Kamis, Oktober 25, 2012

Tentang Al-Qur'an Surat 92.Al Lail

Tentang Al-Qur'an Surat 92.Al Lail

Dari: Wikipedia Portal Islam http://id.m.wikipedia.org/wiki/Portal:Islam

Surah Al-Lail (bahasa Arab:الّيل, al-Layl, "Malam") adalah surah ke-92 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 21 ayat, termasuk golongan surah Makkiyah, diturunkan sesudah Surah Al-A'la. Surat ini dinamai Al Lail (malam), diambil dari perkataan Al Lail yang terdapat pada ayat pertama surat ini.

ISI SURAT

Usaha manusia itu berlainan, karena itu balasannya berlainan pula; orang yang suka berderma, bertakwa dan membenarkan adanya pahala yang baik dimudahkan Allah baginya melakukan kebaikan yang membawa kepada kebahagiaan di akhirat, tetapi orang yang dimudahkan Allah baginya melakukan kejahatan-kejahatan yang membawa kepada kesengsaraan di akhirat, harta benda tidak akan akan memberi manfaat kepadanya; orang yang bakhil merasa dirinya cukup dan mendustakan adanya pahala yang baik.

Surat Al Lail menerangkan bahwa amalan-amalan yang dikerjakan dengan tulus ikhlas semata-mata mencari keridhaan Allah itulah yang membawa kebahagiaan di akhirat kelak.

HUBUNGAN SURAT AL-LAIL DENGAN AD DHUHA

Pada surat Al Lail diterangkan bahwa orang yang taqwa akan dimudahkan Allah mengerjakan perbuatan taqwa sehingga memperoleh kebahagiaan. Sedang pada surat Adh-Dhuhaa diterangkan bahwa keberuntungan di akhirat lebih baik dari keberuntungan di dunia

ASBABUN NUZUL

Ada beberapa riwayat yang memberitakan Asbabun Nuzul (sebab-sebab turunnya) surah al-Lail, diantaranya dari Ibnu Hatim, Al-Hakim, dan Al-Bazzar. Dalam riwayat Ibnu Hatim dikatakan bahwa surah al-Lail turun berkenaan pemilik pohon kurma yang bakhil.

Diceritakan bahwa pemilik pohon kurma tersebut memiliki pohon yang mayangnya menjulur hingga ke rumah tetangganya yang fakir dan memiliki banyak anak. Tiap kali berbuah, ia memetik hasilnya dari rumah tetangganya, namun bila kurma tersebut jatuh dan dipungut oleh anak-anak tetangganya yang fakir, ia segera merampasnya. Bahkan yang sudah masuk ke mulut anak-anak itu juga dipaksa dikeluarkannya. Kemudian, orang fakir itu mengadukan hal itu kepada Nabi Muhammad yang berjanji akan menyelesaikan masalahnya. Nabi kemudian bertemu dengan pemilik kurma dan bersabda, "Berikanlah kepadaku pohon kurma yang mayangnya menjulur ke rumah si Anu, dan bagianmu sebagai gantinya pohon kurma di surga."

Pemilik pohon kurma itu berkata, "Hanya sekian tawaran tuan? Aku mempunyai banyak pohon kurma dan pohon kurma yang diminta itu paling baik buahnya." Kemudian pemilik pohon kurma itu pergi. Pembicaraan itu didengar oleh seorang dermawan yang langsung datang kepada Nabi dan berkata, "Apakah tawaran tuan itu berlaku juga bagiku, jika pohon kurma itu telah menjadai milikku?" Nabi menjawab "Ya." Orang itu kemudian menemui pemilik pohon kurma.

Pemilik pohon kurma itu berkata, "Apakah engkau tahu bahwa Muhammad SAW menjanjikan pohon kurma di surga sebagai ganti pohon kurma yang mayangnya menjulur ke rumah tetanggaku? Dan bahwa aku telah mencatat tawarannya, akan tetapi buahnya sangat mengagumkan, padahal aku banyak mempunyai pohon kurma, dan tidak ada satupun pohon yang selebat itu." Orang dermawan itu bberkata, "Apakah kau mau menjualnya." Ia menjawab, "Tidak, kecuali apabila ada orang yang sanggup memnuhi keinginanku, akan tetapi pasti tidak akan ada yang sanggup." Dermawan itu berkata lagi, "Berapa yang engkau inginkan?" Ia berkata, "Aku inginkan empat puluh pohon kurma." Ia pun terdiam kemudian berkata lagi, "Engkau minta yang bukan-bukan, baik aku berikan 40 pohon kurma kepadamu, dan aku minta saksi jika engkau benar mau menukarnya." Ia memanggil sahabat-sahabatnya untuk menyaksikan penukaran itu. Dermawan itu pun menghadap kepada Nabi dan berkata, "Ya Rasulullah! Pohon kurma itu telah menjadi milikku dan akan aku serahkan kepada tuan."
Nabi Muhammad kemudian menemui fakir itu, "Ambillah pohon kurma ini untukmu dan keluargamu." Kemudian turun seluruh surah al-Lail yang membedakan kedudukan dan akibat orang yang bakhil dengan orang dermawan.[1]

Riwayat-riwayat lain menyebutkan, bahwa sebagian besar isi surah Al-Lail turun berkenaan kedermawanan Abu Bakar. Al-Hakim menyebutkan bahwa ayat 5 hingga ayat terakhir surah ini turun berkenaan dengan kedermawaan Abu Bakar yang memerdekakan hamba-hamba yang lemah.[2] Sementara riwayat Ibnu Hatim yang bersumber dari Urwah menyebutkan Abu Bakar telah memerdekakan 7 hamba-hamba yang disiksa majikannya karena beriman kepada Allah sehingga turun ayat 17 hingga 21 surah ini berkenaan kedermawaannya.[3] Riwayat lain juga menyebutkan bahwa ayat 19 hingga 21 surah ini turun berkenaan dengan kedermawaan Abu Bakar.[4]

Referensi:
[1] Diriwayatkan oleh Ibnu Hatim dan yang lainnya dari al-Hakam bin Abban dari Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas.
[2] Diriwayatkan oleh al-Hakim dari Amir bin Abdullah bin Zubair yang bersumber dari bapaknya bernama Zubair.
[3] Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Urwah.
[4] Diriwayatkan oleh al-Bazzar yang bersumber dari Ibnu Zubair.
----------------------------------------------------------
Sent by Tjandra Kurniawan
YM: tjandrakurniawan@yahoo.com
----------------------------------------------------------

Al-Quran Tafsir Ibnu Abbas 92. Al Lail

Al-Quran Tafsir Ibnu Abbas 92. Al Lail
QS. Al-Lail 92:1-21 (of 21)

{Ta'awudz & Basmalah}

وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَىٰ ۞
(92:1) "Wal laili" (demi malam), yakni Allah Ta'ala Bersumpah dengan malam. "Idzaa yagh-syaa" (apabila menutupi) cahaya siang.

وَالنَّهَارِ إِذَا تَجَلَّىٰ ۞
(92:2) "Wan nahaari idzaa tajallaa" (dan demi siang apabila terang benderang), yakni menerangi kegelapan malam.

وَمَا خَلَقَ الذَّكَرَ وَالْأُنْثَىٰ ۞
(92:3) "Wa maa khalaqa" (dan demi yg telah Menciptakan), yakni dan demi Dzat yg telah Menciptakan. "Adz-dzakaro wal untsaa" (laki-laki dan perempuan).

إِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتَّىٰ ۞
(92:4) "Inna sa'yakum" (sesungguhnya usaha kalian), yakni amal kalian. "La syattaa" (memang berbeda-beda), yakni beragam: ada yg mendustakan Nabi Muhammad saw. dan al-Quran, serta ada pula yg membenarkannya; ada yg beramal untuk meraih surga, dan apa pula yg beramal untuk masuk ke neraka. Dan inilah yg menjadi tujuan sumpah di atas.

فَأَمَّا مَنْ أَعْطَىٰ وَاتَّقَىٰ ۞
(92:5) "Fa ammaa man a'thoo" (adapun orang yg memberi), yakni menyedekahkan hartanya di Jalan Allah Ta'ala dan membeli sembilan orang Mukmin yg ada dalam penguasaan kaum kafirin. Kesembilan orang tersebut disiksa oleh kaum kafirin karena agama yg mereka (anut). Kemudian ia membeli dan membebaskan mereka semua dari orang2 kafir. "Wattaqoo" (dan bertakwa), yakni menjauhi kekafiran, kemusyrikan, dan perbuatan2 keji.

وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَىٰ ۞
(92:6) "Wa shoddaqo bil husnaa" (dan membenarkan yg terbaik), yakni membenarkan Janji Allah Ta'ala. Ada yg berpendapat, membenarkan surga. Dan ada pula yg berpendapat, membenarkan laa ilaaha illallaah.

فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَىٰ ۞
(92:7) "Fa sanuyassiruhuu lil yusroo" (maka nanti Kami akan Memudahkannya pada [jalan] yg mudah), yakni maka nanti Kami akan memudahkan ketaatan baginya, dan akan membimbingnya pada ketaatan dari waktu ke waktu. Menurut satu pendapat, akan memudahkan sedekah di Jalan Allah Ta'ala dari waktu ke waktu. Orang tsb adalah Abu Bakr ash-Shiddiq.

وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَىٰ ۞
(92:8) "Wa ammaa mam bakhila" (dan adapun orang2 yg bakhil) dgn hartanya di Jalan Allah Ta'ala, yakni al-Walid bin al-Mughirah. Ada pula yg mengatakan bahwa orang tsb adalah Abu Sufyan bin Harb yg ketika itu belum menjadi seorang Mukmin. "Wastaghnaa" (dan merasa dirinya cukup), yakni merasa dirinya tidak membutuhkan Allah Ta'ala.

وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَىٰ ۞
(92:9) "Wa kadz-dzaba bil husnaa" (serta mendustakan yg terbaik), yakni mendustakan Janji Allah Ta'ala. Ada yg berpendapat, mendustakan surga. Dan ada pula yg berpendapat, mendustakan laa ilaaha illallaah.

فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَىٰ ۞
(92:10) "Fa sanuyassiruhuu lil 'usroo" (maka nanti Kami akan Memudahkannya pada [jalan] yang sukar), yakni maka nanti Kami akan Memudahkan kemaksiatan baginya dari waktu ke waktu, dan akan memudahkan dia untuk bersikap bakhil dalam bersedekah di Jalan Allah Ta'ala.

وَمَا يُغْنِي عَنْهُ مَالُهُ إِذَا تَرَدَّىٰ ۞
(92:11) "Wa maa yughnii 'anhu maaluhuu" (dan hartanya tiadalah bermanfaat baginya), yakni harta yg dia kumpulkan ketika di dunia. "Idzaa taroddaa" (apabila ia telah binasa), yakni apabila ia telah mati. Menurut pendapat yg lain, apabila ia telah terjerumus ke dalam neraka.

إِنَّ عَلَيْنَا لَلْهُدَىٰ ۞
(92:12) "Innaa 'alainaa lal hudaa" (sesungguhnya tugas Kami-lah Memberi petunjuk), yakni Memberi penjelasan ttg kebaikan dan keburukan.

وَإِنَّ لَنَا لَلْآخِرَةَ وَالْأُولَىٰ ۞
(92:13) "Wa inna lanaa lal aakhirota wal uulaa" (dan sesungguhnya Kepunyaan Kami-lah akhirat dan dunia itu), yakni pahala dunia dan akhirat. Menurut yg lain, Kepunyaan Kami-lah akhirat dan dunia. Di akhirat berupa pahala dan kemuliaan, sedangkan di dunia berupa makrifah dan taufik.

فَأَنْذَرْتُكُمْ نَارًا تَلَظَّىٰ ۞
(92:14) "Fa andzartukum" (maka Kami Memperingatkan kalian), yakni Aku Menakut-nakuti kalian, hai penduduk Mekah, dgn al-Quran. "Naaron talazh-zhoo" (dgn neraka yang menyala2), yakni yg berkobar-kobar.

لَا يَصْلَاهَا إِلَّا الْأَشْقَى ۞
(92:15) "Laa yashlaahaa" (tidak ada yg memasukinya), yakni masuk ke dalam neraka. "Illal asyqaa" (kecuali orang yg paling celaka), yakni orang yg celaka menurut Ilmu Allah Ta'ala.

الَّذِي كَذَّبَ وَتَوَلَّىٰ ۞
(92:16) "Alladzii kadz-dzaba" (yang mendustakan) tauhid. Ada yg berpendapat, melalaikan ketaatan kpd Allah Ta'ala. "Wa tawallaa" (dan berpaling) dari iman. Menurut yg lain, dari tobat.

وَسَيُجَنَّبُهَا الْأَتْقَى ۞
(92:17) "Wa sa yujannabuhaa" (dan kelak akan dijauhkan darinya), yakni akan dijauhkan dan dihindarkan dari neraka. "Al-atqoo" (orang yg paling takwa), yakni orang yg takwa.

الَّذِي يُؤْتِي مَالَهُ يَتَزَكَّىٰ ۞
(92:18) "Alladzii yu'thii maalahuu" (yang menafkahkan hartanya), yakni yg mengeluarkan hartanya di Jalan Allah Ta'ala. Dialah Abu Bakr ash-Shiddiq. "Yatazakkaa" (untuk menyucikan), yakni menghendaki Wajah Allah Ta'ala dgn cara itu.

وَمَا لِأَحَدٍ عِنْدَهُ مِنْ نِعْمَةٍ تُجْزَىٰ ۞
(92:19) "Wa maa li ahadin 'indahuu min ni'matin tujzaa" (dan tak seorang pun memberinya suatu kenikmatan yg harus dibalasnya), yakni dan ia tidak mengeluarkan hartanya demi mengharapkan balasan seseorang.

إِلَّا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِ الْأَعْلَىٰ ۞
(92:20) "Illabtighoo-a wajhi robbihil a'laa" (kecuali semata-mata mencari Wajah Rabb-nya Yang Maha Tinggi), yakni kecuali demi mengharapkan Rabb-nya Yang Maha Tinggi, yg lebih tinggi dari apa pun.

وَلَسَوْفَ يَرْضَىٰ ۞
(92:21) "Wa la saufa yardloo" (dan kelak ia benar2 akan mendapat kepuasan), yakni ia akan dianugerahi pahala dan kemuliaan, sehingga merasa puas. Itulah Abu Bakr ash-Shiddiq dan teman2nya.

[Tafsir: Ibn Abbas, AlKalam Soft Penerbit Diponegoro Bandung. Text Arabic: Mosquelife.com]
----------------------------------------------------------
Sent by Tjandra Kurniawan
YM: tjandrakurniawan@yahoo.com
----------------------------------------------------------

Kamis, Oktober 18, 2012

Al-Quran Tafsir Ibn Abbas Al A'laa 87:12-19 (19 ayat)

QS. Al-A'laa 87:12-19 (of 19)
{Ta'awudz & Basmalah}

الَّذِي يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرَى ۞

(87:12) "Alladzii yash-lan naaro" (yaitu orang yg akan masuk ke dalam neraka), yakni yg akan masuk ke dalam neraka, di akhirat. "Al-kubroo" (yg sangat besar), tak ada satu azab pun yg lebih besar daripada azab neraka.

ثُمَّ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَىٰ ۞

(87:13) "Tsumma laa yamuutu fiihaa" (kemudian di dalamnya ia tidak akan mati), yakni di dalam neraka itu ia tidak akan mati, hingga (ia dapat) beristirahat. "Wa laa yahyaa" (dan tidak pula hidup), yakni kehidupan yg berguna baginya.

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّىٰ۞

(87:14) "Qad aflaha" (sungguh berbahagialah), yakni sungguh beruntung dan selamatlah. "Man tazakkaa" (orang yg menyucikan diri), yakni orang yg mengambil pelajaran dari al-Quran serta mengesakan Allah Ta'ala.

وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّىٰ ۞

(87:15) "Wa dzakarosma" (dan ingat akan Nama), yakni Perintah. "Robbihii" (Rabb-nya) untuk menunaikan shalat lima waktu dan perintah2 lainnya. "Fa shollaa". (kemudian ia shalat), yakni shalat lima waktu secara berjamaah. Ayat ini memiliki penafsiran lain, yaitu: "Qad aflaha" (sungguh berbahagialah), yakni sungguh beruntung dan selamatlah; "man tazakkaa" (orang yg menyucikan diri), yakni orang yg mengeluarkan zakat fitrah sebelum ia keluar menuju tempat shalat; "wa dzakarosma robbihii" (dan ingat akan Nama Robb-nya), yakni bertahlil dan bertakbir saat ia pergi dan kembali; "fa shollaa" (kemudian ia shalat), yakni shalat 'id bersama imam.

بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا ۞

(87:16) "Bal tu'tsiruunal hayaatad dun-yaa" (namun, kalian lebih mengutamakan kehidupan dunia), yakni lebih memilih beramal untuk dunia dan pahala dunia, daripada pahala akhirat.

وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ ۞
(87:17) "Wal aakhirotu" (padahal akhirat), yakni beramal untuk akhirat dan pahala akhirat. "Khairun" (lebih baik), yakni lebih utama daripada pahala dunia dan beramal untuk dunia. "Wa abqoo" (dan lebih langgeng), yakni lebih kekal.

إِنَّ هَٰذَا لَفِي الصُّحُفِ الْأُولَىٰ ۞

(87:18) "Inna haadzaa" (sesungguhnya ini), yakni Firman Allah mulai dari ayat, sungguh berbahagialah ... (Q.S. 87 al-A'laa: 14) sampai ayat ini. "La fish shuhufil uulaa" (benar-benar terdapat dalam suhuf-suhuf terdahulu), yakni terdapat dalam kitab-kitab yang terdahulu.

صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَىٰ ۞

(87:19) "Shuhufi ibroohiima wa muusaa" (yaitu suhuf Ibrahim dan Musa), yakni kitab Musa (Taurat), dan kitab Ibrahim. Allah Ta'ala telah Mengetahui hal itu.

[Tafsir: Ibn Abbas, AlKalam Soft Penerbit Diponegoro Bandung. Text Arabic: Mosquelife.com]
----------------------------------------------------------
Sent by Tjandra Kurniawan
YM: tjandrakurniawan@yahoo.com
----------------------------------------------------------

Senin, Oktober 01, 2012

Al-Quran Tafsir Ibn Abbas Al A'laa 87:1-11 (19 ayat)

Al-Quran Tafsir Ibn Abbas Al A'laa 87:1-11 (19 ayat)

{Ta'awudz & Basmalah}

۞ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى

(87:1) "Sabbihisma robbikal a'laa" (sucikanlah Nama Robb-mu Yang Maha Tinggi), yakni shalatlah kamu, hai Muhammad, sesuai dgn Perintah Robb-mu Yang Maha Tinggi; paling tinggi dari segala sesuatu. Ada yg berpendapat, berzikirlah, hai Muhammad, dgn meng-Esa-kan Robb-mu. Menurut yg lain, ucapkanlah, hai Muhammad, 'Subhaana robbiyal a'laa' (Maha Suci Rabb-ku Yang Maha Tinggi) ketika sujud.

۞ الَّذِي خَلَقَ فَسَوَّىٰ

(87:2) "Alladzii kholaqo" (yg telah Menciptakan) semua yg bernyawa. Fa sawwaa (seraya menyempurnakan) Penciptaan-Nya dgn memberi dua tangan, dua kaki, dua mata, dua telinga, dan seluruh anggota tubuh.

۞ وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَىٰ

(87:3) "Wal ladzii qoddaro" (yg Menentukan), yakni yg telah Menjadikan semua laki-laki dan perempuan. "Fa hadaa" (kemudian Memberi petunjuk), yakni kemudian mengenalkan dan mengilhamkan, bagaimana laki2 dan perempuan itu menjadi sempurna. Menurut satu pendapat, Dia benar2 telah Menciptakannya dalam rupa yg cantik atau jelek, tinggi atau pendek. Ada yg berpendapat, Dia telah Menakdirkan kebahagiaan dan kecelakaan bagi Makhluk-Nya; "fa hadaa" (kemudian Memberi petunjuk), yakni kemudian Menjelaskan keimanan dan kekafiran serta kebaikan dan kekafiran.

۞ وَالَّذِي أَخْرَجَ الْمَرْعَىٰ

(87:4) "Wal ladzii akh-roja" (dan yg Mengeluarkan), yakni yg Menumbuhkan dgn adanya hujan. "Al-mar'aa" (rerumputan), yakni rerumputan yg hijau.

۞ فَجَعَلَهُ غُثَاءً أَحْوَىٰ

(87:5) "Fa ja'alahuu" (kemudian Dia Menjadikan rerumputan itu), sesudah hijau. "Ghutsaa-an" (sbg sampah), yakni yg kering. "Ahwaa" (yg hitam) manakala sudah lewat satu tahun.

۞ سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنْسَىٰ

(87:6) "Sa nuqri-uka" (Kami akan Membacakan kepadamu), yakni Kami akan Mengajarkan al-Quran kepadamu, hai Muhammad. Menurut yg lain, Jibril akan membacakan al-Quran kepadamu. "Fa laa tansaa" (sehingga kamu pun tidak akan lupa).

۞ إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ ۚ إِنَّهُ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفَىٰ

(87:7) "Illaa maa syaa-allooh" (kecuali apa yg Dikehendaki Alloh), dan Alloh-Ta'ala benar2 telah Menghendaki agar kamu tidak lupa. Alhasil, sesudah itu Nabi Muhammad saw. tidak lupa sedikit pun dari al-Quran. "Innahuu ya'lamul jahro" (sesungguhnya Dia Mengetahui yg tampak), yakni ucapan dan perbuatan yg terang2an. "Wa maa yakh-faa" (dan yg tersembunyi), yakni rahasia tersembunyi yg tidak kamu katakan.

۞ وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرَىٰ

(87:8) "Wa nuyassiruka lil yusroo" (dan Kami akan Menuntunmu ke jalan yg paling mudah), yakni Kami akan Memberimu kemudahan dalam menyampaikan risalah dan segala bentuk ketaatan.

فَذَكِّرْ إِنْ نَفَعَتِ الذِّكْرَىٰ ۞

(87:9) "Fa dzakkir" (karena itu, sampaikanlah peringatan), yakni nasihatilah dgn al-Quran dan Alloh Ta'ala. "In nafa'atidz dzikroo" (karena peringatan itu bermanfaat), yakni tiadalah nasihat al-Quran dan Alloh Ta'ala akan bermanfaat kecuali bagi orang2 yg takut kpd Alloh Ta'ala. Dan itulah orang Mukmin.

سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَخْشَىٰ ۞

(87:10) "Sa yadz-dzakkaru" (akan menerima peringatan itu), yakni akan menerima nasihat al-Quran dan Alloh Ta'ala. "May yakh-syaa" (orang yg takut) kpd Alloh Ta'ala. Dialah Muslim.

وَيَتَجَنَّبُهَا الْأَشْقَى ۞

(87:11) "Wa yatajannabuhaa" (dan akan menjauhinya), yakni akan menjauh dan pindah dari nasihat al-Quran dan Alloh Ta'ala. "Al-asyqoo" (orang yg sangat celaka), yakni orang yg celaka menurut Ilmu Alloh Ta'ala

Insya-Alloh bersambung...
----------------------------------------------------------
Sent by Tjandra Kurniawan
YM: tjandrakurniawan@yahoo.com
----------------------------------------------------------