaran). Dan al-Haq adalah apa saja yg ditunjukkan oleh dalil-dalil syar'I dari Al-Quran, Hadits Shohih, dan ijma' (konsensus) ulama salafus sholih dari kalangan para sahabat, tabi'in n pengikut tabi'in.

Hal ini berdasarkan firman Allah ta'ala di dalam surat Al-A'raaf ayat 3, dan surat Al-Hasyr ayat 7.

Berikut ini kami akan sebutkan beberapa kiat agar seorang hamba dapat mengetahui n mengikuti kebenaran:

1. Bertakwa kepada Allah ta'ala disertai keikhlasan yg murni hanya karena-Nya.

Baca QS Al-Baqarah: 282, dan Al-Anfaal: 29.

2. Banyak Berdoa, Berlindung dan merasa butuh kpd Allah ta'ala.

Baca QS Ghofir / Al-Mu'min: 60, n hadits2 shohih yg berisi doa-doa Nabi shallallahu alaihi wasallam kpd Allah agar menunjukinya ke jalan Allah yg lurus.

3. Tadabbur (mempelajari & menghayati) Al-Quran Al-Karim dan Hadits-hadits yg Shohih.

Baca QS Al-Isro': 9.

4. Mengikuti Manhaj (metode/jalan/cara) para sahabat, tabi'in, n para ulama yg mengikuti jejak mereka dgn baik dalam memahami n mengamalkan ajaran Islam (Al-Quran & Al-Hadits yg Shohih).

Baca QS Al-Baqarah: 137, An-Nisa': 115, At-Taubah: 100, dan hadits-hadits shohih yg memerintahkan kaum muslimin agar mengikuti manhaj (jalan hidup) mereka dlm beragama.

5. Berteman dgn orang sholih yg berilmu dan paham agama dgn benar.

Baca QS Al-An'aam: 71, dan hadits Nabi yg menunjukkan bahwa seseorang akan berada di atas agama & manhaj teman dekatnya.

Demikian faedah ilmiyah yg dapat kami sampaikan. Semoga menjadi cahaya penerang bagi kita semua agar dpt mengetahui, menerima & mengamalkan al-Haq (kebenaran) yg datang dari Allah & Rosul-Nya.

(Klaten, 15 Maret 2013. Diterjemahkan secara ringkas oleh Muhammad Wasitho Abu Fawaz dari kitab Al-Mukhtashor Al-Hatsiits Fi Bayaani Ushuuli Manhaji as-Salaf Ashhaabil Hadiits, karya syaikh 'Isa Malullah, hal. 230-236).

Link Artikel. KLIK: http://abufawaz.wordpress.com/2013/03/19/5-kiat-agar-dapat-mengetahui-dan-mengikuti-kebenaran/
# Alhamdulillah

Minggu, Maret 24, 2013

Tafsir Singkat Al-Qur'an Surat Al-Qiyamah [75]:1-21 (of 40)

۞ أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
۞ بِسْمِ ٱللَّـهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ ۞
75|1| لَا أُقْسِمُ بِيَوْمِ الْقِيَامَةِ
(75:1) "Laa uqsimu bi yaumil qiyaamah" (Aku Bersumpah dgn hari kiamat), yakni Allah Ta'ala Bersumpah dgn hari kiamat bahwa hal itu pasti terjadi.

75|2| وَلَا أُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ
(75:2) "Wa laa uqsimu bin nafsil lawwaamah" (dan aku bersumpah dgn jiwa yg amat mencela), yakni Allah Ta'ala juga Besumpah dgn semua jiwa, baik yg saleh maupun yg durhaka, bahwasanya jiwa akan mencela diri sendiri pd hari kiamat. Jiwa yg baik akan berkata, "Duhai kiranya dulu aku memperbanyak kebaikan". Sedangkan jiwa yg buruk akan berkata, "Duhai kiranya dulu aku menjauhi segala dosa". Penyesalan ini terjadi ketika pahala dan siksa sudah ada di depan mata. Menurut satu pendapat, "an-nafsil lawwaamah" adalah jiwa yg menyesali. Menurut pendapat yg lain, adalah jiwa yg mencela, menyesal, dan bertobat dari dosa-dosa. Jiwa tsbt mencela diri sendiri atas perbuatan dosanya. Dan ada pendapat lain, itu adalah jiwa yg kafir dan durhaka.

75|3| أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَلَّنْ نَجْمَعَ عِظَامَهُ
(75:3) "A yahsabul insaanu" (apakah manusia mengira), yakni apakah manusia yg kafir, yaitu 'Adi bin Rab'iah menyangka. Hal itu merupakan pengingkarannya akan adanya kebangkitan. "Al lan najma'a 'izhoomah" (bahwa Kami tidak akan mengumpulkan tulang belulangnya), yakni bahwa Kami tak mampu mengumpulkan tulang belulangnya setelah lapuk, berubah, dan berserakan.

75|4| بَلَىٰ قَادِرِينَ عَلَىٰ أَنْ نُسَوِّيَ بَنَانَهُ
(75:4) "Balaa qoodiriina (bukan demikian, Kami Berkuasa), yakni bahkan Kami Berkuasa. "'Alaa an nusawwiya banaanah" (untuk menyusun [kembali] jari jemarinya dgn sempurna), yakni untuk mengumpulkan kembali jari jemarinya, hingga telapak tangannya menjadi spt tapak kaki unta atau hewanx2 ternak lainnya. Sesungguhnya Kami Berkuasa menjadikan telapak tangannya spt tapak kaki unta. Hingga bagaimana mungkin Kami tidak Berkuasa mengumpulkan tulang belulangnya.


بَلْ يُرِيدُ الْإِنْسَانُ لِيَفْجُرَ أَمَامَهُ ۞
(75:5) "Bal yuriidul insaanu" (bahkan manusia berhendak), yakni bahkan manusia kafir itu, yaitu 'Adi bin Rabi'ah. "Li yafjuro zamaamah" (melakukan kemaksiatan secara terus menerus), yakni untuk mendahulukan keburukan dan menunda tobat. Ada yg berpendapat, untuk melakukan kefasikan dan kedurhakaan di masa mendatang.

يَسْأَلُ أَيَّانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ ۞
(75:6) "Yas-alu" (ia bertanya), yakni 'Adi bin Rabi'ah bertanya, sebagai bentuk pengingkaran dia terhadap adanya kebangkitan. "Ayyaana yaumul qiyaamah" (Kapankah hari kiamat itu), yakni kapankah hari kiamat itu akan terjadi? Maka Allah Ta'ala Berfirman:

فَإِذَا بَرِقَ الْبَصَرُ ۞
(75:7) "Fa idzaa bariqol bashor" (maka bila mata membelalak), yakni bila mata kusut masai. Menurut yg lain, bila mata melotot.

وَخَسَفَ الْقَمَرُ ۞
(75:8) "Wa khasafal qomar" (dan bila bulan telah pudar), yakni cahaya bulan telah sirna.

وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۞
(75:9) "Wa jumi'aasy syamsu wal qomar" (dan matahari serta bulan dikumpulkan), tak ubahnya spt dua ekor sapi mandul bertanduk besar dan berwarna hitam, yg kemudian dilemparkan ke dalam cahaya.

يَقُولُ الْإِنْسَانُ يَوْمَئِذٍ أَيْنَ الْمَفَرُّ ۞
(75:10) "Yaquulul insaanu" (manusia akan berkata), yakni manusia yg kafir, yaitu 'Adi bin Rabi'ah dan kawan-kawannya. "Yauma-idzin" (pada hari itu), yakni pada hari ketika mereka melihat neraka. "Ainal mafar" (Ke manakah tempat lari), tempat kabur, dan tempat berlindung dari neraka.

كَلَّا لَا وَزَرَ ۞
(75:11) "Kallaa" (sekali-kali tidak), yakni sungguh. "Laa wazar" (tak ada tempat berlindung), yakni tak ada gunung yg dapat melindunginya dari neraka. Menurut yg lain, tak ada tempat berlindung, tak ada pohon, tak ada tempat bernaung, tak ada benteng, dan tak ada tempat mencari keselamatan untuk mereka dari Allah Ta'ala.


75|12| إِلَىٰ رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمُسْتَقَرُّ
(75:12) "Ilaa robbika yauma-idzin" (hanya kepada Robb-mulah pada hari itu), yakni pada hari kiamat. "Al-mustaqor" (tempat kembali), yakni tempat kembali dan tempat pulang semua makhluk.

75|13| يُنَبَّأُ الْإِنْسَانُ يَوْمَئِذٍ بِمَا قَدَّمَ وَأَخَّرَ
(75:13) "Yunabba-ul insaanu" (diberitakan kepada manusia), yakni dikabarkan kpd manusia, yaitu 'Adi bin Rabi'ah dan lain-lain. "Yauma-idzin" (pada hari itu), yakni pada hari ketika mereka melihat neraka. "Bi maa qoddama wa akh-khor" (segala apa yang telah diperbuatnya dan segala apa yang telah dilalaikannya), yakni segala kebaikan atau keburukan yg telah dia lakukan dan segala perilaku baik atau perilaku buruk yg telah dia tinggalkan. Menurut satu pendapat, "bi maa qoddama" (segala apa yang telah diperbuatnya), yakni segala ketaatan; "wa akh-khor" (dan segala apa yang telah dilalaikannya), yakni segala kemaksiatan.

75|14| بَلِ الْإِنْسَانُ عَلَىٰ نَفْسِهِ بَصِيرَةٌ
(75:14) "Balil insaanu" (bahkan manusia), yaitu 'Adi bin Rabi'ah dan lain-lain. "'Alaa nafsihii bashiiroh" (menjadi saksi atas dirinya sendiri).

75|15| وَلَوْ أَلْقَىٰ مَعَاذِيرَهُ
(75:15) "Wa lau alqoo ma'aadziiroh" (meskipun ia mengemukakan alasan-alasannya), yakni meskipun ia menyampaikan alasan, Aku tidak melakukan hal itu dan tidak pula mengatakannya.


75|16| لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِه ¤
(75:16) "Laa tuharrik bihii lisaanaka" (janganlah kamu menggerakkan lidahmu untuknya), yakni untuk membaca al-Quran, hai Muhammad! "Li ta'jala bih" (karena hendak menyegerakannya), yakni menyegerakan bacaan al-Quran sebelum Jibril a.s. tuntas membacakannya kpd mu. Adalah Rasululloh., apabila Jibril a.s. turun untuk menyampaikan sesuatu dari al-Quran, beliau suka tergesa-gesa meniru bacaannya dari awal, sebelum Jibril a.s. tuntas membacakannya sampai akhir. Hal itu beliau lakukan karena takut keburu lupa. Maka Allah Ta'ala Melarang beliau bertindak spt itu.

75|17| إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ ¤
(75:17) "Inna 'alainaa jam'ahuu" (sesungguhnya Tanggung jawab Kami-lah penghimpunan), yakni menghimpun hapalan al-Quran di dalam qalbumu. "Wa qur-aanah" (dan pembacaannya), yakni dan menjaga bacaan Jibril kpd mu. Menurut satu pendapat, dan menyusunnya berkenaan dgn halal/haram.

75|18| فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ ¤
(75:18) "Fa idzaa qoro'naahu" (lalu bila Kami telah selesai Membacakannya), yakni bila Jibril a.s. telah selesai membacakannya kepadamu. "Fattabi' qur-aanah" (maka ikutilah olehmu bacaannya itu), yakni maka bacalah olehmu, hai Muhammad, sesudahnya. Ada yg berpendapat, bila Kami telah Menyusunnya berkenaan dgn masalah halal/haram, maka ikutilah susunan tersebut.

75|19| ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ ¤
(75:19) "Tsumma innaa 'alainaa bayaanah" (kemudian, sesungguhnya Tanggung jawab Kami-lah menjelaskannya), yakni menjelaskan halal dan haram serta perintah dan larangan.

75|20| كَلَّا بَلْ تُحِبُّونَ الْعَاجِلَةَ ¤
(75:20) "Kallaa" (janganlah begitu), yakni sungguh! "Bal tuhibbuunal 'aajilah" (sebenarnya kalian mencintai dunia), yakni beramal untuk meraih dunia.

75|21| وَتَذَرُونَ الْآخِرَةَ ¤
(75:21) "Wa tadzaruunal aakhiroh" (dan meninggalkan akhirat), yakni mengabaikan amal untuk meraih pahala akhirat.

---------------------------------------------------
# Insya Allah berlanjut di artikel berikutnya.
---------------------------------------------------

# Alhamdulillah

Rabu, Maret 20, 2013

Keutamaan Dzikir: "Subhanallahi wa bihamdihi, Subhanallahil 'adhim"

Keutamaan Dzikir: "Subhanallahi wa bihamdihi, Subhanallahil 'adhim"

Bismillahir Rahmaanir Rahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

"Subhanallahi wa bihamdihi, Subhanallahil 'adhim" (Maha Suci Allah dan dengan pujian-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung) [HR. Muslim :2692, Abu Dawud:5091]

A. Makna Dzikir Ini Tasbih

artinya penyucian Allah Subhanahu wa Ta'ala dari segala sifat kekurangan. Adapun Bihamdihi maknanya aku bertasbih sambil memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala. Maksud seseorang bertasbih dengan dzikir ini adalah untuk menjauhkan Allah Subhanahu wa Ta'ala dari sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya seperti bodoh, lemah, mati, ngantuk dan sifat-sifat yg serupa dgn makhluk-Nya sekaligus memuji-Nya dg menetapkan sifat- sifat yg sempurna bagi-Nya. ( Syarh Aqidah Wasithiyyah:1/128, Syahrul Mumti':2/67, al-futuhat:1/135 ).

B. Kapan Dzikir ini Dibaca

Abu Hurairah berkata, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda: " Barangsiapa membaca tatkala pagi dan sore Subhanallah wa bihamdihi 100kali maka tidaklah datang seseorang pada hari kiamat dengan amalan yang lebih utama daripada bacaan ini kecuali seseorang yang mengucapkan yang serupa atau lebih banyak lagi." ( HR. Muslim no.2692, Abu Dawud 5091 )

C. Keutamaan Dzikir Ini

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam mengatakan: " Dua kata yang ringan di lidah, berat dalam mizan ( timbangan amal hari kiamat ), disukai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala yaitu Subhanallahi wa bihamdihi , Subhanallahil 'adhim. ( Shahih Bukhari :6406 )

Dari Jabir radliyallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda: " Barangsiapa yang mengucapkan Subhanallahil 'adhim wa bihamdihi maka ditanamkan baginya kurma di surga". ( Hasan Shahih, Sunan Tirmidzi:3464 )

Dari Abu Hurairah, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam mengatakan: " Barangsiapa yang membaca Subhanallahi wa bihamdihi dalam sehari 100 kali maka diampuni dosanya sekalipun seperti buih dilautan". ( Muslim:6842 )

Dari Sulaimana bin Yasar dari seorang laki-laki Anshor bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda:" Berkata Nabi Nuh a.s kpd anaknya: ' Aku wasiatkan kepadamu dengan suatu wasiat yg aku ringkas agar engkau tidak melupakannya. Aku wasiatkan dengan dua hal dan aku larang dari dua hal'. Beliau menyebutkan diantara wasiatanya, " Dan aku wasiatkan dg Subhanallahi wa bihamdihi karena ia adalah do'anya para makhluk dan dengan dua kata itu makhluk diberikan rezeki.

Dan tak ada sesuatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun". ( QS. Al Isra'(17):44 ).

D. Faedah hadits ini ( Hadits Abu Hurairah r.a diatas)

menunjukkan bahwa dzikir ini dibaca 100 kali sekaligus untuk dua waktu itu tidak dipisah menjadi dua waktu, pagi 100 kali dan sore 100 kali, berdasarkan riwayat lain yang menjelaskan hal itu. Lebih utama maksudnya lebih utama dari jenis dzikir ini bukan dari amalan yang lain. ( lihat al-Futuhat:1/669 ) Bolehnya menambah bilangan dzikir ini karena disyariatkan dan tidaklah terlarang, sebagaimana larangan untuk menambah ibadah yang memang sudah dibatasi bilangannya seperti roka'at shalat, bilangan wudhu dan lainnya. ( al Futuhat:1/670 ) Allah-lah pemberi taufiq ke jalan yang benar.Wallahu 'alamu bish showab.

Sumber Majalah Al-Mawwadah Edisi 12 Rubrik Benteng Diri Muslim hal. 20 Humaira Ummu Abdillah.

●▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬●

Semoga kita diberi taufiq dan hidayahNya tercurah kpada kita smua.. Aamiin Yaa Rabbal Ala'amiin
# Alhamdulillah

Selasa, Maret 19, 2013

Tafsir al-Qur'an Surat Al-Qoori'ah [101]:1-11 (11 Ayat)

Tafsir al-Qur'an Surat Al-Qoori'ah [101]:1-11 (11 Ayat)
۞ بِسْمِ ٱللَّـهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ ۞
ٱلْقَارِعَةُ ﴿١﴾
(101:1) "Al-qoori'ah" (hari kiamat).

مَا ٱلْقَارِعَةُ ﴿٢﴾
(101:2) "Mal qoori'ah" (apakah hari kiamat itu). Pertanyaan ini dimaksudkan untuk membuat Nabi saw. takjub. Penamaan al-qaari'ah terkait dgn kehebatan kiamat yg akan membuat galau setiap hati.

وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا ٱلْقَارِعَةُ ﴿٣﴾
(101:3) "Wa maa adrooka" (dan tahukah kamu), hai Muhammad! "Mal qoori'ah" (apakah hari kiamat itu). Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mengagungkan hari kiamat.

يَوْمَ يَكُونُ ٱلنَّاسُ كَٱلْفَرَاشِ ٱلْمَبْثُوثِ ﴿٤﴾
(101:4) "Yauma yakuunun naasu" (pada hari itu manusia), yakni manusia akan saling menindih satu sama lain. "Kal faroosyil mabtsuuts" (seperti anai-anai yg bertebaran), yakni yang berhamburan dan berputar-putar satu sama lain. Lafazh "al-faraasy" berarti sesuatu yg terbang di antara langit dan bumi, seperti belalang.

وَتَكُونُ ٱلْجِبَالُ كَٱلْعِهْنِ ٱلْمَنفُوشِ ﴿٥﴾
(101:5) "Wa takuunul jibaalu kal 'ihnil manfuusy" (dan jadilah gunung-gunung seperti bulu yg dihamburkan), yakni seperti bulu domba yg disisir dan dihaluskan.

فَأَمَّا مَن ثَقُلَتْ مَوَٰزِينُهُۥ ﴿٦﴾
(101:6) "Fa ammaa man tsaqulat mawaaziinuh" (dan adapun orang yg berat timbang annya), yakni yg kebaikan-kebaikannya lebih berat dalam Mizan. Ia adalah orang Mukmin.

فَهُوَ فِى عِيشَةٍ رَّاضِيَةٍ ﴿٧﴾
(101:7) "Fa huwa fii 'iisyatir roodliyah" (maka ia berada dalam kehidupan yang diridhai), yakni berada di dalam surga yg diridai. Allah Ta'ala benar2 telah Memberikan surga itu untuk dirinya.

وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَٰزِينُهُۥ ﴿٨﴾
(101:8) "Wa ammaa man khaffat mawaaziinuh" (dan adapun orang yg ringan timbangannya), yakni orang kafir.

فَأُمُّهُۥ هَاوِيَةٌ ﴿٩﴾
(101:9) "Fa ummuhuu haawiyah" (maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah), yakni maka Dia telah Menetapkan tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Menurut yg lain, ia akan jatuh ke dalam neraka dgn kepala di bawah (kepala jatuh lebih dulu).

وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا هِيَهْ ﴿١٠﴾
(101:10) "Wa maa adrooka" (dan tahukah kamu), hai Muhammad! "Maa hiyah" (apakah neraka Hawiyah itu). Hal ini dimaksudkan untuk mengagungkan neraka Hawiyah.

نَارٌ حَامِيَةٌۢ ﴿١١﴾
(101:11) "Naarun haamiyah" ([yaitu] api yg teramat panas), yg panasnya telah mencapai titik paling panas.
# Alhamdulillah

Minggu, Maret 03, 2013

Apakah Alqur’an Pojok itu ?

Bila anda sedang belajar menghapalkan Alqur'an marhalah tahsin atau tahfidh, anda akan dikenalkan dan dianjurkan untuk mempergunakan Alqur'an Pojok karena sangat berguna untuk membantu proses menghafal.

Alqur'an Pojok disebut juga dengan Alqur'an standar. Yaitu Alqur'an yang dicetak dengan Rosm Ustmani (mengikuti model penulisan Khalifah Ustman RA) dengan ciri-ciri sebagai berikut:

* Satu juz terdiri atas 10 lembar atau 20 halaman  (keculai juz 1 dan juz 30).
* Satu lembar terdiri atas 15 baris.
* Pada tiap halaman selalu diawali dengan awal ayat
* Pada tiap halaman selalu diakhiri dengan akhir ayat (ditandai dengan nomor ayat).
* Angka halaman pada setiap Juz selalu genap dan diakhiri dengan angka 2.

Penyebutan istilah "Alqur'an Pojok" adalah karena menggambarkan penulisan pada tiap halamannya  yang selalu menampilkan ayat secara utuh, tidak terpotong ke halaman berikutnya. Jadi, pojok awalnya (kanan atas) selalu diawali dengan awal ayat  dan setiap pojok akhirnya (kiri bawah) selalu diakhiri dengan akhir ayat.

Disebut "Alqur'an standar" karena secara umum tampilan/cetakan Alqur'an ini selalu standar yaitu: 20 halaman (atau 10 lembar) per juz, 15 baris per lembar, selalu diawali dengan awal ayat dan diakhiri dengan akhir ayat.

Standarisasi jumlah lembar pada juz 1 berbeda dengan juz lainnya. Juz 1 dicetak standar 21 halaman, karena surat Alfatihah dicetak pada halaman tersendiri dan Surat Albaqoroh ayat 1 – 5 juga dicetak dalam halaman tersendiri. Bila Surat Alfatihah dan Surat Albaqoroh ayat 1 -5 dicetak dalam 1 halaman, maka jumlahnya akan sama, yaitu 20 halaman atau 10 lembar. Karena pemisahan itulah maka jumlah halaman pada juz pertama Alqur'an menjadi 21 halaman.

Standarisasi jumlah lembar pada juz 30 juga berbeda. Juz 30 dicetak standar 23 halaman, karena jumlah suratnya terlalu banyak (37 surat) sehingga penulisan basmallah juga bertambah.

Dengan standarisasi tersebut maka kita dapat mencari angka halaman pada setiap juz dengan rumus: (JUZ-1)x2, lalu letakkan angka 2 di digit terakhir hasil perhitungannya.

# Contoh:
Juz ke-3 di halaman berapa?
( [3] - 1 ) x 2 = 4, akhiri dengan angka 2.
Maka halaman Juz 3 adalah 42

Jadi, Alqur'an pojok atau Alqur'an standar itu selalu tercetak sama, sekalipun penerbitnya berbeda. 30 juz Alqur'an akan tercetak sebanyak 604 halaman atau 302 lembar.

Semoga bermanfaat..

[]
# Alhamdulillah

Rahasia Angka 19 Dalam Al Qur’an

Rahasia Angka 19 Dalam Al Qur'an

Setiap muslim pasti meyakini kebenaran Quran sebagai kitab suci yang tidak ada keraguan sedikitpun, sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Namun kemukjizatan Quran tidak hanya dibuktikan lewat kesempurnaan kandungan, keindahan bahasa, ataupun kebenaran ilmiah yang sering mengejutkan para ahli.

Suatu kode matematik yang terkandung di dalamnya misalnya, tak terungkap selama berabad-abad lamanya sampai seorang sarjana dari Mesir bernama Rashad Khalifa berhasil menyingkap tabir kerahasiaan tersebut. Hasil penelitiannya yang dilakukan selama bertahun-tahun dengan bantuan komputer ternyata sangat mencengangkan. Betapa tidak, ternyata didapati bukti-bukti surat-surat atau ayat-ayat dalam Quran serba berkelipatan angka 19.

Penemuannya tersebut berkat penafsirannya pada Al Qur'an surat Al Muddatstsir ayat : 30-31, yang artinya :

"Di atasnya ada sembilanbelas (malaikat penjaga). Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat; dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab dan orang-orang mu'min itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan) : "Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai perumpamaan?" Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Rabbmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia ". (Qs. Al Muddatstsir : 30- 31)

Hasil penemuannya yang sangat mengejutkan ini pada tahun 1976 telah didemonstrasikan di depan umum ketika diselenggarakan Pameran Islam Sedunia di London. Berikut cuplikan dari sebagian penemuannya tersebut :

1. Kita mengetahui bahwa setiap surat-surat dalam Quran selalu diawali dengan bacaan 'Basmalah' sebagai statement pembuka, yaitu "Bismillaahirrahmaanirraahiim" (yang artinya : "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang"). Ternyata bacaan 'Basmalah' tersebut (dalam bahasa Arabnya) terdiri dari 19 huruf (atau 19 X1).

2. Bacaan 'Basmalah' terdiri dari kelompok kata : Ismi – Allah – Arrahman – Arrahim. Penelitian menunjukkan jumlah dari masing-masing kata tersebut dalam Quran ternyata selalu merupakan kelipatan angka 19.

Jumlah kata 'Ismi' dalam Quran ditemukan sebanyak 19 buah (atau 19 X 1)
Jumlah kata 'Allah' dalam Quran ditemukan sebanyak 2.698 buah (atau 19 X 142)
Jumlah kata 'Arrahman' dalam Quran ditemukan sebanyak 57 buah (atau 19 X 3)
Jumlah kata 'Arrahim' dalam Quran ditemukan sebanyak 114 buah (atau 19 X 6)
3. Jumlah total keseluruhan surat-surat dalam Quran sebanyak 114 surat (atau 19 X 6).

4. Bacaan 'Basmalah' dalam Quran ditemukan sebanyak 114 buah (atau 19 X 6), dengan perincian sbb. :

Sebanyak 113 buah ditemukan sebagai pembuka surat-surat kecuali surat ke-9, sedangkan sebuah lagi ditemukan di surat ke-27 ayat : 30.
Berbeda dengan surat-surat lain, surat ke-9 memang khusus sengaja tidak diawali bacaan 'Basmalah' karena isinya merupakan ayat-ayat perang.
Pada surat ke-27 ayat : 30 tempat ditemukannya bacaan 'Basmalah', dan kalau bilangan surat dan ayatnya dijumlahkan hasilnya merupakan kelipatan angka 19, yaitu 27 + 30 = 57 (atau 19 X 3 ).
5. Dari point 4 di atas, ditemukan hubungan yang menarik antara surat ke-9 dan ke-27. Surat ke-27 ternyata merupakan surat yang ke-19 jika dihitung dari surat ke-9. Surat ke : 9, 10, 11, …, 25, 26, 27 urutan surat ke : 1, 2, 3, …, 17, 18, 19.

6. Dari point 5, apabila bilangan surat-surat dijumlahkan mulai dari surat ke-9 sd. ke-27, (9+10+11+…+25+26+27) maka hasilnya adalah 342 (atau 19 X 18).

7. Wahyu pertama (Surat ke-96 ayat : 1-5) terdiri dari 19 kata (atau 19 X 1) dan 76 huruf (atau 19 X 4).

8. Wahyu kedua (Surat ke-68 ayat : 1-9) terdiri dari 38 kata (atau 19 X 2).

9. Wahyu ketiga (Surat ke-73 ayat : 1-10) terdiri dari 57 kata (atau 19 X 3).

10. Wahyu terakhir (Surat ke-110) terdiri dari 19 kata (atau 19 X 1), dan ayat pertama dari Surat ke-110 tersebut terdiri dari 19 huruf (19 X 1).

11. Wahyu yang pertama kali menyatakan ke-Esaan Allah adalah wahyu ke-19 (Surat ke- 112).

12. Surat ke-96 tempat terdapatnya wahyu pertama, terdiri dari 19 ayat (atau 19X1) dan 304 huruf (atau 19 X 16). Selain itu juga ternyata surat ke-96 tersebut merupakan surat yang ke-19 bila diurut / dihitung mundur dari belakang Quran. surat ke : 114, 113, 112, …, 98, 97, 96 urutan surat ke : 1, 2, 3, …, 17, 18, 19.

13. Dari point 12, apabila bilangan surat-surat dijumlahkan mulai dari surat ke-114 sd. ke-96, (114+113+112+…+98+97+96) maka hasilnya adalah 1995 (atau 19 X 105).

14. Penulis juga menemukan bahwa surat-surat yang memiliki 8 (delapan) ayat dan 11 (sebelas) ayat-lah yang paling banyak terdapat dalam Quran, yakni masing-masing terdiri dari 5 (lima) buah surat. Disusul kemudian surat-surat yang memiliki 3 (tiga), 19 (sembilan belas), 29 (dua puluh sembilan), 30 (tigapuluh), dan 52 (lima puluh dua) ayat, yang masing-masing terdiri dari 3 (tiga) buah surat. Apabila dijumlahkan ayat-ayat tersebut sesuai dengan kelompoknya maka hasilnya merupakan kelipatan angka 19, yaitu sebagai berikut:

Surat ke : 94, 95, 98, 99, 102 masing-masing terdiri : 8 ayat;
Surat ke : 62, 63, 93, 100,101 masing-masing terdiri : 11 ayat.
Apabila jumlah ayat-ayat dijumlahkan : 8+11 = 19, (19 X 1)
Surat ke : 103, 108, 110 masing-masing terdiri : 3 ayat
Surat ke : 82, 87, 96 masing-masing terdiri : 19 ayat
Surat ke : 48, 57, 81 masing-masing terdiri : 29 ayat
Surat ke : 32, 67, 89 masing-masing terdiri : 30 ayat
Surat ke : 14, 68, 69 masing-masing terdiri : 52 ayat
* Apabila jumlah ayat-ayatnya dijumlahkan : 3 + 19 + 29 + 30 + 52 = 133, (atau 19 X 7).
15. Quran merupakan satu-satunya kitab suci di dunia ini yang memiliki tanda-tanda khusus (initials) berupa huruf-huruf (code letters) atau sebagaimana disebut dalam bahasa Arab "Muqatta-'aat" yang artinya "kata singkatan".

16. Di dalam Quran terdapat sebanyak 29 (dua puluh sembilan) surat-surat yang diawali dengan 14 (empat belas) macam kombinasi dari 14 (empatbelas) huruf-huruf "Muqatta-'aat". 14 huruf-huruf itu adalah : alif, lam, mim, ra', kaf, ha', yaa', ain, shad, tha', shin, qaf, nun, dan kha'.

17. 29 surat itu adalah surat ke : 2, 3, 7, 10 11, 12, 13, 14, 15, 19, 20, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 36, 38, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 50, dan 68. Maka apabila bilangan dari banyaknya huruf, banyaknya kombinasi, dan banyaknya surat dijumlahkan maka hasilnya merupakan kelipatan 19, yaitu 14 + 14 + 29 = 57 (atau 19 X 3).

18. Tanda-tanda dengan kata singkatan ini, ahli tafsir mempunyai pendapat yang berbeda-beda. Ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena dipandang termasuk ayat-ayat 'mutasyaabihaat', ada pula yang berpendapat huruf-huruf abjad itu berfungsi untuk menarik perhatian para pendengar supaya memperhatikan bacaan-bacaan dalam Quran. Namun berkat penemuan angka 19 kini terbukalah maksud sesungguhnya dari adanya huruf-huruf "Muqatta-'aat" tersebut, yaitu berfungsi sebagai penjaga keaslian / keautentikan Quran karena berhubungan dengan angka 19.

19. Surat ke-68 diawali huruf 'Nun'. Setelah diteliti jumlah huruf 'Nun' yang terdapat pada surat tersebut (133 = 19 X 7) merupakan kelipatan 19. Berikut terjemahan surat ke-68 ayat 2-6 : "Nun. Berkat kemuliaan Tuhanmu, engkau (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila, dan sesungguhnya bagimu pahala yang besar, dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur, maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir) pun akan melihat, siapa di antara kamu yang gila."

20. Surat ke-42 dan surat ke-50 diawali huruf 'Qof'. Setelah diteliti huruf 'Qof' yang terdapat pada kedua surat tersebut sebanyak 114 huruf (57 + 57 = 114 = 19 X 6). Ada yang berpendapat bahwa huruf 'Qaf' ini singkatan dari kata 'Quran' karena Quran terdiri dari 114 surat. Hal lain yang mengherankan adalah Allah biasanya menyebut kaumnya Nabi Luth dengan kalimat "Qaumu Luuth" yang ditemukan sebanyak 12 kali dalam Quran, namun pada surat ke-50 ayat 13, sebutan tersebut berganti menjadi "Ikhwanu Luuth" yang artinya "saudara-saudaranya Nabi Luuth". Tampaknya Allah sengaja menghilangkan unsur 'Qaf' dalam kalimat tersebut agar jumlah huruf 'Qaf' dalam Quran tetap berkelipatan 19, sebab jika tidak diganti maka jumlahnya bertambah menjadi 115. Berikut terjemahan surat ke-50 ayat : 1-2 : "Qaaf, demi Al Quran yang sangat mulia, mereka tercengang lantaran datang kepada mereka seorang pemberi peringatan dari (kalangan) mereka sendiri, maka berkatalah orang-orang kafir : "Ini sesuatu perkara yang amat aneh"."

21. Surat ke-42 diawali huruf 'Ain', 'Sin', dan 'Qof'. Setelah diteliti jumlah total ketiga huruf tersebut pada surat ke-42 (98 + 54 + 57 = 209 = 19 X 11) merupakan kelipatan 19.

22. Surat ke-36 diawali huruf 'Ya', dan 'Sin'. Setelah diteliti jumlah total kedua huruf tersebut pada surat ke-36 (237 + 48 = 285 = 19 X 15) merupakan kelipatan 19.

23. Surat ke-13 diawali huruf 'Alif', 'Lam', 'Mim', dan 'Ro'. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat ke-13 (605 + 480 + 260 +137 = 1482 = 19 X 78) merupakan kelipatan 19.

24. Surat ke-7 diawali huruf 'Alif', 'Lam', 'Mim', dan 'Shod'. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat ke-7 (2529 + 1530 + 1164 + 97 = 5320 = 19 X 280) merupakan kelipatan 19.

25. Surat ke-19 diawali huruf 'Kaf', 'Kha', 'Ya', Ain, dan 'Shod'. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat ke-19 (137 + 175 + 343 + 117 + 26 = 798 = 19 X 42) merupakan kelipatan 19.

26. Surat ke-7, 19, dan 38 diawali huruf 'Shod'. Total jumlah huruf 'Shod' dalam ketiga surat tersebut (97 + 26 + 29 = 152 = 19 X 8 ) ternyata merupakan kelipatan 19.

Ada hal yang menarik, yakni pada surat ke-7 ayat 69 ditemukan kata 'basthatan' (jika dieja terdiri dari huruf ba', shod, tho', ta'). Padahal lazimnya kata tersebut haruslah dieja dengan huruf ba', sin, tho', ta' (contohnya pada surat ke-2 ayat 247). Menurut riwayat, pada saat turunnya ayat 69 tersebut Jibril menyuruh Nabi Muhammad menuliskan kata 'basthatan' dengan huruf shod, namun unsur huruf 'shod' itu tetap harus dibaca sebagai huruf 'sin', dan hal ini ditandai dengan huruf sin tersebut ditempatkan sebagai huruf kecil di atas huruf 'shod'. Tampak sekali bahwa Allah memberi tambahan huruf 'shod' agar jumlahnya dalam Quran menjadi berkelipatan 19, sebab jika tidak maka jumlahnya berkurang menjadi 151. Berikut terjemahan surat ke-7 ayat 69 : "Apakah kamu (tidak percaya) dan heran ketika datang kepadamu peringatan dari Tuhanmu yang dibawa oleh seorang laki-laki di antaramu untuk memberi peringatan kepadamu ? Dan ingatlah ketika Allah menjadikan kamu sebagai angkatan pengganti sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah 'melebihkan' kekuatan tubuh dan perawakanmu."

27. Surat ke-40 s/d ke-46 diawali huruf 'Ha' dan Mim. Setelah diteliti jumlah total kedua huruf tersebut pada surat-surat tersebut merupakan kelipatan 19.

Surat ke-40 64 380
Surat ke-41 48 276
Surat ke-42 53 300
Surat ke-43 44 324
Surat ke-44 16 150
Surat ke-45 31 200
Surat ke-46 36 225 +92 + 1855 = 2147 (atau 19 X 113 )
28. Surat ke-10, 11, 12, 14, dan 15 diawali huruf 'Alif', 'Lam', dan 'Ro'. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat-surat tersebut merupakan kelipatan 19.

Surat ke-10 1319 + 913 + 257 = 2489 19 X 131
Surat ke-11 1370 + 794 + 325 = 2489 19 X 131
Surat ke-12 1306 + 812 + 257 = 2375 19 X 125
Surat ke-14 585 + 452 + 160 = 1197 19 X 63
Surat ke-15 493 + 323 + 96 = 912 19 X 48
29. Surat ke-2, 3, 29, 30, 31, dan 32 diawali huruf 'Alif', 'Lam', dan 'Mim'. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat-surat tersebut merupakan kelipatan 19.

Surat ke-2 4502 + 3202 + 2195 = 9899 19 X 521
Surat ke-3 2521 + 1892 + 1249 = 5662 19 X 298
Surat ke-29 774 + 554 + 344 = 1672 19 X 88
Surat ke-30 544 + 393 + 317 = 1254 19 X 66
Surat ke-31 347 + 297 + 173 = 817 19 X 43
Surat ke-32 257+ 155 + 158 = 570 19 X 30
Keistimewaan angka 19 dalam ilmu matematik dikenal sebagai salah satu 'bilangan prima' yakni bilangan yang tak habis dibagi dengan bilangan manapun kecuali dengan dirinya sendiri. Keistimewaan tersebut menunjukkan salah satu sifat Allah yakni 'Maha Esa'. Angka 19 terdiri dari angka 1 dan 9, dimana angka 1 merupakan bilangan pokok pertama dan angka 9 merupakan bilangan pokok terakhir dalam sistem perhitungan kita. Keistimewaan tersebut menunjukkan sifat Allah yakni Maha Awal dan Maha Akhir (Surat ke-57 ayat).

Bahwa angka 19 adalah kode matematik yang melatar belakangi komposisi literer Quran, suatu fenomena unik yang tiada duanya yang sekaligus membuktikan bahwa Quran adalah wahyu Illahi, bukan karya manusia. Otak manusia tidak akan mampu mencipta karya literer yang tunduk pada suatu kode matematik yang sekaligus membawa tema utamanya. Apalagi mengingat turunnya wahyu secara berangsur-angsur, dengan bahagian-bahagian surat yang acak tidak berurutan, disesuaikan dengan peristiwa-peristiwa yang melatar belakanginya.

Selanjutnya angka 19 dapat berfungsi sebagai pemeliharaan keutuhan Quran. Angka 19 dapat digunakan untuk mencek apakah dalam sebuah kitab Quran terdapat suatu kesalahan atau tidak, dengan cara menghitung kata-kata krusial yang jumlahnya dalam Quran multiplikatif dengan angka 19, kemudian membagi angka hasil hitungan dengan 19, maka akan terlacaklah ada atau tidaknya suatu kesalahan.

Source: http://votreesprit.wordpress.com/2012/08/04/rahasia-angka-19-dalam-al-quran/

.
# Alhamdulillah

Rahasia Angka-angka Dalam Al-Qur'an #1

Kata-kata dalam Al-Qur'an, dengan sejumlah pengulangannya merupakan Mukjizat, jumlah kata-kata dalam Al-Qur'an yang menegaskan kata-kata yang lain ternyata jumlahnya sama dengan jumlah kata-kata Al-Qur'an yang menjadi lawan kata atau kebalikan dari kata-kata tersebut, atau diantara keduanya ada nisbah kontradiktif.

Al-Qur'an tidak hanya terbatas pada ayat-ayat mulianya, makna-maknanya, prinsip-prinsip dan dasar-dasar keadilannya serta pengetahuan-pengetahuan gaibnya saja, melainkan juga termasuk jumlah-jumlah yang ada dalam Al-Qur'an itu sendiri, begitu juga pengulangan kata dan hurufnya, orang-orang yang melakukan 'ulum' Al-Qur'an sejak dulu sudah menyadarai adanya fenomena tersebut mempunyai maksud dan tujuan tertentu.

Para peneliti terdahulu sudah mencatat, bahwa surat-surat yang dibuka dengan huruf-huruf 'muqaththa'ah' berjumlah 29 surat, sementara jumlah huruf 'hijaiyah' Arab ditambah dengan huruf "Hamzah" juga berjumlah 29 huruf hal ini dengan sudut pandang bahwa Al-Qur'an diturunkan dalam bahasa Arab.

DR. Abdul Razaq Naufal dalam bukunya berjudul ' Al'Ijaz Al'Adadiy Fi Al-Qur'an Al Karim" beliau menulis beberapa tema-tema tersebut terjadi keharmonisan diantara jumlah kata-kata Al-Qur'an dan berikut ini adalah sejumlah perhitungan yang benar-benar merupakan Mukjizat, dari jumlah kata dalam Al-Qur'an sebanyak 51.900, Jumlah Juz 30, Jumlah Surat 112, keanehan yang ada diantaranya sbb :

Kata 'Iblis" ( La'nat ALLAH 'alaihi ) dalam Al-Qur'an disebutkan sebanyak 11 kali, sementara "Isti'adzah" juga disebutkan 11 kali, Kata "ma'siyah" dan derivatnya disebutkan sebanyak 75 kali, sementara kata "Syukr" dan derivatnya juga disebutkan sebanyak 75 kali.
Kata "al-dunya" disebutkan sebanyak 115 kali, begitu juga kata "al-akhirah" sebanyak 115 kali.
Kata "Al-israf" disebutkan 23 kali, kata kebalikannya "al-sur'ah" sebanyak 23 kali.
Kata "Malaikat" disebutkan 88 kali, kata kebalikannya 'Al-syayathin" juga 88 kali.
Kata "Al-sulthan disebutkan 37 kali, kata kebalikannya "Al-nifaq" juga 37 kali.
Kata "Al-harb"(panas) sebanyak 4 kali, kebalikannya " Al-harb" juga 4 kali.
Kata " Al-harb (perang) sebanyak 6 kali, kebalikannya "Al-husra" (tawanan) 6 kali.
Kata "Al-hayat" (hidup" sebanyak 145 kali, kebalikannya "Al-maut" (mati) 145 kali.
Kata "Qalu" (mereka mengatakan) sebanyak 332 kali, kebalikannya "Qul" ( katakanlah) sebanyak 332 kali.
Kata "Al-sayyiat" yang menjadi kebalikan kata "Al-shahihat" masing-masing 180 kali.
Kata "Al-rahbah" yang menjadi kebalikan kata "Al-ragbah" masing-masing 8 kali.
Kata "Al-naf'u" yang menjadi kebalikan kata "Al-fasad" masing-masing 50 kali.
Kata "Al-nas" yang menjadi kebalikan kata "Al-rusul" masing-masing 368 kali.
Kata "Al-asbath" yang menjadi kebalikan kata "Al-awariyun" masing-masing 5 kali
Kata "Al-jahr" yang menjadi kebalikan kata "Al-alaniyyah" masing-masing 16 kali
Kata "Al-jaza" 117 kali ( sama dg kebalikannya),
Kata "Al-magfiroh" 234 kali ( sama dengan kebalikannya),
Kata "Ad-dhalala" ( kesesatan) 191 kali ( sama dengan kebalikannya),
Kata "Al-ayat" 2 kali "Ad-dhalala" yaitu 282 kali. Dan masih banyak lagi yang tidak dapat disebutkan satu persatu disini.
Kata "Yaum" (hari) dalam bentuk tunggal disebutkan sebanyak 365 kali, sebanyak jumlah hari pada tahun Syamsyiyyah.
Kata "Syahr" ( bulan) sebanyak 12 kali, sama dg jumlah Bulan dalam satu Tahun.
Kata "Yaum" (hari) dalam bentuk plural (jamak) sebanyak 30 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu Bulan.
Kata "Sab'u" (minggu) disebutkan 7 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu minggu.
Jumlah " saah" (jam) yang didahului dengan 'harf' sebanyak 24 kali, sama dengan jumlah jam dalam satu hari.
Kata "Sujud" disebutkan 34 kali, sama dengan jumlah raka'at dalam solat 5 waktu
Kata "Shalawat" disebutkan 5 kali, sama dengan jumlah solat wajib sehari semalam.
Kata "Aqimu" yang diikuti kata "Shalat" sebanyak 17 kali, sama dengan jumlah Raka'at Sholat fardhu/ wajib.

[]
# Alhamdulillah

Rahasia Angka-angka Dalam Al-Qur'an #1

Kata-kata dalam Al-Qur'an, dengan sejumlah pengulangannya merupakan Mukjizat, jumlah kata-kata dalam Al-Qur'an yang menegaskan kata-kata yang lain ternyata jumlahnya sama dengan jumlah kata-kata Al-Qur'an yang menjadi lawan kata atau kebalikan dari kata-kata tersebut, atau diantara keduanya ada nisbah kontradiktif.

Al-Qur'an tidak hanya terbatas pada ayat-ayat mulianya, makna-maknanya, prinsip-prinsip dan dasar-dasar keadilannya serta pengetahuan-pengetahuan gaibnya saja, melainkan juga termasuk jumlah-jumlah yang ada dalam Al-Qur'an itu sendiri, begitu juga pengulangan kata dan hurufnya, orang-orang yang melakukan 'ulum' Al-Qur'an sejak dulu sudah menyadarai adanya fenomena tersebut mempunyai maksud dan tujuan tertentu.

Para peneliti terdahulu sudah mencatat, bahwa surat-surat yang dibuka dengan huruf-huruf 'muqaththa'ah' berjumlah 29 surat, sementara jumlah huruf 'hijaiyah' Arab ditambah dengan huruf "Hamzah" juga berjumlah 29 huruf hal ini dengan sudut pandang bahwa Al-Qur'an diturunkan dalam bahasa Arab.

DR. Abdul Razaq Naufal dalam bukunya berjudul ' Al'Ijaz Al'Adadiy Fi Al-Qur'an Al Karim" beliau menulis beberapa tema-tema tersebut terjadi keharmonisan diantara jumlah kata-kata Al-Qur'an dan berikut ini adalah sejumlah perhitungan yang benar-benar merupakan Mukjizat, dari jumlah kata dalam Al-Qur'an sebanyak 51.900, Jumlah Juz 30, Jumlah Surat 112, keanehan yang ada diantaranya sbb :

Kata 'Iblis" ( La'nat ALLAH 'alaihi ) dalam Al-Qur'an disebutkan sebanyak 11 kali, sementara "Isti'adzah" juga disebutkan 11 kali, Kata "ma'siyah" dan derivatnya disebutkan sebanyak 75 kali, sementara kata "Syukr" dan derivatnya juga disebutkan sebanyak 75 kali.
Kata "al-dunya" disebutkan sebanyak 115 kali, begitu juga kata "al-akhirah" sebanyak 115 kali.
Kata "Al-israf" disebutkan 23 kali, kata kebalikannya "al-sur'ah" sebanyak 23 kali.
Kata "Malaikat" disebutkan 88 kali, kata kebalikannya 'Al-syayathin" juga 88 kali.
Kata "Al-sulthan disebutkan 37 kali, kata kebalikannya "Al-nifaq" juga 37 kali.
Kata "Al-harb"(panas) sebanyak 4 kali, kebalikannya " Al-harb" juga 4 kali.
Kata " Al-harb (perang) sebanyak 6 kali, kebalikannya "Al-husra" (tawanan) 6 kali.
Kata "Al-hayat" (hidup" sebanyak 145 kali, kebalikannya "Al-maut" (mati) 145 kali.
Kata "Qalu" (mereka mengatakan) sebanyak 332 kali, kebalikannya "Qul" ( katakanlah) sebanyak 332 kali.
Kata "Al-sayyiat" yang menjadi kebalikan kata "Al-shahihat" masing-masing 180 kali.
Kata "Al-rahbah" yang menjadi kebalikan kata "Al-ragbah" masing-masing 8 kali.
Kata "Al-naf'u" yang menjadi kebalikan kata "Al-fasad" masing-masing 50 kali.
Kata "Al-nas" yang menjadi kebalikan kata "Al-rusul" masing-masing 368 kali.
Kata "Al-asbath" yang menjadi kebalikan kata "Al-awariyun" masing-masing 5 kali
Kata "Al-jahr" yang menjadi kebalikan kata "Al-alaniyyah" masing-masing 16 kali
Kata "Al-jaza" 117 kali ( sama dg kebalikannya),
Kata "Al-magfiroh" 234 kali ( sama dengan kebalikannya),
Kata "Ad-dhalala" ( kesesatan) 191 kali ( sama dengan kebalikannya),
Kata "Al-ayat" 2 kali "Ad-dhalala" yaitu 282 kali. Dan masih banyak lagi yang tidak dapat disebutkan satu persatu disini.
Kata "Yaum" (hari) dalam bentuk tunggal disebutkan sebanyak 365 kali, sebanyak jumlah hari pada tahun Syamsyiyyah.
Kata "Syahr" ( bulan) sebanyak 12 kali, sama dg jumlah Bulan dalam satu Tahun.
Kata "Yaum" (hari) dalam bentuk plural (jamak) sebanyak 30 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu Bulan.
Kata "Sab'u" (minggu) disebutkan 7 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu minggu.
Jumlah " saah" (jam) yang didahului dengan 'harf' sebanyak 24 kali, sama dengan jumlah jam dalam satu hari.
Kata "Sujud" disebutkan 34 kali, sama dengan jumlah raka'at dalam solat 5 waktu
Kata "Shalawat" disebutkan 5 kali, sama dengan jumlah solat wajib sehari semalam.
Kata "Aqimu" yang diikuti kata "Shalat" sebanyak 17 kali, sama dengan jumlah Raka'at Sholat fardhu/ wajib.

[]
# Alhamdulillah

Kamis, Februari 28, 2013

Membaca Al-Qur’an, Menabung di Langit.

Allah Ta'ala berfirman:
"Sesungguhnya mengumpulkan Al-Qur'an (di dalam dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan kami. (Karena itu), jika kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikuti bacaannya". (QS Al-Qiyamah:17-18)

"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqan (petunjuk yang dapat membedakan antara yang hak dan batil -Al Qur'an-) dan menghapuskan segala kesalahanmu dan mengampunimu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar." (QS. al-Anfal: 29).

Sebenarnya, Al-Qur'ân itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zhalim … (Qs al-Ankabût/29:49).

Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur'ân untuk pelajaran, maka adakah yang mau mengambil pelajaran? (Qs al-Qomar/54:17).

Hai Ahli Kitab (orang2 Nasrani), sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan (Al-Qur'an). Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seidzin- Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus. (Qs al-Mâidah/5:15-16).

"Bacalah Al-Qur'an, karena sesungguhnya ia akan menjadi cahaya bagimu di bumi dan menjadi simpanan (deposito amal) di langit." (HR. Ibnu Hibban).

"Orang yang mahir dalam membaca Al-Qur'an bersama para malaikat yang mulia lagi taat. Dan barangsiapa membaca Al-Qur'an, sementara ada kesulitan (dalam membacanya), maka baginya dua pahala. " (HR. Bukhari & Muslim)


Abul Walid seorang sastrawan yg diutus oleh kaum kafir Quraisy pada masa Nabi -Shollallohu 'alaihi wa sallam- , berkata: "Aku belum pernah mendengar kata-kata yang seindah itu. Itu bukanlah syair, bukan sihir dan bukan pula kata-kata ahli tenung. Sesungguhnya Al-Qur'an itu ibarat pohon yang daunnya rindang, akarnya terhujam ke dalam tanah. Susunan kata-katanya manis dan enak didengar. Itu bukanlah kata-kata manusia, ia tinggi dan tak ada yang dapat mengatasinya."

[]
# Alhamdulillah

Kamis, Februari 21, 2013

Injil Barnabas Asli Asal Turki menyebutkan "Muhammad Rosul Allah"

Belum lama ini, pemerintah Turki mengumumkan tentang penemuan Kitab Injil Asli Barnabas, salah satu murid pertama Yesus (Isa Almasih). Hal yang tentu saja mengejutkan banyak pihak, termasuk kubu Vatikan itu sendiri.Sebagaimana diberitakan oleh DailyMail, basijpress dan NationalTurk, bahwa Injil Barnabas asli tersebut ditemukan pada tahun 2000 lalu di Turki, namun ditutupi oleh pemerintah Turki selama lebih dari 12 tahun, dan baru sekarang di beberkan ke publik.Lembaran-lembaran kulit hewan itu ditulis dengan huruf Syriac dengan dialek bahasa Aram, bahasa yang sama seperti bahasa yang umum dipakai pada masa Yesus Isa Almasih.

Pemerintah Turki menyakini bahwa kitab kulit hewan tersebut adalah Injil Barnabas orisinal.Hal yang menarik dari Kitab Injil Barnabas Asli asal Turki tersebut menyatakan bahwa YESUS TIDAK PERNAH DI SALIB, dan terdapatnya ayat-ayat yang menyatakan bahwa Islam adalah agama yang benar serta pengakuan tentang kehadiran Nabi Akhir Jaman, Muhammmad SAW.

Pengakuan itu terdapat pada bab 41 dari Kitab Barnabas yang ditemukan di Turki tersebut. Berikut ini terjemahannya :"Allah telah menyembunyikan diriNya sebagai Malaikat Agung Michael berlari mereka (Adam dan Hawa) dari surga, (dan) ketika Adam berbalik, ia melihat bahwa di atas pintu gerbang ke surga tertulis "La Ela ELA Allah, Mohamad Rasul Allah". Kitab yang masih menjadi perdebatan tersebut disebutkan kini disimpan di Justice Palace, Ankara, Turki dengan pengawalan ketat polisi bersenjata lengkap dan keamanan maksimum.

Pihak Iran lewat Basij Press menyatakan bahwa apa yang tertulis di kitab Barnabas asli tersebut adalah bukti tentang kebenaran Islam, yang walau begitu ditanggapi oleh sinis dari berbagai pihak.

Bahkan pihak Kristen lewat berbagai jamaatnya menyatakan bahwa Kitab Barnabas tersebut diragukan keotentikannya. Namun walau begitu pihak Vatikan lebih arif dengan menyatakan telah mengajukan permohonan resmi ke pemerintah Turki untuk membaca dan menganalisa keaslian kitab kontroversial itu.

Para agamawan menyatakan bahwa jika Alkitab Barnabas tersebut terbukti asli, maka akan mengakibatkan rusaknya kredibilitas Gereja, dan akan menimbulkan revolusi agama Nasrani besar-besaran di seluruh Dunia.Tentu saja penemuan ini cukup menarik, sama menariknya dengan penemuan dan fakta sejarah bahwa Benua Amerika pertama kali di temukan oleh para pelaut tangguh Islam

Sumber :
- http://www.basijpress.ir/8033
- http://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article-2149227/Gospel-Barnabas-cause-Christianitys-collapse-Iran-claims.html
# Alhamdulillah

Selasa, Februari 19, 2013

Petunjuk Al-Qur'an: Kekuasaan Ratu Semut

Perhatikanlah pada QS. An-Naml (27): 18:
حَتَّى إِذَا أَتَوْا عَلَى وَادِي النَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ
18. Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari" (Terjemahan DEPAG);

Secara sederhana dapat dijelaskan, dari sudut pandang bahasa Arab, sebenarnya ada distorsi penting dari terjemahan resmi (versi Depag) di atas, khususnya pada kalimat Qaalat namlatu (ﻧﻤﻠﺔ) yang diterjemahkan dgn : "berkatalah seekor semut". Semestinya terjemahan lengkapnya adalah "(telah) berkata seekor semut betina".

Kata namlatun (ﻧﻤﻠﺔ) menggunakan bentuk muannats (kata benda untuk jenis perempuan) dgn tanda ta' marbuthah ( ة ) sehingga semut yang dimaksud dlm ayat ini adalah semut betina. Itulah sebabnya kata kerja ﻗﺎﻞ yang mendahuluinya diberi akhiran ta' maftuhah ( ت ) sebagai kata ganti untuk perempuan/betina merujuk pada dhamir ھي (Hiya) sehingga menjadi ﻗﺎﻟﺖ (berkata) sebagai pertanda bahwa yang berkata itu adalah "SEMUT BETINA".

Berarti semut betina mempunyai otoritas khusus atau kekuasaan sehingga ia dapat memerintahkan semut2 yang lain untuk melakukan sesuatu. Artinya dalam spesies semut, terdapat juga pemimpin yang memiliki otoritas dan kuasa untuk memerintah dan mengatur tata kehidupan mereka, dan ayat ini mengisyaratkan bahwa pemimpin dalam spesies semut itu adalah SEMUT BETINA, bukan semut jantan.

Ternyata, ilmu pengetahuan dlm hal ini biologi modern memberi konfirmasi bahwa pemimpin suatu entitas semut adalah seekor SEMUT BETINA, RATU. (Sumber: Agus Purwanto, D.Sc., Ayat-Ayat Semesta: Sisi-Sisi Al-Qur'an Yang Terlupakan, (Bandung: Mizan, 2008)

Maha Benar Allah dgn Segala Firman-Nya.

http://zilzaal.blogspot.com/2013/02/bukti-ilmiah-kebenaran-al-quran-dalam.html
# Alhamdulillah

Minggu, Februari 17, 2013

Petunjuk Al-Qur'an: Tulang Shulbi

Perhatikan al-Qur'an Surat Ke-86 Ath Thooriq:

فَلْيَنْظُرِ الْإِنْسَانُ مِمَّ خُلِقَ. (5)
خُلِقَ مِنْ مَاءٍ دَافِقٍ (6)
يَخْرُجُ مِنْ بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَائِبِ (7)

(86:5) Maka hendaklah manusia memperhatikan (86:6) Dia diciptakan dari air yang terpancar, (86:7) Yang keluar dari antara tulang shulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.

Allah memerintahkan, hendaklah manusia memperhatikan dari apakah ia diciptakan. Hal ini berarti bahwa Allah memerintahkan manusia berpikir dan memperhatikan dengan sungguh-sungguh dari apa ia dijadikan sehingga kemudian ia dapat mengetahui kekuasaan penciptanya dan dengan demikian dapat mengetahui pula bahwa bila penciptanya dapat menjadikan dari bahan yang tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan adanya kehidupan sedikitpun, maka tentulah Ia akan lebih mudah menghidupkannya kembali.

Dalam ayat-ayat ini Allah menerangkan bahwa manusia itu dijadikan-Nya dari air yang terpancar, yang keluar dari antara tulang shulbi ( الصُّلْبِ ) dan tulang dada ( التَّرَائِبِ ).

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah -Shollallohu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Semua bagian tubuh anak Adam akan dimakan tanah kecuali tulang shulbi yg darinya dia mulai diciptakan dan darinya dia akan dibangkitkan." [HR Bukhari, Nasa'i, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad in Musnad-nya, dan Malik in kitab al-Muwattha'].

Diriwayatkan Abu Hurairah bahwa Rasulullah -Shollallohu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Ada satu tulang pada anak Adam yang tidak dimakan tanah." Mereka bertanya, "Apa itu, ya Rasulullah?" Baginda menjawab, "Tulang shulbi." [HR Bukhari, Nasa'i, Abu Daud, Ibnu Majah, Ahmad dalam kitabnya al-Musnad, and Malik dalam kitabnya al-Muwattha'].

Berdasarkan hadits2 tsb dpt disimpulkan:
1. Awal terbentuknya manusia adalah dari tulang shulbi.
2. Tulang shulbi utuh dan tidak akan hancur.
3. Manusia akan dibangkitkan pada hari kiamat melalui tulang shulbi.

Hamka di dalam Tafsir al-Azhar berkata, "Maka berkatalah ahli tafsir dan ahli bahasa, shulbi ialah deretan tulang punggung lelaki."

Para ahli anatomi berpendapat bahwa tulang shulbi yang dimaksud adalah "Coccyx", yaitu tulang yang terakhir dalam susunan dari atas ke bawah tulang vertebra (tulang belakang) yang terletak dibahagian pinggul.

Seorang ilmuwan Jerman bernama Hans Spermann telah membuktikan bahwa sel-sel di dalam coccyx tidak akan hancur atau musnah. Dalam penelitian yang dilakukannya, ia telah menghancurkan tulang coccyx dan memanaskannya dengan suhu yang amat panas dalam waktu yang lama. Lalu Ia memeriksa sel-sel tulang tersebut dan ternyata masih hidup dan masih utuh seperti biasa. Kemudian ia membuktikan kemampuan sel-sel tulang coccyx untuk tumbuh seperti semula. Ia memasukkan tulang-tulang yang telah hancur dan dibakar tadi ke dalam embrio-embrio lain. Hasilnya, tulang coccyx tersebut tetap dapat tumbuh dan membentuk sel-sel yang lain.

Dalam Al-Qur'an diceritakan tentang kebangkitan manusia pada hari kiamat.
Firman Allah yang artinya:

"Engkau memasukkan malam ke dalam siang, dan Engkau memasukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup" (surah Ali I'mran 3:27).

Subhanalloh.. Maha suci Allah..
Meskipun jasad seseorang telah meninggal dunia, tetapi sel-sel dalam tulang Shulbi tetap hidup dan dapat tumbuh kembali di manapun dia dikebumikan meskipun telah beribu-ribu tahun lamanya. Maha Benar Allah Dengan Semua Firman Nya.

Dirangkum dari berbagai sumber:
* http://www.nobel-prize-winners.com/S/spemann/spemann.html
* http://halaqah.net/v10/index.php?topic=11472.0
* Dan lain-lain
# Alhamdulillah

Sabtu, Februari 16, 2013

Petunjuk Al-Qur'an: 7 lapisan langit

Atmosfer tersusun dari beberapa lapisan yang dinamai menurut fenomena yang terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap.

Atmosfer adalah fenomena alam yang dinyatakan dalam Al Quran sejak 14 abad silam. Salah satu fakta tentang alam semesta sebagaimana dinyatakan dalam Al Quran bahwa langit terdiri atas tujuh lapis. Allah SWT berfirman QS Al Mulk 3:
الذي خلق سبع سموات طباقا
"Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis"

Allah SWT juga menegaskan bahwa fenomena ini harus dipelajari dan diperhatikan dalam QS Nuh 15:
ألم ترو كيف خلق الله سبع سموات طباقا
"tidakkah kalian memperhatikan bagaimana Allah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis?"

Kata "as samaawat/langit" dalam Al Quran digunakan untuk mengacu pada "langit bumi" dan juga keseluruhan alam semesta. Dengan makna kata ini, terlihat bahwa atmosfer terdiri dari 7 lapisan.

Para ilmuwan menemukan bahwa atmosfer terdiri dari 7 lapisan. Lapisan-lapisan tersebut berbeda dalam ciri-ciri fisik seperti tekanan dan jenis gasnya. 7 lapisan itu adalah:
1- Troposfer. Ia membentuk sekitar 90 % dari keseluruhan massa atmosfer.
2- Stratosfer. Ia memiliki lapisan ozon yang menyerap sinar ultraviolet.
3- Mesosfer. Suhu lapisan ini menurun sampai 73 derajat di bawah nol.
4- Termosfer. Suhunya mulai naik mencapai 1232 derajat celcius, sesuai dengan ketinggiannya yaitu 480 km.
5- Ionosfer. Terbentuk dari gas-gas terionisasi.
6- Eksosfer. Bagian terluar atmosfer membentang dari 500 km hingga 969 km.
7- Magnetosfer. Berada di zona radiasi mengandung partikel-partikel energi tinggi, disebut juga sabuk radiasi van allen.

Maha Benar Allah 


¤
# Alhamdulillah

Kiat dan Doa Agar Hafal Pelajaran

Kiat dan Doa Agar Hafal Pelajaran

Pertanyaan:
"Assalamu'alaikum. Ustadz, bagaimana cara agar meningkatkan hafalan?"

Jawaban:

Wa'alaikumussalam

Tidak ada doa khusus agar mudah menghafal pelajaran atau mudah menghafal Alquran. Hanya saja, Anda bisa berdoa dengan doa yang bisa Anda pahami, misalnya dengan bahasa Indonesia. Anda juga bisa berdoa seperti yang diajarkan dalam Alquran:

رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا
"Robbi zidnii 'ilma"
(Ya Allah, tambahkanlah aku ilmu)

Doa ini Allah perintahkan agar dibaca, sebagaimana yang Allah tegaskan dalam Alquran di surat Thaha: 114.

Kemudian, bagian dari tabiat manusia adalah lupa. Dan itu sejatinya termasuk nikmat Allah. Tidak bisa kita bayangkan Andaikan manusia tidak pernah lupa. Dia akan terus bersedih dan bersedih karena hal pahit yang pernah dia alami masa silam selalu teringat di benaknya.

Lupa dalam bahasa Arab dinyatakan dengan nisyan [النسيان]. Sangat dekat dengan kata insan [الإنسان]. Dalam syair arab dinyatakan:

وما سُمي الإنسان إلا لنسيه   ولا القلب إلا أنه يتقلب

Manusia disebut insan (manusia), karena sifat nisyan (pelupanya). Hati disebut qalb (hati), karena sifat taqallub (mudah berubah)

Ada juga pepatah yang mengatakan:

إن أول نَاسٍ أولُ الناس

Sesungguhnya pelupa pertama kali adalah manusia yang pertama

Maksudnya adalah Adam 'alaihissalam.

Hanya saja, sifat lupa itu berbeda-beda antara satu manusia dengan lainnya, sesuai kemampuannya. Ada yang daya hafalnya kuat dan ada yang daya hafalnya lemah.

Berikut beberapa hal yang bisa mengurangi sifat pelupa:

# Pertama, menjauhi dosa. Karena dampak buruk maksiat, menyebabnya lemahnya hafalan dan sulit memahami ilmu. Karena kegelapan maksiat tidak akan bersatu dengan cahaya ilmu. Dikisahkan bahwa Imam Syafii pernah mengalami gangguan hafalan ketika belajar, tidak sebagaimana umumnya. Kemudian beliau bertanya kepada gurunya, Imam Waki'. Beliau mengatakan:

شكوت إلى وكيع سوء حفظي  
فأرشدني إلى ترك المعاصي
وقــال إن علم الله نــورٌ                  
ونور الله لا يعطى لعاصي

Saya pernah mengeluhkan buruknya hafalanku kepada Waki'
Beliau menyarankan aku untuk meninggalkan maksiat
Beliau mengatakan: Sesungguhnya ilmu adalah nur (cahaya)

Sementara cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang yang bermaksiat.

Al-Khatib meriwayatkan dalam kitab al-Jami' 2:387, dari Yahya bin Yahya, bahwa ada seseorang yang bertanya kepada Imam Malik,

"Wahai Imam Malik, apa yang harus dilakukan untuk menguatkan hafalan?"

Imam Malik menjawab:

إن كان يصلح له شيء فترك المعاصي

"Jika ada sesuatu yang harus dilakukan agar hafalan kuat, maka bentuknya adalah meninggalkan maksiat."

Barangkali ini merupakan bagian dari kandungan makna sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,

إِنَّ العَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ، وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ، وَهُوَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ» {كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ}

"Sesungguhnya ketika seorang hamba melakukan satu dosa, maka dititikkan dalam hatinya satu titik hitam. Ketika dia tinggalkan, memohon ampun, dan bertaubat, maka hatinya akan dibersihkan. Jika dia mengulangi lagi, maka akan ditambahkan titik hitam itu sampai menutupi hatinya. Itulah ar-Ran, yang telah Allah sebutkan dalam firmannya:

كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

"Sekali-kali tidak, tetapi disebabkan ar-Ran yang menutupi hati mereka disebabkan apa yang telah mereka lakukan." (HR. Tumudzi, no. 3334 dan dihasankan Al-Albani).

Hati-hatilah dengan maksiat. Sesuatu yang mungkin kita anggap remeh, nampaknya hanya dosa kecil, segera hentikan. Itu akan menjadi kotoran dan noda hitam yang menutupi hati kita. Di saat itulah, cahaya ilmu, nasihat, dan kebenaran akan sulit masuk ke dalam relung hati manusia. Termasuk menghalangi dirinya untuk memahami pelajaran atau menghafalkannya.

# Kedua, banyak mengingat Allah, membaca tasbih, tahmid, tahlil, takbir, dan dzikir lainnya. Karena dzikir bisa menghidupkan hati. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ، مَثَلُ الحَيِّ وَالمَيِّتِ

"Perumpamaan orang yang mengingat Allah dan orang yang tidak mengingat Allah, seperti orang hidup dan orang mati." (HR. Bukhari 6407).

Karena itulah, Allah perintahkan kita untuk banyak berdzikir ketika kita lupa, melalui firman-Nya:

وَاذْكُرْ رَبَّكَ إِذَا نَسِيتَ

"Ingatlah Tuhanmu ketika kamu lupa…" (QS. Al-Kahfi: 24).

Salah satu maknanya adalah apabila kamu lupa sesuatu, ingatlah Allah, agar kamu bisa mengingatnya kembali. (Zadul Masir, 3:77).

# Ketiga, tidak banyak makan

Memperhatikan pola makan yang sehat, memilih yang bergizi, tidak terlalu banyak yang menyebabkan kekenyangan, termasuk terapi yang sangat membantu menguatkan hafalan. Karena banyak makan akan menyebabkan banyak tidur dan sulit diajak berfikir. Badan terasa berat, bawaannya pingin istirahat, mudah ngantuk, dst.

Pepatah Arab mengatakan,

فإن الداء أكثر ما تراه      يكون من الطعام أو الشراب

"Sesungguhnya penyakit yang banyak kau ketahui bersumber dari makanan dan minuman"

# Keempat, sebagian ulama menyebutkan ada beberapa makanan tertentu yang bisa membantu menguatkan hafalan. Di antaranya adalah madu, zabib (kismis), dan Lubban.

Az-Zuhri mengatakan:

عليك بالعسل فإنه جيد للحفظ

"Minumlah madu, karena itu baik untuk hafalan."

Beliau juga mengatakan,

من أحب أن يحفظ الحديث فليأكل الزبيب

"Siapa yang ingin hafalannya kuat, hendaknya dia makan zabib.

Keterangan di atas diambil dari kitab al-Jami' karya al-Khatib 2:394.

Ibrahim mengatakan

عليكم باللبان فإنّه يشجع القلب ويذهب النسيان

"Makanlah lubban, karena ini bisa menyemangati hati dan menghilangkan lupa." (al-Jami' karya Al-Khatib, 2/397).

Lubban (Frankincense) adalah ambar (resin) yang dihasilkan dari pembekuan getah pohon kundur atau pohon lubban. Benda ini juga sering digunakan untuk dupa dan kemenyan, karena jika dibakar bisa menghasilkan bau harum.  (http://ar.wikipedia.org/wiki/ لبان)

Allahu a'lam

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)

ABOUT THE AUTHOR
Ustadz Ammi Nur Baits Beliau adalah Alumni Madinah International University, Jurusan Fiqh dan Ushul Fiqh. Saat ini, beliau aktif sebagai Dewan Pembina website PengusahaMuslim.com, KonsultasiSyariah.com, dan Yufid.TV, serta mengasuh pengajian di beberapa masjid di sekitar kampus UGM.

Source:
http://www.konsultasisyariah.com/agar-cepat-hafal-pelajaran/
# Alhamdulillah

Keutamaan Mengemban Alquran

Keutamaan Mengemban Alquran

Setiap Muslim, siapapun orangnya, pasti akan mengklaim bahwa Alquran adalah pedoman hidupnya. Namun faktanya, jangankan menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup, sekadar membacanya saja masih banyak yang enggan. Padahal kebanyakan mereka juga sudah sangat memahami keutamaan membaca Alquran, apalagi mengamalkan dalam kehidupan, termasuk tentu saja memperjuangkannya agar Alquran benar-benar bisa diterapkan dalam mengatur seluruh aspek kehidupan.

Tentang keutamaan mengemban Alquran (membaca, mengamalkan dan menerapkan Alquran), Anas bin Malik ra. menuturkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,

"Allah SWT memiliki keluarga dari kalangan manusia." Beliau ditanya, "Siapa mereka, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab,

"Para pembaca dan pengamal Alquran, itulah keluarga Allah; mereka termasuk yang Dia istimewakan." (Al-Ajiri,

Akhlaq Ahl al-Qur'an, I/3).

Abdullah bin Umar ra menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

"Akan dikatakan kepada para pembaca Alquran pada Hari Kiamat, 'Bacalah,  naiklah beberapa derajat (di surga)…Sesungguhnya kedudukan kamu ada di akhir ayat yang kamu baca.'" (Ibn Abi Syaibah,

Al-Mushannaf, VII/172).

Di surga nanti, bahkan para pembaca Alquran memiliki kedudukan yang istimewa. Ummu ad-Darda' pernah bertanya kepada Aisyah ra tentang orang yang masuk surga dari kalangan pembaca Alquran, apa kelebihannya dibandingkan dengan orang yang tidak membaca Alquran. Aisyah ra. menjawab,

"…Sesungguhnya orang yang masuk surga dari kalangan pembaca Alquran maka tidak ada seorang pun yang lebih tinggi dari diri mereka." (Ibn Abi Syaibah,

Al-Mushannaf, VII/155).

Hal ini wajar belaka. Pasalnya, sebagaimana dituturkan oleh Abdullah bin Umar ra,

"Siapa saja yang membaca Alquran adalah seperti sedang meniti jalan kenabian, hanya saja Alquran tidak diwahyukan kepada dirinya." (Ibn Abi Syaibah,

Al-Mushannaf, VII/155).

Tentang keutamaan membaca Alquran, Ibrahim al-Hijri menuturkan dari Abu al-Ahwash dari Abdullah bin Mas'ud ra bahwa Rasulullah SAW juga pernah bersabda,

"Pelajarilah oleh kalian Alquran dan bacalah. Sesungguhnya kalian diberi pahala atas bacaannya setiap huruf dengan sepuluh kebaikan. Aku tidak menyatakan alif lam mim itu dibalas dengan sepuluh kebaikan, tetapi alif sepuluh kebaikan, lam sepuluh kebaikan dan mim sepuluh kebaikan. Sesungguhnya Alquran adalah cahaya yang terang, obat yang bermanfaat,  kesuksesan bagi siapa saja yang mengikutinya dan perlindungan bagi orang yang berpegang teguh padanya…" (Al-Ajiri,

Akhlaq Ahl al-Qur'an, I/5).

Ali bin Abi Thalib ra menuturkan bahwa Rasulullah SAW juga bersabda,

"Orang terbaik di antara kalian adalah yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya." (HR al-Bukhari dan Muslim).

Bahkan baik sekali jika membaca Alquran dilakukan secara bersama-sama di masjid dengan saling menyimak dan meluruskan bacaannya. Dalam ahl ini, Abu Hurairah ra. menuturkan bahwa Rasulullah SAW pun pernah bersabda,

"Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah, lalu mereka membaca dan saling mengajari Alquran di antara mereka, melainkan akan diturunkan kepada mereka ketentraman, diliputi rahmat, dinaungi para malaikat, dan akan disebut-sebut oleh Allah bersama-sama mereka di sisi-Nya." (HR Abu Dawud dan Ahmad).

Alquran bahkan akan menjadi syafaat pada Hari Kiamat nanti bagi para pembacanya. Sabda Nabi SAW,

"Bacalah oleh kamu Alquran, sesungguhnya (Alquran) itu datang pada Hari Kiamat menjadi syafaat bagi pembacanya." (HR Muslim).

Dengan semua keutamaan itu, wajarlah jika para sahabat berlomba-lomba membaca, mempelajari dan mengamalkan kandungan Alquran. Dalam sebuah hadits shahih, Rasulullah SAW menyuruh Abdullah bin Umar agar mengkhatamkan Alquran seminggu sekali. Begitu pula para sahabat seperti Usman bin 'Affan, Zaid bin Tsabit, Ibnu Mas'ud dan Ubay bin Ka'ab; telah menjadi wiridnya untuk mengkhatamkan Alquran pada setiap hari Jumat. Namun demikian, paling tidak, hendaknya setiap Muslim bisa mengkhatamkan Alquran sebulan sekali (HR Ahmad).

Itu baru keutamaan membaca dan mengkaji Alquran. Bagaimana dengan mengamalkan dan menerapkan Alquran dalam kehidupan? Tentunya, jauh lebih utama. Pasalnya, membaca Alquran adalah sunnah saja, meski mengkaji dan mempelajarinya adalah kewajiban karena termasuk dalam bab

thalabul ilmi yang memang wajib. Namun, semua itu tentu tidak ada faedahnya jika Alquran tidak diamalkan dan diterapkan dalam kehidupan. Bahkan, tidak mengamalkan dan menerapkan Alquran termasuk dalam tindakan mengabaikan Alquran yang nyata-nyata telah diharamkan oleh Allah SWT. Allah SWT berfirman yang artinya:

Berkatalah Rasul, "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Alquran ini sebagai sesuatu yang diabaikan."  (QS al-Furqan [25]: 30). []

abi
Source: http://www.hizbut-tahrir.or.id
# Alhamdulillah

Rabu, Februari 13, 2013

Tafsir Al-Quran Surat Al-Buruj (85):1-22 (of 22)

​​​​​ ۞ بِسْـــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْــمِ ۞

۞ وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الْبُرُوجِ ۞

(85:1) "Was samaa-i dzaatil buruuj" (demi langit yg memiliki gugusan-gugusan bintang), yakni Allah Ta'ala Bersumpah dgn langit yg memiliki gugusan2 bintang. Menurut satu pendapat, yg memiliki istana2, yaitu dua belas istana yg ada di antara langit dan bumi. Allah Ta'ala Mengetahui semua itu.

۞ وَالْيَوْمِ الْمَوْعُودِ ۞

(85:2) "Wal yaumil mau'uud" (dan hari yg dijanjikan), yakni hari kiamat.

۞ وَشَاهِدٍ وَمَشْهُودٍ ۞

(85:3) "Wa syaahidin" (dan yg menyaksikan), yakni hari Jum'at. "Wa masyhuud" (serta yg disaksikan), yakni hari 'Arofah. Menurut satu pendapat, hari Nahar (menyembelih). Menurut pendapat lainnya, "dan yg menyaksikan", yakni Bani Adam; "dan yg disaksikan", yakni hari kiamat. Dan ada pula yg berpendapat, "dan yg menyaksikan", yakni Nabi Muhammad saw.; "dan yg disaksikan", yakni umatnya. Allah Ta'ala Bersumpah dgn semua itu seraya Berfirman [terdapat pada ayat ke 12] "inna batsya robbika la syadiid" (sesungguhnya Siksaan Rabb-mu itu benar2 sangat dahsyat) bagi siapa pun yg tidak beriman kpd-Nya.

۞ قُتِلَ أَصْحَابُ الْأُخْدُودِ ۞

(85:4) "Qutila ash-haabul ukhduud" (terkutuklah para pemilik parit itu).

۞ النَّارِ ذَاتِ الْوَقُودِ ۞

(85:5) "An-naari dzaatil waquud" ([parit] api yg berbahan bakar) minyak tanah, ter, dan kayu bakar. Menurut satu pendapat, mereka telah dilaknat. Menurut yg lain, mereka adalah orang2 kafir yg telah membunuh kaum Mukminin dgn api yg menyala-nyala , dan menggunakan minyak tanah, ter, dan kayu bakar sbg bahan bakarnya.

۞ إِذْ هُمْ عَلَيْهَا قُعُودٌ ۞

(85:6) "Idz hum" (ketika mereka), yakni orang2 kafir. "'Alaihaa" (di atasnya), yakni di atas parit itu. Ada yg berpendapat, di atas kursi-kursi. "Qu'uud" (duduk), yakni duduk-duduk ketika Allah Ta'ala Membakar mrk dgn api.


۞ وَهُمْ عَلَىٰ مَا يَفْعَلُونَ بِالْمُؤْمِنِينَ شُهُودٌ ۞

(85:7) "Wa hum 'alaa maa yaf'aluuna bil mu'miniina syuhuud" (sementara mereka menyaksikan apa yg mereka lakukan terhadap kaum Mukminin), yakni menghadirinya. Ada yg berpendapat, mrk memberi kesaksian thdp kaum Mukminin, dgn mengatakan bahwa orang2 tsb adalah kaum yg sesat.

۞ وَمَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلَّا أَنْ يُؤْمِنُوا بِاللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ ۞

(85:8) "Wa maa naqomuu minhum" (dan tiadalah orang2 kafir menyiksa mereka), yakni menyiksa kaum Mukminin dan tidak pula menyakiti mrk. "Illaa ay yu'minuu billaahi" (kecuali karena mereka beriman kepada Allah), yakni kecuali karena keimanan mrk kpd Allah. "Al-'aziizi" (Yang Maha Perkasa) menim
pakan siksaan kpd siapa pun yg tidak beriman kpd-Nya. "Al-hamiid" (lagi Maha Memuji) orang2 yg beriman kpd-Nya.

۞ الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ ۞

(85:9) "Alladzii lahuu mulkus samaawaati" (Yang Memiliki kerajaan langit), yakni semua perbendaharaan langit, yaitu hujan. "Wal ardl" (dan bumi), yakni tumbuh-tumbuhan. "Wallaahu 'alaa kulli syai-in syahiid" (dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu), yakni semua amal mrk.

۞ إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيقِ ۞

(85:10) "Innal ladziina fatanul mu'miniina" (sesungguhnya orang-2 yg mendatangkan cobaan kpd kaum Mukminin), yakni membakar kaum laki-2 yg bersungguh-2 dalam keimanannya. "Wal mu'minaati" (dan Mukminat), yakni kaum perempuan yg bersungguh2 dalam keimanannya. "Tsumma lam yatuubuu" (kemudian mereka tidak bertobat) dari kekafiran dan kemusyrikan mrk. "Fa lahum 'adzaabu jahannama" (maka bagi mereka azab neraka Jahannam) di akhirat. "Wa lahum 'adzaabul hariiq" (dan bagi mereka azab yg membakar), yakni azab yg dahsyat di dalam neraka. Menurut satu pendapat, (bagi mrk azab) di dunia dgn cara dibakar oleh Allah Ta'ala, dan mrk adalah orang2 Najran. Ada pula yg mengatakan, mrk adalah penduduk Maushil. Mereka menangkap beberapa orang Mukminin lalu menyiksa dan membunuhnya dgn api. Hal itu mrk lakukan agar orang2 Mukmin mau kembali kpd agama mereka. Raja mrk bernama Yusuf. Ada pula yg mengatakan, raja mrk bernama Dzun Nawas. Selanjutnya Allah Ta'ala Menerangkan perihal orang2 Mukmin yg tidak mau kembali dari keimanan walaupun harus menghadapi siksaan.

۞ إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْكَبِيرُ ۞

(85:11) "Innal ladziina aamanuu" (sesungguhnya orang-2 yg beriman) kpd Allah Ta'ala. Wa 'amilush shaalihaati (dan mengerjakan amal-2 saleh), yakni kebajikan yg berhubungan dgn Robb-nya. "Lahum jannaatun" (bagi mereka surga-2), yakni taman-2. "Tajrii min tahtihaa" (yg mengalir di bawahnya), yakni di bawah pepohonan dan tempat-tempat tinggalnya. "Al-anhaaru" (sungai-2), yaitu sungai madu, sungai susu, sungai air, dan sungai khamar. "Dzaalikal fauzul kabiir" (itulah kesuksesan yg besar), yakni keberhasilan yg gemilang. Mrka berhasil meraih surga dan selamat dari neraka.

۞ إِنَّ بَطْشَ رَبِّكَ لَشَدِيدٌ ۞

(85:12) "Inna bath-sya rabbika (sesungguhnya Siksaan Rabb-mu), yakni Hukuman Rabb-mu terhadap orang-2 yg tidak beriman kepada-Nya. "La syadiid" (benar-benar sangat dahsyat).

​​​​​​​​​ ۞ إِنَّهُ هُوَ يُبْدِئُ وَيُعِيدُ ۞

(85:13) "Innahuu huwa yubdi-u" (sesungguhnya Dia-lah yang Memulai) penciptaan makhluk dari nutfah. "Wa yu'iid" (dan yang Mengulangi) sesudah mati, sebagai makhluk yg baru.

​​​​​ ۞ وَهُوَ الْغَفُورُ الْوَدُودُ ۞ ​​​​​

(85:14) "Wa huwal ghafuuru" (dan Dia-lah Yang Maha Pengampun), yakni Yang Maha Pemberi Maaf kpd siapa saja yg bertobat dari kekafiran seraya beriman kepada-Nya. "Al-waduud" (lagi Maha Mencintai), yakni Maha Memperlihatkan Cinta-Nya kpd para Penolong-Nya. Menurut satu pendapat, yg Mencintai orang-2 yg taat kpd-Nya. Dan ada pula yg berpendapat, yg Menunjukkan Kasih sayang-Nya kpd orang-2 yg taat kpd-Nya.

۞ ذُو الْعَرْشِ الْمَجِيدُ ۞

(85:15) "Dzul 'arsyi" (Pemilik Arasy) dan singgasana. "Al-majiid" (Yang Maha Mulia), yakni Yang Maha Baik lagi Maha Sempurna.

۞ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ ۞

(85:16) "Fa'aalul limaa yuriid" (Yang Maha
Berbuat atas segala apa yg Dikehendaki-Nya), yakni sebagaimana Kehendak-Nya. Dan Dia pula yg Menghidupkan dan Mematikan.

۞ هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْجُنُودِ ۞

(85:17) "Hal ataaka" (sudah sampaikah kepadamu), hai Muhammad. Allah Ta'ala Menanyakan hal itu kpd Nabi-Nya sebelum sampai kpd beliau (apa yang Dia Tanyakan), kemudian sesudah itu sampailah kepadanya. "Hadiitsul junuud" (kisah tentang bala tentara), yakni informasi tentang para pasukan.

۞ فِرْعَوْنَ وَثَمُودَ ۞

(85:18) "Fir'auna wa tsamuud" (Fir'aun dan Tsamud) serta orang-2 yg sebelum dan sesudah mereka. Kami Menindak mereka ketika mendustakan.

۞ بَلِ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي تَكْذِيبٍ ۞

(85:19) "Balil ladziina kafaruu" (namun, orang-orang kafir), yakni orang-2 kafir Mekah. "Fii takdziib" (tetap saja mendustakan) Nabi Muhammad saw. dan al-Quran.

۞ وَاللَّهُ مِنْ وَرَائِهِمْ مُحِيطٌ ۞

(85:20) "Walloohu miw waroo-ihim muhiith" (padahal, Allah Maha Mengepung dari belakang mereka), yakni Maha Mengetahui (keadaan) mereka dan perbuatan mereka.

۞ بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَجِيدٌ ۞

(85:21) "Bal huwa" (sebenarnya, ia), yakni al-Quran yg dibacakan Nabi Muhammad saw. kpd mereka. "Qur-aanum majiid" (adalah al-Quran yang mulia), yakni yg luhur dan agung.

۞ فِي لَوْحٍ مَحْفُوظٍ ۞

(85:22) "Fii lauhim mahfuuzh" (yang terpelihara dalam Lauh Mahfuzh), yakni yg termaktub dalam Lauh Mahfuzh dan terjaga dari para setan.

---------------------------------------------------
Tafsir: PenerbitDiponegoro.com
Arabic: Mosquelife.com.
Arsip: http://tjandrakurniawan.blogspot.com
# Alhamdulillah

Senin, Februari 11, 2013

Tafsir Al-Quran Surat Asy-Syamsu (91):1-15 (of 15)

​​​​​ ۞ بِسْـــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْــمِ ۞
۞ وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا ۞

(91:1) "Wasy syamsi wa dluhaahaa" (demi matahari dan cahayanya pada waktu dhuha), yakni Allah Ta'ala Bersumpah dengan matahari dan cahayanya.

۞ وَالْقَمَرِ إِذَا تَلَاهَا ۞

(91:2) "Wal qamari idzaa talaahaa" (dan [demi] bulan apabila mengiringinya), yakni apabila mengikutinya. Ia mengikuti matahari pada malam pertama saat hilal terihat.

۞ وَالنَّهَارِ إِذَا جَلَّاهَا ۞

(91:3) "Wan nahaari idzaa jallaahaa" (dan [demi] siang apabila menampakkannya), yakni apabila menampakkan kegelapan malam.

۞ وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَاهَا ۞

(91:4) "Wal laili idzaa yagh-syaahaa" (dan [demi] malam bila menyelimutinya), yakni menutupi cahaya siang.

۞ وَالسَّمَاءِ وَمَا بَنَاهَا ۞

(91:5) "Was samaa-i wa maa banaahaa" (dan [demi] langit serta Dzat yg telah Mendirikannya), yakni (Dzat) yg telah Menciptakannya, yaitu Allah Ta'ala. Allah Ta'ala Bersumpah dgn Diri-Nya sendiri.

۞ وَالْأَرْضِ وَمَا طَحَاهَا ۞

(91:6) "Wal ar-dli wa maa thohaahaa" (dan [demi] bumi serta Dzat yg telah Menghamparkannya), yakni Dzat yg telah Membentangkannya di atas air.

۞ وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا ۞

(91:7) "Wa nafsiw wa maa sawwaahaa" (dan [demi] jiwa serta Dzat yg telah Menyempurnakannya), yakni Dzat yg telah Menyempurnakan Makhluk-Nya dgn dua tangan, dua kaki, dua mata, dua telinga, dan seluruh anggota badan.

۞ فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا ۞
​​​​​

(91:8) "Fa alhamahaa fujuurohaa wa taqwaahaa" (kemudian Dia Mengilhamkan kepada jiwa itu [jalan] kejahatan dan ketakwaan), yakni kemudian Dia Memperkenalkan dan menerangkan kepadanya apa yg mesti dikerjakan dan apa yg harus dijauhi. Allah Ta'ala Bersumpah dgn Diri-Nya sendiri dan dgn semua hal tsb.

​​​​​
​​​​​ ۞ قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا ۞

(91:9) "Qod aflaha" (sungguh berbahagialah), yakni sungguh beruntunglah jiwa. "Man zakkaahaa" (orang yg telah menyucikannya), yakni org yg telah Diberi kesalehan, makrifah, dan taufik oleh Allah Ta'ala.

۞ وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا ۞

(91:10) "Wa qod khooba" (dan sungguh merugilah), yakni merugilah jiwa.. "Man dassaahaa" (orang yg telah mengotorinya), yakni org yg telah Disesatkan dan Ditelantarkan Allah Ta'ala.

۞ كَذَّبَتْ ثَمُودُ بِطَغْوَاهَا ۞

(91:11) "Kadz-dzabat tsamuudu" (kaum Tsamud telah mendustakan), yakni kaum Nabi Shalih telah mendustakan. "Bi thogh-waahaa" (karena melampaui batas), yakni kesesatan mrk telah membawa mrk pada hal itu.

۞ إِذِ انْبَعَثَ أَشْقَاهَا ۞

(91:12) "Idzimba'atsa asy-qoohaa" (ketika bangkit orang yg paling celaka di antara mereka), yakni ketika org yg paling celaka berdiri (Qadr bin Salif dan Mashda' bin Dahw), kemudian menyembelih unta betina itu.

۞ فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ نَاقَةَ اللَّهِ وَسُقْيَاهَا ۞

(91:13) "Fa qoola lahum rosuululloohi" (lalu berkatalah Rasul Allah kepada mereka), yakni berkatalah Nabi Sholih a.s. sebelum mrk menyembelih unta betina itu. "Naaqotalloohi" (Unta betina Allah), yakni biarkanlah Unta betina Allah itu. "Wa suqyaahaa" (dan minumannya).

۞ فَكَذَّبُوهُ فَعَقَرُوهَا فَدَمْدَمَ عَلَيْهِمْ رَبُّهُمْ بِذَنْبِهِمْ فَسَوَّاهَا ۞

(91:14) "Fa kadz-dzabuuhu" (namun, mereka mendustakan dia [Nabi Sholih]), yakni mendustakan Nabi Sholih a.s. dan risalah yg dia emban. "Fa 'aqoruuhaa" (kemudian menyembelihnya), yakni menyembelih unta betina tersebut. "Fa damdama 'alaihim robbuhum bi dzambihim" (karena itu, mereka Dibinasakan oleh Robb mereka disebabkan dosa-dosa mereka), yakni karena telah membunuh unta betina dan mendustakan Nabi Sholih a.s.. "Fa sawwaahaa" (lalu Dia Meratakannya), yakni Meratakan mrk dgn azab itu, baik yg besar maupun yg kecil.

۞ وَلَا يَخَافُ عُقْبَاهَا ۞

(91:15) "Wa laa yakhoofu 'uqbaahaa" (dan Dia tidak takut akan akibatnya), yakni tidak takut apabila ada yg menuntut balas. Menurut satu pendapat, kemudian mrk menyembelih unta betina itu dan tidak takut oleh akibat yg menyertainya.

---------------------------------------------------
Tafsir: PenerbitDiponegoro.com
Arabic: Mosquelife.com.
Arsip: http://tjandrakurniawan.blogspot.com
# Alhamdulillah

Kamis, Februari 07, 2013

Buku Kimia Kebahagiaan : Imam Ghozali

Buku Kimia Kebahagiaan : Imam Ghozali

TANDA-TANDA CINTA KEPADA ALLAH

Banyak orang berkata ia Cinta kepada Allah Subhanahuwa Taala. Perkataan itu hendaklah diuji apakah tulen atau hanya palsu.

Ujian pertama ialah; Dia hendaklah tidak benci kepada mati karena tidak ada orang yang enggan bertemu dengan sahabatnya. Nabi Muhammad saw bersabda;

"Siapa yang ingin melihat Allah, Allah ingin melihat dia."

Memang benar ada juga orang yang ikhlas cintanya kepada Allah berasa gentar apabila mengingat kedatangan mati sebelum ia siap membuat persediaan untuk pulang ke akhirat, tetapi jika betul-betul ikhlas dia akan bertambah rajin berusaha lagi untuk membuat persediaan itu.

Ujian kedua ialah ia mestilah bersedia mengorbankan kehendaknya untuk menurut kehendak Allah dan berupaya menghampirkan diri kepada Allah dan benci kepada apa saja yang menjauhkan dirinya dengan Allah. Dosa yang dilakukan oleh seseorang itu bukanlah bukti ia tidak cinta kepada Allah langsung tetapi itu membuktikan yang ia tidak menyintai Allah sepenuh jiwa raganya. Fudhoil bin Iyadh seorang wali Allah berkata kepada seorang lelaki;

"Jika orang bertanya kepada mu apakah kamu cinta kepada Allah, hendaklah kamu diam karena jika kamu kata: "Saya tidak cinta kepadaNya", maka kamu kafir dan jika kamu berkata, "Saya cinta", maka perbuatan kamu berlawanan dengan katamu."

Ujian yang ketiga ialah ingat kepada Allah itu mestilah sentiasa ada dalam hati manusia itu tanpa ditekan atau diusahakan benar, karena apa yang kita cinta itu mestilah sentiasa kita ingat. Sekiranya cinta itu sempurna, ia tidak akan lupa yang dicintainya itu. Ada juga kemungkinan bahwa sementara cinta kepada Allah itu tidak mengambil tempat yang utama dalam hati seseorang itu. Sehingga cinta kepada menyintai Allah itu mungkin mengambil tempat jua, karena cinta itu satu perkara dan cinta kepada cinta itu adalah perkara lain pula.

Ujian keempat kemudian menunjukkan adanya cinta kepada Allah ialah bahwa seseorang itu cinta kepada Al-Quran, yaitu Kalam Allah, dan cinta kepada Muhammad yaitu Rasul Allah. Jika cintanya benar-benar kuat, ia akan cinta kepada semua orang, karena semua manusia itu adalah hamba Allah. Bahkan cintanya meliputi semua makhluk, karena orang yang kasih atau cinta kepada seseorang itu tentulah kasih pula kepada yang dibuat oleh kekasihnya itu dan cintanya juga kepada tulisan atau karangannya.

Ujian kelima ialah ia suka duduk bersendirian untuk maksud beribadat dan ia suka malam itu lekas datang agar dapat berbicara dengan rakan atau sahabatnya tanpa ada yang menggangu. Jika ia suka berbual-bual di siang hari dan tidur di malam hari maka itu menunjukkan cintanya tidak sempurna. Allah berfirman kepada Nabi Daud,

"Janganlah terlampau karib dengan manusia, karena ada dua jenis manusia tersingkir dari MajlisKu: yaitu mereka yang bersemangat mencari ganjaran dan menjadi pemalas apabila mereka mendapat ganjaran itu; dan mereka yang mementingkan diri mereka sendiri lalu melampaui aku. Tanda tidak redhanya aku ialah aku biarkan mereka begitu saja."

Pada hakikatnya, jika cinta kepada Allah itu benar-benar mengambil tempat seluruhnya didalam hati seseorang itu, maka cintanya kepada yang lain itu tidak akan dapat mengambil tempat langsung ke dalam hati itu. Seorang dari Bani Israel telah menjadi kebiasaan sembahyang di malam hari.
Tetapi apabila melihat burung bernyanyian di sepohon pokok dengan merdu sekali, dia pun sembahyang di bawah pokok itu supaya dapat menikmati nyanyian burung itu. Allah menyuruh Nabi Daud pergi berjumpa dia dan berkata,

"Engkau telah mencampurkan cinta kepada nyanyian burung dengan cinta kepadaKu, Martabat engkau di kalangan Auliya' Allah telah diturunkan,"

Sebaliknya ada pula orang yang terlalu cinta kepada Allah, suatu hari sedang ia melakukan ibadatnya kepada Allah rumahnya telah terbakar, tetapi ia tidak nampak dan sadar rumahnya terbakar.

Yang keenam ialah ibadatnya menjadi senang sekali. Seorang Wali Allah ada berkata,

"Dalam tiga puluh tahun yang pertama saya melakukan sembahyang malam dengan susah payah sekali, tetapi tiga puluh yang kedua sembahyang itu menjadi indah dan lazat pula kepada saya." Apabila cinta kepada Allah itu sempuna, maka tidak ada keindahan yang sebanding dngan keindahan ibadat.

Yang ketujuh ialah orang yang cinta kepada Allah itu akan cinta kepada mereka yang taat kepada Allah dan mereka benci kepada orang-orang kafir dan orang-orang yang derhaka kepada Allah. Al-Quran mnyatakan "mereka itu bersikap kasar kepada orang-orang kafir dan berkasih sayang sesama mereka sendiri." Suatu masa, Nabi bertanya kepada Allah, "Wahai Tuhan, siapakah kekasihmu?" Terdengarlah jawapan,

"Siapa yang berpegang teguh kepadaKu seperti bayi dengan ibunya, mengambil perlindungan dengan MengingatiKu seperti burung mencari perlindungan disarangnya, dan yang marah melihat dosa seperti singa yang marah yang tidak takut kepada apa dan siapa pun."

TANDA-TANDA CINTA KEPADA ALLAH

Banyak orang berkata ia Cinta kepada Allah Subhanahuwa Taala. Perkataan itu hendaklah diuji apakah tulen atau hanya palsu.

Ujian pertama ialah; Dia hendaklah tidak benci kepada mati karena tidak ada orang yang enggan bertemu dengan sahabatnya. Nabi Muhammad saw bersabda;

"Siapa yang ingin melihat Allah, Allah ingin melihat dia."

Memang benar ada juga orang yang ikhlas cintanya kepada Allah berasa gentar apabila mengingat kedatangan mati sebelum ia siap membuat persediaan untuk pulang ke akhirat, tetapi jika betul-betul ikhlas dia akan bertambah rajin berusaha lagi untuk membuat persediaan itu.

Ujian kedua ialah ia mestilah bersedia mengorbankan kehendaknya untuk menurut kehendak Allah dan berupaya menghampirkan diri kepada Allah dan benci kepada apa saja yang menjauhkan dirinya dengan Allah. Dosa yang dilakukan oleh seseorang itu bukanlah bukti ia tidak cinta kepada Allah langsung tetapi itu membuktikan yang ia tidak menyintai Allah sepenuh jiwa raganya. Fudhoil bin Iyadh seorang wali Allah berkata kepada seorang lelaki;

"Jika orang bertanya kepada mu apakah kamu cinta kepada Allah, hendaklah kamu diam karena jika kamu kata: "Saya tidak cinta kepadaNya", maka kamu kafir dan jika kamu berkata, "Saya cinta", maka perbuatan kamu berlawanan dengan katamu."

Ujian yang ketiga ialah ingat kepada Allah itu mestilah sentiasa ada dalam hati manusia itu tanpa ditekan atau diusahakan benar, karena apa yang kita cinta itu mestilah sentiasa kita ingat. Sekiranya cinta itu sempurna, ia tidak akan lupa yang dicintainya itu. Ada juga kemungkinan bahwa sementara cinta kepada Allah itu tidak mengambil tempat yang utama dalam hati seseorang itu. Sehingga cinta kepada menyintai Allah itu mungkin mengambil tempat jua, karena cinta itu satu perkara dan cinta kepada cinta itu adalah perkara lain pula.

Ujian keempat kemudian menunjukkan adanya cinta kepada Allah ialah bahwa seseorang itu cinta kepada Al-Quran, yaitu Kalam Allah, dan cinta kepada Muhammad yaitu Rasul Allah. Jika cintanya benar-benar kuat, ia akan cinta kepada semua orang, karena semua manusia itu adalah hamba Allah. Bahkan cintanya meliputi semua makhluk, karena orang yang kasih atau cinta kepada seseorang itu tentulah kasih pula kepada yang dibuat oleh kekasihnya itu dan cintanya juga kepada tulisan atau karangannya.

Ujian kelima ialah ia suka duduk bersendirian untuk maksud beribadat dan ia suka malam itu lekas datang agar dapat berbicara dengan rakan atau sahabatnya tanpa ada yang menggangu. Jika ia suka berbual-bual di siang hari dan tidur di malam hari maka itu menunjukkan cintanya tidak sempurna. Allah berfirman kepada Nabi Daud,

"Janganlah terlampau karib dengan manusia, karena ada dua jenis manusia tersingkir dari MajlisKu: yaitu mereka yang bersemangat mencari ganjaran dan menjadi pemalas apabila mereka mendapat ganjaran itu; dan mereka yang mementingkan diri mereka sendiri lalu melampaui aku. Tanda tidak redhanya aku ialah aku biarkan mereka begitu saja."

Pada hakikatnya, jika cinta kepada Allah itu benar-benar mengambil tempat seluruhnya didalam hati seseorang itu, maka cintanya kepada yang lain itu tidak akan dapat mengambil tempat langsung ke dalam hati itu. Seorang dari Bani Israel telah menjadi kebiasaan sembahyang di malam hari.
Tetapi apabila melihat burung bernyanyian di sepohon pokok dengan merdu sekali, dia pun sembahyang di bawah pokok itu supaya dapat menikmati nyanyian burung itu. Allah menyuruh Nabi Daud pergi berjumpa dia dan berkata,

"Engkau telah mencampurkan cinta kepada nyanyian burung dengan cinta kepadaKu, Martabat engkau di kalangan Auliya' Allah telah diturunkan,"

Sebaliknya ada pula orang yang terlalu cinta kepada Allah, suatu hari sedang ia melakukan ibadatnya kepada Allah rumahnya telah terbakar, tetapi ia tidak nampak dan sadar rumahnya terbakar.

Yang keenam ialah ibadatnya menjadi senang sekali. Seorang Wali Allah ada berkata,

"Dalam tiga puluh tahun yang pertama saya melakukan sembahyang malam dengan susah payah sekali, tetapi tiga puluh yang kedua sembahyang itu menjadi indah dan lazat pula kepada saya." Apabila cinta kepada Allah itu sempuna, maka tidak ada keindahan yang sebanding dngan keindahan ibadat.

Yang ketujuh ialah orang yang cinta kepada Allah itu akan cinta kepada mereka yang taat kepada Allah dan mereka benci kepada orang-orang kafir dan orang-orang yang derhaka kepada Allah. Al-Quran mnyatakan "mereka itu bersikap kasar kepada orang-orang kafir dan berkasih sayang sesama mereka sendiri." Suatu masa, Nabi bertanya kepada Allah, "Wahai Tuhan, siapakah kekasihmu?" Terdengarlah jawapan,

"Siapa yang berpegang teguh kepadaKu seperti bayi dengan ibunya, mengambil perlindungan dengan MengingatiKu seperti burung mencari perlindungan disarangnya, dan yang marah melihat dosa seperti singa yang marah yang tidak takut kepada apa dan siapa pun."
sumber: http://hasfapress.wordpress.com/2010/05/18/buku-kimia-kebahagiaan-imam-ghozali/

Selasa, Februari 05, 2013

Tafsir Al-Quran Surat Al-Qodr (97):1-5 (of 5)

​​​​​ ۞ بِسْـــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْــمِ ۞

​​
۞ إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ ۞

(97:1) "Innaa anzalnaahu" (sesungguhnya Kami telah Menurunkannya [al-Quran]), yakni Kami telah Menurunkan Jibril dgn membawa al-Quran secara sekaligus kpd para malaikat pencatat di langit (bumi) yg terdekat. "Fii lailatil qodr" (pada malam kemuliaan), yakni pd malam keputusan dan ketentuan. Menurut yg lain, pd malam yg diberkahi dgn ampunan dan rahmat. Sesudah itu barulah diturunkan kpd Nabi saw. secara bertahap.

۞ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ ۞

(97:2) "Wa maa adrooka" (dan tahukah kamu), hai Muhammad? Pertanyaan ini bertujuan untuk mengagungkan lailatul qodr. "Maa lailatul qodr" (apakah malam kemuliaan itu), yakni apakah keutamaan malam kemuliaan itu?

۞ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ ۞

(97:3) "Lailatul qodri khoirum min alfi syahr" (malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan), yakni amal pada malam kemuliaan itu lebih baik daripada amal seribu bulan, pada bulan2 yg tidak ada malam kemuliaan di dalamnya.

۞ تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ ۞

(97:4) "Tanazzalul malaa-ikatu war ruuhu" (para malaikat dan ar-Ruuh turun), yakni Jibril turun bersama mereka. "Fiihaa" (pada malam itu), yakni pada awal malam kemuliaan itu. "Bi idzni robbihim" (dengan Izin Rabb mereka), yakni dgn Perintah Robb mereka. "Ming kulli amrin" (untuk mengatur segala urusan).

۞ سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ ۞

(97:5) "Salaamun" (keselamatanlah), yakni pada malam itu mereka mengucapkan salam kepada ahli shaum dan shalat di antara umat Muhammad saw.. Menurut satu pendapat, keselamatanlah pada malam itu dari segala mara bahaya. "Hiya" (pada malam itu), yakni keutamaan dan keberkahan malam itu. "Hattaa mathla'il fajr" (sampai terbit fajar), yakni subuh.

---------------------------------------------------
Tafsir: Ibn Abbas, Penerbit Diponegoro.
Arabic: www.mosquelife.com.
http://tjandrakurniawan.blogspot.com
# Alhamdulillah

Minggu, Februari 03, 2013

8 Lafadz Sholawat Shahih

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (QS. Al Ahzab: 56)

Ibnu Katsir didalam tafsirnya menyebutkan pendapat Imam Bukhori yang mengatakan bahwa Abu al 'Aliyah mengatakan,"Shalawat Allah (kepada nabi-Nya) adalah pujian-Nya kepadanya dihadapan para malaikat. Sedangkan shalawat malaikat (kepada nabi) adalah doa." Ibnu Abbas berkata,"mereka bershalawat atas Nabi adalah mendoakan agar mendapat berkah." Demikian nukilan Bukhori dari keduanya.

1.✿ Dari jalan Ka'ab bin 'Ujrah

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

"Allaahumma sholli 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad kamaa shollaita 'alaa ibroohiim wa 'alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid, Allaahumma baarik 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad kamaa baarokta 'alaa ibroohiim wa 'alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid".

"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. Ya Allah, Berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim, Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia[SHAHIH, HR. Bukhari 4/118, 6/27, dan 7/156, Muslim 2/16]

2.✿ Dari jalan Abu Humaid As Saa'diy

Allaahumma sholli 'alaa Muhammadin wa 'alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa shollaita 'alaa ibroohiim, wa baarik 'alaa Muhammadin wa 'alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa baarokta 'alaa ibroohiim innaka hamiidum majiid.

"Ya Allah,berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada isteri-isteri beliau dan keturunannya,sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim. Ya Allah, Berkahilah Muhammad dan isteri-isteri beliau dan keturunannya, sebagaimana Engkau telah memberkahi Ibrahim,Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia" [SHAHIH, HR. Bukhari 4/118, 7/157, Muslim 2/17]

3.✿ Dari jalan Abi Mas'ud Al Anshariy

Allaahumma sholli 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad kamaa shol laita 'alaa aali ibroohiim ,wa baarik 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad kamaa baarokta 'alaa aali ibroohiim fil 'aalamiina innaka hamiidum majiid.

"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim, dan berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi keluarga Ibrahim atas sekalian alam, Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia" [SHAHIH, HR Muslim 2/16, Abu Dawud no. 980, At Tirmidzi 5/37-38]

4.✿ Dari jalan Abi Mas'ud, 'Uqbah bin 'Amr Al Anshariy (jalan kedua)

Allaahumma sholli 'alaa Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa 'alaa aali Muhammad kamaa shol laita 'alaa ibroohiim wa 'alaa aali ibroohiim, wa baarik 'alaa Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa 'alaa aali Muhammad kamaa baarokta 'alaa ibroohiim wa 'alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid.

"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad yang ummi dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi bershalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim.Dan berkahilah Muhammad Nabi yang ummi dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi keluarga Ibrahim dan keluarga Ibrahim, Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia" [SHAHIH, HR. Abu Dawud no. 981, An Nasa-i dalam "Amalul Yaum wal Lailah" no.94]

5.✿ Dari jalan Abi Sa'id Al Khudriy

Allaahumma sholli 'alaa Muhammadin 'abdika wa rosuulika kamaa shol laita 'alaa aali ibroohiim, wa baarik 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad kamaa baarokta 'alaa ibroohiim.

"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad hambaMu dan RasulMu, sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim. Dan berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberkahi Ibrahim" [SHAHIH, HR Bukhari 6/27, 7/157, An Nasa-i 3/49, Ibnu Majah no. 903, Baihaqi 2/147]

6.✿ Dari jalan seorang laki2 shabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam

Allaahumma sholli 'alaa Muhammad wa 'alaa ahli baitihi wa 'alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa shollaita 'alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid , wa baarik 'alaa Muhammad wa 'alaa ahli baitihi wa 'alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa baarokta 'alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid.

"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada ahli baitnya dan istri-istrinya dan keturunannya, sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. Dan berkahilah Muhammad dan kepada ahli baitnya dan istri-istrinya dan keturunannya, sebagimana Engkau telah memberkahi Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia" [SHAHIH, HR. Ahmad 5/347, Ini adalah lafazhnya, Ath Thowawiy dalam "Musykilul Atsaar" 3/74]

7.✿ Dari jalan Abu Hurairah

Allaahumma sholli 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad wa baarik 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad, kamaa shollaita wa baarokta 'alaa ibroohiim wa 'alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid.

"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, dan berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad,sebagaimana Engkau telah bershalawat dan memberkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia" [SHAHIH, HR Ath Thowawiy dalam "Musykilul Atsaar" 3/75, An Nasa-i dalam "Amalul Yaum wal Lailah" no 47 dari jalan Dawud bin Qais dari Nu'aim bin Abdullah al Mujmir dari Abu Hurairah]

8.✿ Dari jalan Thalhah bin 'Ubaidullah

Allaahumma sholli 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad kamaa shol laita 'alaa ibroohiim wa 'alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid, wa baarik 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad kamaa baarokta 'alaa ibroohiim wa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid.

"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. Dan berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah telah mmberkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim,ssungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia". [SHAHIH, HR. Ahmad 1/162, An Nasa-i dalam "Sunan: nya 3/48 dan "Amalul Yaum wal Lailah" no 48, Abu Nu'aim dalam "Al Hilyah" 4/373]

●▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬●
"Barang siapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali".

"Sungguh, manusia yg paling utama di sisiku kelak di hari kiyamat, yaitu mereka yang paling banyak bershalawat kepadaku."

'Tiada do'a kecuali terdapat hijab diantaranya dgn diantara langit, hingga bershalawat atas Nabi Saw, maka apabila di bacakan shalawat Nabi, terbukalah hijab dan di terimalah do'a tersebut, namun jika tidak demikian, kembalilah do'a itu kpda pemohonnya'.
Wallahua'laam.
# Alhamdulillah