Sabtu, Maret 30, 2013

5 KIAT AGAR DAPAT MENGETAHUI DAN MENGIKUTI KEBENARAN

Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz

Ilmu itu ada 2 macam, yaitu:
Ilmu yg bermanfaat dan ilmu yg tidak bermanfaat.

Ilmu yg bermanfaat ialah apa saja yg sejalan & sesuai dgn al-Haq (kebenaran). Dan al-Haq adalah apa saja yg ditunjukkan oleh dalil-dalil syar'I dari Al-Quran, Hadits Shohih, dan ijma' (konsensus) ulama salafus sholih dari kalangan para sahabat, tabi'in n pengikut tabi'in.

Hal ini berdasarkan firman Allah ta'ala di dalam surat Al-A'raaf ayat 3, dan surat Al-Hasyr ayat 7.

Berikut ini kami akan sebutkan beberapa kiat agar seorang hamba dapat mengetahui n mengikuti kebenaran:

1. Bertakwa kepada Allah ta'ala disertai keikhlasan yg murni hanya karena-Nya.

Baca QS Al-Baqarah: 282, dan Al-Anfaal: 29.

2. Banyak Berdoa, Berlindung dan merasa butuh kpd Allah ta'ala.

Baca QS Ghofir / Al-Mu'min: 60, n hadits2 shohih yg berisi doa-doa Nabi shallallahu alaihi wasallam kpd Allah agar menunjukinya ke jalan Allah yg lurus.

3. Tadabbur (mempelajari & menghayati) Al-Quran Al-Karim dan Hadits-hadits yg Shohih.

Baca QS Al-Isro': 9.

4. Mengikuti Manhaj (metode/jalan/cara) para sahabat, tabi'in, n para ulama yg mengikuti jejak mereka dgn baik dalam memahami n mengamalkan ajaran Islam (Al-Quran & Al-Hadits yg Shohih).

Baca QS Al-Baqarah: 137, An-Nisa': 115, At-Taubah: 100, dan hadits-hadits shohih yg memerintahkan kaum muslimin agar mengikuti manhaj (jalan hidup) mereka dlm beragama.

5. Berteman dgn orang sholih yg berilmu dan paham agama dgn benar.

Baca QS Al-An'aam: 71, dan hadits Nabi yg menunjukkan bahwa seseorang akan berada di atas agama & manhaj teman dekatnya.

Demikian faedah ilmiyah yg dapat kami sampaikan. Semoga menjadi cahaya penerang bagi kita semua agar dpt mengetahui, menerima & mengamalkan al-Haq (kebenaran) yg datang dari Allah & Rosul-Nya.

(Klaten, 15 Maret 2013. Diterjemahkan secara ringkas oleh Muhammad Wasitho Abu Fawaz dari kitab Al-Mukhtashor Al-Hatsiits Fi Bayaani Ushuuli Manhaji as-Salaf Ashhaabil Hadiits, karya syaikh 'Isa Malullah, hal. 230-236).

Link Artikel. KLIK: http://abufawaz.wordpress.com/2013/03/19/5-kiat-agar-dapat-mengetahui-dan-mengikuti-kebenaran/
# Alhamdulillah

Minggu, Maret 24, 2013

Tafsir Singkat Al-Qur'an Surat Al-Qiyamah [75]:1-21 (of 40)

۞ أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
۞ بِسْمِ ٱللَّـهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ ۞
75|1| لَا أُقْسِمُ بِيَوْمِ الْقِيَامَةِ
(75:1) "Laa uqsimu bi yaumil qiyaamah" (Aku Bersumpah dgn hari kiamat), yakni Allah Ta'ala Bersumpah dgn hari kiamat bahwa hal itu pasti terjadi.

75|2| وَلَا أُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ
(75:2) "Wa laa uqsimu bin nafsil lawwaamah" (dan aku bersumpah dgn jiwa yg amat mencela), yakni Allah Ta'ala juga Besumpah dgn semua jiwa, baik yg saleh maupun yg durhaka, bahwasanya jiwa akan mencela diri sendiri pd hari kiamat. Jiwa yg baik akan berkata, "Duhai kiranya dulu aku memperbanyak kebaikan". Sedangkan jiwa yg buruk akan berkata, "Duhai kiranya dulu aku menjauhi segala dosa". Penyesalan ini terjadi ketika pahala dan siksa sudah ada di depan mata. Menurut satu pendapat, "an-nafsil lawwaamah" adalah jiwa yg menyesali. Menurut pendapat yg lain, adalah jiwa yg mencela, menyesal, dan bertobat dari dosa-dosa. Jiwa tsbt mencela diri sendiri atas perbuatan dosanya. Dan ada pendapat lain, itu adalah jiwa yg kafir dan durhaka.

75|3| أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَلَّنْ نَجْمَعَ عِظَامَهُ
(75:3) "A yahsabul insaanu" (apakah manusia mengira), yakni apakah manusia yg kafir, yaitu 'Adi bin Rab'iah menyangka. Hal itu merupakan pengingkarannya akan adanya kebangkitan. "Al lan najma'a 'izhoomah" (bahwa Kami tidak akan mengumpulkan tulang belulangnya), yakni bahwa Kami tak mampu mengumpulkan tulang belulangnya setelah lapuk, berubah, dan berserakan.

75|4| بَلَىٰ قَادِرِينَ عَلَىٰ أَنْ نُسَوِّيَ بَنَانَهُ
(75:4) "Balaa qoodiriina (bukan demikian, Kami Berkuasa), yakni bahkan Kami Berkuasa. "'Alaa an nusawwiya banaanah" (untuk menyusun [kembali] jari jemarinya dgn sempurna), yakni untuk mengumpulkan kembali jari jemarinya, hingga telapak tangannya menjadi spt tapak kaki unta atau hewanx2 ternak lainnya. Sesungguhnya Kami Berkuasa menjadikan telapak tangannya spt tapak kaki unta. Hingga bagaimana mungkin Kami tidak Berkuasa mengumpulkan tulang belulangnya.


بَلْ يُرِيدُ الْإِنْسَانُ لِيَفْجُرَ أَمَامَهُ ۞
(75:5) "Bal yuriidul insaanu" (bahkan manusia berhendak), yakni bahkan manusia kafir itu, yaitu 'Adi bin Rabi'ah. "Li yafjuro zamaamah" (melakukan kemaksiatan secara terus menerus), yakni untuk mendahulukan keburukan dan menunda tobat. Ada yg berpendapat, untuk melakukan kefasikan dan kedurhakaan di masa mendatang.

يَسْأَلُ أَيَّانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ ۞
(75:6) "Yas-alu" (ia bertanya), yakni 'Adi bin Rabi'ah bertanya, sebagai bentuk pengingkaran dia terhadap adanya kebangkitan. "Ayyaana yaumul qiyaamah" (Kapankah hari kiamat itu), yakni kapankah hari kiamat itu akan terjadi? Maka Allah Ta'ala Berfirman:

فَإِذَا بَرِقَ الْبَصَرُ ۞
(75:7) "Fa idzaa bariqol bashor" (maka bila mata membelalak), yakni bila mata kusut masai. Menurut yg lain, bila mata melotot.

وَخَسَفَ الْقَمَرُ ۞
(75:8) "Wa khasafal qomar" (dan bila bulan telah pudar), yakni cahaya bulan telah sirna.

وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۞
(75:9) "Wa jumi'aasy syamsu wal qomar" (dan matahari serta bulan dikumpulkan), tak ubahnya spt dua ekor sapi mandul bertanduk besar dan berwarna hitam, yg kemudian dilemparkan ke dalam cahaya.

يَقُولُ الْإِنْسَانُ يَوْمَئِذٍ أَيْنَ الْمَفَرُّ ۞
(75:10) "Yaquulul insaanu" (manusia akan berkata), yakni manusia yg kafir, yaitu 'Adi bin Rabi'ah dan kawan-kawannya. "Yauma-idzin" (pada hari itu), yakni pada hari ketika mereka melihat neraka. "Ainal mafar" (Ke manakah tempat lari), tempat kabur, dan tempat berlindung dari neraka.

كَلَّا لَا وَزَرَ ۞
(75:11) "Kallaa" (sekali-kali tidak), yakni sungguh. "Laa wazar" (tak ada tempat berlindung), yakni tak ada gunung yg dapat melindunginya dari neraka. Menurut yg lain, tak ada tempat berlindung, tak ada pohon, tak ada tempat bernaung, tak ada benteng, dan tak ada tempat mencari keselamatan untuk mereka dari Allah Ta'ala.


75|12| إِلَىٰ رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمُسْتَقَرُّ
(75:12) "Ilaa robbika yauma-idzin" (hanya kepada Robb-mulah pada hari itu), yakni pada hari kiamat. "Al-mustaqor" (tempat kembali), yakni tempat kembali dan tempat pulang semua makhluk.

75|13| يُنَبَّأُ الْإِنْسَانُ يَوْمَئِذٍ بِمَا قَدَّمَ وَأَخَّرَ
(75:13) "Yunabba-ul insaanu" (diberitakan kepada manusia), yakni dikabarkan kpd manusia, yaitu 'Adi bin Rabi'ah dan lain-lain. "Yauma-idzin" (pada hari itu), yakni pada hari ketika mereka melihat neraka. "Bi maa qoddama wa akh-khor" (segala apa yang telah diperbuatnya dan segala apa yang telah dilalaikannya), yakni segala kebaikan atau keburukan yg telah dia lakukan dan segala perilaku baik atau perilaku buruk yg telah dia tinggalkan. Menurut satu pendapat, "bi maa qoddama" (segala apa yang telah diperbuatnya), yakni segala ketaatan; "wa akh-khor" (dan segala apa yang telah dilalaikannya), yakni segala kemaksiatan.

75|14| بَلِ الْإِنْسَانُ عَلَىٰ نَفْسِهِ بَصِيرَةٌ
(75:14) "Balil insaanu" (bahkan manusia), yaitu 'Adi bin Rabi'ah dan lain-lain. "'Alaa nafsihii bashiiroh" (menjadi saksi atas dirinya sendiri).

75|15| وَلَوْ أَلْقَىٰ مَعَاذِيرَهُ
(75:15) "Wa lau alqoo ma'aadziiroh" (meskipun ia mengemukakan alasan-alasannya), yakni meskipun ia menyampaikan alasan, Aku tidak melakukan hal itu dan tidak pula mengatakannya.


75|16| لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِه ¤
(75:16) "Laa tuharrik bihii lisaanaka" (janganlah kamu menggerakkan lidahmu untuknya), yakni untuk membaca al-Quran, hai Muhammad! "Li ta'jala bih" (karena hendak menyegerakannya), yakni menyegerakan bacaan al-Quran sebelum Jibril a.s. tuntas membacakannya kpd mu. Adalah Rasululloh., apabila Jibril a.s. turun untuk menyampaikan sesuatu dari al-Quran, beliau suka tergesa-gesa meniru bacaannya dari awal, sebelum Jibril a.s. tuntas membacakannya sampai akhir. Hal itu beliau lakukan karena takut keburu lupa. Maka Allah Ta'ala Melarang beliau bertindak spt itu.

75|17| إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ ¤
(75:17) "Inna 'alainaa jam'ahuu" (sesungguhnya Tanggung jawab Kami-lah penghimpunan), yakni menghimpun hapalan al-Quran di dalam qalbumu. "Wa qur-aanah" (dan pembacaannya), yakni dan menjaga bacaan Jibril kpd mu. Menurut satu pendapat, dan menyusunnya berkenaan dgn halal/haram.

75|18| فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ ¤
(75:18) "Fa idzaa qoro'naahu" (lalu bila Kami telah selesai Membacakannya), yakni bila Jibril a.s. telah selesai membacakannya kepadamu. "Fattabi' qur-aanah" (maka ikutilah olehmu bacaannya itu), yakni maka bacalah olehmu, hai Muhammad, sesudahnya. Ada yg berpendapat, bila Kami telah Menyusunnya berkenaan dgn masalah halal/haram, maka ikutilah susunan tersebut.

75|19| ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ ¤
(75:19) "Tsumma innaa 'alainaa bayaanah" (kemudian, sesungguhnya Tanggung jawab Kami-lah menjelaskannya), yakni menjelaskan halal dan haram serta perintah dan larangan.

75|20| كَلَّا بَلْ تُحِبُّونَ الْعَاجِلَةَ ¤
(75:20) "Kallaa" (janganlah begitu), yakni sungguh! "Bal tuhibbuunal 'aajilah" (sebenarnya kalian mencintai dunia), yakni beramal untuk meraih dunia.

75|21| وَتَذَرُونَ الْآخِرَةَ ¤
(75:21) "Wa tadzaruunal aakhiroh" (dan meninggalkan akhirat), yakni mengabaikan amal untuk meraih pahala akhirat.

---------------------------------------------------
# Insya Allah berlanjut di artikel berikutnya.
---------------------------------------------------

# Alhamdulillah

Rabu, Maret 20, 2013

Keutamaan Dzikir: "Subhanallahi wa bihamdihi, Subhanallahil 'adhim"

Keutamaan Dzikir: "Subhanallahi wa bihamdihi, Subhanallahil 'adhim"

Bismillahir Rahmaanir Rahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

"Subhanallahi wa bihamdihi, Subhanallahil 'adhim" (Maha Suci Allah dan dengan pujian-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung) [HR. Muslim :2692, Abu Dawud:5091]

A. Makna Dzikir Ini Tasbih

artinya penyucian Allah Subhanahu wa Ta'ala dari segala sifat kekurangan. Adapun Bihamdihi maknanya aku bertasbih sambil memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala. Maksud seseorang bertasbih dengan dzikir ini adalah untuk menjauhkan Allah Subhanahu wa Ta'ala dari sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya seperti bodoh, lemah, mati, ngantuk dan sifat-sifat yg serupa dgn makhluk-Nya sekaligus memuji-Nya dg menetapkan sifat- sifat yg sempurna bagi-Nya. ( Syarh Aqidah Wasithiyyah:1/128, Syahrul Mumti':2/67, al-futuhat:1/135 ).

B. Kapan Dzikir ini Dibaca

Abu Hurairah berkata, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda: " Barangsiapa membaca tatkala pagi dan sore Subhanallah wa bihamdihi 100kali maka tidaklah datang seseorang pada hari kiamat dengan amalan yang lebih utama daripada bacaan ini kecuali seseorang yang mengucapkan yang serupa atau lebih banyak lagi." ( HR. Muslim no.2692, Abu Dawud 5091 )

C. Keutamaan Dzikir Ini

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam mengatakan: " Dua kata yang ringan di lidah, berat dalam mizan ( timbangan amal hari kiamat ), disukai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala yaitu Subhanallahi wa bihamdihi , Subhanallahil 'adhim. ( Shahih Bukhari :6406 )

Dari Jabir radliyallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda: " Barangsiapa yang mengucapkan Subhanallahil 'adhim wa bihamdihi maka ditanamkan baginya kurma di surga". ( Hasan Shahih, Sunan Tirmidzi:3464 )

Dari Abu Hurairah, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam mengatakan: " Barangsiapa yang membaca Subhanallahi wa bihamdihi dalam sehari 100 kali maka diampuni dosanya sekalipun seperti buih dilautan". ( Muslim:6842 )

Dari Sulaimana bin Yasar dari seorang laki-laki Anshor bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda:" Berkata Nabi Nuh a.s kpd anaknya: ' Aku wasiatkan kepadamu dengan suatu wasiat yg aku ringkas agar engkau tidak melupakannya. Aku wasiatkan dengan dua hal dan aku larang dari dua hal'. Beliau menyebutkan diantara wasiatanya, " Dan aku wasiatkan dg Subhanallahi wa bihamdihi karena ia adalah do'anya para makhluk dan dengan dua kata itu makhluk diberikan rezeki.

Dan tak ada sesuatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun". ( QS. Al Isra'(17):44 ).

D. Faedah hadits ini ( Hadits Abu Hurairah r.a diatas)

menunjukkan bahwa dzikir ini dibaca 100 kali sekaligus untuk dua waktu itu tidak dipisah menjadi dua waktu, pagi 100 kali dan sore 100 kali, berdasarkan riwayat lain yang menjelaskan hal itu. Lebih utama maksudnya lebih utama dari jenis dzikir ini bukan dari amalan yang lain. ( lihat al-Futuhat:1/669 ) Bolehnya menambah bilangan dzikir ini karena disyariatkan dan tidaklah terlarang, sebagaimana larangan untuk menambah ibadah yang memang sudah dibatasi bilangannya seperti roka'at shalat, bilangan wudhu dan lainnya. ( al Futuhat:1/670 ) Allah-lah pemberi taufiq ke jalan yang benar.Wallahu 'alamu bish showab.

Sumber Majalah Al-Mawwadah Edisi 12 Rubrik Benteng Diri Muslim hal. 20 Humaira Ummu Abdillah.

●▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬●

Semoga kita diberi taufiq dan hidayahNya tercurah kpada kita smua.. Aamiin Yaa Rabbal Ala'amiin
# Alhamdulillah

Selasa, Maret 19, 2013

Tafsir al-Qur'an Surat Al-Qoori'ah [101]:1-11 (11 Ayat)

Tafsir al-Qur'an Surat Al-Qoori'ah [101]:1-11 (11 Ayat)
۞ بِسْمِ ٱللَّـهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ ۞
ٱلْقَارِعَةُ ﴿١﴾
(101:1) "Al-qoori'ah" (hari kiamat).

مَا ٱلْقَارِعَةُ ﴿٢﴾
(101:2) "Mal qoori'ah" (apakah hari kiamat itu). Pertanyaan ini dimaksudkan untuk membuat Nabi saw. takjub. Penamaan al-qaari'ah terkait dgn kehebatan kiamat yg akan membuat galau setiap hati.

وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا ٱلْقَارِعَةُ ﴿٣﴾
(101:3) "Wa maa adrooka" (dan tahukah kamu), hai Muhammad! "Mal qoori'ah" (apakah hari kiamat itu). Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mengagungkan hari kiamat.

يَوْمَ يَكُونُ ٱلنَّاسُ كَٱلْفَرَاشِ ٱلْمَبْثُوثِ ﴿٤﴾
(101:4) "Yauma yakuunun naasu" (pada hari itu manusia), yakni manusia akan saling menindih satu sama lain. "Kal faroosyil mabtsuuts" (seperti anai-anai yg bertebaran), yakni yang berhamburan dan berputar-putar satu sama lain. Lafazh "al-faraasy" berarti sesuatu yg terbang di antara langit dan bumi, seperti belalang.

وَتَكُونُ ٱلْجِبَالُ كَٱلْعِهْنِ ٱلْمَنفُوشِ ﴿٥﴾
(101:5) "Wa takuunul jibaalu kal 'ihnil manfuusy" (dan jadilah gunung-gunung seperti bulu yg dihamburkan), yakni seperti bulu domba yg disisir dan dihaluskan.

فَأَمَّا مَن ثَقُلَتْ مَوَٰزِينُهُۥ ﴿٦﴾
(101:6) "Fa ammaa man tsaqulat mawaaziinuh" (dan adapun orang yg berat timbang annya), yakni yg kebaikan-kebaikannya lebih berat dalam Mizan. Ia adalah orang Mukmin.

فَهُوَ فِى عِيشَةٍ رَّاضِيَةٍ ﴿٧﴾
(101:7) "Fa huwa fii 'iisyatir roodliyah" (maka ia berada dalam kehidupan yang diridhai), yakni berada di dalam surga yg diridai. Allah Ta'ala benar2 telah Memberikan surga itu untuk dirinya.

وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَٰزِينُهُۥ ﴿٨﴾
(101:8) "Wa ammaa man khaffat mawaaziinuh" (dan adapun orang yg ringan timbangannya), yakni orang kafir.

فَأُمُّهُۥ هَاوِيَةٌ ﴿٩﴾
(101:9) "Fa ummuhuu haawiyah" (maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah), yakni maka Dia telah Menetapkan tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Menurut yg lain, ia akan jatuh ke dalam neraka dgn kepala di bawah (kepala jatuh lebih dulu).

وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا هِيَهْ ﴿١٠﴾
(101:10) "Wa maa adrooka" (dan tahukah kamu), hai Muhammad! "Maa hiyah" (apakah neraka Hawiyah itu). Hal ini dimaksudkan untuk mengagungkan neraka Hawiyah.

نَارٌ حَامِيَةٌۢ ﴿١١﴾
(101:11) "Naarun haamiyah" ([yaitu] api yg teramat panas), yg panasnya telah mencapai titik paling panas.
# Alhamdulillah

Minggu, Maret 03, 2013

Apakah Alqur’an Pojok itu ?

Bila anda sedang belajar menghapalkan Alqur'an marhalah tahsin atau tahfidh, anda akan dikenalkan dan dianjurkan untuk mempergunakan Alqur'an Pojok karena sangat berguna untuk membantu proses menghafal.

Alqur'an Pojok disebut juga dengan Alqur'an standar. Yaitu Alqur'an yang dicetak dengan Rosm Ustmani (mengikuti model penulisan Khalifah Ustman RA) dengan ciri-ciri sebagai berikut:

* Satu juz terdiri atas 10 lembar atau 20 halaman  (keculai juz 1 dan juz 30).
* Satu lembar terdiri atas 15 baris.
* Pada tiap halaman selalu diawali dengan awal ayat
* Pada tiap halaman selalu diakhiri dengan akhir ayat (ditandai dengan nomor ayat).
* Angka halaman pada setiap Juz selalu genap dan diakhiri dengan angka 2.

Penyebutan istilah "Alqur'an Pojok" adalah karena menggambarkan penulisan pada tiap halamannya  yang selalu menampilkan ayat secara utuh, tidak terpotong ke halaman berikutnya. Jadi, pojok awalnya (kanan atas) selalu diawali dengan awal ayat  dan setiap pojok akhirnya (kiri bawah) selalu diakhiri dengan akhir ayat.

Disebut "Alqur'an standar" karena secara umum tampilan/cetakan Alqur'an ini selalu standar yaitu: 20 halaman (atau 10 lembar) per juz, 15 baris per lembar, selalu diawali dengan awal ayat dan diakhiri dengan akhir ayat.

Standarisasi jumlah lembar pada juz 1 berbeda dengan juz lainnya. Juz 1 dicetak standar 21 halaman, karena surat Alfatihah dicetak pada halaman tersendiri dan Surat Albaqoroh ayat 1 – 5 juga dicetak dalam halaman tersendiri. Bila Surat Alfatihah dan Surat Albaqoroh ayat 1 -5 dicetak dalam 1 halaman, maka jumlahnya akan sama, yaitu 20 halaman atau 10 lembar. Karena pemisahan itulah maka jumlah halaman pada juz pertama Alqur'an menjadi 21 halaman.

Standarisasi jumlah lembar pada juz 30 juga berbeda. Juz 30 dicetak standar 23 halaman, karena jumlah suratnya terlalu banyak (37 surat) sehingga penulisan basmallah juga bertambah.

Dengan standarisasi tersebut maka kita dapat mencari angka halaman pada setiap juz dengan rumus: (JUZ-1)x2, lalu letakkan angka 2 di digit terakhir hasil perhitungannya.

# Contoh:
Juz ke-3 di halaman berapa?
( [3] - 1 ) x 2 = 4, akhiri dengan angka 2.
Maka halaman Juz 3 adalah 42

Jadi, Alqur'an pojok atau Alqur'an standar itu selalu tercetak sama, sekalipun penerbitnya berbeda. 30 juz Alqur'an akan tercetak sebanyak 604 halaman atau 302 lembar.

Semoga bermanfaat..

[]
# Alhamdulillah

Rahasia Angka 19 Dalam Al Qur’an

Rahasia Angka 19 Dalam Al Qur'an

Setiap muslim pasti meyakini kebenaran Quran sebagai kitab suci yang tidak ada keraguan sedikitpun, sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Namun kemukjizatan Quran tidak hanya dibuktikan lewat kesempurnaan kandungan, keindahan bahasa, ataupun kebenaran ilmiah yang sering mengejutkan para ahli.

Suatu kode matematik yang terkandung di dalamnya misalnya, tak terungkap selama berabad-abad lamanya sampai seorang sarjana dari Mesir bernama Rashad Khalifa berhasil menyingkap tabir kerahasiaan tersebut. Hasil penelitiannya yang dilakukan selama bertahun-tahun dengan bantuan komputer ternyata sangat mencengangkan. Betapa tidak, ternyata didapati bukti-bukti surat-surat atau ayat-ayat dalam Quran serba berkelipatan angka 19.

Penemuannya tersebut berkat penafsirannya pada Al Qur'an surat Al Muddatstsir ayat : 30-31, yang artinya :

"Di atasnya ada sembilanbelas (malaikat penjaga). Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat; dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab dan orang-orang mu'min itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan) : "Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai perumpamaan?" Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Rabbmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia ". (Qs. Al Muddatstsir : 30- 31)

Hasil penemuannya yang sangat mengejutkan ini pada tahun 1976 telah didemonstrasikan di depan umum ketika diselenggarakan Pameran Islam Sedunia di London. Berikut cuplikan dari sebagian penemuannya tersebut :

1. Kita mengetahui bahwa setiap surat-surat dalam Quran selalu diawali dengan bacaan 'Basmalah' sebagai statement pembuka, yaitu "Bismillaahirrahmaanirraahiim" (yang artinya : "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang"). Ternyata bacaan 'Basmalah' tersebut (dalam bahasa Arabnya) terdiri dari 19 huruf (atau 19 X1).

2. Bacaan 'Basmalah' terdiri dari kelompok kata : Ismi – Allah – Arrahman – Arrahim. Penelitian menunjukkan jumlah dari masing-masing kata tersebut dalam Quran ternyata selalu merupakan kelipatan angka 19.

Jumlah kata 'Ismi' dalam Quran ditemukan sebanyak 19 buah (atau 19 X 1)
Jumlah kata 'Allah' dalam Quran ditemukan sebanyak 2.698 buah (atau 19 X 142)
Jumlah kata 'Arrahman' dalam Quran ditemukan sebanyak 57 buah (atau 19 X 3)
Jumlah kata 'Arrahim' dalam Quran ditemukan sebanyak 114 buah (atau 19 X 6)
3. Jumlah total keseluruhan surat-surat dalam Quran sebanyak 114 surat (atau 19 X 6).

4. Bacaan 'Basmalah' dalam Quran ditemukan sebanyak 114 buah (atau 19 X 6), dengan perincian sbb. :

Sebanyak 113 buah ditemukan sebagai pembuka surat-surat kecuali surat ke-9, sedangkan sebuah lagi ditemukan di surat ke-27 ayat : 30.
Berbeda dengan surat-surat lain, surat ke-9 memang khusus sengaja tidak diawali bacaan 'Basmalah' karena isinya merupakan ayat-ayat perang.
Pada surat ke-27 ayat : 30 tempat ditemukannya bacaan 'Basmalah', dan kalau bilangan surat dan ayatnya dijumlahkan hasilnya merupakan kelipatan angka 19, yaitu 27 + 30 = 57 (atau 19 X 3 ).
5. Dari point 4 di atas, ditemukan hubungan yang menarik antara surat ke-9 dan ke-27. Surat ke-27 ternyata merupakan surat yang ke-19 jika dihitung dari surat ke-9. Surat ke : 9, 10, 11, …, 25, 26, 27 urutan surat ke : 1, 2, 3, …, 17, 18, 19.

6. Dari point 5, apabila bilangan surat-surat dijumlahkan mulai dari surat ke-9 sd. ke-27, (9+10+11+…+25+26+27) maka hasilnya adalah 342 (atau 19 X 18).

7. Wahyu pertama (Surat ke-96 ayat : 1-5) terdiri dari 19 kata (atau 19 X 1) dan 76 huruf (atau 19 X 4).

8. Wahyu kedua (Surat ke-68 ayat : 1-9) terdiri dari 38 kata (atau 19 X 2).

9. Wahyu ketiga (Surat ke-73 ayat : 1-10) terdiri dari 57 kata (atau 19 X 3).

10. Wahyu terakhir (Surat ke-110) terdiri dari 19 kata (atau 19 X 1), dan ayat pertama dari Surat ke-110 tersebut terdiri dari 19 huruf (19 X 1).

11. Wahyu yang pertama kali menyatakan ke-Esaan Allah adalah wahyu ke-19 (Surat ke- 112).

12. Surat ke-96 tempat terdapatnya wahyu pertama, terdiri dari 19 ayat (atau 19X1) dan 304 huruf (atau 19 X 16). Selain itu juga ternyata surat ke-96 tersebut merupakan surat yang ke-19 bila diurut / dihitung mundur dari belakang Quran. surat ke : 114, 113, 112, …, 98, 97, 96 urutan surat ke : 1, 2, 3, …, 17, 18, 19.

13. Dari point 12, apabila bilangan surat-surat dijumlahkan mulai dari surat ke-114 sd. ke-96, (114+113+112+…+98+97+96) maka hasilnya adalah 1995 (atau 19 X 105).

14. Penulis juga menemukan bahwa surat-surat yang memiliki 8 (delapan) ayat dan 11 (sebelas) ayat-lah yang paling banyak terdapat dalam Quran, yakni masing-masing terdiri dari 5 (lima) buah surat. Disusul kemudian surat-surat yang memiliki 3 (tiga), 19 (sembilan belas), 29 (dua puluh sembilan), 30 (tigapuluh), dan 52 (lima puluh dua) ayat, yang masing-masing terdiri dari 3 (tiga) buah surat. Apabila dijumlahkan ayat-ayat tersebut sesuai dengan kelompoknya maka hasilnya merupakan kelipatan angka 19, yaitu sebagai berikut:

Surat ke : 94, 95, 98, 99, 102 masing-masing terdiri : 8 ayat;
Surat ke : 62, 63, 93, 100,101 masing-masing terdiri : 11 ayat.
Apabila jumlah ayat-ayat dijumlahkan : 8+11 = 19, (19 X 1)
Surat ke : 103, 108, 110 masing-masing terdiri : 3 ayat
Surat ke : 82, 87, 96 masing-masing terdiri : 19 ayat
Surat ke : 48, 57, 81 masing-masing terdiri : 29 ayat
Surat ke : 32, 67, 89 masing-masing terdiri : 30 ayat
Surat ke : 14, 68, 69 masing-masing terdiri : 52 ayat
* Apabila jumlah ayat-ayatnya dijumlahkan : 3 + 19 + 29 + 30 + 52 = 133, (atau 19 X 7).
15. Quran merupakan satu-satunya kitab suci di dunia ini yang memiliki tanda-tanda khusus (initials) berupa huruf-huruf (code letters) atau sebagaimana disebut dalam bahasa Arab "Muqatta-'aat" yang artinya "kata singkatan".

16. Di dalam Quran terdapat sebanyak 29 (dua puluh sembilan) surat-surat yang diawali dengan 14 (empat belas) macam kombinasi dari 14 (empatbelas) huruf-huruf "Muqatta-'aat". 14 huruf-huruf itu adalah : alif, lam, mim, ra', kaf, ha', yaa', ain, shad, tha', shin, qaf, nun, dan kha'.

17. 29 surat itu adalah surat ke : 2, 3, 7, 10 11, 12, 13, 14, 15, 19, 20, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 36, 38, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 50, dan 68. Maka apabila bilangan dari banyaknya huruf, banyaknya kombinasi, dan banyaknya surat dijumlahkan maka hasilnya merupakan kelipatan 19, yaitu 14 + 14 + 29 = 57 (atau 19 X 3).

18. Tanda-tanda dengan kata singkatan ini, ahli tafsir mempunyai pendapat yang berbeda-beda. Ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena dipandang termasuk ayat-ayat 'mutasyaabihaat', ada pula yang berpendapat huruf-huruf abjad itu berfungsi untuk menarik perhatian para pendengar supaya memperhatikan bacaan-bacaan dalam Quran. Namun berkat penemuan angka 19 kini terbukalah maksud sesungguhnya dari adanya huruf-huruf "Muqatta-'aat" tersebut, yaitu berfungsi sebagai penjaga keaslian / keautentikan Quran karena berhubungan dengan angka 19.

19. Surat ke-68 diawali huruf 'Nun'. Setelah diteliti jumlah huruf 'Nun' yang terdapat pada surat tersebut (133 = 19 X 7) merupakan kelipatan 19. Berikut terjemahan surat ke-68 ayat 2-6 : "Nun. Berkat kemuliaan Tuhanmu, engkau (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila, dan sesungguhnya bagimu pahala yang besar, dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur, maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir) pun akan melihat, siapa di antara kamu yang gila."

20. Surat ke-42 dan surat ke-50 diawali huruf 'Qof'. Setelah diteliti huruf 'Qof' yang terdapat pada kedua surat tersebut sebanyak 114 huruf (57 + 57 = 114 = 19 X 6). Ada yang berpendapat bahwa huruf 'Qaf' ini singkatan dari kata 'Quran' karena Quran terdiri dari 114 surat. Hal lain yang mengherankan adalah Allah biasanya menyebut kaumnya Nabi Luth dengan kalimat "Qaumu Luuth" yang ditemukan sebanyak 12 kali dalam Quran, namun pada surat ke-50 ayat 13, sebutan tersebut berganti menjadi "Ikhwanu Luuth" yang artinya "saudara-saudaranya Nabi Luuth". Tampaknya Allah sengaja menghilangkan unsur 'Qaf' dalam kalimat tersebut agar jumlah huruf 'Qaf' dalam Quran tetap berkelipatan 19, sebab jika tidak diganti maka jumlahnya bertambah menjadi 115. Berikut terjemahan surat ke-50 ayat : 1-2 : "Qaaf, demi Al Quran yang sangat mulia, mereka tercengang lantaran datang kepada mereka seorang pemberi peringatan dari (kalangan) mereka sendiri, maka berkatalah orang-orang kafir : "Ini sesuatu perkara yang amat aneh"."

21. Surat ke-42 diawali huruf 'Ain', 'Sin', dan 'Qof'. Setelah diteliti jumlah total ketiga huruf tersebut pada surat ke-42 (98 + 54 + 57 = 209 = 19 X 11) merupakan kelipatan 19.

22. Surat ke-36 diawali huruf 'Ya', dan 'Sin'. Setelah diteliti jumlah total kedua huruf tersebut pada surat ke-36 (237 + 48 = 285 = 19 X 15) merupakan kelipatan 19.

23. Surat ke-13 diawali huruf 'Alif', 'Lam', 'Mim', dan 'Ro'. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat ke-13 (605 + 480 + 260 +137 = 1482 = 19 X 78) merupakan kelipatan 19.

24. Surat ke-7 diawali huruf 'Alif', 'Lam', 'Mim', dan 'Shod'. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat ke-7 (2529 + 1530 + 1164 + 97 = 5320 = 19 X 280) merupakan kelipatan 19.

25. Surat ke-19 diawali huruf 'Kaf', 'Kha', 'Ya', Ain, dan 'Shod'. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat ke-19 (137 + 175 + 343 + 117 + 26 = 798 = 19 X 42) merupakan kelipatan 19.

26. Surat ke-7, 19, dan 38 diawali huruf 'Shod'. Total jumlah huruf 'Shod' dalam ketiga surat tersebut (97 + 26 + 29 = 152 = 19 X 8 ) ternyata merupakan kelipatan 19.

Ada hal yang menarik, yakni pada surat ke-7 ayat 69 ditemukan kata 'basthatan' (jika dieja terdiri dari huruf ba', shod, tho', ta'). Padahal lazimnya kata tersebut haruslah dieja dengan huruf ba', sin, tho', ta' (contohnya pada surat ke-2 ayat 247). Menurut riwayat, pada saat turunnya ayat 69 tersebut Jibril menyuruh Nabi Muhammad menuliskan kata 'basthatan' dengan huruf shod, namun unsur huruf 'shod' itu tetap harus dibaca sebagai huruf 'sin', dan hal ini ditandai dengan huruf sin tersebut ditempatkan sebagai huruf kecil di atas huruf 'shod'. Tampak sekali bahwa Allah memberi tambahan huruf 'shod' agar jumlahnya dalam Quran menjadi berkelipatan 19, sebab jika tidak maka jumlahnya berkurang menjadi 151. Berikut terjemahan surat ke-7 ayat 69 : "Apakah kamu (tidak percaya) dan heran ketika datang kepadamu peringatan dari Tuhanmu yang dibawa oleh seorang laki-laki di antaramu untuk memberi peringatan kepadamu ? Dan ingatlah ketika Allah menjadikan kamu sebagai angkatan pengganti sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah 'melebihkan' kekuatan tubuh dan perawakanmu."

27. Surat ke-40 s/d ke-46 diawali huruf 'Ha' dan Mim. Setelah diteliti jumlah total kedua huruf tersebut pada surat-surat tersebut merupakan kelipatan 19.

Surat ke-40 64 380
Surat ke-41 48 276
Surat ke-42 53 300
Surat ke-43 44 324
Surat ke-44 16 150
Surat ke-45 31 200
Surat ke-46 36 225 +92 + 1855 = 2147 (atau 19 X 113 )
28. Surat ke-10, 11, 12, 14, dan 15 diawali huruf 'Alif', 'Lam', dan 'Ro'. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat-surat tersebut merupakan kelipatan 19.

Surat ke-10 1319 + 913 + 257 = 2489 19 X 131
Surat ke-11 1370 + 794 + 325 = 2489 19 X 131
Surat ke-12 1306 + 812 + 257 = 2375 19 X 125
Surat ke-14 585 + 452 + 160 = 1197 19 X 63
Surat ke-15 493 + 323 + 96 = 912 19 X 48
29. Surat ke-2, 3, 29, 30, 31, dan 32 diawali huruf 'Alif', 'Lam', dan 'Mim'. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat-surat tersebut merupakan kelipatan 19.

Surat ke-2 4502 + 3202 + 2195 = 9899 19 X 521
Surat ke-3 2521 + 1892 + 1249 = 5662 19 X 298
Surat ke-29 774 + 554 + 344 = 1672 19 X 88
Surat ke-30 544 + 393 + 317 = 1254 19 X 66
Surat ke-31 347 + 297 + 173 = 817 19 X 43
Surat ke-32 257+ 155 + 158 = 570 19 X 30
Keistimewaan angka 19 dalam ilmu matematik dikenal sebagai salah satu 'bilangan prima' yakni bilangan yang tak habis dibagi dengan bilangan manapun kecuali dengan dirinya sendiri. Keistimewaan tersebut menunjukkan salah satu sifat Allah yakni 'Maha Esa'. Angka 19 terdiri dari angka 1 dan 9, dimana angka 1 merupakan bilangan pokok pertama dan angka 9 merupakan bilangan pokok terakhir dalam sistem perhitungan kita. Keistimewaan tersebut menunjukkan sifat Allah yakni Maha Awal dan Maha Akhir (Surat ke-57 ayat).

Bahwa angka 19 adalah kode matematik yang melatar belakangi komposisi literer Quran, suatu fenomena unik yang tiada duanya yang sekaligus membuktikan bahwa Quran adalah wahyu Illahi, bukan karya manusia. Otak manusia tidak akan mampu mencipta karya literer yang tunduk pada suatu kode matematik yang sekaligus membawa tema utamanya. Apalagi mengingat turunnya wahyu secara berangsur-angsur, dengan bahagian-bahagian surat yang acak tidak berurutan, disesuaikan dengan peristiwa-peristiwa yang melatar belakanginya.

Selanjutnya angka 19 dapat berfungsi sebagai pemeliharaan keutuhan Quran. Angka 19 dapat digunakan untuk mencek apakah dalam sebuah kitab Quran terdapat suatu kesalahan atau tidak, dengan cara menghitung kata-kata krusial yang jumlahnya dalam Quran multiplikatif dengan angka 19, kemudian membagi angka hasil hitungan dengan 19, maka akan terlacaklah ada atau tidaknya suatu kesalahan.

Source: http://votreesprit.wordpress.com/2012/08/04/rahasia-angka-19-dalam-al-quran/

.
# Alhamdulillah

Rahasia Angka-angka Dalam Al-Qur'an #1

Kata-kata dalam Al-Qur'an, dengan sejumlah pengulangannya merupakan Mukjizat, jumlah kata-kata dalam Al-Qur'an yang menegaskan kata-kata yang lain ternyata jumlahnya sama dengan jumlah kata-kata Al-Qur'an yang menjadi lawan kata atau kebalikan dari kata-kata tersebut, atau diantara keduanya ada nisbah kontradiktif.

Al-Qur'an tidak hanya terbatas pada ayat-ayat mulianya, makna-maknanya, prinsip-prinsip dan dasar-dasar keadilannya serta pengetahuan-pengetahuan gaibnya saja, melainkan juga termasuk jumlah-jumlah yang ada dalam Al-Qur'an itu sendiri, begitu juga pengulangan kata dan hurufnya, orang-orang yang melakukan 'ulum' Al-Qur'an sejak dulu sudah menyadarai adanya fenomena tersebut mempunyai maksud dan tujuan tertentu.

Para peneliti terdahulu sudah mencatat, bahwa surat-surat yang dibuka dengan huruf-huruf 'muqaththa'ah' berjumlah 29 surat, sementara jumlah huruf 'hijaiyah' Arab ditambah dengan huruf "Hamzah" juga berjumlah 29 huruf hal ini dengan sudut pandang bahwa Al-Qur'an diturunkan dalam bahasa Arab.

DR. Abdul Razaq Naufal dalam bukunya berjudul ' Al'Ijaz Al'Adadiy Fi Al-Qur'an Al Karim" beliau menulis beberapa tema-tema tersebut terjadi keharmonisan diantara jumlah kata-kata Al-Qur'an dan berikut ini adalah sejumlah perhitungan yang benar-benar merupakan Mukjizat, dari jumlah kata dalam Al-Qur'an sebanyak 51.900, Jumlah Juz 30, Jumlah Surat 112, keanehan yang ada diantaranya sbb :

Kata 'Iblis" ( La'nat ALLAH 'alaihi ) dalam Al-Qur'an disebutkan sebanyak 11 kali, sementara "Isti'adzah" juga disebutkan 11 kali, Kata "ma'siyah" dan derivatnya disebutkan sebanyak 75 kali, sementara kata "Syukr" dan derivatnya juga disebutkan sebanyak 75 kali.
Kata "al-dunya" disebutkan sebanyak 115 kali, begitu juga kata "al-akhirah" sebanyak 115 kali.
Kata "Al-israf" disebutkan 23 kali, kata kebalikannya "al-sur'ah" sebanyak 23 kali.
Kata "Malaikat" disebutkan 88 kali, kata kebalikannya 'Al-syayathin" juga 88 kali.
Kata "Al-sulthan disebutkan 37 kali, kata kebalikannya "Al-nifaq" juga 37 kali.
Kata "Al-harb"(panas) sebanyak 4 kali, kebalikannya " Al-harb" juga 4 kali.
Kata " Al-harb (perang) sebanyak 6 kali, kebalikannya "Al-husra" (tawanan) 6 kali.
Kata "Al-hayat" (hidup" sebanyak 145 kali, kebalikannya "Al-maut" (mati) 145 kali.
Kata "Qalu" (mereka mengatakan) sebanyak 332 kali, kebalikannya "Qul" ( katakanlah) sebanyak 332 kali.
Kata "Al-sayyiat" yang menjadi kebalikan kata "Al-shahihat" masing-masing 180 kali.
Kata "Al-rahbah" yang menjadi kebalikan kata "Al-ragbah" masing-masing 8 kali.
Kata "Al-naf'u" yang menjadi kebalikan kata "Al-fasad" masing-masing 50 kali.
Kata "Al-nas" yang menjadi kebalikan kata "Al-rusul" masing-masing 368 kali.
Kata "Al-asbath" yang menjadi kebalikan kata "Al-awariyun" masing-masing 5 kali
Kata "Al-jahr" yang menjadi kebalikan kata "Al-alaniyyah" masing-masing 16 kali
Kata "Al-jaza" 117 kali ( sama dg kebalikannya),
Kata "Al-magfiroh" 234 kali ( sama dengan kebalikannya),
Kata "Ad-dhalala" ( kesesatan) 191 kali ( sama dengan kebalikannya),
Kata "Al-ayat" 2 kali "Ad-dhalala" yaitu 282 kali. Dan masih banyak lagi yang tidak dapat disebutkan satu persatu disini.
Kata "Yaum" (hari) dalam bentuk tunggal disebutkan sebanyak 365 kali, sebanyak jumlah hari pada tahun Syamsyiyyah.
Kata "Syahr" ( bulan) sebanyak 12 kali, sama dg jumlah Bulan dalam satu Tahun.
Kata "Yaum" (hari) dalam bentuk plural (jamak) sebanyak 30 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu Bulan.
Kata "Sab'u" (minggu) disebutkan 7 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu minggu.
Jumlah " saah" (jam) yang didahului dengan 'harf' sebanyak 24 kali, sama dengan jumlah jam dalam satu hari.
Kata "Sujud" disebutkan 34 kali, sama dengan jumlah raka'at dalam solat 5 waktu
Kata "Shalawat" disebutkan 5 kali, sama dengan jumlah solat wajib sehari semalam.
Kata "Aqimu" yang diikuti kata "Shalat" sebanyak 17 kali, sama dengan jumlah Raka'at Sholat fardhu/ wajib.

[]
# Alhamdulillah

Rahasia Angka-angka Dalam Al-Qur'an #1

Kata-kata dalam Al-Qur'an, dengan sejumlah pengulangannya merupakan Mukjizat, jumlah kata-kata dalam Al-Qur'an yang menegaskan kata-kata yang lain ternyata jumlahnya sama dengan jumlah kata-kata Al-Qur'an yang menjadi lawan kata atau kebalikan dari kata-kata tersebut, atau diantara keduanya ada nisbah kontradiktif.

Al-Qur'an tidak hanya terbatas pada ayat-ayat mulianya, makna-maknanya, prinsip-prinsip dan dasar-dasar keadilannya serta pengetahuan-pengetahuan gaibnya saja, melainkan juga termasuk jumlah-jumlah yang ada dalam Al-Qur'an itu sendiri, begitu juga pengulangan kata dan hurufnya, orang-orang yang melakukan 'ulum' Al-Qur'an sejak dulu sudah menyadarai adanya fenomena tersebut mempunyai maksud dan tujuan tertentu.

Para peneliti terdahulu sudah mencatat, bahwa surat-surat yang dibuka dengan huruf-huruf 'muqaththa'ah' berjumlah 29 surat, sementara jumlah huruf 'hijaiyah' Arab ditambah dengan huruf "Hamzah" juga berjumlah 29 huruf hal ini dengan sudut pandang bahwa Al-Qur'an diturunkan dalam bahasa Arab.

DR. Abdul Razaq Naufal dalam bukunya berjudul ' Al'Ijaz Al'Adadiy Fi Al-Qur'an Al Karim" beliau menulis beberapa tema-tema tersebut terjadi keharmonisan diantara jumlah kata-kata Al-Qur'an dan berikut ini adalah sejumlah perhitungan yang benar-benar merupakan Mukjizat, dari jumlah kata dalam Al-Qur'an sebanyak 51.900, Jumlah Juz 30, Jumlah Surat 112, keanehan yang ada diantaranya sbb :

Kata 'Iblis" ( La'nat ALLAH 'alaihi ) dalam Al-Qur'an disebutkan sebanyak 11 kali, sementara "Isti'adzah" juga disebutkan 11 kali, Kata "ma'siyah" dan derivatnya disebutkan sebanyak 75 kali, sementara kata "Syukr" dan derivatnya juga disebutkan sebanyak 75 kali.
Kata "al-dunya" disebutkan sebanyak 115 kali, begitu juga kata "al-akhirah" sebanyak 115 kali.
Kata "Al-israf" disebutkan 23 kali, kata kebalikannya "al-sur'ah" sebanyak 23 kali.
Kata "Malaikat" disebutkan 88 kali, kata kebalikannya 'Al-syayathin" juga 88 kali.
Kata "Al-sulthan disebutkan 37 kali, kata kebalikannya "Al-nifaq" juga 37 kali.
Kata "Al-harb"(panas) sebanyak 4 kali, kebalikannya " Al-harb" juga 4 kali.
Kata " Al-harb (perang) sebanyak 6 kali, kebalikannya "Al-husra" (tawanan) 6 kali.
Kata "Al-hayat" (hidup" sebanyak 145 kali, kebalikannya "Al-maut" (mati) 145 kali.
Kata "Qalu" (mereka mengatakan) sebanyak 332 kali, kebalikannya "Qul" ( katakanlah) sebanyak 332 kali.
Kata "Al-sayyiat" yang menjadi kebalikan kata "Al-shahihat" masing-masing 180 kali.
Kata "Al-rahbah" yang menjadi kebalikan kata "Al-ragbah" masing-masing 8 kali.
Kata "Al-naf'u" yang menjadi kebalikan kata "Al-fasad" masing-masing 50 kali.
Kata "Al-nas" yang menjadi kebalikan kata "Al-rusul" masing-masing 368 kali.
Kata "Al-asbath" yang menjadi kebalikan kata "Al-awariyun" masing-masing 5 kali
Kata "Al-jahr" yang menjadi kebalikan kata "Al-alaniyyah" masing-masing 16 kali
Kata "Al-jaza" 117 kali ( sama dg kebalikannya),
Kata "Al-magfiroh" 234 kali ( sama dengan kebalikannya),
Kata "Ad-dhalala" ( kesesatan) 191 kali ( sama dengan kebalikannya),
Kata "Al-ayat" 2 kali "Ad-dhalala" yaitu 282 kali. Dan masih banyak lagi yang tidak dapat disebutkan satu persatu disini.
Kata "Yaum" (hari) dalam bentuk tunggal disebutkan sebanyak 365 kali, sebanyak jumlah hari pada tahun Syamsyiyyah.
Kata "Syahr" ( bulan) sebanyak 12 kali, sama dg jumlah Bulan dalam satu Tahun.
Kata "Yaum" (hari) dalam bentuk plural (jamak) sebanyak 30 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu Bulan.
Kata "Sab'u" (minggu) disebutkan 7 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu minggu.
Jumlah " saah" (jam) yang didahului dengan 'harf' sebanyak 24 kali, sama dengan jumlah jam dalam satu hari.
Kata "Sujud" disebutkan 34 kali, sama dengan jumlah raka'at dalam solat 5 waktu
Kata "Shalawat" disebutkan 5 kali, sama dengan jumlah solat wajib sehari semalam.
Kata "Aqimu" yang diikuti kata "Shalat" sebanyak 17 kali, sama dengan jumlah Raka'at Sholat fardhu/ wajib.

[]
# Alhamdulillah