Kamis, Februari 28, 2013

Membaca Al-Qur’an, Menabung di Langit.

Allah Ta'ala berfirman:
"Sesungguhnya mengumpulkan Al-Qur'an (di dalam dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan kami. (Karena itu), jika kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikuti bacaannya". (QS Al-Qiyamah:17-18)

"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqan (petunjuk yang dapat membedakan antara yang hak dan batil -Al Qur'an-) dan menghapuskan segala kesalahanmu dan mengampunimu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar." (QS. al-Anfal: 29).

Sebenarnya, Al-Qur'ân itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zhalim … (Qs al-Ankabût/29:49).

Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur'ân untuk pelajaran, maka adakah yang mau mengambil pelajaran? (Qs al-Qomar/54:17).

Hai Ahli Kitab (orang2 Nasrani), sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan (Al-Qur'an). Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seidzin- Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus. (Qs al-Mâidah/5:15-16).

"Bacalah Al-Qur'an, karena sesungguhnya ia akan menjadi cahaya bagimu di bumi dan menjadi simpanan (deposito amal) di langit." (HR. Ibnu Hibban).

"Orang yang mahir dalam membaca Al-Qur'an bersama para malaikat yang mulia lagi taat. Dan barangsiapa membaca Al-Qur'an, sementara ada kesulitan (dalam membacanya), maka baginya dua pahala. " (HR. Bukhari & Muslim)


Abul Walid seorang sastrawan yg diutus oleh kaum kafir Quraisy pada masa Nabi -Shollallohu 'alaihi wa sallam- , berkata: "Aku belum pernah mendengar kata-kata yang seindah itu. Itu bukanlah syair, bukan sihir dan bukan pula kata-kata ahli tenung. Sesungguhnya Al-Qur'an itu ibarat pohon yang daunnya rindang, akarnya terhujam ke dalam tanah. Susunan kata-katanya manis dan enak didengar. Itu bukanlah kata-kata manusia, ia tinggi dan tak ada yang dapat mengatasinya."

[]
# Alhamdulillah

Kamis, Februari 21, 2013

Injil Barnabas Asli Asal Turki menyebutkan "Muhammad Rosul Allah"

Belum lama ini, pemerintah Turki mengumumkan tentang penemuan Kitab Injil Asli Barnabas, salah satu murid pertama Yesus (Isa Almasih). Hal yang tentu saja mengejutkan banyak pihak, termasuk kubu Vatikan itu sendiri.Sebagaimana diberitakan oleh DailyMail, basijpress dan NationalTurk, bahwa Injil Barnabas asli tersebut ditemukan pada tahun 2000 lalu di Turki, namun ditutupi oleh pemerintah Turki selama lebih dari 12 tahun, dan baru sekarang di beberkan ke publik.Lembaran-lembaran kulit hewan itu ditulis dengan huruf Syriac dengan dialek bahasa Aram, bahasa yang sama seperti bahasa yang umum dipakai pada masa Yesus Isa Almasih.

Pemerintah Turki menyakini bahwa kitab kulit hewan tersebut adalah Injil Barnabas orisinal.Hal yang menarik dari Kitab Injil Barnabas Asli asal Turki tersebut menyatakan bahwa YESUS TIDAK PERNAH DI SALIB, dan terdapatnya ayat-ayat yang menyatakan bahwa Islam adalah agama yang benar serta pengakuan tentang kehadiran Nabi Akhir Jaman, Muhammmad SAW.

Pengakuan itu terdapat pada bab 41 dari Kitab Barnabas yang ditemukan di Turki tersebut. Berikut ini terjemahannya :"Allah telah menyembunyikan diriNya sebagai Malaikat Agung Michael berlari mereka (Adam dan Hawa) dari surga, (dan) ketika Adam berbalik, ia melihat bahwa di atas pintu gerbang ke surga tertulis "La Ela ELA Allah, Mohamad Rasul Allah". Kitab yang masih menjadi perdebatan tersebut disebutkan kini disimpan di Justice Palace, Ankara, Turki dengan pengawalan ketat polisi bersenjata lengkap dan keamanan maksimum.

Pihak Iran lewat Basij Press menyatakan bahwa apa yang tertulis di kitab Barnabas asli tersebut adalah bukti tentang kebenaran Islam, yang walau begitu ditanggapi oleh sinis dari berbagai pihak.

Bahkan pihak Kristen lewat berbagai jamaatnya menyatakan bahwa Kitab Barnabas tersebut diragukan keotentikannya. Namun walau begitu pihak Vatikan lebih arif dengan menyatakan telah mengajukan permohonan resmi ke pemerintah Turki untuk membaca dan menganalisa keaslian kitab kontroversial itu.

Para agamawan menyatakan bahwa jika Alkitab Barnabas tersebut terbukti asli, maka akan mengakibatkan rusaknya kredibilitas Gereja, dan akan menimbulkan revolusi agama Nasrani besar-besaran di seluruh Dunia.Tentu saja penemuan ini cukup menarik, sama menariknya dengan penemuan dan fakta sejarah bahwa Benua Amerika pertama kali di temukan oleh para pelaut tangguh Islam

Sumber :
- http://www.basijpress.ir/8033
- http://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article-2149227/Gospel-Barnabas-cause-Christianitys-collapse-Iran-claims.html
# Alhamdulillah

Selasa, Februari 19, 2013

Petunjuk Al-Qur'an: Kekuasaan Ratu Semut

Perhatikanlah pada QS. An-Naml (27): 18:
حَتَّى إِذَا أَتَوْا عَلَى وَادِي النَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ
18. Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari" (Terjemahan DEPAG);

Secara sederhana dapat dijelaskan, dari sudut pandang bahasa Arab, sebenarnya ada distorsi penting dari terjemahan resmi (versi Depag) di atas, khususnya pada kalimat Qaalat namlatu (ﻧﻤﻠﺔ) yang diterjemahkan dgn : "berkatalah seekor semut". Semestinya terjemahan lengkapnya adalah "(telah) berkata seekor semut betina".

Kata namlatun (ﻧﻤﻠﺔ) menggunakan bentuk muannats (kata benda untuk jenis perempuan) dgn tanda ta' marbuthah ( ة ) sehingga semut yang dimaksud dlm ayat ini adalah semut betina. Itulah sebabnya kata kerja ﻗﺎﻞ yang mendahuluinya diberi akhiran ta' maftuhah ( ت ) sebagai kata ganti untuk perempuan/betina merujuk pada dhamir ھي (Hiya) sehingga menjadi ﻗﺎﻟﺖ (berkata) sebagai pertanda bahwa yang berkata itu adalah "SEMUT BETINA".

Berarti semut betina mempunyai otoritas khusus atau kekuasaan sehingga ia dapat memerintahkan semut2 yang lain untuk melakukan sesuatu. Artinya dalam spesies semut, terdapat juga pemimpin yang memiliki otoritas dan kuasa untuk memerintah dan mengatur tata kehidupan mereka, dan ayat ini mengisyaratkan bahwa pemimpin dalam spesies semut itu adalah SEMUT BETINA, bukan semut jantan.

Ternyata, ilmu pengetahuan dlm hal ini biologi modern memberi konfirmasi bahwa pemimpin suatu entitas semut adalah seekor SEMUT BETINA, RATU. (Sumber: Agus Purwanto, D.Sc., Ayat-Ayat Semesta: Sisi-Sisi Al-Qur'an Yang Terlupakan, (Bandung: Mizan, 2008)

Maha Benar Allah dgn Segala Firman-Nya.

http://zilzaal.blogspot.com/2013/02/bukti-ilmiah-kebenaran-al-quran-dalam.html
# Alhamdulillah

Minggu, Februari 17, 2013

Petunjuk Al-Qur'an: Tulang Shulbi

Perhatikan al-Qur'an Surat Ke-86 Ath Thooriq:

فَلْيَنْظُرِ الْإِنْسَانُ مِمَّ خُلِقَ. (5)
خُلِقَ مِنْ مَاءٍ دَافِقٍ (6)
يَخْرُجُ مِنْ بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَائِبِ (7)

(86:5) Maka hendaklah manusia memperhatikan (86:6) Dia diciptakan dari air yang terpancar, (86:7) Yang keluar dari antara tulang shulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.

Allah memerintahkan, hendaklah manusia memperhatikan dari apakah ia diciptakan. Hal ini berarti bahwa Allah memerintahkan manusia berpikir dan memperhatikan dengan sungguh-sungguh dari apa ia dijadikan sehingga kemudian ia dapat mengetahui kekuasaan penciptanya dan dengan demikian dapat mengetahui pula bahwa bila penciptanya dapat menjadikan dari bahan yang tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan adanya kehidupan sedikitpun, maka tentulah Ia akan lebih mudah menghidupkannya kembali.

Dalam ayat-ayat ini Allah menerangkan bahwa manusia itu dijadikan-Nya dari air yang terpancar, yang keluar dari antara tulang shulbi ( الصُّلْبِ ) dan tulang dada ( التَّرَائِبِ ).

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah -Shollallohu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Semua bagian tubuh anak Adam akan dimakan tanah kecuali tulang shulbi yg darinya dia mulai diciptakan dan darinya dia akan dibangkitkan." [HR Bukhari, Nasa'i, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad in Musnad-nya, dan Malik in kitab al-Muwattha'].

Diriwayatkan Abu Hurairah bahwa Rasulullah -Shollallohu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Ada satu tulang pada anak Adam yang tidak dimakan tanah." Mereka bertanya, "Apa itu, ya Rasulullah?" Baginda menjawab, "Tulang shulbi." [HR Bukhari, Nasa'i, Abu Daud, Ibnu Majah, Ahmad dalam kitabnya al-Musnad, and Malik dalam kitabnya al-Muwattha'].

Berdasarkan hadits2 tsb dpt disimpulkan:
1. Awal terbentuknya manusia adalah dari tulang shulbi.
2. Tulang shulbi utuh dan tidak akan hancur.
3. Manusia akan dibangkitkan pada hari kiamat melalui tulang shulbi.

Hamka di dalam Tafsir al-Azhar berkata, "Maka berkatalah ahli tafsir dan ahli bahasa, shulbi ialah deretan tulang punggung lelaki."

Para ahli anatomi berpendapat bahwa tulang shulbi yang dimaksud adalah "Coccyx", yaitu tulang yang terakhir dalam susunan dari atas ke bawah tulang vertebra (tulang belakang) yang terletak dibahagian pinggul.

Seorang ilmuwan Jerman bernama Hans Spermann telah membuktikan bahwa sel-sel di dalam coccyx tidak akan hancur atau musnah. Dalam penelitian yang dilakukannya, ia telah menghancurkan tulang coccyx dan memanaskannya dengan suhu yang amat panas dalam waktu yang lama. Lalu Ia memeriksa sel-sel tulang tersebut dan ternyata masih hidup dan masih utuh seperti biasa. Kemudian ia membuktikan kemampuan sel-sel tulang coccyx untuk tumbuh seperti semula. Ia memasukkan tulang-tulang yang telah hancur dan dibakar tadi ke dalam embrio-embrio lain. Hasilnya, tulang coccyx tersebut tetap dapat tumbuh dan membentuk sel-sel yang lain.

Dalam Al-Qur'an diceritakan tentang kebangkitan manusia pada hari kiamat.
Firman Allah yang artinya:

"Engkau memasukkan malam ke dalam siang, dan Engkau memasukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup" (surah Ali I'mran 3:27).

Subhanalloh.. Maha suci Allah..
Meskipun jasad seseorang telah meninggal dunia, tetapi sel-sel dalam tulang Shulbi tetap hidup dan dapat tumbuh kembali di manapun dia dikebumikan meskipun telah beribu-ribu tahun lamanya. Maha Benar Allah Dengan Semua Firman Nya.

Dirangkum dari berbagai sumber:
* http://www.nobel-prize-winners.com/S/spemann/spemann.html
* http://halaqah.net/v10/index.php?topic=11472.0
* Dan lain-lain
# Alhamdulillah

Sabtu, Februari 16, 2013

Petunjuk Al-Qur'an: 7 lapisan langit

Atmosfer tersusun dari beberapa lapisan yang dinamai menurut fenomena yang terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap.

Atmosfer adalah fenomena alam yang dinyatakan dalam Al Quran sejak 14 abad silam. Salah satu fakta tentang alam semesta sebagaimana dinyatakan dalam Al Quran bahwa langit terdiri atas tujuh lapis. Allah SWT berfirman QS Al Mulk 3:
الذي خلق سبع سموات طباقا
"Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis"

Allah SWT juga menegaskan bahwa fenomena ini harus dipelajari dan diperhatikan dalam QS Nuh 15:
ألم ترو كيف خلق الله سبع سموات طباقا
"tidakkah kalian memperhatikan bagaimana Allah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis?"

Kata "as samaawat/langit" dalam Al Quran digunakan untuk mengacu pada "langit bumi" dan juga keseluruhan alam semesta. Dengan makna kata ini, terlihat bahwa atmosfer terdiri dari 7 lapisan.

Para ilmuwan menemukan bahwa atmosfer terdiri dari 7 lapisan. Lapisan-lapisan tersebut berbeda dalam ciri-ciri fisik seperti tekanan dan jenis gasnya. 7 lapisan itu adalah:
1- Troposfer. Ia membentuk sekitar 90 % dari keseluruhan massa atmosfer.
2- Stratosfer. Ia memiliki lapisan ozon yang menyerap sinar ultraviolet.
3- Mesosfer. Suhu lapisan ini menurun sampai 73 derajat di bawah nol.
4- Termosfer. Suhunya mulai naik mencapai 1232 derajat celcius, sesuai dengan ketinggiannya yaitu 480 km.
5- Ionosfer. Terbentuk dari gas-gas terionisasi.
6- Eksosfer. Bagian terluar atmosfer membentang dari 500 km hingga 969 km.
7- Magnetosfer. Berada di zona radiasi mengandung partikel-partikel energi tinggi, disebut juga sabuk radiasi van allen.

Maha Benar Allah 


¤
# Alhamdulillah

Kiat dan Doa Agar Hafal Pelajaran

Kiat dan Doa Agar Hafal Pelajaran

Pertanyaan:
"Assalamu'alaikum. Ustadz, bagaimana cara agar meningkatkan hafalan?"

Jawaban:

Wa'alaikumussalam

Tidak ada doa khusus agar mudah menghafal pelajaran atau mudah menghafal Alquran. Hanya saja, Anda bisa berdoa dengan doa yang bisa Anda pahami, misalnya dengan bahasa Indonesia. Anda juga bisa berdoa seperti yang diajarkan dalam Alquran:

رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا
"Robbi zidnii 'ilma"
(Ya Allah, tambahkanlah aku ilmu)

Doa ini Allah perintahkan agar dibaca, sebagaimana yang Allah tegaskan dalam Alquran di surat Thaha: 114.

Kemudian, bagian dari tabiat manusia adalah lupa. Dan itu sejatinya termasuk nikmat Allah. Tidak bisa kita bayangkan Andaikan manusia tidak pernah lupa. Dia akan terus bersedih dan bersedih karena hal pahit yang pernah dia alami masa silam selalu teringat di benaknya.

Lupa dalam bahasa Arab dinyatakan dengan nisyan [النسيان]. Sangat dekat dengan kata insan [الإنسان]. Dalam syair arab dinyatakan:

وما سُمي الإنسان إلا لنسيه   ولا القلب إلا أنه يتقلب

Manusia disebut insan (manusia), karena sifat nisyan (pelupanya). Hati disebut qalb (hati), karena sifat taqallub (mudah berubah)

Ada juga pepatah yang mengatakan:

إن أول نَاسٍ أولُ الناس

Sesungguhnya pelupa pertama kali adalah manusia yang pertama

Maksudnya adalah Adam 'alaihissalam.

Hanya saja, sifat lupa itu berbeda-beda antara satu manusia dengan lainnya, sesuai kemampuannya. Ada yang daya hafalnya kuat dan ada yang daya hafalnya lemah.

Berikut beberapa hal yang bisa mengurangi sifat pelupa:

# Pertama, menjauhi dosa. Karena dampak buruk maksiat, menyebabnya lemahnya hafalan dan sulit memahami ilmu. Karena kegelapan maksiat tidak akan bersatu dengan cahaya ilmu. Dikisahkan bahwa Imam Syafii pernah mengalami gangguan hafalan ketika belajar, tidak sebagaimana umumnya. Kemudian beliau bertanya kepada gurunya, Imam Waki'. Beliau mengatakan:

شكوت إلى وكيع سوء حفظي  
فأرشدني إلى ترك المعاصي
وقــال إن علم الله نــورٌ                  
ونور الله لا يعطى لعاصي

Saya pernah mengeluhkan buruknya hafalanku kepada Waki'
Beliau menyarankan aku untuk meninggalkan maksiat
Beliau mengatakan: Sesungguhnya ilmu adalah nur (cahaya)

Sementara cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang yang bermaksiat.

Al-Khatib meriwayatkan dalam kitab al-Jami' 2:387, dari Yahya bin Yahya, bahwa ada seseorang yang bertanya kepada Imam Malik,

"Wahai Imam Malik, apa yang harus dilakukan untuk menguatkan hafalan?"

Imam Malik menjawab:

إن كان يصلح له شيء فترك المعاصي

"Jika ada sesuatu yang harus dilakukan agar hafalan kuat, maka bentuknya adalah meninggalkan maksiat."

Barangkali ini merupakan bagian dari kandungan makna sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,

إِنَّ العَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ، وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ، وَهُوَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ» {كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ}

"Sesungguhnya ketika seorang hamba melakukan satu dosa, maka dititikkan dalam hatinya satu titik hitam. Ketika dia tinggalkan, memohon ampun, dan bertaubat, maka hatinya akan dibersihkan. Jika dia mengulangi lagi, maka akan ditambahkan titik hitam itu sampai menutupi hatinya. Itulah ar-Ran, yang telah Allah sebutkan dalam firmannya:

كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

"Sekali-kali tidak, tetapi disebabkan ar-Ran yang menutupi hati mereka disebabkan apa yang telah mereka lakukan." (HR. Tumudzi, no. 3334 dan dihasankan Al-Albani).

Hati-hatilah dengan maksiat. Sesuatu yang mungkin kita anggap remeh, nampaknya hanya dosa kecil, segera hentikan. Itu akan menjadi kotoran dan noda hitam yang menutupi hati kita. Di saat itulah, cahaya ilmu, nasihat, dan kebenaran akan sulit masuk ke dalam relung hati manusia. Termasuk menghalangi dirinya untuk memahami pelajaran atau menghafalkannya.

# Kedua, banyak mengingat Allah, membaca tasbih, tahmid, tahlil, takbir, dan dzikir lainnya. Karena dzikir bisa menghidupkan hati. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ، مَثَلُ الحَيِّ وَالمَيِّتِ

"Perumpamaan orang yang mengingat Allah dan orang yang tidak mengingat Allah, seperti orang hidup dan orang mati." (HR. Bukhari 6407).

Karena itulah, Allah perintahkan kita untuk banyak berdzikir ketika kita lupa, melalui firman-Nya:

وَاذْكُرْ رَبَّكَ إِذَا نَسِيتَ

"Ingatlah Tuhanmu ketika kamu lupa…" (QS. Al-Kahfi: 24).

Salah satu maknanya adalah apabila kamu lupa sesuatu, ingatlah Allah, agar kamu bisa mengingatnya kembali. (Zadul Masir, 3:77).

# Ketiga, tidak banyak makan

Memperhatikan pola makan yang sehat, memilih yang bergizi, tidak terlalu banyak yang menyebabkan kekenyangan, termasuk terapi yang sangat membantu menguatkan hafalan. Karena banyak makan akan menyebabkan banyak tidur dan sulit diajak berfikir. Badan terasa berat, bawaannya pingin istirahat, mudah ngantuk, dst.

Pepatah Arab mengatakan,

فإن الداء أكثر ما تراه      يكون من الطعام أو الشراب

"Sesungguhnya penyakit yang banyak kau ketahui bersumber dari makanan dan minuman"

# Keempat, sebagian ulama menyebutkan ada beberapa makanan tertentu yang bisa membantu menguatkan hafalan. Di antaranya adalah madu, zabib (kismis), dan Lubban.

Az-Zuhri mengatakan:

عليك بالعسل فإنه جيد للحفظ

"Minumlah madu, karena itu baik untuk hafalan."

Beliau juga mengatakan,

من أحب أن يحفظ الحديث فليأكل الزبيب

"Siapa yang ingin hafalannya kuat, hendaknya dia makan zabib.

Keterangan di atas diambil dari kitab al-Jami' karya al-Khatib 2:394.

Ibrahim mengatakan

عليكم باللبان فإنّه يشجع القلب ويذهب النسيان

"Makanlah lubban, karena ini bisa menyemangati hati dan menghilangkan lupa." (al-Jami' karya Al-Khatib, 2/397).

Lubban (Frankincense) adalah ambar (resin) yang dihasilkan dari pembekuan getah pohon kundur atau pohon lubban. Benda ini juga sering digunakan untuk dupa dan kemenyan, karena jika dibakar bisa menghasilkan bau harum.  (http://ar.wikipedia.org/wiki/ لبان)

Allahu a'lam

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)

ABOUT THE AUTHOR
Ustadz Ammi Nur Baits Beliau adalah Alumni Madinah International University, Jurusan Fiqh dan Ushul Fiqh. Saat ini, beliau aktif sebagai Dewan Pembina website PengusahaMuslim.com, KonsultasiSyariah.com, dan Yufid.TV, serta mengasuh pengajian di beberapa masjid di sekitar kampus UGM.

Source:
http://www.konsultasisyariah.com/agar-cepat-hafal-pelajaran/
# Alhamdulillah

Keutamaan Mengemban Alquran

Keutamaan Mengemban Alquran

Setiap Muslim, siapapun orangnya, pasti akan mengklaim bahwa Alquran adalah pedoman hidupnya. Namun faktanya, jangankan menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup, sekadar membacanya saja masih banyak yang enggan. Padahal kebanyakan mereka juga sudah sangat memahami keutamaan membaca Alquran, apalagi mengamalkan dalam kehidupan, termasuk tentu saja memperjuangkannya agar Alquran benar-benar bisa diterapkan dalam mengatur seluruh aspek kehidupan.

Tentang keutamaan mengemban Alquran (membaca, mengamalkan dan menerapkan Alquran), Anas bin Malik ra. menuturkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,

"Allah SWT memiliki keluarga dari kalangan manusia." Beliau ditanya, "Siapa mereka, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab,

"Para pembaca dan pengamal Alquran, itulah keluarga Allah; mereka termasuk yang Dia istimewakan." (Al-Ajiri,

Akhlaq Ahl al-Qur'an, I/3).

Abdullah bin Umar ra menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

"Akan dikatakan kepada para pembaca Alquran pada Hari Kiamat, 'Bacalah,  naiklah beberapa derajat (di surga)…Sesungguhnya kedudukan kamu ada di akhir ayat yang kamu baca.'" (Ibn Abi Syaibah,

Al-Mushannaf, VII/172).

Di surga nanti, bahkan para pembaca Alquran memiliki kedudukan yang istimewa. Ummu ad-Darda' pernah bertanya kepada Aisyah ra tentang orang yang masuk surga dari kalangan pembaca Alquran, apa kelebihannya dibandingkan dengan orang yang tidak membaca Alquran. Aisyah ra. menjawab,

"…Sesungguhnya orang yang masuk surga dari kalangan pembaca Alquran maka tidak ada seorang pun yang lebih tinggi dari diri mereka." (Ibn Abi Syaibah,

Al-Mushannaf, VII/155).

Hal ini wajar belaka. Pasalnya, sebagaimana dituturkan oleh Abdullah bin Umar ra,

"Siapa saja yang membaca Alquran adalah seperti sedang meniti jalan kenabian, hanya saja Alquran tidak diwahyukan kepada dirinya." (Ibn Abi Syaibah,

Al-Mushannaf, VII/155).

Tentang keutamaan membaca Alquran, Ibrahim al-Hijri menuturkan dari Abu al-Ahwash dari Abdullah bin Mas'ud ra bahwa Rasulullah SAW juga pernah bersabda,

"Pelajarilah oleh kalian Alquran dan bacalah. Sesungguhnya kalian diberi pahala atas bacaannya setiap huruf dengan sepuluh kebaikan. Aku tidak menyatakan alif lam mim itu dibalas dengan sepuluh kebaikan, tetapi alif sepuluh kebaikan, lam sepuluh kebaikan dan mim sepuluh kebaikan. Sesungguhnya Alquran adalah cahaya yang terang, obat yang bermanfaat,  kesuksesan bagi siapa saja yang mengikutinya dan perlindungan bagi orang yang berpegang teguh padanya…" (Al-Ajiri,

Akhlaq Ahl al-Qur'an, I/5).

Ali bin Abi Thalib ra menuturkan bahwa Rasulullah SAW juga bersabda,

"Orang terbaik di antara kalian adalah yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya." (HR al-Bukhari dan Muslim).

Bahkan baik sekali jika membaca Alquran dilakukan secara bersama-sama di masjid dengan saling menyimak dan meluruskan bacaannya. Dalam ahl ini, Abu Hurairah ra. menuturkan bahwa Rasulullah SAW pun pernah bersabda,

"Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah, lalu mereka membaca dan saling mengajari Alquran di antara mereka, melainkan akan diturunkan kepada mereka ketentraman, diliputi rahmat, dinaungi para malaikat, dan akan disebut-sebut oleh Allah bersama-sama mereka di sisi-Nya." (HR Abu Dawud dan Ahmad).

Alquran bahkan akan menjadi syafaat pada Hari Kiamat nanti bagi para pembacanya. Sabda Nabi SAW,

"Bacalah oleh kamu Alquran, sesungguhnya (Alquran) itu datang pada Hari Kiamat menjadi syafaat bagi pembacanya." (HR Muslim).

Dengan semua keutamaan itu, wajarlah jika para sahabat berlomba-lomba membaca, mempelajari dan mengamalkan kandungan Alquran. Dalam sebuah hadits shahih, Rasulullah SAW menyuruh Abdullah bin Umar agar mengkhatamkan Alquran seminggu sekali. Begitu pula para sahabat seperti Usman bin 'Affan, Zaid bin Tsabit, Ibnu Mas'ud dan Ubay bin Ka'ab; telah menjadi wiridnya untuk mengkhatamkan Alquran pada setiap hari Jumat. Namun demikian, paling tidak, hendaknya setiap Muslim bisa mengkhatamkan Alquran sebulan sekali (HR Ahmad).

Itu baru keutamaan membaca dan mengkaji Alquran. Bagaimana dengan mengamalkan dan menerapkan Alquran dalam kehidupan? Tentunya, jauh lebih utama. Pasalnya, membaca Alquran adalah sunnah saja, meski mengkaji dan mempelajarinya adalah kewajiban karena termasuk dalam bab

thalabul ilmi yang memang wajib. Namun, semua itu tentu tidak ada faedahnya jika Alquran tidak diamalkan dan diterapkan dalam kehidupan. Bahkan, tidak mengamalkan dan menerapkan Alquran termasuk dalam tindakan mengabaikan Alquran yang nyata-nyata telah diharamkan oleh Allah SWT. Allah SWT berfirman yang artinya:

Berkatalah Rasul, "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Alquran ini sebagai sesuatu yang diabaikan."  (QS al-Furqan [25]: 30). []

abi
Source: http://www.hizbut-tahrir.or.id
# Alhamdulillah

Rabu, Februari 13, 2013

Tafsir Al-Quran Surat Al-Buruj (85):1-22 (of 22)

​​​​​ ۞ بِسْـــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْــمِ ۞

۞ وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الْبُرُوجِ ۞

(85:1) "Was samaa-i dzaatil buruuj" (demi langit yg memiliki gugusan-gugusan bintang), yakni Allah Ta'ala Bersumpah dgn langit yg memiliki gugusan2 bintang. Menurut satu pendapat, yg memiliki istana2, yaitu dua belas istana yg ada di antara langit dan bumi. Allah Ta'ala Mengetahui semua itu.

۞ وَالْيَوْمِ الْمَوْعُودِ ۞

(85:2) "Wal yaumil mau'uud" (dan hari yg dijanjikan), yakni hari kiamat.

۞ وَشَاهِدٍ وَمَشْهُودٍ ۞

(85:3) "Wa syaahidin" (dan yg menyaksikan), yakni hari Jum'at. "Wa masyhuud" (serta yg disaksikan), yakni hari 'Arofah. Menurut satu pendapat, hari Nahar (menyembelih). Menurut pendapat lainnya, "dan yg menyaksikan", yakni Bani Adam; "dan yg disaksikan", yakni hari kiamat. Dan ada pula yg berpendapat, "dan yg menyaksikan", yakni Nabi Muhammad saw.; "dan yg disaksikan", yakni umatnya. Allah Ta'ala Bersumpah dgn semua itu seraya Berfirman [terdapat pada ayat ke 12] "inna batsya robbika la syadiid" (sesungguhnya Siksaan Rabb-mu itu benar2 sangat dahsyat) bagi siapa pun yg tidak beriman kpd-Nya.

۞ قُتِلَ أَصْحَابُ الْأُخْدُودِ ۞

(85:4) "Qutila ash-haabul ukhduud" (terkutuklah para pemilik parit itu).

۞ النَّارِ ذَاتِ الْوَقُودِ ۞

(85:5) "An-naari dzaatil waquud" ([parit] api yg berbahan bakar) minyak tanah, ter, dan kayu bakar. Menurut satu pendapat, mereka telah dilaknat. Menurut yg lain, mereka adalah orang2 kafir yg telah membunuh kaum Mukminin dgn api yg menyala-nyala , dan menggunakan minyak tanah, ter, dan kayu bakar sbg bahan bakarnya.

۞ إِذْ هُمْ عَلَيْهَا قُعُودٌ ۞

(85:6) "Idz hum" (ketika mereka), yakni orang2 kafir. "'Alaihaa" (di atasnya), yakni di atas parit itu. Ada yg berpendapat, di atas kursi-kursi. "Qu'uud" (duduk), yakni duduk-duduk ketika Allah Ta'ala Membakar mrk dgn api.


۞ وَهُمْ عَلَىٰ مَا يَفْعَلُونَ بِالْمُؤْمِنِينَ شُهُودٌ ۞

(85:7) "Wa hum 'alaa maa yaf'aluuna bil mu'miniina syuhuud" (sementara mereka menyaksikan apa yg mereka lakukan terhadap kaum Mukminin), yakni menghadirinya. Ada yg berpendapat, mrk memberi kesaksian thdp kaum Mukminin, dgn mengatakan bahwa orang2 tsb adalah kaum yg sesat.

۞ وَمَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلَّا أَنْ يُؤْمِنُوا بِاللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ ۞

(85:8) "Wa maa naqomuu minhum" (dan tiadalah orang2 kafir menyiksa mereka), yakni menyiksa kaum Mukminin dan tidak pula menyakiti mrk. "Illaa ay yu'minuu billaahi" (kecuali karena mereka beriman kepada Allah), yakni kecuali karena keimanan mrk kpd Allah. "Al-'aziizi" (Yang Maha Perkasa) menim
pakan siksaan kpd siapa pun yg tidak beriman kpd-Nya. "Al-hamiid" (lagi Maha Memuji) orang2 yg beriman kpd-Nya.

۞ الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ ۞

(85:9) "Alladzii lahuu mulkus samaawaati" (Yang Memiliki kerajaan langit), yakni semua perbendaharaan langit, yaitu hujan. "Wal ardl" (dan bumi), yakni tumbuh-tumbuhan. "Wallaahu 'alaa kulli syai-in syahiid" (dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu), yakni semua amal mrk.

۞ إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيقِ ۞

(85:10) "Innal ladziina fatanul mu'miniina" (sesungguhnya orang-2 yg mendatangkan cobaan kpd kaum Mukminin), yakni membakar kaum laki-2 yg bersungguh-2 dalam keimanannya. "Wal mu'minaati" (dan Mukminat), yakni kaum perempuan yg bersungguh2 dalam keimanannya. "Tsumma lam yatuubuu" (kemudian mereka tidak bertobat) dari kekafiran dan kemusyrikan mrk. "Fa lahum 'adzaabu jahannama" (maka bagi mereka azab neraka Jahannam) di akhirat. "Wa lahum 'adzaabul hariiq" (dan bagi mereka azab yg membakar), yakni azab yg dahsyat di dalam neraka. Menurut satu pendapat, (bagi mrk azab) di dunia dgn cara dibakar oleh Allah Ta'ala, dan mrk adalah orang2 Najran. Ada pula yg mengatakan, mrk adalah penduduk Maushil. Mereka menangkap beberapa orang Mukminin lalu menyiksa dan membunuhnya dgn api. Hal itu mrk lakukan agar orang2 Mukmin mau kembali kpd agama mereka. Raja mrk bernama Yusuf. Ada pula yg mengatakan, raja mrk bernama Dzun Nawas. Selanjutnya Allah Ta'ala Menerangkan perihal orang2 Mukmin yg tidak mau kembali dari keimanan walaupun harus menghadapi siksaan.

۞ إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْكَبِيرُ ۞

(85:11) "Innal ladziina aamanuu" (sesungguhnya orang-2 yg beriman) kpd Allah Ta'ala. Wa 'amilush shaalihaati (dan mengerjakan amal-2 saleh), yakni kebajikan yg berhubungan dgn Robb-nya. "Lahum jannaatun" (bagi mereka surga-2), yakni taman-2. "Tajrii min tahtihaa" (yg mengalir di bawahnya), yakni di bawah pepohonan dan tempat-tempat tinggalnya. "Al-anhaaru" (sungai-2), yaitu sungai madu, sungai susu, sungai air, dan sungai khamar. "Dzaalikal fauzul kabiir" (itulah kesuksesan yg besar), yakni keberhasilan yg gemilang. Mrka berhasil meraih surga dan selamat dari neraka.

۞ إِنَّ بَطْشَ رَبِّكَ لَشَدِيدٌ ۞

(85:12) "Inna bath-sya rabbika (sesungguhnya Siksaan Rabb-mu), yakni Hukuman Rabb-mu terhadap orang-2 yg tidak beriman kepada-Nya. "La syadiid" (benar-benar sangat dahsyat).

​​​​​​​​​ ۞ إِنَّهُ هُوَ يُبْدِئُ وَيُعِيدُ ۞

(85:13) "Innahuu huwa yubdi-u" (sesungguhnya Dia-lah yang Memulai) penciptaan makhluk dari nutfah. "Wa yu'iid" (dan yang Mengulangi) sesudah mati, sebagai makhluk yg baru.

​​​​​ ۞ وَهُوَ الْغَفُورُ الْوَدُودُ ۞ ​​​​​

(85:14) "Wa huwal ghafuuru" (dan Dia-lah Yang Maha Pengampun), yakni Yang Maha Pemberi Maaf kpd siapa saja yg bertobat dari kekafiran seraya beriman kepada-Nya. "Al-waduud" (lagi Maha Mencintai), yakni Maha Memperlihatkan Cinta-Nya kpd para Penolong-Nya. Menurut satu pendapat, yg Mencintai orang-2 yg taat kpd-Nya. Dan ada pula yg berpendapat, yg Menunjukkan Kasih sayang-Nya kpd orang-2 yg taat kpd-Nya.

۞ ذُو الْعَرْشِ الْمَجِيدُ ۞

(85:15) "Dzul 'arsyi" (Pemilik Arasy) dan singgasana. "Al-majiid" (Yang Maha Mulia), yakni Yang Maha Baik lagi Maha Sempurna.

۞ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ ۞

(85:16) "Fa'aalul limaa yuriid" (Yang Maha
Berbuat atas segala apa yg Dikehendaki-Nya), yakni sebagaimana Kehendak-Nya. Dan Dia pula yg Menghidupkan dan Mematikan.

۞ هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْجُنُودِ ۞

(85:17) "Hal ataaka" (sudah sampaikah kepadamu), hai Muhammad. Allah Ta'ala Menanyakan hal itu kpd Nabi-Nya sebelum sampai kpd beliau (apa yang Dia Tanyakan), kemudian sesudah itu sampailah kepadanya. "Hadiitsul junuud" (kisah tentang bala tentara), yakni informasi tentang para pasukan.

۞ فِرْعَوْنَ وَثَمُودَ ۞

(85:18) "Fir'auna wa tsamuud" (Fir'aun dan Tsamud) serta orang-2 yg sebelum dan sesudah mereka. Kami Menindak mereka ketika mendustakan.

۞ بَلِ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي تَكْذِيبٍ ۞

(85:19) "Balil ladziina kafaruu" (namun, orang-orang kafir), yakni orang-2 kafir Mekah. "Fii takdziib" (tetap saja mendustakan) Nabi Muhammad saw. dan al-Quran.

۞ وَاللَّهُ مِنْ وَرَائِهِمْ مُحِيطٌ ۞

(85:20) "Walloohu miw waroo-ihim muhiith" (padahal, Allah Maha Mengepung dari belakang mereka), yakni Maha Mengetahui (keadaan) mereka dan perbuatan mereka.

۞ بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَجِيدٌ ۞

(85:21) "Bal huwa" (sebenarnya, ia), yakni al-Quran yg dibacakan Nabi Muhammad saw. kpd mereka. "Qur-aanum majiid" (adalah al-Quran yang mulia), yakni yg luhur dan agung.

۞ فِي لَوْحٍ مَحْفُوظٍ ۞

(85:22) "Fii lauhim mahfuuzh" (yang terpelihara dalam Lauh Mahfuzh), yakni yg termaktub dalam Lauh Mahfuzh dan terjaga dari para setan.

---------------------------------------------------
Tafsir: PenerbitDiponegoro.com
Arabic: Mosquelife.com.
Arsip: http://tjandrakurniawan.blogspot.com
# Alhamdulillah

Senin, Februari 11, 2013

Tafsir Al-Quran Surat Asy-Syamsu (91):1-15 (of 15)

​​​​​ ۞ بِسْـــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْــمِ ۞
۞ وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا ۞

(91:1) "Wasy syamsi wa dluhaahaa" (demi matahari dan cahayanya pada waktu dhuha), yakni Allah Ta'ala Bersumpah dengan matahari dan cahayanya.

۞ وَالْقَمَرِ إِذَا تَلَاهَا ۞

(91:2) "Wal qamari idzaa talaahaa" (dan [demi] bulan apabila mengiringinya), yakni apabila mengikutinya. Ia mengikuti matahari pada malam pertama saat hilal terihat.

۞ وَالنَّهَارِ إِذَا جَلَّاهَا ۞

(91:3) "Wan nahaari idzaa jallaahaa" (dan [demi] siang apabila menampakkannya), yakni apabila menampakkan kegelapan malam.

۞ وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَاهَا ۞

(91:4) "Wal laili idzaa yagh-syaahaa" (dan [demi] malam bila menyelimutinya), yakni menutupi cahaya siang.

۞ وَالسَّمَاءِ وَمَا بَنَاهَا ۞

(91:5) "Was samaa-i wa maa banaahaa" (dan [demi] langit serta Dzat yg telah Mendirikannya), yakni (Dzat) yg telah Menciptakannya, yaitu Allah Ta'ala. Allah Ta'ala Bersumpah dgn Diri-Nya sendiri.

۞ وَالْأَرْضِ وَمَا طَحَاهَا ۞

(91:6) "Wal ar-dli wa maa thohaahaa" (dan [demi] bumi serta Dzat yg telah Menghamparkannya), yakni Dzat yg telah Membentangkannya di atas air.

۞ وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا ۞

(91:7) "Wa nafsiw wa maa sawwaahaa" (dan [demi] jiwa serta Dzat yg telah Menyempurnakannya), yakni Dzat yg telah Menyempurnakan Makhluk-Nya dgn dua tangan, dua kaki, dua mata, dua telinga, dan seluruh anggota badan.

۞ فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا ۞
​​​​​

(91:8) "Fa alhamahaa fujuurohaa wa taqwaahaa" (kemudian Dia Mengilhamkan kepada jiwa itu [jalan] kejahatan dan ketakwaan), yakni kemudian Dia Memperkenalkan dan menerangkan kepadanya apa yg mesti dikerjakan dan apa yg harus dijauhi. Allah Ta'ala Bersumpah dgn Diri-Nya sendiri dan dgn semua hal tsb.

​​​​​
​​​​​ ۞ قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا ۞

(91:9) "Qod aflaha" (sungguh berbahagialah), yakni sungguh beruntunglah jiwa. "Man zakkaahaa" (orang yg telah menyucikannya), yakni org yg telah Diberi kesalehan, makrifah, dan taufik oleh Allah Ta'ala.

۞ وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا ۞

(91:10) "Wa qod khooba" (dan sungguh merugilah), yakni merugilah jiwa.. "Man dassaahaa" (orang yg telah mengotorinya), yakni org yg telah Disesatkan dan Ditelantarkan Allah Ta'ala.

۞ كَذَّبَتْ ثَمُودُ بِطَغْوَاهَا ۞

(91:11) "Kadz-dzabat tsamuudu" (kaum Tsamud telah mendustakan), yakni kaum Nabi Shalih telah mendustakan. "Bi thogh-waahaa" (karena melampaui batas), yakni kesesatan mrk telah membawa mrk pada hal itu.

۞ إِذِ انْبَعَثَ أَشْقَاهَا ۞

(91:12) "Idzimba'atsa asy-qoohaa" (ketika bangkit orang yg paling celaka di antara mereka), yakni ketika org yg paling celaka berdiri (Qadr bin Salif dan Mashda' bin Dahw), kemudian menyembelih unta betina itu.

۞ فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ نَاقَةَ اللَّهِ وَسُقْيَاهَا ۞

(91:13) "Fa qoola lahum rosuululloohi" (lalu berkatalah Rasul Allah kepada mereka), yakni berkatalah Nabi Sholih a.s. sebelum mrk menyembelih unta betina itu. "Naaqotalloohi" (Unta betina Allah), yakni biarkanlah Unta betina Allah itu. "Wa suqyaahaa" (dan minumannya).

۞ فَكَذَّبُوهُ فَعَقَرُوهَا فَدَمْدَمَ عَلَيْهِمْ رَبُّهُمْ بِذَنْبِهِمْ فَسَوَّاهَا ۞

(91:14) "Fa kadz-dzabuuhu" (namun, mereka mendustakan dia [Nabi Sholih]), yakni mendustakan Nabi Sholih a.s. dan risalah yg dia emban. "Fa 'aqoruuhaa" (kemudian menyembelihnya), yakni menyembelih unta betina tersebut. "Fa damdama 'alaihim robbuhum bi dzambihim" (karena itu, mereka Dibinasakan oleh Robb mereka disebabkan dosa-dosa mereka), yakni karena telah membunuh unta betina dan mendustakan Nabi Sholih a.s.. "Fa sawwaahaa" (lalu Dia Meratakannya), yakni Meratakan mrk dgn azab itu, baik yg besar maupun yg kecil.

۞ وَلَا يَخَافُ عُقْبَاهَا ۞

(91:15) "Wa laa yakhoofu 'uqbaahaa" (dan Dia tidak takut akan akibatnya), yakni tidak takut apabila ada yg menuntut balas. Menurut satu pendapat, kemudian mrk menyembelih unta betina itu dan tidak takut oleh akibat yg menyertainya.

---------------------------------------------------
Tafsir: PenerbitDiponegoro.com
Arabic: Mosquelife.com.
Arsip: http://tjandrakurniawan.blogspot.com
# Alhamdulillah

Kamis, Februari 07, 2013

Buku Kimia Kebahagiaan : Imam Ghozali

Buku Kimia Kebahagiaan : Imam Ghozali

TANDA-TANDA CINTA KEPADA ALLAH

Banyak orang berkata ia Cinta kepada Allah Subhanahuwa Taala. Perkataan itu hendaklah diuji apakah tulen atau hanya palsu.

Ujian pertama ialah; Dia hendaklah tidak benci kepada mati karena tidak ada orang yang enggan bertemu dengan sahabatnya. Nabi Muhammad saw bersabda;

"Siapa yang ingin melihat Allah, Allah ingin melihat dia."

Memang benar ada juga orang yang ikhlas cintanya kepada Allah berasa gentar apabila mengingat kedatangan mati sebelum ia siap membuat persediaan untuk pulang ke akhirat, tetapi jika betul-betul ikhlas dia akan bertambah rajin berusaha lagi untuk membuat persediaan itu.

Ujian kedua ialah ia mestilah bersedia mengorbankan kehendaknya untuk menurut kehendak Allah dan berupaya menghampirkan diri kepada Allah dan benci kepada apa saja yang menjauhkan dirinya dengan Allah. Dosa yang dilakukan oleh seseorang itu bukanlah bukti ia tidak cinta kepada Allah langsung tetapi itu membuktikan yang ia tidak menyintai Allah sepenuh jiwa raganya. Fudhoil bin Iyadh seorang wali Allah berkata kepada seorang lelaki;

"Jika orang bertanya kepada mu apakah kamu cinta kepada Allah, hendaklah kamu diam karena jika kamu kata: "Saya tidak cinta kepadaNya", maka kamu kafir dan jika kamu berkata, "Saya cinta", maka perbuatan kamu berlawanan dengan katamu."

Ujian yang ketiga ialah ingat kepada Allah itu mestilah sentiasa ada dalam hati manusia itu tanpa ditekan atau diusahakan benar, karena apa yang kita cinta itu mestilah sentiasa kita ingat. Sekiranya cinta itu sempurna, ia tidak akan lupa yang dicintainya itu. Ada juga kemungkinan bahwa sementara cinta kepada Allah itu tidak mengambil tempat yang utama dalam hati seseorang itu. Sehingga cinta kepada menyintai Allah itu mungkin mengambil tempat jua, karena cinta itu satu perkara dan cinta kepada cinta itu adalah perkara lain pula.

Ujian keempat kemudian menunjukkan adanya cinta kepada Allah ialah bahwa seseorang itu cinta kepada Al-Quran, yaitu Kalam Allah, dan cinta kepada Muhammad yaitu Rasul Allah. Jika cintanya benar-benar kuat, ia akan cinta kepada semua orang, karena semua manusia itu adalah hamba Allah. Bahkan cintanya meliputi semua makhluk, karena orang yang kasih atau cinta kepada seseorang itu tentulah kasih pula kepada yang dibuat oleh kekasihnya itu dan cintanya juga kepada tulisan atau karangannya.

Ujian kelima ialah ia suka duduk bersendirian untuk maksud beribadat dan ia suka malam itu lekas datang agar dapat berbicara dengan rakan atau sahabatnya tanpa ada yang menggangu. Jika ia suka berbual-bual di siang hari dan tidur di malam hari maka itu menunjukkan cintanya tidak sempurna. Allah berfirman kepada Nabi Daud,

"Janganlah terlampau karib dengan manusia, karena ada dua jenis manusia tersingkir dari MajlisKu: yaitu mereka yang bersemangat mencari ganjaran dan menjadi pemalas apabila mereka mendapat ganjaran itu; dan mereka yang mementingkan diri mereka sendiri lalu melampaui aku. Tanda tidak redhanya aku ialah aku biarkan mereka begitu saja."

Pada hakikatnya, jika cinta kepada Allah itu benar-benar mengambil tempat seluruhnya didalam hati seseorang itu, maka cintanya kepada yang lain itu tidak akan dapat mengambil tempat langsung ke dalam hati itu. Seorang dari Bani Israel telah menjadi kebiasaan sembahyang di malam hari.
Tetapi apabila melihat burung bernyanyian di sepohon pokok dengan merdu sekali, dia pun sembahyang di bawah pokok itu supaya dapat menikmati nyanyian burung itu. Allah menyuruh Nabi Daud pergi berjumpa dia dan berkata,

"Engkau telah mencampurkan cinta kepada nyanyian burung dengan cinta kepadaKu, Martabat engkau di kalangan Auliya' Allah telah diturunkan,"

Sebaliknya ada pula orang yang terlalu cinta kepada Allah, suatu hari sedang ia melakukan ibadatnya kepada Allah rumahnya telah terbakar, tetapi ia tidak nampak dan sadar rumahnya terbakar.

Yang keenam ialah ibadatnya menjadi senang sekali. Seorang Wali Allah ada berkata,

"Dalam tiga puluh tahun yang pertama saya melakukan sembahyang malam dengan susah payah sekali, tetapi tiga puluh yang kedua sembahyang itu menjadi indah dan lazat pula kepada saya." Apabila cinta kepada Allah itu sempuna, maka tidak ada keindahan yang sebanding dngan keindahan ibadat.

Yang ketujuh ialah orang yang cinta kepada Allah itu akan cinta kepada mereka yang taat kepada Allah dan mereka benci kepada orang-orang kafir dan orang-orang yang derhaka kepada Allah. Al-Quran mnyatakan "mereka itu bersikap kasar kepada orang-orang kafir dan berkasih sayang sesama mereka sendiri." Suatu masa, Nabi bertanya kepada Allah, "Wahai Tuhan, siapakah kekasihmu?" Terdengarlah jawapan,

"Siapa yang berpegang teguh kepadaKu seperti bayi dengan ibunya, mengambil perlindungan dengan MengingatiKu seperti burung mencari perlindungan disarangnya, dan yang marah melihat dosa seperti singa yang marah yang tidak takut kepada apa dan siapa pun."

TANDA-TANDA CINTA KEPADA ALLAH

Banyak orang berkata ia Cinta kepada Allah Subhanahuwa Taala. Perkataan itu hendaklah diuji apakah tulen atau hanya palsu.

Ujian pertama ialah; Dia hendaklah tidak benci kepada mati karena tidak ada orang yang enggan bertemu dengan sahabatnya. Nabi Muhammad saw bersabda;

"Siapa yang ingin melihat Allah, Allah ingin melihat dia."

Memang benar ada juga orang yang ikhlas cintanya kepada Allah berasa gentar apabila mengingat kedatangan mati sebelum ia siap membuat persediaan untuk pulang ke akhirat, tetapi jika betul-betul ikhlas dia akan bertambah rajin berusaha lagi untuk membuat persediaan itu.

Ujian kedua ialah ia mestilah bersedia mengorbankan kehendaknya untuk menurut kehendak Allah dan berupaya menghampirkan diri kepada Allah dan benci kepada apa saja yang menjauhkan dirinya dengan Allah. Dosa yang dilakukan oleh seseorang itu bukanlah bukti ia tidak cinta kepada Allah langsung tetapi itu membuktikan yang ia tidak menyintai Allah sepenuh jiwa raganya. Fudhoil bin Iyadh seorang wali Allah berkata kepada seorang lelaki;

"Jika orang bertanya kepada mu apakah kamu cinta kepada Allah, hendaklah kamu diam karena jika kamu kata: "Saya tidak cinta kepadaNya", maka kamu kafir dan jika kamu berkata, "Saya cinta", maka perbuatan kamu berlawanan dengan katamu."

Ujian yang ketiga ialah ingat kepada Allah itu mestilah sentiasa ada dalam hati manusia itu tanpa ditekan atau diusahakan benar, karena apa yang kita cinta itu mestilah sentiasa kita ingat. Sekiranya cinta itu sempurna, ia tidak akan lupa yang dicintainya itu. Ada juga kemungkinan bahwa sementara cinta kepada Allah itu tidak mengambil tempat yang utama dalam hati seseorang itu. Sehingga cinta kepada menyintai Allah itu mungkin mengambil tempat jua, karena cinta itu satu perkara dan cinta kepada cinta itu adalah perkara lain pula.

Ujian keempat kemudian menunjukkan adanya cinta kepada Allah ialah bahwa seseorang itu cinta kepada Al-Quran, yaitu Kalam Allah, dan cinta kepada Muhammad yaitu Rasul Allah. Jika cintanya benar-benar kuat, ia akan cinta kepada semua orang, karena semua manusia itu adalah hamba Allah. Bahkan cintanya meliputi semua makhluk, karena orang yang kasih atau cinta kepada seseorang itu tentulah kasih pula kepada yang dibuat oleh kekasihnya itu dan cintanya juga kepada tulisan atau karangannya.

Ujian kelima ialah ia suka duduk bersendirian untuk maksud beribadat dan ia suka malam itu lekas datang agar dapat berbicara dengan rakan atau sahabatnya tanpa ada yang menggangu. Jika ia suka berbual-bual di siang hari dan tidur di malam hari maka itu menunjukkan cintanya tidak sempurna. Allah berfirman kepada Nabi Daud,

"Janganlah terlampau karib dengan manusia, karena ada dua jenis manusia tersingkir dari MajlisKu: yaitu mereka yang bersemangat mencari ganjaran dan menjadi pemalas apabila mereka mendapat ganjaran itu; dan mereka yang mementingkan diri mereka sendiri lalu melampaui aku. Tanda tidak redhanya aku ialah aku biarkan mereka begitu saja."

Pada hakikatnya, jika cinta kepada Allah itu benar-benar mengambil tempat seluruhnya didalam hati seseorang itu, maka cintanya kepada yang lain itu tidak akan dapat mengambil tempat langsung ke dalam hati itu. Seorang dari Bani Israel telah menjadi kebiasaan sembahyang di malam hari.
Tetapi apabila melihat burung bernyanyian di sepohon pokok dengan merdu sekali, dia pun sembahyang di bawah pokok itu supaya dapat menikmati nyanyian burung itu. Allah menyuruh Nabi Daud pergi berjumpa dia dan berkata,

"Engkau telah mencampurkan cinta kepada nyanyian burung dengan cinta kepadaKu, Martabat engkau di kalangan Auliya' Allah telah diturunkan,"

Sebaliknya ada pula orang yang terlalu cinta kepada Allah, suatu hari sedang ia melakukan ibadatnya kepada Allah rumahnya telah terbakar, tetapi ia tidak nampak dan sadar rumahnya terbakar.

Yang keenam ialah ibadatnya menjadi senang sekali. Seorang Wali Allah ada berkata,

"Dalam tiga puluh tahun yang pertama saya melakukan sembahyang malam dengan susah payah sekali, tetapi tiga puluh yang kedua sembahyang itu menjadi indah dan lazat pula kepada saya." Apabila cinta kepada Allah itu sempuna, maka tidak ada keindahan yang sebanding dngan keindahan ibadat.

Yang ketujuh ialah orang yang cinta kepada Allah itu akan cinta kepada mereka yang taat kepada Allah dan mereka benci kepada orang-orang kafir dan orang-orang yang derhaka kepada Allah. Al-Quran mnyatakan "mereka itu bersikap kasar kepada orang-orang kafir dan berkasih sayang sesama mereka sendiri." Suatu masa, Nabi bertanya kepada Allah, "Wahai Tuhan, siapakah kekasihmu?" Terdengarlah jawapan,

"Siapa yang berpegang teguh kepadaKu seperti bayi dengan ibunya, mengambil perlindungan dengan MengingatiKu seperti burung mencari perlindungan disarangnya, dan yang marah melihat dosa seperti singa yang marah yang tidak takut kepada apa dan siapa pun."
sumber: http://hasfapress.wordpress.com/2010/05/18/buku-kimia-kebahagiaan-imam-ghozali/

Selasa, Februari 05, 2013

Tafsir Al-Quran Surat Al-Qodr (97):1-5 (of 5)

​​​​​ ۞ بِسْـــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْــمِ ۞

​​
۞ إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ ۞

(97:1) "Innaa anzalnaahu" (sesungguhnya Kami telah Menurunkannya [al-Quran]), yakni Kami telah Menurunkan Jibril dgn membawa al-Quran secara sekaligus kpd para malaikat pencatat di langit (bumi) yg terdekat. "Fii lailatil qodr" (pada malam kemuliaan), yakni pd malam keputusan dan ketentuan. Menurut yg lain, pd malam yg diberkahi dgn ampunan dan rahmat. Sesudah itu barulah diturunkan kpd Nabi saw. secara bertahap.

۞ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ ۞

(97:2) "Wa maa adrooka" (dan tahukah kamu), hai Muhammad? Pertanyaan ini bertujuan untuk mengagungkan lailatul qodr. "Maa lailatul qodr" (apakah malam kemuliaan itu), yakni apakah keutamaan malam kemuliaan itu?

۞ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ ۞

(97:3) "Lailatul qodri khoirum min alfi syahr" (malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan), yakni amal pada malam kemuliaan itu lebih baik daripada amal seribu bulan, pada bulan2 yg tidak ada malam kemuliaan di dalamnya.

۞ تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ ۞

(97:4) "Tanazzalul malaa-ikatu war ruuhu" (para malaikat dan ar-Ruuh turun), yakni Jibril turun bersama mereka. "Fiihaa" (pada malam itu), yakni pada awal malam kemuliaan itu. "Bi idzni robbihim" (dengan Izin Rabb mereka), yakni dgn Perintah Robb mereka. "Ming kulli amrin" (untuk mengatur segala urusan).

۞ سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ ۞

(97:5) "Salaamun" (keselamatanlah), yakni pada malam itu mereka mengucapkan salam kepada ahli shaum dan shalat di antara umat Muhammad saw.. Menurut satu pendapat, keselamatanlah pada malam itu dari segala mara bahaya. "Hiya" (pada malam itu), yakni keutamaan dan keberkahan malam itu. "Hattaa mathla'il fajr" (sampai terbit fajar), yakni subuh.

---------------------------------------------------
Tafsir: Ibn Abbas, Penerbit Diponegoro.
Arabic: www.mosquelife.com.
http://tjandrakurniawan.blogspot.com
# Alhamdulillah

Minggu, Februari 03, 2013

8 Lafadz Sholawat Shahih

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (QS. Al Ahzab: 56)

Ibnu Katsir didalam tafsirnya menyebutkan pendapat Imam Bukhori yang mengatakan bahwa Abu al 'Aliyah mengatakan,"Shalawat Allah (kepada nabi-Nya) adalah pujian-Nya kepadanya dihadapan para malaikat. Sedangkan shalawat malaikat (kepada nabi) adalah doa." Ibnu Abbas berkata,"mereka bershalawat atas Nabi adalah mendoakan agar mendapat berkah." Demikian nukilan Bukhori dari keduanya.

1.✿ Dari jalan Ka'ab bin 'Ujrah

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

"Allaahumma sholli 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad kamaa shollaita 'alaa ibroohiim wa 'alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid, Allaahumma baarik 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad kamaa baarokta 'alaa ibroohiim wa 'alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid".

"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. Ya Allah, Berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim, Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia[SHAHIH, HR. Bukhari 4/118, 6/27, dan 7/156, Muslim 2/16]

2.✿ Dari jalan Abu Humaid As Saa'diy

Allaahumma sholli 'alaa Muhammadin wa 'alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa shollaita 'alaa ibroohiim, wa baarik 'alaa Muhammadin wa 'alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa baarokta 'alaa ibroohiim innaka hamiidum majiid.

"Ya Allah,berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada isteri-isteri beliau dan keturunannya,sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim. Ya Allah, Berkahilah Muhammad dan isteri-isteri beliau dan keturunannya, sebagaimana Engkau telah memberkahi Ibrahim,Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia" [SHAHIH, HR. Bukhari 4/118, 7/157, Muslim 2/17]

3.✿ Dari jalan Abi Mas'ud Al Anshariy

Allaahumma sholli 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad kamaa shol laita 'alaa aali ibroohiim ,wa baarik 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad kamaa baarokta 'alaa aali ibroohiim fil 'aalamiina innaka hamiidum majiid.

"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim, dan berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi keluarga Ibrahim atas sekalian alam, Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia" [SHAHIH, HR Muslim 2/16, Abu Dawud no. 980, At Tirmidzi 5/37-38]

4.✿ Dari jalan Abi Mas'ud, 'Uqbah bin 'Amr Al Anshariy (jalan kedua)

Allaahumma sholli 'alaa Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa 'alaa aali Muhammad kamaa shol laita 'alaa ibroohiim wa 'alaa aali ibroohiim, wa baarik 'alaa Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa 'alaa aali Muhammad kamaa baarokta 'alaa ibroohiim wa 'alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid.

"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad yang ummi dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi bershalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim.Dan berkahilah Muhammad Nabi yang ummi dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi keluarga Ibrahim dan keluarga Ibrahim, Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia" [SHAHIH, HR. Abu Dawud no. 981, An Nasa-i dalam "Amalul Yaum wal Lailah" no.94]

5.✿ Dari jalan Abi Sa'id Al Khudriy

Allaahumma sholli 'alaa Muhammadin 'abdika wa rosuulika kamaa shol laita 'alaa aali ibroohiim, wa baarik 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad kamaa baarokta 'alaa ibroohiim.

"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad hambaMu dan RasulMu, sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim. Dan berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberkahi Ibrahim" [SHAHIH, HR Bukhari 6/27, 7/157, An Nasa-i 3/49, Ibnu Majah no. 903, Baihaqi 2/147]

6.✿ Dari jalan seorang laki2 shabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam

Allaahumma sholli 'alaa Muhammad wa 'alaa ahli baitihi wa 'alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa shollaita 'alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid , wa baarik 'alaa Muhammad wa 'alaa ahli baitihi wa 'alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa baarokta 'alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid.

"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada ahli baitnya dan istri-istrinya dan keturunannya, sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. Dan berkahilah Muhammad dan kepada ahli baitnya dan istri-istrinya dan keturunannya, sebagimana Engkau telah memberkahi Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia" [SHAHIH, HR. Ahmad 5/347, Ini adalah lafazhnya, Ath Thowawiy dalam "Musykilul Atsaar" 3/74]

7.✿ Dari jalan Abu Hurairah

Allaahumma sholli 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad wa baarik 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad, kamaa shollaita wa baarokta 'alaa ibroohiim wa 'alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid.

"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, dan berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad,sebagaimana Engkau telah bershalawat dan memberkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia" [SHAHIH, HR Ath Thowawiy dalam "Musykilul Atsaar" 3/75, An Nasa-i dalam "Amalul Yaum wal Lailah" no 47 dari jalan Dawud bin Qais dari Nu'aim bin Abdullah al Mujmir dari Abu Hurairah]

8.✿ Dari jalan Thalhah bin 'Ubaidullah

Allaahumma sholli 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad kamaa shol laita 'alaa ibroohiim wa 'alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid, wa baarik 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad kamaa baarokta 'alaa ibroohiim wa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid.

"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. Dan berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah telah mmberkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim,ssungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia". [SHAHIH, HR. Ahmad 1/162, An Nasa-i dalam "Sunan: nya 3/48 dan "Amalul Yaum wal Lailah" no 48, Abu Nu'aim dalam "Al Hilyah" 4/373]

●▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬●
"Barang siapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali".

"Sungguh, manusia yg paling utama di sisiku kelak di hari kiyamat, yaitu mereka yang paling banyak bershalawat kepadaku."

'Tiada do'a kecuali terdapat hijab diantaranya dgn diantara langit, hingga bershalawat atas Nabi Saw, maka apabila di bacakan shalawat Nabi, terbukalah hijab dan di terimalah do'a tersebut, namun jika tidak demikian, kembalilah do'a itu kpda pemohonnya'.
Wallahua'laam.
# Alhamdulillah

Tafsir Al-Quran S. ‘Abasa (80):24-42 (of 42) #2

​​​​​ ۞ بِسْــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْــمِ ۞

۞ فَلْيَنْظُرِ الْإِنْسَانُ إِلَىٰ طَعَامِهِ ۞

(80:24) "Fal yanzhuril insaanu" (maka hendaklah manusia merenungkan), yakni maka hendaklah orang kafir, yaitu 'Utbah bin Abi Lahb merenungkan. "Ilaa tho'aamih" (makanannya), yakni rezeki yg dimakannya, bagaimana ia berubah dari satu keadaan ke keadaan lainnya hingga bisa dimakan. Kemudian Allah Ta'ala Menjelaskan perubahan itu dgn Firman-Nya:

۞ أَنَّا صَبَبْنَا الْمَاءَ صَبًّا ۞

(80:25) "Annaa shobabnal maa-a shobbaa" (sesungguhnya Kami telah Mencurahkan air dgn benar2), yakni Kami telah Mencurahkan hujan ke bumi dgn benar2 mencurah.

۞ ثُمَّ شَقَقْنَا الْأَرْضَ شَقًّا ۞

(80:26) "Tsumma syaqoqnaa" (kemudian Kami Merekahkan), yakni membelah. "Al-ardlo syaqqoo" (tanah dgn sebaik-baiknya), yakni terbelah dgn tumbuh2an.

۞ فَأَنْبَتْنَا فِيهَا حَبًّا ۞

(80:27) "Fa ambatnaa fiihaa" (lalu Kami Tumbuhkan padanya), yakni pada tanah itu. "habbaa" (biji-bijian), yakni segala macam biji-bijian.

۞ وَعِنَبًا وَقَضْبًا ۞

(80:28) "Wa 'inaban" (anggur), yakni pohon anggur. "Wa qadlbaa" (dan sayur-mayur yg segar), yakni dan pohon qatt. Menurut yg lain, pohon rathbah.

۞ وَزَيْتُونًا وَنَخْلًا ۞

(80:29) "Wa zaituunan" (dan zaitun), yakni pohon zaitun. "Wa nakhlaa" (serta kurma), yakni pohon kurma.

۞ وَحَدَائِقَ غُلْبًا ۞

(80:30) "Wa hadaa-iqo" (dan kebun-kebun) yg dikelilingi pepohonan dan pohon kurma. "Ghulbaa" (yg lebat), yakni yg rimbun menjulang.

۞ وَفَاكِهَةً وَأَبًّا ۞

(80:31) "Wa faakihatan" (dan buah-buahan), yakni dan aneka macam buah-buahan. "Wa abbaa" (serta rerumputan). Menurut yg lain, jerami.

۞ مَتَاعًا لَكُمْ وَلِأَنْعَامِكُمْ ۞

(80:32) "Mataa'al lakum" (untuk kesenangan kalian), yakni manfaat biji-bijian dan lain sebagainya adalah untuk kalian. "Wa li an'aamikum" (dan ternak-ternak kalian) berupa rerumputan.

۞ فَإِذَا جَاءَتِ الصَّاخَّةُ ۞

(80:33) "Fa idzaa jaa-atish shaakh-khoh" (maka apabila datang suara keras yg memekakkan telinga), yakni pada hari kiamat. Segala sesuatu menjadi sadar, tunduk, patuh, dan merespons suara keras yg memekakkan telinga itu. Semua makhluk berserah diri dan mereka pun tahu bahwa hal itu benar2 terjadi. Kemudian Allah Ta'ala Menjelaskan kapan hal itu akan terjadi.

۞ يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ ۞

(80:34) "Yauma yafirrul mar-u" (pada hari seseorang lari), yakni seorang Mukmin menjauh. "Min akhiih" (dari saudaranya) yg kafir.

۞ وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ ۞

(80:35) "Wa ummihii" (dan ibu), yakni dan ia menjauh dari ibunya. "Wa abiih" (serta bapaknya), yakni dan ia pun menjauh dari bapaknya.

۞ وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ ۞

(80:36) "Wa shoohibatihii" (dan istri), yakni dan ia menjauh dari istrinya. "Wa baniih" (serta anak-anaknya), yakni dan ia pun menjauh dari anak-anaknya. Menurut satu pendapat, Habil menjauh dari Qabil; Nabi Muhammad saw. menjauh dari ibunya, Aminah; Ibrahim a.s. menjauh dari bapaknya; Luth a.s. menjauh dari istrinya, Wa'ilah; serta Nuh a.s. menjauh dari putranya, Kan'an.

۞ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ ۞

(80:37) "Li kullimri-im minhum yauma-idzin" (setiap orang di antara mereka pada hari itu), yakni pada hari kiamat. "Sya'nuy yughniih" (disibukkan oleh urusannya sendiri), yakni disibukkan oleh urusannya sendiri, (hingga tidak mempedulikan) orang lain.

۞ وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ مُسْفِرَةٌ ۞

(80:38) "Wujuuhun" (ada wajah-wajah), yakni wajah-wajah kaum Mukminin yg benar dalam keimanannya. "Yauma-idzin" (pada hari itu), yakni pada hari kiamat. Mushfirah (yang bercahaya), yakni bercahaya karena Keridaan Allah Ta'ala kepadanya.

۞ ضَاحِكَةٌ مُسْتَبْشِرَةٌ ۞

(80:39) "Dloohikatun" (tertawa), yakni terkagum-kagum dgn kemuliaan yg Dianugerahkan Allah Ta'ala kepadanya. "Mustabsyirah" (gembira), yakni bersukacita dgn pahala dari Allah Ta'ala.

۞ وَوُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ عَلَيْهَا غَبَرَةٌ ۞

(80:40) "Wa wujuuhun" (dan ada pula wajah-wajah), yakni wajah-wajah kaum munafikin dan kafirin. "Yauma-idzin" (pada hari itu), yakni pada hari kiamat. "'Alaihaa ghobaroh" (tertutup debu).

۞ تَرْهَقُهَا قَتَرَةٌ ۞

(80:41) "Tarhaquhaa" (diliputi), yakni diselubungi dan ditutupi. "Qotaroh" (oleh kegelapan), yakni oleh kesedihan dan kemurungan.

۞ أُولَٰئِكَ هُمُ الْكَفَرَةُ الْفَجَرَةُ ۞

(80:42) "Ulaa-ika" (mereka), yakni si pemilik gambaran tersebut. "Humul kafarotu" (adalah orang-orang yang kafir) kpd Allah Ta'ala. "Al-fajaroh" (lagi durhaka), yakni mendustakan Allah Ta'ala.

---------------------------------------------------
Tafsir: Ibn Abbas, Penerbit Diponegoro.
Arabic: www.mosquelife.com.
http://tjandrakurniawan.blogspot.com
# Alhamdulillah

Al-Quran Tafsir S. ‘Abasa (80):1-23 (of 42) #1

​​​​​ ۞ بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ ۞

​​​​​ ۞ عَبَسَ وَتَوَلَّىٰ ۞
(80:1) "'Abasa" (dia bermuka masam), yakni Nabi saw. bermuka masam. "Wa tawallaa" (dan berpaling), yakni memalingkan muka.

​​​​​ ۞ أَنْ جَاءَهُ الْأَعْمَىٰ ۞
(80:2) "An jaa-ahul a'maa" (ketika seorang tuna netra datang kepadanya), yakni ketika 'Abdullah bin Ummi Maktum datang kepadanya. Nama asli Ummi Maktum adalah 'Abdullah bin Syuraih, sedang Ummi Maktum sendiri adalah nama ibu bapaknya. Peristiwa ini terjadi ketika Nabi saw. tengah duduk bersama tiga pembesar Quraisy, yaitu: al-'Abbas bin 'Abdil Muththalib (paman beliau), Umayyah bin Khalaf al-Jumahi, dan Shafwan bin Umayyah, yang semuanya adalah orang2 kafir. Pada saat itu Nabi saw. sedang menghormat mrk dan mengajak mrk untuk memeluk Islam. Tiba2 datanglah 'Abdullah bin Ummi Maktum seraya berkata, Ya Rasulullah, ajarilah saya apa yg telah diajarkan Allah Ta'ala kpd mu. Nabi saw. pun mamalingkan muka dari Ibnu Ummi Maktum lantaran sibuk dgn ketiga pembesar itu. Sehubungan dgn peristiwa itulah turun ayat, 'abasa wa tawallaa.

۞ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُ يَزَّكَّىٰ ۞
(80:3) "Wa maa yudriika" (tahukah kamu), hai Muhammad! "La'allahuu" (barangkali ia), yakni orang tuna netra itu. "Yazzakkaa" (hendak menyucikan diri), yakni membersihkan diri.

۞ أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنْفَعَهُ الذِّكْرَىٰ ۞
(80:4) "Au yadz-dzakkaru" (atau ia (hendak) menyimak nasihat), yakni hendak mengambil pelajaran dari al-Quran. "Fa tanfa'ahudz dzikroo" (lalu nasihat itu bermanfaat baginya), yakni pelajaran dari al-Quran itu bermanfaat baginya.

۞ أَمَّا مَنِ اسْتَغْنَىٰ ۞
(80:5) "Ammaa manistaghnaa" (adapun orang yg merasa cukup), yakni orang yg merasa dirinya cukup dari Allah Ta'ala. Yang dimaksud adalah ketiga pembesar Quraisy. [Yaitu orang2 kafir yg sedang duduk bersama Nabi SAW]

۞ فَأَنْتَ لَهُ تَصَدَّىٰ ۞
(80:6) "Fa anta lahuu tashoddaa" (maka kamu berkenan menghadapinya), yakni kamu menghadapkan muka kpd mrk. [Tidak bermuka masam kpd mrk sebagaimana sikap Nabi yg khilaf kpd 'Ibnu Ummi Maktum orang buta yg datang kpd beliau ketika itu]

۞ وَمَا عَلَيْكَ أَلَّا يَزَّكَّىٰ ۞
(80:7) "Wa maa 'alaika allaa yazzakkaa" (padahal tidaklah kamu berdosa jika ia tidak mau menyucikan diri), yakni apabila ketiga pembesar Quraisy itu tidak mau bertauhid.

۞ وَأَمَّا مَنْ جَاءَكَ يَسْعَىٰ ۞
(80:8) "Wa ammaa man jaa-aka yas'aa" (namun, terhadap orang yg datang kpd mu serta berusaha), yakni bersegera kpd kebaikan.

۞ وَهُوَ يَخْشَىٰ ۞
(80:9) "Wa huwa yakhsyaa" (dan ia takut) kpd Allah Ta'ala lagi seorang Muslim. Sebelum peristiwa ini 'Ibnu Ummi Maktum sudah memeluk Islam.

۞ فَأَنْتَ عَنْهُ تَلَهَّىٰ ۞
(80:10) "Fa anta 'anhu" (maka kamu terhadapnya), hai Muhammad! "Talahhaa" (bersikap acuh tak acuh), yakni berpaling (darinya) dan sibuk dgn ketiga pembesar Quraisy.

۞ كَلَّا إِنَّهَا تَذْكِرَةٌ ۞
(80:11) "Kallaa" (janganlah begitu), yakni janganlah berbuat spt itu! Janganlah kamu menghadapi orang2 yg merasa dirinya tidak membutuhkan Allah Ta'ala seraya berpaling dari orang yg takut kpd Allah Ta'ala. Alhasil, sesudah peristiwa itu Nabi saw. pun memuliakan Ibnu Ummi Maktum dan bersikap baik kpd nya. "Innahaa" (sesungguhnya ia), yakni, surah ini. Tadzkirah (merupakan peringatan) dari Allah Ta'ala bagi orang kaya dan orang fakir.


​​​​​ ۞ فَمَنْ شَاءَ ذَكَرَهُ ۞
(80:12) "Fa man syaa-a dzakaroh" (barangsiapa mau, tentulah ia akan memperhatikannya), yakni barangsiapa Dikehendaki Allah Ta'ala mau mengambil pelajaran, niscaya ia pun akan mengambil pelajaran.

۞ فِي صُحُفٍ مُكَرَّمَةٍ ۞
(80:13) "Fii shuhufin" (yang terdapat di dalam suhuf-suhuf), yakni al-Quran termaktub di dalam kitab2 semenjak Adam. "Mukarromah" (yg dimuliakan) dalam Pandangan Allah Ta'ala.

۞ مَرْفُوعَةٍ مُطَهَّرَةٍ ۞
(80:14) "Marfuu'atin" (yang ditinggikan), yakni yg kedudukannya ditinggikan di langit. "Muthohharoh" (lagi disucikan) dari segala noda dan kesyirikan.

۞ بِأَيْدِي سَفَرَةٍ ۞
(80:15) "Bi aidii safaroh" (di tangan para [malaikat] pencatat).

۞ كِرَامٍ بَرَرَةٍ ۞
(80:16) "Kiroomin" (yang mulia), yakni mereka mulia dalam Pandangan Allah Ta'ala dan berserah diri. "Baroroh" (lagi berbakti), yakni dapat dipercaya. Mereka adalah Malaikat Hafazhah, penghuni langit terdekat.

​​​​​ ۞ قُتِلَ الْإِنْسَانُ مَا أَكْفَرَهُ ۞
(80:17) "Qutilal insaanu" (terlaknatlah manusia), yakni terlaknatlah manusia yg kafir itu: 'Utbah bin Abi Lahb. "Maa akfaroh" (apa yg mendorongnya kpd kekufuran), yakni apa yg membuatnya kafir kpd Allah Ta'ala dan kpd ayat al-Quran, "wan najmi , idzaa hawaa" (Demi bintang ketika terbenam [Q.S. 53 an-Najm: 1]). Menurut satu pendapat, alangkah hebat kekafirannya.

۞ مِنْ أَيِّ شَيْءٍ خَلَقَهُ ۞
(80:18) "Min ayyi syai-in kholaqoh" (dari apakah ia diciptakan), yakni maka hendaklah ia merenungkan dalam dirinya, dari apakah ia diciptakan sbg makhluk. Kemudian Allah Ta'ala Menjelaskan.

۞ مِنْ نُطْفَةٍ خَلَقَهُ فَقَدَّرَهُ ۞
(80:19) "Min nuthfah , kholaqohuu" (dari nutfah, Dia Menciptakannya) sbg makhluk hidup. "Fa qoddaroh" (lalu menentukannya), yakni menentukan penciptaannya terdiri atas dua tangan, dua kaki, dua mata, dua telinga, dan seluruh anggota badan lainnya.

۞ ثُمَّ السَّبِيلَ يَسَّرَهُ ۞
(80:20) "Tsummas sabiila yassaroh" (kemudian Dia Memudahkan jalan keluar baginya) , yakni Dia telah Menjelaskan kepadanya jalan kebaikan dan jalan keburukan. Menurut satu pendapat, memudahkan jalan keluar pada rahim (untuk bayi) yg disertai tali pusar.

۞ ثُمَّ أَمَاتَهُ فَأَقْبَرَهُ ۞
(80:21) "Tsumma amaatahuu" (kemudian Dia Mematikannya) sesudah itu. "Fa aqbaroh" (lalu menetapkan kuburnya), yakni lalu memerintahkan agar menguburnya.

۞ ثُمَّ إِذَا شَاءَ أَنْشَرَهُ ۞
(80:22) "Tsumma idzaa syaa-a ansyaroh" (kemudian, apabila Dia Menghendaki, Dia pun Menghidupkannya kembali), yakni membangkitkannya dari kubur.

۞ كَلَّا لَمَّا يَقْضِ مَا أَمَرَهُ ۞
(80:23) "Kallaa" (janganlah begitu), yakni sungguh, hai Muhammad! "Lammaa yaqdli maa amaroh" (sesungguhnya ia [manusia] belum menunaikan apa-apa yg telah Dia Perintahkan kepadanya), yakni tauhid dan lain sebagainya yg Diperintahkan Allah Ta'ala kepadanya.

---------------------------------------------------

Tafsir: Ibn Abbas, Penerbit Diponegoro.
Arabic: www.mosquelife.com.
http://m.facebook.com/groups/alqurantafsir
# Alhamdulillah

Sabtu, Februari 02, 2013

Tafsir Al-Quran Surat An Nas 114:1-6 (of 6)

{Ta'awudz}
​​​​​ ۞ بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ ۞

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ۞
(114:1) Qul a'uudzu" (katakanlah, Aku berlindung), yakni katakanlah, hai Muhammad, aku mencari perlindungan. Pendapat lain, aku memohon perlindungan. "Bi Robbin naas" (kpd Robb manusia), yakni kpd Tuhan seluruh jin dan manusia.

مَلِكِ النَّاسِ ۞ إِلَٰهِ النَّاسِ ۞
(114:2) "Malikin naas" (Raja manusia), yakni Raja seluruh jin dan manusia. (114:3) "Ilaahin naas" (Tuhan manusia), yakni Pencipta seluruh jin dan manusia.

مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ ۞
(114:4) "Min syarril waswaasi" (dari kejahatan si pembisik), yakni setan. "Al-khonnaas" (yg biasa bersembunyi).

الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ ۞
(114:5) "Alladzii" (yang) apabila Disebut Nama Allah, ia bersembunyi dan menutupi dirinya. Namun, apabila tidak Disebut Nama Allah... "Yuwaswisu fii shuduurin naas" (membisikkan ke dalam dada2 manusia), yakni ke dalam dada2 makhluk.

مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ۞
(114:6) "Minal jinnati wan naas" (dari [kalangan] jin dan manusia), yakni ia membisikkan ke dalam dada jin sebagaimana ia membisikkannya ke dalam dada manusia.

Surah al-Falaq dan an-Naas diturunkan berhubungan dgn Labid bin al-A'sham, seorang Yahudi yg pernah menyihir Nabi saw.. Lalu Nabi saw. membacakan kedua surah ini untuk menghancurkan sihirnya. Alhasil, Allah Ta'ala pun Menghilangkan pengaruh sihir itu dari beliau

---------------------------------------
Tafsir: Ibn Abbas, Penerbit Diponegoro.
Arabic: www.mosquelife.com.
http://tjandrakurniawan.blogspot.com.
# Alhamdulillah

Al-Quran Tafsir S. An Najm 53:41-62 (of 62) #3

[Ta'awudz]
۞ بِسْــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــمِ ۞
۞ ثُمَّ يُجْزَاهُ الْجَزَاءَ الْأَوْفَىٰ ۞
(53:41) "Tsumma yujzaahul jazaa-al aufaa" (kemudian akan diberikan balasan kepadanya dgn balasan yg paling sempurna), yakni dgn balasan yg paling berlimpah [kpd org2 yg bersedekah]: kebaikan dibalas dgn kebaikan dan keburukan dibalas dgn keburukan.

۞ وَأَنَّ إِلَىٰ رَبِّكَ الْمُنْتَهَىٰ ۞
(53:42) "Wa anna ilaa robbikal muntahaa" (dan bahwa hanya kpd Robb-mulah kesudahan [segala sesuatu]), yakni tempat kembali semua makhluk sesudah mati, dan juga tempat kembali mereka di akhirat.

۞ وَأَنَّهُ هُوَ أَضْحَكَ وَأَبْكَىٰ ۞
(53:43) "Wa annahuu huwa adl-haka" (dan bahwa Dia-lah yg Menjadikan tertawa) penghuni surga berkat kemuliaan yg membuat mrk merasa senang. "Wa abkaa" (dan menangis) penghuni neraka karena kehinaan yg membuat mrk berduka.

۞ وَأَنَّهُ هُوَ أَمَاتَ وَأَحْيَا ۞
(53:44) "Wa annahuu huwa amaata" (dan bahwa Dia-lah yg Mematikan) di dunia. "Wa ahyaa" (dan Menghidupkan) untuk kebangkitan. Menurut yg lain, mematikan bapak dan menghidupkan anak.

۞ وَأَنَّهُ خَلَقَ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْأُنْثَىٰ ۞
(53:45) "Wa annahuu kholaqoz zaujaini" (dan bahwa Dia telah Menciptakan berpasang-pasangan), yakni dua jenis. "Adz-dzakaro wal untsaa" (laki-laki dan perempuan).

۞ مِنْ نُطْفَةٍ إِذَا تُمْنَىٰ ۞
(53:46) "Min nuthfatin idzaa tumnaa" (dari air mani apabila dipancarkan), yakni yg ditumpahkan ke dalam rahim. Menurut yg lain, apabila diciptakan.

۞ وَأَنَّ عَلَيْهِ النَّشْأَةَ الْأُخْرَىٰ ۞
(53:47) "Wa anna 'alaihin nasy-atal ukhroo" (dan bahwa Dia-lah yg Menetapkan kejadian yg lain), yakni penciptaan yg lain dgn adanya kebangkitan.

۞ أَنَّهُ هُوَ أَغْنَىٰ وَأَقْنَىٰ ۞
(53:48) "Wa annahuu huwa aghnaa" (dan bahwa Dia-lah yg Memberikan kekayaan), yakni Dia tidak Membutuhkan Makhluk-Nya. "Wa aqnaa" (dan Memberikan kecukupan), yakni Makhluk-Nya membutuhkan Diri-Nya.

Menurut satu pendapat, "wa annahuu huwa aghnaa", yakni bahwa Dia-lah yg Memberikan kesenangan kpd Makhluk-Nya; "wa aqnaa", yakni dan membuatnya puas.

Ada yg berkata, "wa annahuu huwa aghnaa" (dan bahwa Dia-lah yg Memberikan kekayaan) berupa harta; "wa aqnaa" (dan Memberikan kecukupan), yakni Memberikan kepuasan dgn apa yg Dia Berikan.

Dan ada pula yg berpendapat, "wa annahuu huwa aghnaa" (dan bahwa Dia-lah yg Memberikan kekayaan) berupa emas dan perak; "wa aqnaa" (dan Memberikan kecukupan) dgn unta, sapi, dan kambing.

۞ وَأَنَّهُ هُوَ رَبُّ الشِّعْرَىٰ ۞
(53:49) "Wa annahuu huwa robbusy syi'roo" (dan bahwa Dia-lah Rabb [yg memiliki] bintang syi'ro), yaitu bintang yg mengikuti Gemini. Bintang tsb biasa disembah oleh kabilah Khuza'ah.

۞ وَأَنَّهُ أَهْلَكَ عَادًا الْأُولَىٰ ۞
(53:50) "Wa annahuu ahlaka 'aadanil uulaa" (dan bahwa Dia-lah yg telah Membinasakan kaum 'Ad yg pertama), yakni kaum Hud.

۞ وَثَمُودَ فَمَا أَبْقَىٰ ۞
(53:51) "Wa tsamuuda" (dan kaum Tsamud), yakni kaum Nabi Shalih. "Fa maa abqoo" (maka tak seorang pun yg Ditinggalkan-Nya), yakni maka Dia tidak Menyisakan seorang pun dari mereka.[DibinasakanNya juga seperti kaum Hud]

۞ وَقَوْمَ نُوحٍ مِنْ قَبْلُ ۖ إِنَّهُمْ كَانُوا هُمْ أَظْلَمَ وَأَطْغَىٰ ۞
(53:52) "Wa qoumu nuuhin" (dan kaum Nuh), yakni Dia telah Membinasakan kaum Nabi Nuh. "Ming qobl" (sebelum itu), yakni sebelum kaum Nabi Shalih. "Innahum" (sesungguhnya mereka), yakni kaum Nabi Nuh. "Kaanuu hum azhlama" (adalah orang2 yg paling zalim), yakni paling hebat kekafirannya. "Wa ath-ghoo" (dan paling durhaka), yakni paling hebat kedurhakaan dan kemaksiatannya.

۞ وَالْمُؤْتَفِكَةَ أَهْوَىٰ ۞
(53:53) "Wal mu'tafikata ahwaa" (dan negeri-negeri kaum Luth yg telah Dihancurkan-Nya), yakni Dia juga telah Membinasakan negeri-negeri kaum Luth, yaitu: Sodum, Shadum, 'Amura, dan Shawaim. Al-mu'tafikatu berarti yg dibenamkan (i'tafaka berarti membenamkan). Dan kata ahwaa berarti jatuh dari langit ke bumi.

۞ فَغَشَّاهَا مَا غَشَّىٰ ۞
(53:54) "Fa ghasys-yaahaa maa ghasy-syaa" (kemudian Dia Menutupi negeri itu dgn apa yg menutupi), yakni batu.

۞ فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكَ تَتَمَارَىٰ ۞
(53:55) "Fa bi ayyi aalaa-i robbika" (maka terhadap Nikmat Rabb-mu yg manakah), yakni terhadap Nikmat Rabb-mu yg manakah, hai manusia! "Tatamaaroo" (kamu ragu-ragu), yakni kamu ingkar bahwa nikmat tersebut bukan dari Allah Ta'ala.

۞ هَٰذَا نَذِيرٌ مِنَ النُّذُرِ الْأُولَىٰ ۞
(53:56) "Haadzaa nadziirun" (ini adalah seorang pemberi peringatan), yakni Muhammad saw. adalah seorang rasul yg menyampaikan ancaman. "Minan nudzuril uulaa" (di antara pemberi2 peringatan yg terdahulu), yakni sebagaimana rasul2 terdahulu yg telah Kami Utus kpd kaum mereka. Ada yg berkata, yakni seorang rasul di antara rasul2 yg terdahulu, mereka termaktub dalam Lauh Mahfuzh akan diutus kpd kaum mereka.

۞ أَزِفَتِ الْآزِفَةُ ۞
(53:57) "Azifatil aazifah" (hari kiamat telah dekat), yakni terjadinya kiamat telah dekat.

۞ لَيْسَ لَهَا مِنْ دُونِ اللَّهِ كَاشِفَةٌ ۞
(53:58) "Laisa lahaa" (tak ada untuknya) yakni tentang terjadinya hari kiamat. "Min duunillaahi kaasyifah" (selain Allah, yg menyatakan hal itu), yakni yg menjelaskan kapan dan bagaimana kiamat itu terjadi.

۞ أَفَمِنْ هَٰذَا الْحَدِيثِ تَعْجَبُونَ ۞
(53:59) "A fa min haadzal hadiitsi" (maka apakah terhadap pemberitaan ini), yakni apakah terhadap al-Quran yg dibacakan oleh Muhammad kpd kalian, hai penduduk Mekah. "Ta'jabuun" (kalian merasa heran), yakni kalian mengolok-olok? Ada yg menyatakan, kalian mendustakan?

۞ وَتَضْحَكُونَ وَلَا تَبْكُونَ ۞
(53:60) "Wa tadlhakuuna" (dan kalian menertawakan), yakni kalian mengejek atau mencemooh. "Wa laa tabkuun" (dan tidak menangis) karena larangan, ancaman, dan (hal-hal) menakutkan yg terkandung di dalamnya.

۞ وَأَنْتُمْ سَامِدُونَ ۞
(53:61) "Wa antum saamiduun" (sedang kalian melengahkan), yakni melalaikannya dan tidak beriman (padanya).

۞ ۩ فَاسْجُدُوا لِلَّهِ وَاعْبُدُوا ۩ ۞
*****Ayat Sajadah*****
(53:62) "Fasjuduu lillaahi" (karena itu, bersujudlah kalian kpd Allah), yakni tunduklah kalian kpd Allah Ta'ala dgn bertauhid dan bertobat. "Wa' buduu" (dan beribadahlah), yakni hendaklah kalian mengesakan Allah Ta'ala, sebab kiamat sungguh semakin dekat.

---------------------------------------------------

Group Alquran Tafsir:
https://m.facebook.com/groups/alqurantafsir
# Alhamdulillah

Al-Quran Tafsir S. An Najm 53:41-62 (of 62) #3

[Ta'awudz]
۞ بِسْــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــمِ ۞
۞ ثُمَّ يُجْزَاهُ الْجَزَاءَ الْأَوْفَىٰ ۞
(53:41) "Tsumma yujzaahul jazaa-al aufaa" (kemudian akan diberikan balasan kepadanya dgn balasan yg paling sempurna), yakni dgn balasan yg paling berlimpah [kpd org2 yg bersedekah]: kebaikan dibalas dgn kebaikan dan keburukan dibalas dgn keburukan.

۞ وَأَنَّ إِلَىٰ رَبِّكَ الْمُنْتَهَىٰ ۞
(53:42) "Wa anna ilaa robbikal muntahaa" (dan bahwa hanya kpd Robb-mulah kesudahan [segala sesuatu]), yakni tempat kembali semua makhluk sesudah mati, dan juga tempat kembali mereka di akhirat.

۞ وَأَنَّهُ هُوَ أَضْحَكَ وَأَبْكَىٰ ۞
(53:43) "Wa annahuu huwa adl-haka" (dan bahwa Dia-lah yg Menjadikan tertawa) penghuni surga berkat kemuliaan yg membuat mrk merasa senang. "Wa abkaa" (dan menangis) penghuni neraka karena kehinaan yg membuat mrk berduka.

۞ وَأَنَّهُ هُوَ أَمَاتَ وَأَحْيَا ۞
(53:44) "Wa annahuu huwa amaata" (dan bahwa Dia-lah yg Mematikan) di dunia. "Wa ahyaa" (dan Menghidupkan) untuk kebangkitan. Menurut yg lain, mematikan bapak dan menghidupkan anak.

۞ وَأَنَّهُ خَلَقَ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْأُنْثَىٰ ۞
(53:45) "Wa annahuu kholaqoz zaujaini" (dan bahwa Dia telah Menciptakan berpasang-pasangan), yakni dua jenis. "Adz-dzakaro wal untsaa" (laki-laki dan perempuan).

۞ مِنْ نُطْفَةٍ إِذَا تُمْنَىٰ ۞
(53:46) "Min nuthfatin idzaa tumnaa" (dari air mani apabila dipancarkan), yakni yg ditumpahkan ke dalam rahim. Menurut yg lain, apabila diciptakan.

۞ وَأَنَّ عَلَيْهِ النَّشْأَةَ الْأُخْرَىٰ ۞
(53:47) "Wa anna 'alaihin nasy-atal ukhroo" (dan bahwa Dia-lah yg Menetapkan kejadian yg lain), yakni penciptaan yg lain dgn adanya kebangkitan.

۞ أَنَّهُ هُوَ أَغْنَىٰ وَأَقْنَىٰ ۞
(53:48) "Wa annahuu huwa aghnaa" (dan bahwa Dia-lah yg Memberikan kekayaan), yakni Dia tidak Membutuhkan Makhluk-Nya. "Wa aqnaa" (dan Memberikan kecukupan), yakni Makhluk-Nya membutuhkan Diri-Nya.

Menurut satu pendapat, "wa annahuu huwa aghnaa", yakni bahwa Dia-lah yg Memberikan kesenangan kpd Makhluk-Nya; "wa aqnaa", yakni dan membuatnya puas.

Ada yg berkata, "wa annahuu huwa aghnaa" (dan bahwa Dia-lah yg Memberikan kekayaan) berupa harta; "wa aqnaa" (dan Memberikan kecukupan), yakni Memberikan kepuasan dgn apa yg Dia Berikan.

Dan ada pula yg berpendapat, "wa annahuu huwa aghnaa" (dan bahwa Dia-lah yg Memberikan kekayaan) berupa emas dan perak; "wa aqnaa" (dan Memberikan kecukupan) dgn unta, sapi, dan kambing.

۞ وَأَنَّهُ هُوَ رَبُّ الشِّعْرَىٰ ۞
(53:49) "Wa annahuu huwa robbusy syi'roo" (dan bahwa Dia-lah Rabb [yg memiliki] bintang syi'ro), yaitu bintang yg mengikuti Gemini. Bintang tsb biasa disembah oleh kabilah Khuza'ah.

۞ وَأَنَّهُ أَهْلَكَ عَادًا الْأُولَىٰ ۞
(53:50) "Wa annahuu ahlaka 'aadanil uulaa" (dan bahwa Dia-lah yg telah Membinasakan kaum 'Ad yg pertama), yakni kaum Hud.

Group Alquran Tafsir:
https://m.facebook.com/groups/alqurantafsir
# Alhamdulillah

Al-Quran Tafsir S. An Najm 53:21-40 (of 62) #2

[Ta'awudz]
۞ بِسْــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــمِ ۞
۞ أَلَكُمُ الذَّكَرُ وَلَهُ الْأُنْثَىٰ ۞
(53:21) "A lakumudz dzakaru" (apakah untuk kalian laki2), wahai penduduk Mekah, dan kalian merasa senang laki2 itu untuk diri kalian. "Wa lahul untsaa" (dan untuk-Nya perempuan), padahal kalian sendiri tidak menyukai perempuan untuk diri kalian?

۞ تِلْكَ إِذًا قِسْمَةٌ ضِيزَىٰ ۞
(53:22) "Tilka idzang qismatun dliizaa" (yg demikian itu tentulah merupakan suatu pembagian yg tidak adil), yakni pembagian yg zalim.

۞ إِنْ هِيَ إِلَّا أَسْمَاءٌ سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ ۚ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَمَا تَهْوَى الْأَنْفُسُ ۖ وَلَقَدْ جَاءَهُمْ مِنْ رَبِّهِمُ الْهُدَىٰ ۞
(53:23) "In hiya" (tiadalah ia), yakni tiadalah al-Lata, al-'Uzza, dan Manat itu. "Illaa asmaa-un" (melainkan nama2), yakni berhala2. "Sammaitumuuhaa antum wa aabaa-ukum" (yg kalian dan bapak2 kalian ada-adakan) sbg tuhan2. Menurut yg lain, yg kalian dan bapak2 kalian buat untuk kalian. "Maa anzalalloohu bihaa" (Allah tidak Menurunkan tentang itu), yakni tentang penyembahan dan pemberian nama kalian terhadap berhala2. "Min sulthoonin" (satu keterangan pun), yakni satu kitab pun yg memuat hujah kalian. "Iy yattabi 'uuna" (tidaklah mereka mengikuti), yakni tidaklah mrk menyembah al-Lata, al-'Uzza, Manat, dan apa pun yg mrk namakan sbg tuhan. "Illazh zhonna" (melainkan persangkaan), yakni melainkan berdasar pada sangkaan, dan bukan keyakinan. "Wa maa tahwal anfusu" (dan apa yg diinginkan oleh hawa nafsu mereka), yakni dan berdasar pada hawa nafsu. "Wa laqod jaa-ahum" (dan sungguh telah datang kepada mereka), yakni kpd penduduk Mekah. "Mir robbihimul hudaa" (petunjuk dari Robb mereka), yakni penjelasan dalam al-Quran bahwasanya Allah Ta'ala tidak mempunyai anak dan sekutu.

۞ أَمْ لِلْإِنْسَانِ مَا تَمَنَّىٰ ۞
(53:24) "Am lil insaani" (atau apakah manusia akan mendapatkan), yakni apakah penduduk Mekah akan mendapatkan. "Maa tamannaa" (apa yg diinginkannya), yakni apa yg mrk kehendaki bahwasanya para malaikat dan berhala2 itu akan memberi mrk syafaat.

۞ فَلِلَّهِ الْآخِرَةُ وَالْأُولَىٰ ۞

(53:25) "Fa lillaahil aakhirotu" (maka hanya Kepunyaan Allah-lah akhirat) dgn pemberian pahala, kemuliaan, dan syafaat. "Wal uulaa" (dan dunia) dgn pemberian makrifah dan taufik.

۞ وَكَمْ مِنْ مَلَكٍ فِي السَّمَاوَاتِ لَا تُغْنِي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا إِلَّا مِنْ بَعْدِ أَنْ يَأْذَنَ اللَّهُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَرْضَىٰ ۞

(53:26) "Wa kam mim malakin fis samaawaati" (dan berapa banyak malaikat di langit) yg kalian sangka sebagai anak2 perempuan Allah Ta'ala. "Laa tughnii syafaa'atuhum syai-an" (yg syafaat mereka tidak berguna barang sedikit pun), yakni mereka tidak akan memberi syafaat kpd seseorang pun. "Illaa mim ba'di ay yadzanallaahu" (kecuali sesudah Allah Mengizinkan), yakni sesudah Allah Ta'ala Menyuruh memberikan syafaat. "Li may yasyaa-u" (bagi orang yg Dia Kehendaki), yakni bagi orang yg pantas mendapatkannya. "Wa yardlaa" (dan Dia Ridai) atas mereka karena tauhid [tidak menyekutukan Allah].

۞ إِنَّ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ لَيُسَمُّونَ الْمَلَائِكَةَ تَسْمِيَةَ الْأُنْثَىٰ ۞

(53:27) "Innal ladziina laa yu'minuuna bi aakhiroti" (sesungguhnya orang2 yg tidak beriman kpd akhirat), yakni kpd kebangkitan sesudah mati. Mereka adalah orang2 kafir Mekah. "La yusammuunal malaa-ikata tasmiyatal untsaa" (benar2 menamakan malaikat2 itu dgn nama perempuan), yakni mereka menganggap malaikat2 sbg anak2 perempuan Allah Ta'ala.

۞ وَمَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ ۖ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ ۖ وَإِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا ۞

(53:28) "Wa maa lahum bihii" (dan mereka tidak mempunyai tentang itu), yakni tentang apa yg mereka katakan. "Min 'ilm" (suatu pengetahuan), yakni suatu hujah dan penjelasan. "Iy yattabi'uuna illazh zhonna" (mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan), yakni mereka hanyalah mengatakan sangkaan, tanpa keyakinan. Mereka hanya mengada-ada. "Wa innazh zhonna" (dan sesungguhnya persangkaan itu), yakni sesungguhnya ibadah dan perkataan yg berdasar persangkaan. "Laa yughnii minal haqqi" (tidak berguna terhadap kebenaran), yakni thd azab Allah Ta'ala. "Syai-aa" (barang sedikit pun).

۞ فَأَعْرِضْ عَنْ مَنْ تَوَلَّىٰ عَنْ ذِكْرِنَا وَلَمْ يُرِدْ إِلَّا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا ۞

(53:29) "Fa a'ridl" (maka berpalinglah), yakni palingkanlah wajahmu, hai Muhammad! "'Amman tawallaa 'an dzikrinaa" (dari orang yg berpaling dari peringatan Kami), yakni dari tauhid dan Kitab Kami. "Wa lam yurid" (dan tidak menginginkan) dgn amalnya. "Illal hayaatad dun-yaa" (kecuali kehidupan duniawi), yakni kecuali segala yg ada dalam kehidupan dunia. Mereka adalah Abu Jahl dan kawan2nya.


۞ ذَٰلِكَ مَبْلَغُهُمْ مِنَ الْعِلْمِ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اهْتَدَىٰ ۞

(53:30) "Dzaalika mablaghuhum minal 'ilm" (itulah sejauh-jauh pengetahuan mereka), yakni itulah batas pengetahuan, akal, dan pikiran mrk ketika mrk mengatakan bahwa para malakat dan berhala2 adalah anak2 perempuan Allah Ta'ala, dan bahwasanya akhirat tidak akan terjadi. "Inna robbaka" (sesungguhnya Robb-mu), hai Muhammad! "Huwa a'lamu bi man dlolla 'an sabiilihii" (Dia-lah yg paling Mengetahui siapa yg tersesat dari Jalan-Nya), yakni dari Agama-Nya. Mereka adalah Abu Jahl dan kawan2nya. "Wa huwa a'lamu bi manihtadaa" (dan Dia juga paling Mengetahui siapa yg mendapat petunjuk) pada Agama-Nya, yaitu Abu Bakr ra.


۞ وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ لِيَجْزِيَ الَّذِينَ أَسَاءُوا بِمَا عَمِلُوا وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا بِالْحُسْنَى ۞

(53:31) "Wa lillaahi maa fis samaawaati" (dan hanya Milik Allah-lah segala apa yg ada di langit), yakni para malaikat. "Wa maa fil ardl" (dan segala apa yg ada di bumi), yakni semua makhluk (yg ada di bumi) merupakan Hamba2 Allah Ta'ala. "Li yajziyal ladziina asaa-uu" (supaya Dia Memberikan balasan kpd orang2 yg berbuat buruk), yakni berbuat syirik. "Bimaa 'amiluu" (atas apa yg telah mereka kerjakan) dalam kemusyrikan. "Wa yajziyal ladziina ahsanuu" (dan memberikan balasan kpd orang2 yg berbuat baik), yakni kpd orang2 yg mengesakan. "Bil husnaa" (dgn yg paling baik), yakni surga. Kemudian Allah Ta'ala Menjelaskan amal mereka di dunia, Dia Berfirman:


۞ الَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ إِلَّا اللَّمَمَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ ۚ هُوَ أَعْلَمُ بِكُمْ إِذْ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَإِذْ أَنْتُمْ أَجِنَّةٌ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ ۖ فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَىٰ ۞

(53:32) "Alladziina yajtanibuuna kabaa-iral itsmi" (orang2 yg menjauhi dosa2 besar), yakni syirik kpd Allah Ta'ala dan dosa2 besar. "Wal fawaahisya" (dan perbuatan2 keji), yakni zina dan berbagai kemaksiatan. "Illal lamama" (selain kesalahan2 kecil), yakni selain pandangan, rabaan, dan isyarat yg disertai bisikan, lalu dia mencela diri sendiri karena perbuatan2 itu seraya bertobat. Menurut satu pendapat, selain bersetubuh. "Inna robbaka waasi'ul maghfiroh" (sesungguhnya Robb-mu Maha Luas Ampunan-Nya) bagi siapa pun yg bertobat dari dosa2 besar dan kecil. "Huwa a'lamu bikum" (Dia lebih Mengetahui tentang kalian) daripada kalian sendiri. "Idz ansya-akum" (ketika Dia Menjadikan kalian), yakni menciptakan kalian. "Minal ardli" (dari bumi), yakni dari Adam a.s., Adam a.s. dari tanah, dan tanah dari bumi. "Wa idz antum ajinnatun" (dan ketika kalian masih janin), yakni masih kecil. "Fii buthuuni ummahaatikum" (di dalam perut ibu-ibu kalian), sungguh Allah Ta'ala Mengetahui apa yg akan terjadi pada kalian dalam keadaan tsb. "Fa laa tuzakkuu anfusakum" (karena itu janganlah kalian menganggap diri kalian suci), yakni janganlah kalian menganggap diri kalian terbebas dari dosa2. "Huwa a'lamu bi manittaqoo" (Dia-lah yg paling Mengetahui tentang orang yg bertakwa), yakni orang2 yg menjauhi kemaksiatan seraya mengadakan perbaikan.

۞ أَفَرَأَيْتَ الَّذِي تَوَلَّىٰ ۞

(53:33) "A fa ro-aital ladzii tawallaa" (maka apakah kamu melihat orang yg berpaling), yakni yang enggan memberikan nafkah dan sedekah kpd orang2 fakir dari kalangan shahabat Rasulullah saw..

۞ وَأَعْطَىٰ قَلِيلًا وَأَكْدَىٰ ۞

(53:34) "Wa a'thoo qoliilan" (serta memberi sedikit) sekali di Jalan Allah Ta'ala. "Wa akdaa" (dan tidak mau memberi lagi), yakni menghentikan infak dan sedekahnya di Jalan Allah Ta'ala.

۞ أَعِنْدَهُ عِلْمُ الْغَيْبِ فَهُوَ يَرَىٰ ۞

(53:35) "A 'indahuu 'ilmul ghoibi" (apakah ia mempunyai pengetahuan tentang yg gaib), yakni tentang Lauh Mahfuzh. "Fa huwa yaroo" (sehingga ia mengetahui) perbuatannya terdapat padanya (Lauh Mahfuzh) seperti yg telah dia lakukan.

Ayat ini turun sekaitan dgn 'Utsman bin 'Affan, seorang shahabat yg banyak berinfak dan bersedekah kpd shahabat2 Nabi saw.. Pada suatu saat 'Abdullah bin Sa'd bin Abi Sarh menemuinya seraya berkata, "Saya lihat Anda menginfakkan banyak harta kpd orang2. Saya khawatir kalau2 Anda tidak punya apa2 lagi." Mendengar penuturan itu 'Utsman menjawab, "Aku mempunyai banyak dosa dan kesalahan. Aku ingin menutupi dosa dan kesalahan tsb seraya memperoleh ridho Robb." 'Abdullah berkata, "Berikan tali kekang untamu kepadaku, nanti segala dosa dan kesalahanmu akan kupikul di dunia dan akhirat." Kemudian 'Utsman menyerahkan tali kekang unta miliknya serta mengurangi infak dan sedekahnya, sehingga turunlah ayat tersebut berkaitan dengannya.

۞ أَمْ لَمْ يُنَبَّأْ بِمَا فِي صُحُفِ مُوسَىٰ ۞

(53:36) "Am lam yunabba'" (ataukah belum diberitakan kepadanya), yakni belum dikabarkan kpd nya dalam al-Quran. "Bimaa fii shuhufi muusaa" (apa yg ada dalam suhuf Musa), yakni dalam Taurat.

۞ وَإِبْرَاهِيمَ الَّذِي وَفَّىٰ ۞

(53:37) "Wa ibroohiima" (dan Ibrahim), yakni suhuf Ibrahim a.s.. "Alladzii waffaa" (yg telah menyempurnakan), yakni Ibrahim a.s yg telah menyampaikan Risalah2 Robb-nya serta mengamalkan Perintah-Nya. Ada yg menyatakan, (yg telah menyempurnakan) mimpinya.
۞ أَلَّا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۞

(53:38) "Allaa taziru waazirotuw wizro ukhroo" (bahwa seseorang yg berdosa tidak akan memikul dosa orang lain), yakni seseorang yg menanggung dosa tidak akan menanggung dosa orang lain. Ada yg mengungkapkan, seseorang tidak akan mendapat azab lantaran dosa orang lain.

۞ وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَىٰ ۞

(53:39) "Wa al laisa lil insaani" (dan bahwa seorang manusia tidak akan mendapatkan) pada hari kiamat. "Illaa maa sa'aa" (selain apa yg telah diusahakannya), yakni selain kebaikan dan keburukan yg telah dia perbuat di dunia.

۞ وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَىٰ ۞

(53:40) "Wa anna sa'yahuu" (dan bahwa usahanya), yakni amalnya. "Saufa yuroo" (kelak akan diperlihatkan) dalam buku catatan amal dan mizan (timbangan).

---------------------------------------------------
Group Alquran Tafsir:
http://m.facebook.com/groups/alqurantafsir
# Alhamdulillah

Al-Quran Tafsir S An Najm 53:1-20 (of 62) #1

​​​​​ ۞ بِسْــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ ۞

وَالنَّجْمِ إِذَا هَوَىٰ​​​​​ ۞
(53:1) "Wan najmi idzaa hawaa" (demi bintang manakala terbenam). Allah Ta'ala Bersumpah dgn al-Quran yg bagaikan bintang2 ketika dibawa turun oleh Jibril a.s. kpd Nabi Muhammad saw., satu ayat, dua ayat, tiga ayat, dan empat ayat. Dan dari awal sampai akhir al-Quran berselang dua puluh tahun. Tatkala ayat ini diturunkan, 'Utbah bin Abi Lahab mendengar bhw Muhammad saw. bersumpah dgn bintang2 (ayat2 al-Quran). Maka 'Utbah berkata, "Sampaikan kpd Muhammad bahwasanya aku mengingkari bintang2 al-Quran itu." Ketika hal itu mrk sampaikan kpd Rasulullah saw., beliau pun berkata, "Ya Allah, kirimlah seekor binatang buas kpd." Maka untuk menghukumnya, Allah Ta'ala Memerintahkan seekor singa yg ada di dekat kota Harran. Singa itu mengeluarkan (menyeret) 'Utbah tidak jauh dari kawan2nya, lalu mencabik-cabik 'Utbah dari kepala hingga kaki, tetapi tidak memakannya karena najis. Singa itu membiarkan 'Utbah sebagaimana doa Rasulullah saw. Pendapat lain, Allah Ta'ala Bersumpah dgn bintang2 ketika terbenam.

مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوَىٰ​​​​​ ۞
(53:2) "Maa dlolla shoohibukum" (tiadalah sahabatmu sesat). Inilah yg menjadi tujuan qasam (sumpah) di atas. Tiadalah Nabi kalian, Muhammad, berdusta atas apa yg beliau katakan kpd kalian. "Wa maa ghowaa" (dan tidak pula keliru), yakni tidak salah dan tidak pula sesat dalam ucapannya.

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ​​​​​ ۞
(53:3) "Wa maa yanthiqu 'anil hawaa" (dan tiadalah dia mengatakan menurut keinginan hawa nafsunya), yakni tiadalah dia menyampaikan al-Quran sesuai dgn keinginan dirinya.

إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ​​​​​ ۞
(53:4) "In huwa" (tidalah hal itu), yakni tiadalah al-Quran itu. "Illaa wahyun" (melainkan wahyu) dari Allah Ta'ala. "Yuuhaa" (yg diwahyukan) kpd beliau melaui Jibril a.s. yg menjumpainya, serta membacakannya kpd beliau.

۞ عَلَّمَهُ شَدِيدُ الْقُوَىٰ ۞
(53:5) "'Allamahuu" (yang diajarkan kepadanya), yakni Al-Qur'an yg diberitahukan kepadanya [Rasululloh]. "Syadiidul quwaa" (oleh [Jibril] yg sangat kuat), yakni sangat kuat secara fisik.

۞ ذُو مِرَّةٍ فَاسْتَوَىٰ ۞
(53:6) "Dzuu mirrotin" (yg mempunyai kehebatan), yakni yg mempunyai kedahsyatan. Ada yg berpendapat, yg mempunyai kekuatan. Kekuatan Jibril a.s. (tampak) ketika ia memasukkan tangannya ke bawah negeri Luth. Kemudian memindahkannya dari air yg hitam dan mengangkatnya ke langit seraya membalikkannya, sehingga negeri itu pun meluncur menimpa bumi. Kekuatan Jibril a.s. lainnya adalah ketika ia memegang kedua tiang gerbang Anthaqiyyah lalu meneriakkan suatu pekikan, hingga matilah semua makhluk yg ada di Anthaqiyyah. Menurut satu pendapat, kekuatan Jibril a.s. terbukti ketika ia menampar iblis dgn sayapnya sekali tamparan. Hal itu dilakukan Jibril a.s. di atas sebuah anak bukit yg ada di Baitul Maqdis, ia memukul iblis (dan menghempaskannya) hingga ke sebuah batu paling jauh yg ada di India. "Fastawaa" (lalu ia menampakkan diri dalam sosoknya yg asli), yakni Jibril menampakkan diri dalam sosoknya yg asli sebagaimana yg Diciptakan Allah Ta'ala. Menurut satu pendapat, lalu ia menampakkan diri dalam sosok makhluk yg sangat tampan.

۞ وَهُوَ بِالْأُفُقِ الْأَعْلَىٰ ۞
(53:7) "Wa huwa bil ufuqil a'laa" (sedangkan ia berada di ufuk yg paling tinggi), yakni di tempat terbit matahari. Ada yg berpendapat, di langit ke tujuh.

۞ ثُمَّ دَنَا فَتَدَلَّىٰ ۞
(53:8) "Tsumma danaa" (kemudian ia mendekat), yakni Jibril a.s. mendekat kpd Nabi Muhammad saw.. Menurut yg lain, Nabi Muhammad saw. mendekat kpd Robb-nya. "Fa tadallaa" (lalu ia pun bertambah dekat lagi), yakni ia pun menjadi semakin dekat.

۞ فَكَانَ قَابَ قَوْسَيْنِ أَوْ أَدْنَىٰ ۞
(53:9) "Fa kaana qooba qousaini" (maka jadilah ia sedekat dua ujung busur panah), yakni busur panah orang Arab. "Au adnaa" (atau lebih dekat lagi), yakni bahkan lebih dekat lagi, sedekat setengah busur panah.

۞ فَأَوْحَىٰ إِلَىٰ عَبْدِهِ مَا أَوْحَىٰ ۞
(53:10) "Fa auhaa ilaa 'abdihii" (kemudian Dia Menyampaikan kpd Hamba-Nya), yakni kpd Jibril a.s.. "Maa auhaa" (apa yg telah Diwahyukan-Nya) kpd Hamba-Nya, Muhammad saw.. Ada yg berpendapat, kemudian Jibril a.s. menyampaikan wahyu kpd Hamba-Nya, Muhammad saw.; "maa auhaa" (apa yg telah Diwahyukan-Nya), yakni yg telah Dia Wahyukan. Dan ada pula yg mengatakan, kemudian Dia Mewahyukan kpd Hamba-Nya, Muhammad saw., yg telah Dia Wahyukan.

۞ مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَأَىٰ ۞
(53:11) "Maa kadzabal fu-aadu" (tiadalah hati itu mendustakan), yakni hati Muhammad saw.. "Maa ro-aa" (apa yg telah dilihatnya), yakni yg telah dilihat dgn hatinya. Menurut satu pendapat, dia melihat Rabb dgn hatinya. Namun, ada pula yg berpendapat, dgn penglihatannya. Setelah Nabi saw. memberitahukan hal itu kpd mereka, maka mereka pun mendustakannya. Selanjutnya Allah Ta'ala Berfirman:

۞ أَفَتُمَارُونَهُ عَلَىٰ مَا يَرَىٰ ۞
(53:12) "A fa tumaaruunahuu" (maka apakah kalian hendak membantahnya), yakni maka apakah kalian hendak mendustakannya. "'Alaa maa yaroo" (tentang apa yg telah dilihatnya), yakni tentang apa yg benar2 telah dilihat oleh Muhammad saw.. Apakah kalian hendak menyangkal apa yg telah dilihatnya?

۞ وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَىٰ ۞
(53:13) "Wa laqod ro-aahu" (dan sungguh dia telah melihatnya), yakni Nabi Muhammad saw. telah melihat Jibril a.s.. Menurut satu pendapat, melihat Robb-nya dgn hatinya. Ada juga yg berpendapat, dgn penglihatannya. "Nazlatan ukhroo" (pada waktu yg lain), yakni sekali lagi, berbeda dgn yg telah diberitahukannya kpd kalian.

۞ عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَىٰ ۞
(53:14) "'Inda sidrotil muntahaa" ([yaitu] di Sidrotul Muntaha), yg semua malaikat muqorrob dan nabi yg diutus berakhir padanya. Menurut satu pendapat, yg pengetahuan semua malaikat muqorrob, nabi yg diutus, dan orang yg mendalam ilmunya berakhir padanya.

۞ عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَىٰ ۞
(53:15) "'Indahaa" (di dekatnya), yakni di dekat Sidrotul Muntaha. "Jannatul ma'waa" (ada surga tempat tinggal) yg dihuni oleh arwah para syuhada.

۞ إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَ ۞
(53:16) "Idz yagh-syas sidrota" (ketika Sidrotul Muntaha diliputi), atau dilingkupi. "Maa yagh-syaa" (oleh sesuatu yg meliputi), yakni oleh singgasana emas yg melingkupi. Ada yg berkata, oleh cahaya. Dan ada pula yg berpendapat, oleh para malaikat.

۞ مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَىٰ ۞
(53:17) "Maa zaaghol bashoru" (tidaklah penglihatan berpaling), yakni penglihatan Muhammad saw. tidak melirik ke kiri dan ke kanan karena apa yg dilihatnya. "Wa maa thoghoo" (dan tidak pula melampaui), yakni tidak pula melewati apa yg dilihatnya. Beliau melihat Jibril a.s. mempunyai enam ratus sayap.

۞ لَقَدْ رَأَىٰ مِنْ آيَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَىٰ ۞
(53:18) "Laqod ro-aa" (sungguh dia telah melihat), yakni Muhammad saw. telah melihat. "Min aayaati robbihil kubroo" (sebagian dari Ayat2 Robb-nya yg paling besar), yakni Keajaiban-keajaiban Rabb-nya yg paling agung.

۞ أَفَرَأَيْتُمُ اللَّاتَ وَالْعُزَّىٰ ۞
(53:19) "A fa ro-aitum" (maka apakah kalian menganggap), yakni apakah kalian, hai penduduk Mekah, menyangka bahwa. "Allaata wal 'uzzaa" (al-Lata dan al-'Uzza).

۞ وَمَنَاةَ الثَّالِثَةَ الْأُخْرَىٰ ۞
(53:20) "Wa manaatats tsaalitsatal ukhroo" (dan Manat yg ketiga, yg paling terkemudian) akan memberi manfaat kpd kalian di akhirat? Sungguh semua itu tidak akan bermanfaat bagi kalian. Menurut yg lain, apakah kalian menyangka bahwa penyembahan kalian kpd al-Lata, al-'Uzza, dan Manat di dunia akan memberikan manfaat kpd kalian di akhirat? Sungguh (mereka) tidak akan bermanfaat bagi kalian.

'Al-Lata' adalah berhala yg ada di Thaif yg biasa disembah oleh kabilah Tsaqif. 'Al-'Uzza' adalah sebuah pohon yg ada di Bathni Nakhlah yg biasa disembah oleh kabilah Ghathafan. Dan 'Manat' adalah berhala yg ada di Mekah yg biasa disembah oleh kabilah Hudzail dan Khuza'ah.

---------------------------------------------------
FB Group Al Quran Tafsir:
http://m.facebook.com/groups/alqurantafsir
# Alhamdulillah