Selasa, Juli 31, 2012

Al-Quran Tafsir Al-Azhar al-Muzammil (20 Ayat) Bagian-2

Al-Quran Tafsir Al-Azhar al-Muzammil (20 Ayat)
Bagian-2

"Sebagaimana telah Kami utus kepada Fir'aun seorang Rasul." (ujung ayat 15). Dibandingkan oleh Allah kedatangan Muhammad yg sekarang kpd kaumnya, dgn kedatangan Musa kpd Fir'aun.

"Maka mendurhakalah Fir'aun terhadap Rasul itu." (pangkal ayat 16). Ditolak, dibantahnya dan dia membanggakan diri kpd Musa, sampai Fir'aun itu mendakwakan bahwa dirinyalah yg Tuhan;

"Maka Kami siksalah dia dengan siksaan yang ngeri." (ujung ayat 16). Kami tenggelamkan Fir'aun itu ke dalam dasar laut dan mampus dia di sana bersama tentera yg mengikuti dia, dan diselamatkan Alloh Musa, Rosul Alloh bersama Rosul Alloh Harun dan Bani Israil sampai ke seberang. Dengan menyebutkan hal ini Alloh memberikan peringatan bahwa kalau Fir'aun, Raja Besar bisa remuk redam kena azab siksaan yg ngeri karena menentang Tuhan, niscaya mereka itu, kaum Quraisy yg masih kufur kalau masih tidak juga berobah mudah saja bagi Tuhan menghukumnya.

"Maka betapakah kamu akan dapat memelihara diri jika kamu kafir." (pangkal ayat 17). Ke mana kamu akan lari? Sedangkan Fir'aun dgn tentaranya yg besar tidak dapat memelihara dirinya dari azab Alloh Ta'ala jika azab itu datang menimpa?

"Pada hari yg menyebabkan anak2 pun akan tumbuh uban." (ujung ayat 17). Ngeri sangat hari itu kelak. Saking ngerinya, anak kecil yg belum dewasa pun bisa tumbuh uban dibuatnya. Inilah satu ungkapan melukiskan kengerian yg amat dahsyat. Sedangkan seorang yg muda belia, belum patut tumbuh uban, jika diberi tanggung-jawab yg berat, bisa segera tumbuh uban, karena berfikir.

Orang bertanya kpd Abdul Malik bin Marwan yg menjadi Kholifah pd usia masih muda, padahal belum cukup tiga tahun memerintah, kepalanya sudah beruban. Lalu ada orang bertanya; "Mengapa selekas ini tumbuh uban, ya Amirul Mu'minin?" Beliau menjawab; "Naik ke atas mimbar berkhutbah tiap hari Jum'at itu menyebabkan kepalaku penuh uban."

"Langit pun jadi pecah belah hari itu." (pangkal ayat 18). Dapatlah kita fahamkan dgn langit pecah belah itu bahwa bintang2 tidak berjalan menurut ukuran insijam (harmonis)nya lagi. Daya tarik yg ada di antara satu bintang dgn bintang yg lain telah diputuskan, matahari telah terlepas hubungan dgn sekalian bintang yg jadi satelitnya;

"Adalah janji Alloh pasti berlaku." (ujung ayat 18). Artinya bahwa semuanya itu pasti terjadi, jgn dipandang enteng Kalam Alloh ini.

"Ini adalah suatu peringatan." (pangkal ayat 19). Yang datang dari Tuhan sendiri dan Rosul Alloh adalah menyampaikan berita ini dgn jujur;

"Maka barangsiapa yg mau, niscaya ditempuhnyalah jalan kpd Tuhannya." (ujung ayat 19). Sebab di ayat 17 di atas sudah dijelaskan bahwa tidak seorang pun yg akan dapat berlepas diri atau memelihara diri, atau mengelak dari datangnya hari itu; sebagaimana juga maut, tidak seorang pun yg dapat mengelakkan diri dari cengekeramannya.

(20) Sesungguhnya Tuhan engkau mengetahui bahwasanya engkau berdiri hampir dari dua pertiga malam dan seperdua malam dan sepertiganya dan satu segolongan dari orang2 yg bersama engkau. Dan Allah menentukan ukuran malam dan siang; Tuhan telah tahu bahwa kamu sekali-kali tidak akan dapat memperhitungkannya. Maka diberi-Nya taubatlah atas kamu. Sebab itu bacalah mana yg mudah dari al-Quran. Tuhan telah tahu bahwa akan ada di antara kamu yg sakit. Dan yg lain2 mengembara di muka bumi karena mengharapkan kurnia dari Allah, dan yg lain2 berperang pada jalan Allah; maka bacalah mana yg mudah daripadanya dan dirikanlah sembahyang dan berikanlah zakat dan beri pinjamlah Allah, pinjaman yang baik. Dan apa jua pun yang kamu dahulukan untuk dirimu dari kebajikan, akan kamu perdapat dia di sisi Allah, dia adalah baik dan sebesar-besar ganjara. Dan mohonlah ampun kepada Allah; sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Yang Berat Diringankan

Perintah Allah pada permulaan Surat supaya Nabi Muhammad dan orang2 yg beriman bangun sembahyang malam, menurut yg ditentukan Tuhan, telah mereka laksanakan dgn baik.

Sekarang pd penutup Suroh, ayat 20 datanglah penjelasan lagi dan penghargaan Tuhan krn mereka telah melaksanakan perintah itu;

"Sesungguhnya Tuhan engkau mengetahui bahwasanya engkau berdiri hampir dari dua pertiga malam dan seperdua malam dan sepertiganya." (pangkal ayat 20). Artinya segala perintah itu telah engkau jalankan sebagaimana yg ditentukan oleh Tuhan; yg dekat dgn dua pertiga sudah, yg seperdua malam pun sudah, demikian juga yg sepertiga. Semuanya sudah dilaksanakan dgn baik;

"Dan satu segolongan dari orang2 yg bersama engkau." Artinya bahwa engkau telah memberikan teladan tentang bangun sholat malam itu kpd pengikut2 setia engkau dan mereka pun telah berbuat demikian pula bersama engkau;

"Dan Allah menentukan ukuran malam dan siang." Di musim dingin lebih pendek siang, lebih panjang malam; di musim panas lebih panjang siang, lebih pendek malam. Di musim kembang terdapat persamaan siang dgn malam. Ibnu Katsir memberikan tafsir bahwa inilah hikmatnya maka sejak semula perintah ini didatangkan, Nabi boleh membuat dua pertiga malam atau lebih, atau kurang, atau seperdua, atau sepertiga. Karena perimbangan malam itu tidak sama. Yang perbedaan tidak seberapa ialah di negeri-negeri Khatulistiwa spt kepulauan kita di Indonesia ini.

"Tuhan telah tahu bahwa kamu sekali-kali tidak akan dapat memperhitungkannya," dgn teliti. Apatah lagi di zaman itu ilmu hisab dan ilmu falak belum semaju spt sekarang. Belum ada buat penelitian perjalanan musim dan pergantian hari spt yg ada di Greenwich sekarang ini. Walaupun tahu, tidak pula semua orang wajib mengetahuinya.

"Maka diberi-Nya taubatlah atas kamu." Artinya bukanlah diberi taubat karena ada suatu perintah yg dilanggar, melainkan beban yg berat yg diringankan. "Sebab itu bacalah mana yg mudah dari al-Quran." Artinya janganlah kamu persukar dirimu karena pembacaan itu. Karena tadinya sudah diperintahkan membaca al-Quran dgn perlahan2, maka banyaklah di antara sahabat2 Rosululloh itu yg tekun membaca lalu sholat, dan membaca lagi lalu sholat. Membaca di dalam sholat dan membaca di luar sholat; semuanya karena ingin melaksanakan apa yg diperintahkan Tuhan.

Disuruh pilih di antara dua pertiga, boleh ditambah dan boleh dikurangi, seperdua pun boleh sepertiga pun boleh, namun banyak yg berbuat lebih dekat kpd dua pertiga.
Ar-Rozi menukilkan dalam tafsirnya perkataan Muqotil; "Ada sahabat Rosululloh yg sholat seluruh malam, karena takut kalau kurang sempurna mengerjakan sholat yg wajib.

"Tuhan telah tahu bahwa akan ada di antara kamu yg sakit." Tentu saja orang yg sakit tidak diberati dgn perintah. Dan lagi kalau ada orang yg sholat saja terus-terusan satu malam, niscaya dia akan kurang tidur. Kurang tidur pun bisa menimbulkan sakit. Maksud Tuhan memerintahkan beribadat, bukanlah supaya orang jadi sakit, melainkan tetap sehat wal'afiat;

"Dan yg lain2 mengembara di muka bumi karena mengharapkan kurnia dari Alloh." Yang dimaksudkan ialah terutama sekali, berniaga, atau bercucuk tanam, yg menghasilkan buah. Atau berternak yg menghasilkan binatang peliharaan. Semuanya itu sangat diperintahkan oleh Alloh, sebagaimana tsb di dalam Surat 67, al-Mulk ayat 15 yg telah kita ketahui di pangkal Juzu' 29 ini. Mencari rezeki yg halal dan yg baik adalah suruhan pula dari Tuhan.

Dengan suku ayat ini Ibnul Farash berkata bahwa ayat yg menerangkan tentang pengembaraan di muka bumi ini mencari kurnia dari Alloh adalah anjuran utama supaya berniaga. Dia diserangkaikan dgn Jihad fi Sabilillah, dgn sambungan ayat;

"Dan yg lain2 berperang pd jalan Allah." Maka kalau kurang istirahat pd malam hari, niscaya lemah bertempur dgn musuh pd siang harinya.

Ibnu Katsir menerangkan pula. Sudah sama diketahui bahwa Surat ini diturunkan di Makkah. Masyarakat Islam baru saja tumbuh. Perintah Jihad belum ada. Tetapi sudah mula dibayangkan bahwa ini akan terjadi. Inilah satu mu'jizat dari Nabi Muhammad s.a.w.

"Maka bacalah mana yg mudah daripadanya." Berdasarkan kpd Hadis yg pernah dirawikan oleh 'Ubbadah bin Shamit, bahwa Nabi pernah bersabda: "Tidaklah ada sholat, bagi orang yg tidak membaca Fatihatil Kitab," yg dirawikan oleh Bukhori dan Muslim, maka Ulama2 menyatakan pendapat bahwa yg termudah dari al-Quran itu ialah al-Fatihah. Tetapi Ulama2 dalam Mazhab Hanafi ada yg berpendapat bahwa meskipun bukan Fatihah yg dibaca, asal saja ayat al-Quran, walau satu ayat, sholatnya sah juga. Selanjutnya sabda Tuhan;

"Dan dirikanlah sholat dan berikanlah zakat." Perintah mengerjakan sholat di dalam ayat ini menyebabkan jadi jelas bahwa di samping sholat malam dgn perintah khas ini, Rasulullah s.a.w. sebelum Mi'roj telah mendapat juga perintah melakukan sembahyang yg lain, meskipun belum diatur lima waktu. Perintah memberikan zakat pun telah ada sejak dari Makkah, meskipun mengatur nishab zakat baru diatur setelah hijrah ke Madinah. Maka orang2 yg beriman di masa Makkah dgn bimbingan Nabi sendiri telah sembahyang dan telah berzakat.

"Dan beri pinjamlah Allah, pinjaman yg baik." Yaitu mengeluarkan harta-benda untuk menegakkan kebajikan, untuk berjuang menegakkan jalan Allah, untuk menegakkan agama, dipilih dari harta yg halal, membantu yg patut dibantu, kikis dari diri penyakit bakhil yg sangat berbahaya itu. Tuhan di sini memilih kata-kata "pinjam", artinya; "Bayarkanlah terlebih dahulu rezeki yg diberikan Alloh yg ada dalam tanganmu itu, Alloh berjanji akan menggantinya kelak berlipat-ganda. Orang yg pemurah tidaklah akan berkekurangan."

"Dan apa jua pun yg kamu dahulukan untuk dirimu dari kebajikan." Dalam susunan bahasa kita tiap hari; "Apa pun kebajikan yg kamu dahulukan untuk kepentingan dan kebahagiaan dirimu;

"Akan kamu perdapat dia di sisi Allah." Artinya tidak ada satu kebajikan pun yg telah diamalkan, baik berderma, berwaqof, bershodaqoh, menolong dan berjuang menegakan kebenaran, berjihad, tidak ada yg luput dari catatan Alloh.

"Dia adalah baik dan sebesar2 ganjaran." Asal semuanya itu dikerjakan dgn ikhlas karena Alloh, ganjarannya di sisi Tuhan pun sangat baik. Perhatikanlah isi dari sabda Tuhan itu; "Apa pun yg kamu dahulukan dari kebajikan." Sebab segala amalan kebajikan yg kita lakukan sementara hidup ini samalah artinya dgn mengirimkannya lebih dahulu ke hadhrat Alloh sbg simpanan kekayaan yg kelak pasti kita dapati dalam perhitungan di akhirat. Mana yg telah kita belanjakan terlebih dahulu itulah yg terang buat kita. Yang lain belum tentu buat kita.

Tiga Hadis yg sama artinya, satu dirawikan oleh Bukhori, satu lagi oleh an-Nasa'i dan satu lagi dari Abu Ya'la, tetapi ketiga Hadis itu melalui al-A'masy dari Ibrohim dan Harits bin Suwaid, bahwa Rosululloh s.a.w. pernah bertanya, "Siapakah di antara kamu yg lebih suka kepada hartanya sendiri daripada harta yg dipunyai oleh warisnya?"
Sahabat-sahabat Rosululloh yg hadir mendengar pertanyaan itu menjawab; "Tidak ada di antara kami seorang pun yg lebih menyukai harta kepunyaan warisnya dari mencintai hartanya sendiri!" Rosululloh berkata lagi, "Fikirkan benarlah apa yg kamu katakan itu!" Mereka menjawab; "Tidak ada pengetahuan kami yg lain, ya Rosululloh, melainkan begitulah yg kejadian," harta sendiri yg lebih disukai daripada harta kepunyaan waris. Lalu beliau berkata; "Yang benar2 harta kamu ialah yg lebih dahulu kamu nafkahkan, dan yg tinggal adalah harta kepunyaan waris kamu!"

Sama jugalah makna dari sabda Rasulullah itu dgn perumpamaan yg biasa kita dengar; "Jika burung terbang sepuluh ekor, kamu tembak, lalu jatuh empat; berapa yg tinggal?" Orang yg tidak sempat berfikir dijawabnya saja; "Enam yang tinggal." Tetapi orang yg berfikir lebih mendalam akan menjawab; "Yang tinggal ialah yg empat ekor telah kena itu. Adapun yg enam telah terbang, belum tentu akan dapat lagi!"

Maka pada suatu hari singgahlah penulis ini di kota Semarang menemui seorang dermawan yg patut dihargai di zaman sbg sekarang. Dia wakafkan sebahagian besar dari kekayaannya untuk mendirikan sebuah rumah sakit dan diserahkannya mengurusnya kpd Perkumpulan Muhammadiyah. Dia telah berkata kpd anak2nya ketika akan memberikan wakaf itu: "Harta benda yg untuk kamu, wahai anak2ku sudah ada ketentuannya di dalam al-Quran. Jika ayah mati, maka di saat roh ayah bercerai dgn badan harta itu semuanya sudah kamu yg empunya. Di saat itu tidak ada sebuah pun yg akan ayah bawa ke akhirat, selain lapis kafan pembungkus diri ayah sampai hancur. Sebab itu sebelum ayah meninggal ini, biarkanlah ayah mengirim lebih dahulu harta yg akan ayah dapati di akhirat, dengan jalan mendirikan rumah sakit untuk menolong orang2 miskin yg tidak kuat membayar mahal dan dipelihara oleh perkumpulan Islam yg dipercayai. Apa yg ayah amalkan dan kirimkan "terlebih dahulu" itulah yg jelas harta ayah." Anak2nya pun menerima keinginan ayahnya itu dgn ikhlas.

"Dan mohonlah ampun kpd Allah." Karena sebagai manusia yg hidup, tidaklah akan sunyi kamu dari kealpaan dan kekhilafan. Yang penting adalah mengakui kekurangan diri di hadapan Kebesaran Allah;

"Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (ujung ayat 20). Sebab bagaimanapun kebajikan yg kita perbuat, amalan yg kita kerjakan, menolong orang yg kesusahan, berjuang dan berjihad, akan ada sajalah kekurangan kita dan tidak akan ada yg sempurna. Sebab Yang Maha Sempurna itu hanyalah Allah Ta'ala sendiri.

Maka dgn mengingat akan dua nama Allah, pertama GHAFUR artinya Maha Pengampun dan kedua RAHIM, Maha Penyayang, masuklah kita daripada pintunya, semoga terkabul apa yg kita harapkan. Sebab bagaimanapun kekurangan, namun niat menuju Tuhan tidaklah pernah patah.

Beberapa keterangan berhubung dgn Surat al-Muzzammmil;

Suatu riwayat dari Ibnu Abbas; Tuhan menyuruh Nabi-Nya dan orang2 yg beriman supaya bangun sholat malam, kecuali sedikit, artinya sediakan sedikit malam buat tidur. Rupanya setelah dikerjakan oleh orang2 Mu'min, nampak telah memberati. Lalu datanglah perintah keringanan di akhir Surat. Maka segala puji bagi Alloh.

Menurut riwayat dari Abu Abdurrahman; ketika telah turun Surat "Ya Ayyuhal Muzzammil", maka satu tahun lamanya kaum beriman mengerjakan dgn tekun tiap malam, sampai kaki mereka jadi pegal lantaran lamanya sembahyang. Lalu turunlah akhir Surat. Dengan demikian terlepaslah mereka dari ibadat yang berat itu. Riwayat dari Said bin Jubair, al-Hasan al-Bishri dan Ikrimah begitu juga.

Al-Hafiz Ibnu Hajar menulis dalam Syarah Bukhari; "Setengah Ulama berpendapat bahwa pd mulanya sholat malam itu adalah wajib. Kemudian perintah itu dimansuhkan dgn bangun sholat malam sekadar kuat, kemudian yg itu pun dimansukhkan dgn perintah sholat lima waktu."

Tetapi al-Maruzi membantah keterangan itu.
Setengahnya lagi mengatakan sebelum Nabi Mi'raj belum ada sholat yg difardhukan. As-Sayuthi berpendapat bahwa ayat 20 itu memansukhkan kewajiban yg dipikulkan di pangkal Surat. Suatu golongan Ulama mangatakan bahwa sholat malam itu tetap wajib atas Nabi saja. Setengah Ulama lagi mengatakan bahwa atas ummat pun wajib juga, tetapi berapa bilangannya tidaklah ditentukan, hanya asal berapa kuat saja.

Di antara ahli tafsir mengeluarkan pendapat bahwa sejak semula Qiyamul Lail itu tetaplah nafilah atau mandub atau sunnah (dianjurkan), tidak ada nasikh dan mansukh dalam perkara ini. Ayatnya adalah ayat muhkam, artinya tetap berlaku. Tetapi meskipun dia perintah sunnat, namun setengah orang yg beriman. mengerjakannya dengan tekun sampai tidak mengingat lagi akan kesehatan badan dan tidak mengingat lagi bahwa mereka pun wajib pula berusaha mencari rezeki yg halal. Dan kemudian hari akan datang waktunya mereka mesti pergi berperang pada jalan Alloh. Maka diperingatkanlah di akhir Surat, ayat 20 supaya ibadat itu dilakukan ala kadarnya saja, jangan sampai memberati.

Ini pun dibuktikan pula dgn beberapa Hadis, bahwa ada orang yg merentangkan tali tempat bergantung ketika akan berdiri menyambung sholat di dalam mesjid (kelelahan karena saking banyaknya ia sholat malam -red), terutama setelah pindah ke Madinah. Sedangkan dalam mengerjakan sholat tarawih atau qiyamul lail yg bulan puasa, tersebut pula ada yg sampai sholat 41 rakaat dgn witir, sampai ssholatnya itu ditutup saja dgn makan sahur atau dgn waktu Subuh. Maka diperingatkan oleh Tuhan agar diingat juga kewajiban2 lain yg akan kita hadapi dalam hidup ini.

Sekian tafsir dari Surat al-Muzzammil; Alhamdulillah!

Rujukan: Tafsir Al-Azhar, Juzu' 29, tulisan HAMKA
Dari: http://ibutina.com/alquran/tafsir-surah-al-muzammil/
----------------------------------------------------------
Sent by Tjandra Kurniawan
YM: tjandrakurniawan@yahoo.com
----------------------------------------------------------

Al-Quran Tafsir Al-Azhar al-Muzammil (20 Ayat) Bagian-1

Al-Quran Tafsir Al-Azhar al-Muzammil (20 Ayat)

Bagian-1

Surat ini bernama al-Muzammil, yg berarti orang yg berselimut. Yang dimaksudkan ialah Nabi Muhammad s.a.w. sendiri. Surat yg ke-73 dalam susunan Mushhaf Usmani, terdiri dari 20 ayat. "Al-Muzzammil" sbg nama dari surat, ditemukan pada ayat yg pertama.

Ada beberapa riwayat yang menyebabkan kenapa disebut yang berselimut. Riwayat yang umum ialah Surat ini turun sesudah Nabi Muhammad s.a.w turun dari gua Hira', menerima ayat-ayat al-Quran yang pertama kali turun, yaitu lima ayat dari Surat al-Alaq "Iqra' bismi rabbikal ladzi khalaq" dan seterusnya, beliau pun pulang ke rumahnya mendapati isterinya Siti Khadiah. Beliau berkata; "Zammiluuni, Zammiluuni", selimutilah aku, selimutilah aku. Karena beliau merasa kedinginan setelah beliau dipeluk keras oleh Jibril, sebagai pengalaman pertama beliau menerima wahyu.

Satu riwayat lagi mengatakan bahwa arti berselimut disini bukanlah benar-benar berselimut kain karena kedinginan. Melainkan tanggungjawab nubuwwat dan risalat yang diberikan Allah kepada beliau, saking beratnya, seakan-akan membuat badan jadi "panas-dingin", yaitu suatu perintah dari Allah yang wajib dia sampaikan kepada manusia terutama terlebih dahulu kepada kaumnya yang terdekat yang masih sangat kuat mempertahankan jahiliyah dan kemusyrikan. Dari semula beliau telah merasakan bahwa pekerjaan itu tidaklah mudah. Lantaran itu maka dia dipanggil Allah dengan "Muzzammil", yang boleh diartikan orang yang diselimuti seluruh dirinya oleh tugas yang berat.

Yang ketiga ialah bahwa ayat ini turun di malam hari, sedang Nabi s.a.w. enak tidur dan berselimut. Maka datang perintah menyuruh berdiri mengerjakan sembahyang malam. Untuk sembahyang malam itu selimut hendaklah disingkirkan, segera bangun, ambil wudhu' dan sembahyang. Ini pun dapat dipertalikan dengan ayat 79 daripada Surat 17, al-Isra';

"Dan pada sebahagian dari malam berbangkitlah bangun sebagai tambahan." Tahajjud ialah bangun menyentak, melepaskan selimut.

Dari ketiga keterangan itu, yg satu menguatkan yg lain dan semuanya dapat diterima, jelaslah termaktub salah satu gelar kehormatan Nabi Muhammad s.a.w. yaitu; "al-Muzzammil", di samping gelar-gelar kehormatan beliau yg lain.

Selain dari mengerjakan sembahyang malam itu, baik dua pertiga malam, atau separuh malam ataupun sepertiga malam, dan itu terserah kepada kekuatan mengerjakannya, hendaklah pula al-Quran yang telah diturunkan kepada engkau itu, selalu engkau baca dengan perlahan-lahan. Jangan dibaca dengan tergesa-gesa. Biar sedikit terbaca, asal isi kata-kata al-Quran itu masuk benar ke dalam hatimu dan engkau fahamkan dengan mendalam.

Menurut sebuah Hadis yang dirawikan oleh Bukhari dan Anas bin Malik, ada ditanyakan kepada Anas bagaimana cara Nabi s.a.w. membaca al-Quran. Lalu Anas memberikan keterangan bahwa Nabi bila membaca al-Quran ialah dengan suara tenang panjang, tidak tergesa terburu. Anas membuat misal kalau Nabi membaca Bismillahir-Rahmanir-Rahim, Bismillah beliau baca dengan panjang, Arrahman dengan panjang dan Arrahim dengan panjang pula. Dan menurut riwayat Ibnu Juraij yang diterima dari Ummi Salamah, isteri Rasulllah, kalau beliau membaca surah al-Fatihah, tiap-tiap ayat yang beliau baca seayat demi seayat dengan terpisah. Bismillahir-Rahmanir-Rahim. Beliau berhenti lalu beliau baca Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin, demikian pula seterusnya. Sebab itu tidaklah beliau membacanya dengan tergesa-gesa bersambung-sambung tiada perhentian (washal).

Itulah contoh teladan daripada Nabi s.a.w. sendiri di dalam hal membaca al-Quran. Malahan beliau anjurkan supaya dilagukan membacanya. Bahkan beliau suruh baca dengan perasaan sedih, seakan-akan hendak menangis, supaya dia lebih masuk ke dalam jiwa. Abu Musa al-Asy'ari ketika beliau dengan bagus bacaan Qurannya, beliau puji dan beliau katakan; "Suaramu laksana bacaan Mazmur Nabi Daud." Karena Nabi Daud terkenal keindahan suara beliau ketika munajat kepada Allah dengan Mazmurnya yang terkenal.

Abdullah bin Mas'ud, sahabat Rasulullah s.a.w. memberi ingat kalau membaca al-Quran jangan tergesa-gesa, jangan terburu-buru, bahkan bacalah dengan perlahan, jangan sebagai mendendangkan syair. Kalau bertemu dengan keajaibannya berhentilah sejenak merenungkannya, dan gerakan hati untuk memperhatikannya.

Oleh sebab itu bertalilah rupanya di antara kedua ibadat ini, yaitu sembahyang malam dengan membaca al-Quran dengan tartil. Dan itu pun lebih dianjurkan lagi oleh Nabi jika bulan Ramadhan; di samping mengerjakan shalatul lail (sembahyang malam, tarawih) dianjurkan pula membaca al-Quran dengan tartil, supaya jiwa lebih kuat dan hati bertambah dekat kepada Tuhan, sehingga apa yang kita mohonkan kepada Tuhan akan mudah dikabulkan.

Apakah sebab dan apa gunanya ibadat sembahyang malam dan tartil al-Quran?
Jawabnya ialah ayat yang selanjutnya;

"Sesungguhnya Kami hendak menurunkan kepada engkau perkataan yang berat." (ayat 5). Wahyu sungguh-sungguh adalah perkataan yang berat. Berat bagi rohani dan berat bagi jasmani. Kedatangan malaikat Jibril membawa wahyu itu bukanlah perkara yang enteng; bahkan memang berat.

Menurut satu Hadis yang dirawikan oleh Imam Ahmad, Abdullah bin Amer pernah bertanya kepada Nabi bagaimana permulaan datangnya wahyu kepada beliau. Beliau jawab; "Mula-mula saya dengar sebagai bunyi loceng, di waktu itu aku terdiam. Tiap-tiap wahyu turun, rasanya sebagai akan matilah aku."

Harits bin Hisyam pun pernah menanyakan kepada beliau tentang turunnya wahyu. Beliau menjawab seperti itu juga; yaitu terdengar mulanya sebagai bunyi loceng, aku pun terpana ketika mendengar itu; setelah itu mengertilah aku semua apa yang dikatakan malaikat itu. Kadang-kadang malaikat itu sendiri berkata kepadaku, lalu aku faham apa yang dikatakannya itu.

Aisyah mengatakan bahwa dia pernah melihat ketika suatu hari Rasulullah menerima wahyu, ketika itu hari sangat dingin. Namun keringat mengalir di dahi Rasulullah s.a.w.

Hisyam bin 'Urwah bin Zubair meriwayatkan bahwa kalau wahyu datang sedang Nabi berkenderaan, maka unta yang beliau kenderai itu tidak sanggup melangkahkan kakinya. Zaid bin Tsabit berceritera bahwa satu kali wahyu turun kepada Rasulullah, sedang kaki beliau ketika duduk bersila terletak di atas kaki Zaid. Kata Zaid di waktu itu dia merasakan sangat berat, sehingga dia tidak sanggup menggerakkan kakinya.

Ibnu Jarir dalam tafsirnya mengatakan, bahwa wahyu itu berat dari dua pihak; Berat bagi badan, sebab malaikat sedang datang. Dan berat bagi jiwa, karena berat tanggungjawabnya.

Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata; "Berat wahyu itu di alam dunia ini dan berat pula di akhirat kelak pada timbangannya."

"Sesungguhnya bangun malam itu adalah lebih mantap." (pangkal ayat 6). Karena di waktu malam gangguan sangat berkurang. Malam adalah hening, keheningan malam berpengaruh pula kepada keheningan fikiran. Di dalam suatu Hadis Qudsi Tuhan bersabda, bahwa pada sepertiga malam Tuhan turun ke langit dunia buat mendengarkan keluhan hambaNya yang mengeluh, buat menerima taubat orang yang taubat dan permohonan maghfirat (ampunan) hambaNya yang memohonkan ampun.

Maksudnya ialah bahwa hubungan kita dengan langit pada waktu malam adalah sangat dekat. Orang ahli Ilmu Alam menyebut bahwa udara ini dipenuhi oleh ether, maka ether di waktu malam itu memperdekat hubungan. Memperdekat hati;

"Dan bacaan lebih berkesan." (ujung ayat 6). Baik bacaan sedang sembahyang ataupun membaca al-Quran dengan perlahan-lahan di malam hari, dengan tidak mengganggu orang lain yang sedang tidur.

"Sesungguhnya bagi engkau pada siang hari adalah urusan-urusan yang panjang." (ayat 7). Memang urusan pada siang hari selalu sibuk. Tiap-tiap manusia ada saja urusannya. Dalam ayat yang lain, sebagaimana tersebut kelak dalam Surat 78, an-Naba', ayat 11: "Dan Kami jadikan siang hari itu untuk penghidupan."

Bercucuk tanam, menggembala, menjadi nelayan, berniaga, berperang, berusaha yang lain, dalam segala bentuk kehidupan. Dan Tuhan pula yang menyuruh tiap-tiap orang berusaha di muka bumi di siang hari mencari rezeki yang halal. Maka waktu malam adalah waktu yang tenang dan lapang.

"Dan sebutlah nama Tuhan engkau." (pangkal ayat 8). Wadzkur, artinya ialah sebut dan ingat. Diingat dalam hati lalu dibaca dengan lidah, setali lafaz dengan makna, sesuai yang lahir dengan yang batin. 99 nama Allah, yang bernama "al-Asmaul-Husnaa", yang berarti nama-nama yang indah. Sebutlah nama itu semuanya dengan mengingat artinya! Atau segala zikir yang telah tertentu. Puncak zikir ialah Tahlil (La Ilaha Illallah), Tahmid (Alhamdulillah), Tasbih (Subhanallah), Istighfar (Astaghfirullah), Hauqalah (La haula walaa quwwata illa billah), Takbir (Allahuakbar), dan sebagainya;

"Dan tunduklah kepadanya sebenar-benar tunduk." (ujung ayat 8). Lakukan muraqabah, yang berarti mengintai waktu yang baik atau peluang untuk mengontakkan diri dengan Dia. Atau Mujasabah yaitu memperhitungkan kebebalan dan kelalaian diri di samping nikmat yang bengini besar dianugerahkan Allah.

Siapa yang wajib engkau sembah dan engkau tunduk kepadanya itu?

Ialah "Tuhan masyriq dan maghrib." (pangkal ayat 9). Dia Yang Maha Kuasa dan Maha Menentukan perjalanan matahari dari sebelah Timur ke sebelah Barat, teratur jalannya, tidak pernah berkisar tempatnya, masa demi masa; "Tiada Tuhan melainkan Dia." Ke sanalah hidup ini ditujukan, daripadanyalah diambil kekuatan;

"Maka ambillah Dia jadi pelindung." (ujung ayat 9). Dengan cara yang demikianlah jasmani dan rohani engkau akan dapat kuat dan teguh melakukan tugas. Karena engkau tidak pernah jauh dari Tuhan.

"Dan bersabarlah engkau atas apa yang mereka katakan itu." (pangkal ayat 10). Macam-macamlah kata-kata yang dilontarkan oleh kaum musyrikin itu terhadap Nabi s.a.w. untuk melepaskan rasa dendam dan benci. Dituduh gila, dituduh tukang sihir, dituduh tukang tenung dan sebagainya. Maka disuruh Tuhanlah Nabi bersabar, jangan naik darah, hendaklah berkepala dingin mendengarkan kata-kata demikian. Karena jika kesabaran hilang, pedoman jalan yang akan ditempuh atau rencana yang tengah diperbuat akan gagal semua tersebab hilang kesabaran. Sabar adalah satu syarat mutlak bagi seorang Nabi atau seorang pemimpin yang ingin berhasil dalam perjuangannya.

"Dan hijrahlah dari mereka dengan hijrah yang indah." (ujung ayat 10). Hijrah yang dimaksud di sini belumlah hijrah negeri, khususnya belum hijrah ke Madinah. Hijrah di sini ialah dengan menjauhi mereka, jangan dirapatkan pergaulan dengan mereka. Jika mereka memaki-maki atau mencela, berkata yang tidak bertanggungjawab, sambutlah dengan sabar dan jangan dibalas dengan sikap kasar pula. Hijrah yang indah ialah membalas sikap mereka yang kasar itu dengan budi yang luhur, dengan akhlak yang tinggi. Tentang keluhuran budi itu telah ada pengakuan Allah atas RasulNya pada ayat 4 dari Surat 68, al-Qalam yang telah kita uraikan terlebih dahulu. Lantaran itu bagaimanapun sakitnya telinga mendengarkan caci-maki mereka, janganlah Nabi menghadapi mereka, jauhi saja mereka;

"Dan biarlah Aku bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu." (pangkal ayat 11). Janganlah engkau menuntut balas sendiri terhadap kekasaran sikap orang-orang yag mendustakan itu. Teruskan saja melakukan da'wah yang ditugaskan Tuhan ke atas pundakmu. Tentang menghadapi orang-orang seperti itu dan menentukan hukumnya, serahkan sajalah kepada Allah;

"Yang mempunyai kemewahan." Biasanya mereka berani mendustakan Rasul Allah mentang-mentang mereka kaya, mentang-mentang mereka hidup mewah penuh nimat, sehingga mereka tidak mau mengingat bahwa nikmat yang mereka gelimangi itu mereka terima dari Allah;

"Dan berilah mereka tangguh sejenak." (ujung ayat 11). Artinya biarkanlah mereka bersenang-senang, bermewah-mewah sebentar waktu. Akan berapalah lamanya dunia ini akan mereka pakai. Kemewahan itu tidak akan lama. Ada-ada saja jalannya bagi Tuhan untuk mencabut kembali nikmat itu kelak. Karena Tuhan itu Maha Kuasa memutar-balikkan sesuatu.

Sejauh-jauh perjalan hidup, akhirnya akan mati. Segagah-gagah badan waktu muda, kalau umur panjang tentu akan tua. Sesihat-sihat badan, satu waktu akan sakit. Atau harta itu sendiri licin tandas, sebagai mana tandasnya kebun yang terbakar karena yang empunyanya bakhil semua, sebagai dijelaskan Tuhan dalam Surat 68 al-Qalam juga.

"Sesungguhnya di sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat." (pangkal ayat 12). Yang akan dibelenggukan kepada kaki, tangan dan leher mereka kelak, karena kekafiran yang tidak mau menerima Kebenaran itu;

"Dan neraka yang bernyala-nyala." (ujung ayat 12). Ke dalam neraka yang bernyala-nyala itulah mereka akan dihalaukan di kemudian hari sebagai makhluk yang hina karena penuh dengan kesalahan.

"Dan makanan yang mempunyai sekangan." (pangkal ayat 13). Ada semacam makanan dalam neraka yang bernyala-nyalal itu nanti bila dimakan dia akan tersekang di kerongkongan; masuk kedalam perut tidak mau, dikeluarkan kembali pun tidak mau;

"Dan azab yang pedih." (ujung ayat 13). Artinya ada lagi beberapa siksaan lain yang akan mereka derita. Pada waktu itu, azab siksaan yang mereka terima adalah sepadan dengan kesombongan dan besar kepala mereka di kala kedatangan Nabi.

"Pada hari, yang akan bergoncang bumi dan gunung-gunung." (pangkal ayat 14). Karena kiamat ketika itu telah datang;

"Dan jadilah gunung-gunung itu tumpukan pasir yang berterbangan." (ujung ayat 14). Meskipun pemuka-pemuka Quraisy yang kena ancaman itu belum mendapati ketika bumi dan gunung-gunung akan bergoncang karena kiamat, namun nasib mereka yang menantang Nabi tidak jugalah baik. Mana yang tidak tunduk menemui kematian yang sengasara disertai malu keluarga yang tinggal karena kekalahan di Perang Badar.

Dan ancaman bahwa kiamat akan datang adalah hal yang diyakini, sebab alam ini tidaklah kekal. Kemudian itu datanglah peringatan Allah untuk mendekatkan soal ini ke dalam hati orang-orang yang kafir itu;

"Sesungguhnya telah Kami utus kepada kamu seorang Rosul." (pangkal ayat 15). Peringatan kpd kaum Quraisy itu, bahwa yg datang kpd mereka ini adalah Utusan Tuhan, Muhammad, dibangkitkan dalam kaum keluarga mereka sendiri, bukan orang lain yg datang dari negeri lain;

"Yang akan jadi saksi terhadap kamu." Artinya bahwa Rosul itu akan menjadi saksi di hadapan Tuhan siapa di antara kamu yg taat, patuh dan percaya akan panggilan Rosul itu dan siapa pula yg kafir, tidak mau percaya.

Berlanjut ke Bagian-2...
----------------------------------------------------------
Sent by Tjandra Kurniawan
YM: tjandrakurniawan@yahoo.com
----------------------------------------------------------

Al-Quran Tafsir 73.Al-Muzammil: 11-20 (of 20)

:: QS. 73. Al-Muzammil 11-20 (of 20)::

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم ۞ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحمَنِ الرَّحِيمِ ۞
---------------------------------------------------
وَذَرْنِي وَالْمُكَذِّبِينَ أُولِي النَّعْمَةِ وَمَهِّلْهُمْ قَلِيلًا ۞

(73:11/20) "Wa dzarnii wal mukadz-dzibiina" (dan biarkanlah Aku Bertindak thd orang2 yg mendustakan) al-Qur'an. Ungkapan ini merupakan Ancaman Alloh Ta'ala thd mereka. Yaitu orang2 yg berhasil ditikam dalam Perang Badr. "Ulin na'mati" (orang2 yg mempunyai kemewahan), yakni orang2 yg mempunyai harta dan kekayaan. "Wa mahhilhum" (dan berilah mereka tangguh), yakni berilah mereka batas waktu. "Qoliilaa" (barang sebentar), yakni sampai Perang Badr.

إِنَّ لَدَيْنَا أَنْكَالًا وَجَحِيمًا ۞
(73:12/20) "Inna ladainaa" (sesungguhnya pada sisi Kami), yakni untuk mereka di sisi Kami pada hari akhirat. "Angkaalan" (ada belenggu2), yakni borgol2 yg akan diikatkan ke kaki mereka, ikatan2 yg akan dipasangkan ke tangan kanan mereka sampai ke leher mereka, dan rantai2 yg akan dibelenggukan pada leher mereka. "Wa jahiimaa" (dan neraka yg menyala2) yg akan mereka masuki.

وَطَعَامًا ذَا غُصَّةٍ وَعَذَابًا أَلِيمًا ۞
(73:13/20) "Wa tho'aaman dzaa ghush-shotin" (dan makanan yg menyumbat di kerongkongan), yakni yg dapat menyumpal tenggorokan mereka. Itulah pohon zaqqum. "Wa 'adzaaban aliimaa" (serta azab yg pedih), yakni azab yg menyakitkan yg rasa sakitnya terkonsentrasi di dalam hati mereka. Kemudian Dia Menjelaskan kapan hal itu akan terjadi.

يَوْمَ تَرْجُفُ الْأَرْضُ وَالْجِبَالُ وَكَانَتِ الْجِبَالُ كَثِيبًا مَهِيلًا ۞
(73:14/20) "Yauma tarjuful ardlu" (pada hari ketika bumi berguncang), yakni ketika bumi bergoyang dgn keras. "Wal jibaalu" (serta gunung2), yakni gunung2 bergoyang keras. "Wa kaanatil jibaalu katsiiban" (dan jadilah gunung2 itu tumpukan pasir), yakni debu. "Mahiilaa" (yg diterbangkan). Maksudnya, sesuatu yg bila kamu mengangkat bagian bawahnya, maka bagian atasnya pasti jatuh menimpamu, spt halnya pasir.

---------------------------------------------------

إِنَّا أَرْسَلْنَا إِلَيْكُمْ رَسُولًا شَاهِدًا عَلَيْكُمْ كَمَا أَرْسَلْنَا إِلَىٰ فِرْعَوْنَ رَسُولًا ۞
(73:15/20) "Innaa arsalnaa" (sesungguhnya Kami telah Mengutus), yakni telah Mengirim. "Ilaikum rosuulan" (seorang rosul kpd kalian), yakni Nabi Muhammad saw.. "Syaahidan 'alaikum" (yg akan menjadi saksi terhadap kalian) berkenaan dgn risalah yg telah dia sampaikan. "Kamaa arsalnaa" (sebagaimana Kami telah Mengutus pula), yakni telah Mengirim pula. "Ilaa fir'auna rosuulaa" (seorang rosul kpd Fir'aun), yakni Nabi Musa a.s..

فَعَصَىٰ فِرْعَوْنُ الرَّسُولَ فَأَخَذْنَاهُ أَخْذًا وَبِيلًا ۞
(73:16/20) "Fa 'ashaa fir'aunur rosuula" (akan tetapi Fir'aun mendurhakai rosul itu), yakni mendurhakai Musa a.s. dan tidak mau meresponsnya. "Fa akhadznaahu akhdzaw wabiilaa" (maka Kami pun Menghukumnya dgn hukuman yg berat), yakni Kami pun Menyiksanya dgn siksaan yg berat, yaitu penenggelaman.

فَكَيْفَ تَتَّقُونَ إِنْ كَفَرْتُمْ يَوْمًا يَجْعَلُ الْوِلْدَانَ شِيبًا ۞
(73:17/20) "Fa kaifa tattaquuna" (lalu bagaimana kalian dpt memelihara diri), yakni bagaimana kalian dpt menjauhi kekafiran dan kemusyrikan, dan beriman kpd Alloh Ta'ala, hai penduduk Mekah! "Ing kafartum" (jika tetap kafir), yakni apabila di dunia kalian tetap kafir. "Yauman" (kpd hari), yakni hari kiamat. "Yaj'alu" (yg akan membuat), yakni yg hari itu akan membuat. "Al-wildaana syiibaa" (anak2 menjadi beruban) manakala mrk mendengar Alloh Ta'ala Berfirman kpd Adam, Hai Adam, perintahkanlah di antara keturunanmu (agar masuk) ke dalam neraka! Adam bertanya, Ya Robbi, berapa banyak? Alloh Ta'ala Berfirman, Dari tiap2 seribu orang, sembilan ratus sembilan puluh sembilan orang ke neraka, dan seorang ke surga.

---------------------------------------------------

السَّمَاءُ مُنْفَطِرٌ بِهِ ۚ كَانَ وَعْدُهُ مَفْعُولًا ۞

(73:18/20) "As-samaa-u munfathirun" (langit pun menjadi pecah-belah), yakni menjadi berantakan. "Bih" (pada hari itu), yakni pada hari yg membuat anak2 menjadi ber-uban itu. Menurut satu pendapat, menjadi pecah-belah karena turunnya Perintah Robb Ta'ala dan para malaikat. "Kaana wa'duhuu" (adalah janji-Nya), yakni Janji-Nya ttg kebangkitan. "Maf'uulaa" (pasti terlaksana), yakni pasti terjadi.


إِنَّ هَٰذِهِ تَذْكِرَةٌ ۖ فَمَنْ شَاءَ اتَّخَذَ إِلَىٰ رَبِّهِ سَبِيلًا ۞

(73:19/20) "Inna haadzihi" (sesungguhnya ini) surah. "Tadzkirotun" (merupakan suatu peringatan), yakni merupakan suatu pelajaran dan penjelasan untuk kalian. "Fa man syaa-attakhodza ilaa robbihii sabiilaa" (karena itu, barangsiapa menghendaki, pastilah ia menempuh jalan kpd Robb-nya), yakni jalan yg dapat mengantarkan ia kpd Robb-nya. Ada yg berpendapat, barangsiapa menghendaki, pastilah ia bertauhid, dan tauhid menjadi sebuah jalan menuju Robb-nya.

---------------------------------------------------

إِنَّ رَبَّكَ يَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُومُ أَدْنَىٰ مِنْ ثُلُثَيِ اللَّيْلِ وَنِصْفَهُ وَثُلُثَهُ وَطَائِفَةٌ مِنَ الَّذِينَ مَعَكَ ۚ وَاللَّهُ يُقَدِّرُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ ۚ عَلِمَ أَنْ لَنْ تُحْصُوهُ فَتَابَ عَلَيْكُمْ ۖ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ ۚ عَلِمَ أَنْ سَيَكُونُ مِنْكُمْ مَرْضَىٰ ۙ وَآخَرُونَ يَضْرِبُونَ فِي الْأَرْضِ يَبْتَغُونَ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ ۙ وَآخَرُونَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ ۚ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا ۚ وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا ۚ وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ ۞

(73:20/20) "Inna robbaka" (sesungguhnya Rabb-mu), hai Muhammad! "Ya'lamu annaka taquumu adnaa" (mengetahui bahwa kamu berdiri kurang), yakni lebih sedikit. "Min tsulutsayil laili" (dari dua pertiga malam) sampai seperduanya. "Wa nishfahuu" (serta seperduanya), yakni kamu berdiri seperdua malam. "Wa tsulutsahuu" (dan sepertiganya), yakni kamu berdiri sepertiga malam. Menurut satu pendapat, yg dimaksud seperduanya adalah kurang dari seperdua dan sepertiga malam. "Wa thoo-ifatum minal ladziina ma'aka" (dan [demikian pula] segolongan dari orang2 yg bersamamu), yakni dan segolongan kaum Mukminin yg bersama kamu ketika sholat.

"Walloohu yuqoddirul laila wan nahaaro" (dan Alloh-lah yg Menetapkan ukuran malam dan siang), yakni Mengetahui waktu2 malam dan siang. "'Alima al lan tuhshuuhu" (Dia Mengetahui bahwa kalian sama sekali tidak dapat menentukan batas waktu2 itu), yakni kalian sama sekali tak akan dapat menjaga waktu2 malam. Ada yg berpendapat, kalian sama sekali tak akan dapat menjaga sholat yg telah diperintahkan kpd kalian pd malam hari. "Fa taaba 'alaikum" (karena itu Dia Mengampuni kalian), yakni Memaafkan kalian dari sholat malam. "Faq ro-uu maa tayassaro" (maka bacalah apa yg mudah) bagi kalian. "Minal qur-aani" (dari al-Qur'an) ketika sholat, yaitu seratus ayat atau lebih. Menurut satu pendapat, sebanyak yg kalian mau di antara (ayat2) al-Qur'an.

"'Alima an sayakuunu mingkum mardloo" (Dia Mengetahui bhw akan ada di antara kalian itu org2 yg sakit), yg terluka yg tdk sanggup sholat malam. "Wa aakhoruuna yadlribuuna fil ardli" (dn yg lainnya bepergian di bumi), perjalanan utk berdagang dll. "Yabtaghuuna min fadllillaahi" (mencari sebagian Karunia Alloh), yakni sebagian Rezeki Alloh Ta'ala dll, shg membuat mrk kesulitan utk sholat malam. "Wa aakhoruuna yuqaatiluuna fii sabiilillaahi" (dan yg lainnya lagi yg berperang di jalan Alloh), yakni berjihad, shg kesulitan utk sholat malam.

"Faq ro-uu maa tayassaro" (maka bacalah apa yg mudah) bagi kalian. "Minhu" (darinya), ayat2 al-Qur'an ketika sholat. "Wa aqiimush sholaata" (dn dirikanlah sholat), yakni sempurnakanlah sholat 5 waktu pd waktu2 yg telah ditentukan. "Wa aatuz zakaata" (dn tunaikanlah zakat), yakni berikan zakat harta kalian. "Wa aqridlullooha" (dn pinjamilah Alloh) dgn bersedekah. Menurut yg lain, dgn beramal soleh. "Qordlon hasanan" (pinjaman yg baik), semata2 mengharap ridho-Nya dan benar2 ikhlas.

"Wa maa tuqoddimuu li anfusikum min khoirin" (dn kebaikan apa saja yg kalian lakukan utk diri kalian), yakni yg kalian kemukakan utk (kebaikan) diri kalian. "Tajiduuhu" (pastilah akan kalian dapatkan), yakni pastilah kalian akan mendapatkan pahalanya. "'Indalloohi" (di sisi Allah) di dlm surga. Dan pahala itu akan terpelihara utk kalian. Tak akan dicuri/hilang. "Huwa khoiran" (sbg balasan yg terbaik) dari apapun di dunia. "Wa a'zhomu ajron" (dn pahala yg terbesar) dari segala yg kalian miliki.

"Wastaghfirullooha" (dan mohon ampunanlah kpd Alloh) dari semua dosa. "Innallooha ghofuurun" (sesungguhnya Alloh Maha Pengampun) kpd siapa pun yg bertobat. "Rohiim" (lagi Maha Penyayang) kpd org2 yg wafat dlm keadaan bertobat. Sebagaimana Dia Menyayangi org yg berselimut dgn pakaiannya.
صدق الله العظيم
[Tafsir: Ibn Abbas, AlKalam Soft. Arabic: mosquelife.com]
----------------------------------------------------------
Sent by Tjandra Kurniawan
YM: tjandrakurniawan@yahoo.com
----------------------------------------------------------

Tujuh Nasehat Syeikh Ahmed Abdul Jawad

Tujuh Nasehat Syeikh Ahmed Abdul Jawad

Cinta tidak cukup hanya di kata, tapi harus dibuktikan dengan kenyataan. Doa pun tidak cukup dengan diucap, tapi juga harus diimani secara yakin dengan hati dan perbuatan. Ketika kita manusia membutuhkan, acapkali dilengahkan oleh rasa pongah dan berbangga diri bahwa ia bisa, tapi jangan sekali-kali melupakan bahwa ada Yang Berkuasa dan Perkasa. Berikut 7 nasehat bagi kita, bekal menapaki hidup agamis dan bermoral.

[1]. Tidakkah kamu suka menjadi hamba yang dicinta Allah? Maka itu. cintai Nabimu beserta kerabatnya, dan jangan lupa berbakti kepada orang tua.

[2]. Tidakkah kamu suka menjadi hamba yang berkata: Oh Tuhan!, Ya Allah, O My God! lalu Allah pun menjawab panggilanmu, seraya berfirman: "Aku Menyambutmu, hamba-KU. mintalah apa saja, niscaya Aku kabulkan. Maka itu, periksa dan pilih makanan yang halal, doamu pun akan terkabul, bergaul dengan manusia menurut kata hati, nilailah sesuai nuranimu yang tulus, bertindaklah sesuai etika dan pekerti mulia.

[3]. Tidakkah kamu suka doamu terkabul dan catatan amal perbuatanmu memancar cahaya di Hari Kiamat? Maka itu, sucikan hatimu, perbanyak membaca: "Laailaha illa Allah li dzanbi wa lil mukminin wal mukminat [لاإله إلا الله و أستغفر الله لذنبى و للمومنين والمؤمنات]— Tiada Tuhan selain Allah, dan aku meminta ampun kepada-Nya untuk dosaku, dan dosa kaum mukminin, laki-laki dan perempuan. Jangan lupa selalu dzikir kepada Allah.

[4]. Tidakkah kamu senang menjadi orang yang sembahyang (pemuja Tuhan) dan orang yang berdekat diri kepada-Nya?. Apabila seorang hamba berucap: "Alhamdulillah", Allah pun menyambut: "Hamba-Ku telah bersyukur dan memuja-Ku. Maka itu, perbanyaklah berucap: "Alhamdulillah wa salamun 'ala ibadihi lladzina isthofa [ألحمد لله و سلام على عباده الذين اصطفى] — Segala puji bagi Allah, dan selamat atas orang-orang yang dipilih dan dicintai.

[5]. Tidakkah kamu suka menjadi hamba yang bersyukur dan di karuniai anak cucu yang baik dan shaleh. Maka itu, bacalah ayat syukur: "Rabbi awzi'ni an asykura nikmataka" Surat An-Naml :19 sampai akhir ayat dan bacalah ayat 15 surat Al-Ahqaf hingga akhir.

[6]. Maukah kamu aku tunjukkan trik yang dapat memenuhi semua kebutuhan dunia dan akheratmu?. Maka itu, kerjakan perintah Allah, sesuai daya upayamu, " Wahai orang-orangyang beriman, ruku' dan bersujudlah, sembah Tuhan kalian dan perbuat amal baik, semoga kalian menjadi orang-orang yang beruntung". (Qs Al-Hajj : 77).

[7]. Sukakah jika aku tunjukkah inti (hati) segala sesuatu?. Maka itu, katakan pada dirimu: "Aku beriman kepada Allah, lalu beristiqomahlah", artinya tunjukkah bahwa kamu benar-benar beriman kepada-Nya.

Catatan :
Disarikan dari akhir buku "Ad Doa al-Mustajab min al-Hadits wa al-Sunah" karya Syeikh Ahmad Abdul Jawab dan diprakatai oleh Syeikh Abdul Halim Mahmud.
Sumber : http://almasry.or.id

Dari: http://lelakibogor.blogspot.com/2009/11/7-tujuh-nasehat-syeikh-ahmed-abdul.html

---------------------------------------------------

----------------------------------------------------------
Sent by Tjandra Kurniawan
YM: tjandrakurniawan@yahoo.com
----------------------------------------------------------

Sabtu, Juli 28, 2012

Tafsir Al-Qur'an Al-Muzammil:1-10 (of 20)

Tafsir Al-Qur'an Al-Muzammil:1-10 (of 20)
(Suroh ke-73, Nuzul ke-3)

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم ۞ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحمَنِ الرَّحِيمِ ۞

يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ ۞

(73:1/20) "Yaa ayyuhal muzzammil" (wahai orang yg berselimut). Yg dimaksud adalah Nabi Muhammad saw. yg berselimut menggunakan pakaiannya, agar beliau menggunakan pakaian itu untuk sholat.

قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا ۞

(73:2/20) "Qumil laila" (bangunlah pada malam hari) untuk menunaikan sholat. Lalu Dia berfirman .... "Illaa qoliilaa" (kecuali sedikit). Kemudian Dia Menjelaskannya.

نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا ۞

(73:3/20) "Nishfahuu" (yaitu seperduanya), yakni bangunlah seperdua malam untuk melaksanakan sholat. "Awingqush minhu" (atau kurangilah darinya), yakni dari seperdua malam itu. "Qoliilaa" (sedikit), sampai sepertiganya.

أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا ۞

(73:4/20) "Au zid 'alaihi" (atau lebihkan darinya), yakni dari seperdua menjadi dua pertiga. Alloh Ta'ala Memberikan kebebasan memilih kpd beliau dalam melaksanakan sholat malam. "Wa rattilil qur-aana tartiilaa" (dan bacalah al-Quran itu dgn perlahan2), yakni bacalah al-Quran dgn perlahan, lancar, hati2, dan tenang. Kamu baca al-Quran satu, dua, atau tiga ayat, demikian seterusnya hingga kamu berhenti.

إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا ۞

(73:5/20) "Innaa sa nulqii 'alaika" (sesungguhnya Kami akan Menurunkan kepadamu), yakni akan Menurunkan kepadamu melalui Jibril a.s.. "Qoulan tsaqiilaa" (perkataan yg berat), yakni firman yg hebat berisi perintah dan larangan, janji dan ancaman, serta halal dan haram. Menurut satu pendapat, firman yg agung. Menurut pendapat yg lain, berat bagi siapa pun yg menentangnya. Dan ada pula yg berpendapat, berat dgn adanya pejelasan tentang sholat malam.

إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا ۞

(73:6/20) "Inna naasyi-atal laili" (sesungguhnya bangun malam), yakni bangun malam untuk sholat. "Hiya asyaddu wath-an" (adalah lebih tepat), yakni akan lebih giat bagi seseorang yg bermaksud menunaikan sholat. Menurut pendapat yg lain, lebih bermanfaat bagi qalbu. "Wa aqwamu qiilaa" (dan lebih berkesan bacaannya), yakni lebih jelas dan lebih teguh dalam membaca al-Quran.

إِنَّ لَكَ فِي النَّهَارِ سَبْحًا طَوِيلًا ۞

(73:7/20) "Inna laka" (sesungguhnya kamu mempunyai), hai Muhammad! "Fin nahaari sabhan thowiilaa" (pada siang hari keluangan yg panjang), yakni waktu luang yg panjang untuk memenuhi kebutuhan2mu.

وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ وَتَبَتَّلْ إِلَيْهِ تَبْتِيلًا

(73:8/20) "Wadzkurisma robbika" (dan ingatlah akan Nama Robb-mu), yakni shaolatlah sesuai dengan Perintah Robb-mu. Ada yg berpendapat, ingatlah Keesaan Robb-mu. "Wa tabattal ilaihi tabtiilaa" (dan beribadahlah kepada-Nya dgn sebenar-benarnya), yakni hendaklah betul2 bersikap ikhlas karena Alloh Ta'ala dalam sholat, doa, dan ibadahmu.

رَبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ فَاتَّخِذْهُ وَكِيلًا

(73:9/20) "Robbul masyriqi wal maghribi" (Robb timur dan barat) adalah Alloh Ta'ala. "Laa ilaaha illaa huwa fattakhidz-huu wakiilaa" (tidak ada tuhan melainkan Dia, karena itu hendaklah kalian mengambil Dia sbg Pelindung), yakni karena itu, ibadahilah Dia sbg Robb. Ada yg mengatakan, karena itu jadikanlah Dia sbg penjamin bagi pertolongan, kekuasaan, dan pahala yg telah Dia Janjikan kepadamu.

وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا يَقُولُونَ وَاهْجُرْهُمْ هَجْرًا جَمِيلًا

(73:10/20) "Washbir" (dan bersabarlah kamu) hai Muhammad! "'Alaa maa yaquuluuna" (atas apa pun yg mereka katakan), yakni atas kecaman dan kebohongan yg mereka katakan. "Wahjurhum hajron jamiilaa" (dan jauhilah mereka dgn cara yg baik), yakni menghindarlah dari mereka dgn cara yg baik, tanpa harus berkeluh kesah dan mengeluarkan kata2 kotor.
---------------------------------------------------
[Tafsir: Ibn Abbas, AlKalam Soft. Arabic: Mosquelife.com]
----------------------------------------------------------
Sent by Tjandra Kurniawan
YM: tjandrakurniawan@yahoo.com
----------------------------------------------------------

Jumat, Juli 27, 2012

I'tikaf

Ditulis oleh Dewan Asatidz, pesantrenvirtual.com

I'tikaf

I'tikaf dalam pengertian bahasa berarti berdiam diri yakni tetap di atas sesuatu. Sedangkan dalam pengertian syari'ah agama, I'tikaf berarti berdiam diri di masjid sebagai ibadah yang disunahkan untuk dikerjakan di setiap waktu dan diutamakan pada bulan suci Ramadhan, dan lebih dikhususkan sepuluh hari terakhir untuk mengharapkan datangnya Lailatul Qadr. Dalam hal ini Rasulullah saw. bersabda :

عن ابن عمر رضي الله عنهما قال :كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يعتكف العشر الأواخر من رمضان ، متفق عليه .

" Dari Ibnu Umar ra. ia berkata, Rasulullah saw. biasa beri'tikaf pada sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan." (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)

عن أبي هريرة رضى الله عنه قال كان النبي صلى الله عليه وسلم يعتكف في كل رمضان عشرة أيام فلما كان العام الذي قبض فيه اعتكف عشرين يوما ـ رواه البخاري.

"  Dari Abu Hurairah R.A. ia berkata, Rasulullah SAW. biasa beri'tikaf pada tiap bulan Ramadhan sepuluh hari, dan tatkala pada tahun beliau meninggal dunia beliau telah beri'tikaf selama dua puluh hari. (Hadist Riwayat Bukhori).

 Sebagian ulama mengatakan bahwa ibadah I'tikaf hanya bisa dilakukan dengan berpuasa.

Tujuan I'tikaf.

1. Dalam rangka menghidupkan sunnah sebagai kebiasaan yang dilakukan oleh Rasulullah saw. dalam rangka pencapaian ketakwaan hamba.

2. Sebagai salah satu bentuk penghormatan kita dalam meramaikan bulan suci Ramadhan yang penuh berkah dan rahmat dari Allah swt.

3. Menunggu saat-saat yang baik untuk turunnya Lailatul Qadar yang nilainya sama dengan ibadah seribu bulan sebagaimana yang difirmankan oleh Allah dalam surat 97:3.

4. Membina rasa kesadaran imaniyah kepada Allah dan tawadlu' di hadapan-Nya, sebagai mahluk Allah yang lemah.

Rukun I'tikaf.

I'tikaf dianggap syah apabila dilakukan di masjid dan memenuhi rukun-rukunnya sebagai berikut :

1. Niat. Niat adalah kunci segala amal hamba Allah yang betul-betul  mengharap ridla dan pahala dari-Nya.

2. Berdiam di masjid. Maksudnya dengan diiringi dengan tafakkur, dzikir, berdo'a dan lain-lainya.

3. Di dalam masjid. I'tikaf dianggap syah bila dilakukan di dalam masjid, yang biasa digunakan untuk sholat Jum'ah. Berdasarkan hadist Rasulullah saw.

" ولا اعتكاف إلا في مسجد جامع ـ رواه أبو داود.

"Dan tiada I'tikaf kecuali di masjid jami' (H.R. Abu Daud)

4. Islam dan suci serta akil baligh.


Cara ber-I'tikaf.

1. Niat ber-I'tikaf karena Allah. Misalnya dengan mengucapkan : Aku berniat I'tikaf karena Allah ta'ala.

نويت الاعتكاف لله تعالى

2. Berdiam diri di dalam masjid dengan memperbanyak berzikir, tafakkur, membaca do'a, bertasbih dan memperbanyak membaca Al-Qur'an.

3. Diutamakan memulai I'tikaf setelah shalat subuh, sebagaimana hadist Rasulullah saw.

وعنها رضى الله عنها قالت كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا أراد أن يعتكف صلى الفجر ثم دخل معتكفة "ـ متفق عليه .

"Dan dari Aisyah, ia berkata bahwasannya Nabi saw. apabila hendak ber-I'tikaf beliau shalat subuh kenudian masuk ke tempat I'tikaf. (H.R. Bukhori, Muslim)

4. Menjauhkan diri dari segala perbuatan yang tidak berguna. Dan disunnahkan memperbanyak membaca:

أللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عنا

Ya Allah sesungguhnya Engkau Pemaaf, maka maafkanlah daku.


Waktu I'tikaf.

1. Menurut mazhab Syafi'i I'tikaf dapat dilakukan kapan saja dan dalam waktu apa saja, dengan tanpa batasan lamanya seseorang ber-I'tikaf. Begitu seseorang masuk ke dalam masjid dan ia niat I'tikaf maka syahlah I'tikafnya.

2. I'tikaf dapat dilakukan selama satu bulan penuh, atau dua puluh hari. Yang lebih utama adalah selama sepuluh hari terakhir bulan suci Ramadhan sebagaimana dijelaskan oleh hadist di atas.


Hal-hal yang membatalkan I'tikaf.

1. Berbuat dosa besar.

2. Bercampur dengan istri.

3. Hilang akal karena gila atau mabuk.

4.Murtad (keluar dari agama).

5. Datang haid atau nifas dan semua yang mendatangkan hadas besar.

6. Keluar dari masjid tanpa ada keperluan yang mendesak atau uzur, karena maksud I'tikaf adalah berdiam diri di dalam masjid dengan tujuan hanya untuk ibadah.

7. Orang yang sakit dan  membawa kesulitan dalam melaksanakan I'tiakf.


Hikmah Ber-I'tikaf .

1. Mendidik diri kita lebih taat dan tunduk kepada Allah.

2. Seseorang yang tinggal di masjid mudah untuk memerangi hawa nafsunya, karena masjid adalah tempat beribadah dan membersihkan  jiwa.

3. Masjid merupakan madrasah ruhiyah yang sudah barang tentu selama sepuluh hari ataupun lebih hati kita akan terdidik untuk selalu suci dan bersih.

4. Tempat dan saat yang baik untuk menjemput datangnya Lailatul Qadar.

5. I'tikaf adalah salah satu cara untuk meramaikan masjid.

6. Dan ibadah ini adalah salah satu cara untuk menghormati bulan suci Ramadhan.

----------------------------------------------------------
Sent by Tjandra Kurniawan
YM: tjandrakurniawan@yahoo.com
----------------------------------------------------------

Selasa, Juli 24, 2012

Doa Harian Bulan Romadhon

Doa Harian Bulan Romadhon

Dari buku zikir dan do'a bulan Ramadhan karya Syeikh Bakr bin Abu Zaid hafizhahulloh seorang ulama anggota Darul Ifta' Saudi. (Betapa senangnya aku seandainya ada text arab nya-red)

HARI KE-1

Ya Alloh, Jadikanlah puasaku sebagai puasa orang-orang yg benar-benar berpuasa. Dan ibadah malamku sebagai ibadah orang-orang yg benar-benar melakukan ibadah malam. Dan jagalah aku dari tidurnya orang-orang yg yang lalai. Hapuskanlah dosaku… Wahai Tuhan sekalian alam. Ampunilah aku, Wahai Pengampun para pembuat dosa.

HARI KE-2

Ya Alloh, dekatkanlah aku kepada keridhoan-Mu dan jauhkanlah aku dari kemurkaan-Mu. Berilah aku kemampuan untuk membaca ayat-ayat Mu dengan Rahmat-Mu, Wahai Maha Pengasih dari semua Pengasih.

HARI KE-3

Ya Alloh, berikanlah aku rizki, akal dan kewaspadaan dan jauhkanlah aku dari kebodohan dan kesesatan. Sediakanlah bagian untukku dari segala kebaikan yg Kau turunkan, demi kemurahan-Mu, Wahai Dzat Yang Maha Dermawan.

HARI KE-4

Ya Alloh, Berikanlah kekuatan kepadaku, untuk menegakkan perintah-perintah-Mu, dan berilah aku manisnya berdzikir mengngat-Mu. Berilah aku kekuatan untuk menunaikan syukur kepada-Mu,dengan kemuliaan-Mu. Dan jagalah aku dengan penjagaan-Mu dan perlindungan-Mu, Wahai Dzat Yang Maha Melihat.

HARI KE-5

Ya Alloh, jadikanlah aku di antara orang-orang yg memohon ampunan, dan jadikanlah aku sebagai hamba-Mu yg sholeh dan setia, serta jadikanlah aku di antara Auliya'-Mu yg dekat di sisi-Mu, dengan kelembutan-Mu, Wahai Dzat yg Maha Pengasih di antara semua Pengasih.

HARI KE-6

Ya Alloh, janganlah Engkau hinakan aku karena perbuatan maksiat terhadap-Mu, dan janganlah Engkau pukul aku dengan cambuk balasan-Mu. jauhkanlah aku dari hal-hal yg dapat menyebabkan kemurkaan-Mu, dengan anugerah dan bantuan-Mu, Wahai puncak keinginan orang-orang yg berkeinginan.

HARI KE-7

Ya Alloh, bantulah aku untuk melaksanakan puasanya, dan ibadah malamnya. Jauhkanlah aku dari kelalaian dan dosa-dosanya. Dan berikanlah aku dzikir berupa dzikir mengingat-Mu secara berkesinambungan, dengan taufiq-Mu, Wahai Pemberi Petunjuk orang-orang yg sesat.

HARI KE-8

Ya Alloh, berilah aku rizki berupa kasih sayang terhadap anak-anak yatim dan pemberian makan, serta penyebaran salam, dan pergaulan dengan orang-orang mulia, dengan kemuliaan-Mu, Wahai tempat berlindung bagi orang-orang yg berharap.

HARI KE-9

Ya Alloh, sediakanlah untukku sebagian dari rahmat-Mu yg luas, dan berikanlah aku petunjuk kepada ajaran-ajaran-Mu yg terang dan bimbinglah aku menuju kepada kerelaan-Mu yg penuh dengan kecintaan-Mu, Wahai harapan orang-orang yg rindu.

HARI KE-10

Ya Alloh, jadikanlah aku di antara orang-orang yg bertawakal kepada-Mu, dan jadikanlah aku di antara orang-orang yg menang di sisi-Mu, dan jadikanlah aku di antara orang-orang dekat kepada-Mu dengan ihsan-Mu, Wahai tujuan orang-orang yg memohon.

HARI KE-11

Ya Alloh, tanamkanlah dalam diriku kecintaan kepada perbuatan baik dan tanamkanlah dalam diriku kebencian tehadap kemaksiatan dan kefasikan. Jauhkanlah dariku kemurkaan-Mu dan api neraka dengan pertoongan-Mu, Wahai Penolong orang-orang yg meminta pertolongan.

HARI KE-12

Ya Alloh, hiasilah diriku dengan penutup dan kesucian. Tutupilah diriku dengan pakaian qona'ah dan kerelaan. Tempatkanlah aku di atas jalan keadilan dan sikap tulus. Amankanlah diriku dari setiap yg aku takuti dengan penjagaan-Mu, Wahai Penjaga orang-orang yg takut.

HARI KE-13

Ya Alloh, sucikanlah diriku dari kekotoran dan kejelekan. Beriklah kesabaran padaku untuk menerima segala ketentuan. Dan berilah kemampuan kepadaku untuk bertaqwa, dan bergaul dengan orang-orang yg baik dengan bantuan-Mu, Wahai Dambaan orang-orang miskin.

HARI KE-14

Ya Alloh, janganlah Engkau hukum aku, karena kekeliruan yg kulakukan. Dan ampunilah aku dari kesalahan-kesalahan dan kebocoran. Janganlah Engkau jadikan diriku sebagai sasaran bala' dan malapetaka dengan kemuliaan-Mu, Wahai Kemuliaan kaum Muslimin.

HARI KE-15

Ya Alloh, berilah aku rizki berupa ketaatan orang-orang yg khusyu'. Dan lapangkanlah dadaku dengan taubatnya orang-orang yg menyesal, dengan keamanaan-Mu, wahai Keamanan untuk orang-orang yg takut.

HARI KE-16

Ya Alloh, berilah aku kemampuan untuk hidup sebagaimana kehidupan orang-orang yg baik. Dan jauhkanlah aku dari kehidupan bersama orang-orang yg jahat. Dan naungilah aku dengan rahmat-Mu hingga sampai kepada alam akhirat. Demi ketuhanan-Mu, Wahai Tuhan seru sekalian alam.

HARI KE-17

Ya Alloh, tunjukkanlah aku kepada amal kebajikan dan penuhilah hajat serta cita-citaku. Wahai Yang Maha Mengetahui keperluan, tanpa pengungkapan permohonan. Wahai Yang Maha Mengetahui segala yg ada di dalam hati seluruh isi alam. Sholawat atas Muhammad dan keluarganya yg suci.

HARI KE-18

Ya Alloh, sadarkanlah aku akan berkah-berkah yg terdapat di saat saharnya. Dan sinarilah hatiku dengan terang cahayanya dan bimbinglah aku dan seluruh anggota tubuhku untuk dapat mengikuti ajaran-ajarannya Demi cahaya-Mu, wahai Penerang hati para 'arifin.

HARI KE-19

Ya Alloh, penuhilah bagianku dengan berkah-berkahnya, dan mudahkanlah jalanku menuju kebaikan-kebaikannya. Janganlah Kau jauhkan aku dari keterimaan kebaikan-kebaikannya, Wahai Pemberi Petunjuk kepada kebenaran yg terang.

HARI KE-20

Ya Alloh, bukakanlah bagiku pintu-pintu surga dan tutupkanlah bagiku pintu-pintu neraka, dan berkahilah kemampuan padaku untuk membaca Al Qur'an, Wahai Penurun ketenangan di dalam hati orang-orang Mu'min.

HARI KE-21

Ya Alloh, berilah aku petunjuk menuju kepada keridhoan-Mu. Dan janganlah Engkau beri jalan kepada setan untuk menguasaiku. Jadikanlah surga bagiku sebagai tempat tinggal dan peristirahatan. Wahai Pemenuh keperluan orang-orang yg meminta.

HARI KE-22

Ya Alloh, bukakanlah bagiku pintu-pintu karunia-Mu, turunkan untukku berkah-berkah-Mu. Berilah kemampuan untukku kepada penyebab-penyebab keridhoan-Mu, dan tempatkanlah aku di dalam surga-Mu yg luas, Wahai Penjawab doa orang-orang yg dalam kesempitan.

HARI KE-23

Ya Alloh, sucikanlah aku dari dosa-dosa, dan bersihkanlah diriku dari segala aib. Tanamkanlah di dalam hatiku, Wahai Penghapus kesalahan orang-orang yg berdosa.

HARI KE-24

Ya Alloh, aku memohon kepada-Mu hal-hal yg mendatangkan keridhoan-Mu, dan aku berlindung dengan-Mu dan hal-hal yg mendatangkan kemarahan-Mu, dan aku memohon kepada-Mu kemampuan untuk mentaati-Mu serta menghindari kemaksiatan terhadap-Mu, Wahai Pemberi para peminta.

HARI KE-25

Ya Alloh, jadikanlah aku orang-orang yg mencintai Auliya-Mu dan memusuhi musuh-musuh-Mu. Jadikanlah aku pengikut sunnah-sunah penutup Nabi-MU, Wahai Penjaga hati para Nabi.

HARI KE-26

Ya Alloh, jadikanlah usahaku sebagai usaha yg disyukuri, dan dosa-dosaku diampuni, amal perbuatanku diterima, dan seluruh aibku ditutupi, Wahai Maha Pendengar dan semua yg mendengar.

HARI KE-27

Ya Alloh, Rizki Lailatul Qodr, dan ubahlah perkara-perkaraku yg sulit menjadi mudah. Terimalah permintaan maafku, dan hapuskanlah dosa dan kesalahanku, Wahai Yang Maha Penyayang terhadap hamba-hambanya yg sholeh.

HARI KE-28

Ya Alloh penuhkanlah hidupku dengan amalan-amalan sunnah, dan muliakanlah aku dengan terkabulnya semua permintaan. Dekatkanlah perantaraanku kepada-Mu di antara semua perantara, Wahai Yang tidak tersibukkan oleh permintaan orang-orang yg meminta.

HARI KE-29

Ya Alloh, liputilah aku dengan rahmat dan berikanlah kepadaku taufiq dan penjagaan. Sucikanlah hatiku dari noda-noda fitnah. Wahai pengasih terhadap hamba-hambaNYA yg Mu'min.

HARI KE-30

Ya Alloh, jadikanlah puasaku disertai dengan syukur dan penerima di atas jalan keridhoan-Mu dan keridhoan Rosul. Cabang-cabangnya kokoh dan kuat berkat pokok-pokoknya., Demi kebaian Muhammad (SAW) dan keluarganya yg suci, dan segala puji bagi Alloh Tuhan sekalian alam.

Oleh: Novy ER
Dari:
http://ariefsuryadi.blogspot.com/2010/08/doa-dan-zikir-serta-doa2-harian-di.html
----------------------------------------------------------
Sent by Tjandra Kurniawan
YM: tjandrakurniawan@yahoo.com
----------------------------------------------------------

Senin, Juli 23, 2012

Kisah Nabi Yunus

KISAH NABI YUNUS ALAI HIS SALAM

Tidak banyak yang dikisahkan oleh Al-Quran tentang Nabi Yunus sebagaimana yang telah dikisahkan tentang nabi-nabi Musa, Yusuf dan lain-lain. Dan sepanjang yang dapat dicatat dan diceritakan oleh para sejarawan dan ahli tafsir tentang Nabi Yunus ialah bahawa beliau bernama Yunus bin Matta. Ia telah diutuskan oleh Allah s.w.t. untuk berdakwah kepada penduduk di sebuah tempat bernama "Ninawa" yang bukan kaumnya dan tidak pula ada ikatan darah dengan mereka. Ia merupakan seorang asing mendatang di tengah-tengah penduduk Ninawa itu. Ia menemui mereka berada di dalam kegelapan, kebodohan dan kekafiran, mereka menyembah berhala menyekutukan kepada Allah s.w.t..

Yunus membawa ajaran tauhid dan iman kepada mereka, mengajak mereka agak menyembah kepada Allah s.w.t. yang telah menciptakan mereka dan menciptakan alam semesta, meninggalkan persembahan mereka kepada berhala-berhala yang mereka buat sendiri dari batu dan berhala-berhala yang tidak dapat membawanya manfaaat atau mudarat bagi mereka. Ia memperingatkan mereka bahawa mereka sebagai manusia makhluk Allah s.w.t. yang utama yang memperoleh kelebihan di atas makhluk-makhluk yang lain tidak sepatutnya merendahkan diri dengan menundukkan dahi dan wajah mereka menyembah batu-batu mati yang mereka pertuhankan, padahal itu semua buatan mereka sendiri yang kadang-kadang dan dapat dihancurkan dan diubah bentuk dan memodelnya. Ia mengajak mereka berfikir memperhatikan ciptaan Allah s.w.t. di dalam diri mereka sendiri, di dalam alam sekitar untuk menyedarkan mereka bahawa Tuhan pencipta itulah yang patut disembah dan bukannya benda-benda ciptaannya.

Ajaran-ajaran Nabi Yunus itu bagi para penduduk Ninawa merupakan hal yang baru yang belum pernah mereka dengar sebelumnya. Kerananya mereka tidak dapat menerimanya untuk menggantikan ajaran dan kepercayaan yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka yang sudah menjadi adat kebiasaaan mereka turun temurun. Apalagi pembawa agama itu adalah seorang asing tidak seketurunan dengan mereka. Mereka berkata kepada Nabi Yunus: "Apakah kata-kata yang engkau ucapkan itu dan kedustaan apakah yang engkau anjurkan kepada kami tentang agama barumu itu? Inilah tuhan-tuhan kami yang sejati yang kami sembah dan disembahkan oleh nenek moyamg kami sejak dahulu. Alasan apakah yang membenarkan kami meninggalkan agama kami yang diwariskan oleh nenek moyang kami dan menggantikannya dengan agama barumu? Engkau adalah seorang yang ditengah-tengah kami yang datang untuk merusakkan adat istiadat kami dan mengubah agama kami dan apakah kelebihan kamu diatas kami yang memberimu alasan untuk mengurui dan mengajar kami. Hentikanlah aksimu dan ajak-ajakanmu di daerah kami ini. Percayalah bahawa engkau tidak akan dapat pengikut diantara kami dan bahawa ajaranmu tidak akan mendapat pasaran di antara rakyat Ninawa yang sangat teguh mempertahankan tradisi dan adat istiadat orang-orang tua kami."

Barkata Nabi Yunus menjawab: "Aku hanya mengajak kamu beriman dan bertauhid menurut agama yang aku bawa sebagai amanat Allah s.w.t. yang wajib ku sampaikan kepadamu. Aku hanya seorang pesuruh yang ditugaskan oleh Allah s.w.t. untuk mengangkat kamu dari lembah kesesatan dan kegelapan menuntun kamu ke jalan yang benar dan lurus menyampaikan kepada kamu agama yang suci bersih dari benih-benih kufur dan syirik yang merendahkan martabat manusia yang semata-mata untuk kebaikan kamu sendiri dan kebaikan anak cucumu kelak. Aku sesekali tidak mengharapkan sesuatu upah atau balas jasa daripadamu dan tidak pula menginginkan pangkat atau kedudukan. Aku tidak dapat memaksamu untuk mengikutiku dan melaksanakan ajaran-ajaranku. Aku hanya mengingatkan kepadamu bahawa bila kamu tetap membangkang dan tidak menghiraukan ajakanku, tetap menolak agama Allah s.w.t. yang aku bawa, tetap mempertahankan akidahmu dan agamamu yang bathil dan sesat itu, nescaya Allah s.w.t. kelak akan menunjukkan kepadamu tanda-tanda kebenaran risalahku dengan menurunkan azab seksa-Nya di atas kamu sebagaimana telah dialami oleh kaum terdahulu iaitu kaum Nuh, Aad dan Tsamud sebelum kamu.

Mereka menjawab peringatan Nabi Yunus dengan tentangan seraya mengatakan: "Kami tetap menolak ajakanmu dan tidak akan tunduk pada perintahmu atau mengikut kemahuanmu dan sesekali kami tidak akan takut akan segala ancamanmu. Cubalah datangkan apa yang engkau ancamkan itu kepada kami jika engkau memang benar dalam kata-katamu dan tidak mendustai kami." Nabi Yunus tidak tahan tinggal dengan lebih lama di tengah-tengah kaum Ninawa yang berkeras kepala dan bersikap buta-tuli menghadapi ajaran dan dakwahnya. Ia lalu meninggalkan Ninawa dengan rasa jengkel dan marah seraya memohon kepada Allah s.w.t. untuk menjatuhkan hukumannya atas orang-orang yang membangkang dan berkeras kepala itu.

Sepeninggalan Nabi Yunus penduduk Ninawa mulai melihat tanda2 yg mencemaskan seakan-akan ancaman Nabi Yunus kpd mereka akan menjadi kenyataan dan hukuman Alloh s.w.t. akan benar-benar jatuh di atas mereka membawa kehancuran dan kebinasaan sebagaimana yg telah dialami oleh kaum musyrikin penyembah berhala sebelum mereka. Mereka melihat keadaan udara disekeliling Ninawa makin menggelap, binatang2 peliharaan mereka nampak tidak tenang dan gelisah, wajah2 mereka tanpa disedari menjadi pucat tidak berdarah dan angin dari segala penjuru bertiup dengan kecangnya membawa suara gemuruh yg menakutkan.

Dalam keadaan panik dan ketakutan, sedarlah mereka bahwa Yunus tidak berdusta dalam kata2nya dan bahwa apa yg diancamkan kpd mereka bukanlah ancaman kosong buatannya sendiri, tetapi ancaman dari Tuhan. Segeralah mereka menyatakan taubat dan memohon ampun atas segala perbuatan mereka, menyatakan beriman dan percaya kpd kebenaran dakwah Nabi Yunus sambil menyesal atas perlakuan dan sikap kasar mereka yg menjadikan beliau marah dan meninggalkan daerah itu.

Untuk menebus dosa, mereka keluar dari kota dan beramai-ramai pergi ke bukit-bukit dan padang pasir, seraya menangis memohon ampun dan rahmat Alloh s.w.t. agar dihindarkan dari bencana azab dan siksaan-Nya. Ibu binatang2 peliharaan mereka dipisahkan dari anak2nya sehingga terdengar suara teriakan binatang2 yg terpisah dari ibunya seolah2 turut memohon keselamatan dari bencana yg sedang mengancam akan tiba menimpa mereka.

Alloh yg Maha Mengetahui bahwa hamba2-Nya itu jujur dalam taubatnya dan penyesalannya dan bahwa mereka memang benar2 dan hatinya sudah kembali beriman dan dari hatinya pula memohon dihindarkan dari azab siksa-Nya, berkenan menurunkan rohmat-Nya dan mengurniakan maghfirot-Nya kepada hamba2-Nya yg dgn tulus ikhlas menyatakan bertaubat dan memohon ampun atas segala dosanya. Udara gelap yg meliputi Ninawa menjadi terang, wajah-wajah yg pucat kembali merah dan berseri-seri dan binatang2 yg gelisah menjadi tenang, kemudian kembalilah orang2 itu ke kota dan kerumah masing2 dgn penuh rasa gembira dan syukur kpd Alloh s.w.t. yg telah berkenan menerima doa dan permohonan mereka.

Berkatalah mereka didalam hati masing-masing setelah merasa tenang, tenteram dan aman dari malapetaka yg nyaris melanda mereka: "Di manakah gerangan Yunus sekarang berada? Mengapa kami telah tunduk kepada bisikan syaitan laknatullah dan mengikuti hawa nafsu, menjadikan dia meninggalkan kami dengan rasa marah dan jengkel karena sikap kami yg menentang dan memusuhinya. Alangkah bahagianya kami andaikan ia masih berada di tengah-tengah kami menuntun dan mengajari kami hal-hal yg membawa kebahagiaan kami di dunia dan di akhirat. Ia adalah benar-benar rosul dan nabi Alloh yg telah kami sia-siakan. Semoga Alloh s.w.t. mengampuni dosa kami."

Adapun tentang keadaan Nabi Yunus yang telah meninggalkan kota Ninawa secara mendadak, maka ia berjalan kaki mengembara naik gunung turun gunung tanpa tujuan. Tanpa disadari ia tiba-tiba berada disebuah pantai melihat sekelompok orang yang lagi bergegas-gegas hendak menumpang sebuah kapal. Ia minta dari pemilik kapal agar diperbolehkan ikut serta bersama penumpang lainnya. Kapal segera melepaskan sauhnya dan meluncur dengan lajunya ke tengah laut yang tenang. Ketenangan laut itu tidak dapat bertahan lama, karena sekonyong-konyong tergoncang dan terayunlah kapal itu oleh gelombang besar yang datang mendadak diikuti oleh tiupan angin taufan yang kencang, sehingga menjadikan juru mudi kapal berserta seluruh penumpangnya berada dalan keadaan panik ketakutan melihat keadaan kapal yang sudah tidak dapat dikuasai keseimbangannya.

Para penumpang dan juru mudi melihat tidak ada jalan untuk menyelamatkan keadaan jika keadaan cuaca tetap mengganas dan tidak mereda, kecuali dengan jalan meringankan beban berat muatan dengan mengorbankan salah seorang daripada para penumpang. Undian lalu dilaksanakan untuk menentukan siapakah di antara penumpang yang harus dikorbankan. Pada tarik pertama keluarlah nama Yunus, seorang penumpang yang mereka paling hormati dan cintai, sehingga mereka semua merasa berat untuk melemparkannya ke laut menjadi mangsa ikan.

Kemudian diadakanlah undian bagi kali kedua dengan masing-masing penumpang mengharapkan jangan sampai keluar lagi nama Yunus yang mereka sayangi itu, namun melesetlah harapan mereka dan keluarlah nama Yunus kembali pada undian yang kedua itu. Demikianlah bagi undian bagi kali yang ketiganya yang disepakati sebagai yang terakhir dan yang menentukan nama Yunuslah yang muncul yang harus dikorbankan untuk menyelamatkan kapal dan para penumpang yang lain. Nabi Yunus yang dengan telitinya memperhatikan sewaktu undian dibuat merasa bahawa keputusan undian itu adalah kehendak Allah s.w.t. yang tidak dapat ditolaknya yang mungkin didalamnya terselit hikmah yang ia belum dapat menyelaminya. Yunus sadar pula pada saat itu bahwa ia telah melakukan dosa dengan meninggalkan Ninawa sebelum memperoleh perkenan Allah s.w.t., sehingga mungkin keputusan undian itu adalah sebagai penebusan dosa yang ia lakukan itu. Kemudian ia beristikhoroh mengheningkan cipta sejenak dan tanpa ragu segera melemparkan dirinya ke laut yg segera diterima oleh lipatan gelombang yg sedang mengamuk dengan dahsyatnya di bawah langit yang kelam-pekat.

Selagi Nabi Yunus berjuang melawan gelombang yg mengayun-ayunkannya, Allah s.w.t. mewahyukan kepada seekor ikan paus untuk menelannya bulat-bulat dan menyimpannya di dalam perut sebagai amanat Tuhan yang harus dikembalikannya utuh tidak tercedera kelak bila saatnya tiba. Nabi Yunus yg berada di dalam perut ikan paus yang membawanya memecah gelombang timbul dan tenggelam ke dasar laut merasa sesak dada dan bersedih hati seraya memohon ampun kepada Allah s.w.t. atas dosa dan tindakan yang salah yang dilakukannya tergesa-gesa. Ia berseru didalam kegelapan perut ikan paus itu: "Ya Tuhanku, sesungguhnya tiada Tuhan selain Engkau, Maha sucilah Engkau dan sesungguhnya aku telah berdosa dan menjadi salah seorang dari mereka yang zalim."

Setelah selesai menjalani hukuman Allah s.w.t., selama beberapa waktu yang telah ditentukan, ditumpahkanlah Nabi Yunus oleh ikan paus itu yang mengandungnya dan dilemparkannya ke darat. Ia terlempar dari mulut ikan ke pantai dalam keadaan kurus lemah dan sakit. Akan tetapi Allah s.w.t. dengan rahmat-Nya menumbuhkan di tempat ia terdampar sebuah pohon labu yang dapat menaungi Yunus dengan daun-daunnya dan menikmati buahnya. Nabi Yunus setelah sembuh dan menjadi segar kembali diperintahkan oleh Allah s.w.t. agar pergi kembali mengunjungi Ninawa di mana seratus ribu lebih penduduknya menharapkan kedatangannya untuk memimpin mereka dan memberi tuntunan lebih lanjut untuk menyempurnakan iman dan aqidah mereka. Dan alangkah terkejutnya Nabi Yunus tatkala masuk Ninawa dan tidak melihat satu pun patung berhala berdiri. Sebaliknya ia menemui orang-orang yang dahulunya berkeras kepala menentangnya dan menolak ajarannya dan kini sudah menjadi orang-orang mukmin, soleh dan beribadah memuja-muji Allah s.w.t.

Cerita tentang Yunus terurai di atas dikisahkan oleh Al-Quran dalam surah Yunus ayat 98, surah Al-Anbiaa' ayat 87, 88 dan surah Ash-Shaffaat ayat 139 sehingga ayat 148.

Diambil dari: http://halaqah.net/v10/index.php?topic=13299.0
----------------------------------------------------------
Sent by Tjandra Kurniawan
YM: tjandrakurniawan@yahoo.com
----------------------------------------------------------

Minggu, Juli 22, 2012

"Kesaksian Orang Mati Suri"

"Kesaksian Orang Mati Suri"

Dia adalah: Ella Az-Zahra, warga pekan baru yg mati suri 24 Agustus 2006 lalu. Gadis berusia sekitar 25 tahun itu memberikan kesaksian saat nyawanya dicabut dan apa
yg disaksikan ruhnya saat mati suri.

Berikut ini adalah cuplikan kesaksiannya:

"Mati adalah pasti. Kita ini calon2 mayat, calon penghuni kubur," begitu ia mengawali kesaksiaanya setelah meminta seluruh hadirin yg memenuhi Grand Ball Room Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru tsb membaca shalawat untuk Nabi Muhammad SAW. Tak lupa ia juga menasehati jamaah untuk memantapkan iman, amal dan ketakwaan sebelum mati datang. "Saya telah merasakan mati," ujar anak yatim itu.

Hadirin terpaku mendengar kesaksian itu. Sungguh, lanjutya, terlalu sakit mati itu.

Diceritakan, rasa sakit ketika nyawa dicabut itu spt sakitnya kulit hewan ditarik dari daging, dikoyak. Bahkan lebih sakit lagi. "Terasa malaikat mencabut (nyawa) dari kaki kanan saya," tambahnya. Di saat itu ia sempat diajarkan oleh pamannya kalimat thoyibah. "Saat di ujung napas, saya berzikir," ujarnya. "Sungguh sakitnya, Pak, Bu," ulangnya di hadapan lebih dari 300 alumni ESQ Pekanbaru.

Diungkapkan, ketika ruhnya telah tercabut dari jasad, ia menyaksikan di sekelilingnya ada dokter, pamannya dan ia juga melihat jasadnya yg terbujur. Setelah itu datang dua malaikat serba putih mengucapkan
"Assalammualaikum" kpd ruh Aslina. "Malaikat itu besar, kalau memanggil, jantung rasanya mau copot, gemetar," ujarnya.

Lalu malaikat itu bertanya: ''siapa Tuhanmu, apa agamamu, dimana kiblatmu dan siapa nama orangtuamu.. " Ruh Aslina menjawab semua pertanyaan itu dgn lancar. Lalu ia dibawa ke alam barzah. "Tak ada teman
kecuali amal," tambah Aslina.

Di alam barzah ia melihat seseorang ditemani oleh sosok yg mukanya berkudis, badan berbulu dan mengeluarkan bau busuk. Mungkin sosok itulah adalah amal buruk dari
orang tsb.

"Di alam barzah, ia melanjutkan kesaksiannya, ruh Aslina dipimpin oleh dua orang malaikat. Saat itu ia ingin sekali berjumpa dgn ayahnya. Lalu ia memanggil malaikat itu dgn "Ayah". "Wahai ayah bisakah saya bertemu dgn ayah saya," tanyanya. Lalu muncullah satu sosok. Ruh Aslina tak mengenal sosok yg berusia antara 17-20 tahun itu. Sebab ayahnya meninggal saat berusia 65 tahun. Ternyata memang benar, sosok muda itu adalah ayahnya. Ruh Aslina mengucapkan salam ke ayahnya dan berkata: "Wahai ayah, janji saya telah sampai."

Mendengar itu ayah saya, saya menangis. Lalu ayahnya berkata kpd Aslina. "Pulanglah ke rumah, kasihan adik-adikmu. " ruh Aslina pun menjawab. "Saya tak bisa pulang, karena janji telah sampai".

Setelah dialog antara ruh Aslina dan ayahnya. Ayahnya tsb menunduk. Lalu dua malaikat memimpinnya kembali, ia bertemu dgn perempuan yg beramal sholeh yg mukanya bercahaya dan wangi. Lalu ruh Aslina dibawa kursi empuk dan didudukkan di kursi tsb, disebelahnya tdpt seorang perempuan yg menutup aurat, wajahnya cantik. Ruh Aslina bertanya kpd perempuan itu. "Siapa kamu?" lalu perempuan itu menjawab."Akulah (amal) kamu."

Selanjutnya ia dibawa bersama dua malaikat dan amalnya berjalan menelurusi lorong waktu melihat penderitaan manusia yg disiksa. Di sana ia melihat seorang laki-laki yg memikul besi seberat 500 ton, tangannya dirantai ke bahu, pakaiannya koyak2 dan baunya menjijikkan. Ruh Aslina bertanya kpd amalnya. "Siapa manusia ini?" Amal Aslina menjawab, "orang tsb ketika hidupnya suka membunuh orang"

Lalu dilihatnya orang yg kulit dan dagingnya lepas. Ruh Aslina bertanya lagi ke amalnya tentang org tsb. Amalnya mengatakan bahwa manusia tsb tidak pernah shalat.

Selanjutnya tampak pula oleh ruh Aslina manusia yg dihujamkan besi ke tubuhnya. Ternyata org itu adalah manusia yg suka berzina. Tampak juga org saling bunuh, manusia itu ketika hidup suka bertengkar dan mengancam orang lain.

Dilihatkan juga pada ruh Aslina, org yg ditusuk dgn 80 tusukan, setiap tusukan terdapat 80 mata pisau yg tembus ke dadanya, lalu berlumuran darah, orang tsb menjerit dan tidak ada yg menolongnya. Ruh Aslina bertanya pd amalnya. Dan dijawab orang tsb adalah org juga suka membunuh. Ada pula org yg dihempaskan ke tanah lalu dibunuh. Org tsb adalah anak yg durhaka
dan tidak mau memelihara org tuanya ketika di dunia.

Perjalanan menelusuri lorong waktu terus berlanjut. Sampailah ruh Aslina di malam yg gelap, kelam dan sangat pekat sehingga dua malaikat dan amalnya yg ada disisinya tak tampak. Tiba2 muncul suara org mengucap: "Subhanalloh, Alhamdulillah dan Allohu Akbar". Tiba2 ada yg mengalungkan sesuatu di lehernya. Kalungan itu ternyata tasbih yg memiliki biji 99 butir.

Perjalanan berlanjut. Ia nampak tepak tembaga yg sisi2nya mengeluarkan cahaya, di belakang tepak itu tdpt gambar ka'bah. Di dalam tepak terdapat batangan emas. Ruh Aslina bertanya pd amalnya tentang tepak itu. Amalnya menjawab tepak tsb adalah husnul khotimah.

Selanjutnya ruh Aslina mendengarkan adzan spt adzan di Mekkah. Ia pun mengatakan kpd amalnya. "Saya mau shalat." Lalu dua malaikat yg memimpinnya melepaskan tangan ruh Aslina. "Saya pun bertayamum, saya shalat spt orang2 di dunia shalat," ungkap Aslina. Selanjutnya ia kembali dipimpin untuk melihat Masjid Nabawi. Lalu diperlihatkan pula kpd ruh Aslina, makam Nabi Muhammad SAW. Dimakam tsb batangan2 emas di dalam tepak "husnul khatimah" itu mengeluarkan cahaya terang. Berikutnya ia melihat cahaya spt matahari tapi agak kecil.

Cahaya itu pun bicara kpd ruh Aslina. "Tolong kau sampaikan kpd umat, untuk bersujud di hadapan Alloh."

Selanjutnya ruh Aslina menyaksikan miliaran manusia dari berbagai abad berkumpul di satu lapangan yg sangat luas. Ruh Aslina hanya berjarak sekitar lima meter dari kumpulan manusia itu. Kumpulan manusia itu berkata. "Cepatlah kiamat, aku tak tahan lagi di sini Ya Allah." Manusia-manusia itu juga memohon. "Tolong kembalikan aku ke dunia, aku mau beramal."

Begitulah di antara cerita Aslina thd apa yg dilihat ruhnya saat ia mati suri. Dalam kesaksiaannya ia senantiasa mengajak hadirin yg datang pd pertemuan alumni ESQ itu untuk bertaubat dan beramal sholeh serta tidak melanggar aturan Allah.

Semoga pembaca dpt mengambil pelajaran dari kesaksiaan tersebut. Dan Ternyata hidup ini hanya sementara, serta hanya amal hati yg bersihlah yg mampu menuntun kita menuju jalan kehadapan Illahi.

Diambil dari artikel yg sudah diedit/disingkat dari: http://m.facebook.com/story.php?story_fbid=417591898253454&id=223554074323905&refid=20&m_sess:soz7W5GX-yMixcvtF&ref:pb&_ft_=fbid.417591898253454

---------------------------------------------------
----------------------------------------------------------
Sent by Tjandra Kurniawan
YM: tjandrakurniawan@yahoo.com
----------------------------------------------------------

Sabtu, Juli 21, 2012

Tafsir QS 68 Al-Qolam:31-40

:: Al-Qur'an 68.Al Qolam:31-40 (3/114) ::

(68:31/52) "Qooluu" (berkatalah mereka) semua. "Yaa wailanaa innaa kunnaa thooghiin" (Duhai celakalah kita! Sesungguhnya kita adalah orang2 yg melampaui batas), yakni orang2 yg berbuat durhaka dgn berusaha menghalangi kaum miskin.

(68:32/52) "'Asaa robbunaa" (mudah2an Robb kita). Lafazh 'asaa yang Diungkapkan Alloh Ta'ala berarti suatu keniscayaan. "Ay yubdilanaa" (memberikan ganti kpd kita), yakni memberikan ganti kpd kita di akhirat. "Khoirom minhaa" (dgn yg lebih baik daripada itu), yakni daripada kebun itu. "Innaa ilaa robbinaa rooghibuun" (sesungguhnya kita berharap hanya kpd Robb kita), yakni harapan kita hanyalah Alloh Ta'ala.

(68:33/52) "Kadzaalikal 'adzaab" (demikianlah azab) di dunia bagi siapa pun yg menahan Hak Alloh Ta'ala dari hartanya, sebagaimana yg mereka alami dgn terbakarnya kebun2 mereka dan kelaparan yg terjadi sesudah itu. "Wa la 'adzaabul aakhiroti" (dan sesungguhnya azab akhirat), bagi orang2 yg enggan bertobat. "Akbar" (lebih besar lagi) daripada Azab Alloh Ta'ala di dunia. "Lau kaanuu ya'lamuun" (kalaulah mereka mengetahui), yakni kalaulah penduduk Mekah mengetahui hal itu, tetapi sayang mereka tidak mengetahui dan tidak membenarkannya.

(68:34/52) "Inna lil muttaqiina" (sesungguhnya bagi orang2 yg bertakwa), yakni bagi orang2 yg menjauhi kekafiran, kemusyrikan, dan perbuatan2 keji. "'Inda robbihim" (di sisi Robb mereka) di akhirat. "Jannaatin na'iim" (adalah surga2 yg penuh dgn kenikmatan) yg langgeng dan tak akan sirna. Ada yg mengatakan bahwa 'Utabah bin Robi'ah berkata, Seandainya apa yg dikatakan Muhammad -SAW- kpd shohabat2nya tentang surga dan kenikmatannya itu benar, tentulah kami akan menjadi yg lebih mulia daripada mereka di akhirat, sebagaimana lebih mulianya kami daripada mereka ketika di dunia. Maka Alloh Ta'ala Berfirman:

(68:35/52) "A fa naj'alul muslimiina" (maka pantaskah Kami Menjadikan kaum Muslimin itu), yakni pahala kaum Muslimin di dalam surga. "Kal mujrimiin" (sama dgn orang2 yg berdosa), yakni sama dgn pahala kaum musyrikin yg merupakan para penghuni neraka? Menurut yg lain, maka pantaskan Kami Menjadikan pahala kaum musyrikin di akhirat sama dgn pahala kaum Muslimin?

(68:36/52) "Maa lakum" (mengapa kalian), hai penduduk Mekah! "Kaifa tahkumuun" (bagaimanakah kalian mengambil keputusan), yakni batapa buruk keputusan yang kalian ambil untuk diri kalian.

(68:37/52) "Am lakum kitaabun fiihi tadrusuun" (atau adakah kalian mempunyai sebuah kitab yg kalian pelajari), yakni yg kalian baca.

(68:38/52) "Inna lakum fiihi" (bahwa di dalamnya kalian), yakni di dalam kitab itu. "Lama takhoyyaruun" (benar2 boleh memilih apa yg kalian sukai), yakni surga yg kalian inginkan di akhirat.

(68:39/52) "Am lakum aimaanun" (atau adakah kalian mempunyai sumpah2), yakni janji2. "'Alainaa" (dari Kami) untuk beriman. "Baalighotun" (yg tetap berlaku), yakni yg dijadikan pegangan. "Ilaa yaumil qiyaamati inna lakum lamaa tahkumuun" (sampai hari kiamat, bahwa kalian akan memperoleh apa yg kalian putuskan itu), yakni apa yg kalian tetapkan untuk diri kalian di akhirat, berupa surga.

(68:40/52) "Salhum" (tanyakanlah kpd mereka), hai Muhammad! "Ayyuhum bi dzaalika" (Siapakah di antara mereka, terhadap hal itu), yakni thdp apa yg kalian katakan. "Za'iim" (yg bertanggung jawab), yakni yang menjamin?

(68:41) Atau adakah mereka mempunyai sekutu-sekutu? Maka hendaklah mereka mendatangkan sekutu-sekutu mereka itu, jika mereka adalah orang-orang yang benar. Am lahum syurakaa-u (atau adakah mereka mempunyai sekutu-sekutu), yakni tuhan-tuhan. Fal ya'tuu bi syurakaa-ihim (maka hendaklah mereka mendatangkan sekutu-sekutu mereka itu), yakni tuhan-tuhan mereka itu. Ing kaanuu shaadiqiin (jika mereka adalah orang-orang yang benar) bahwasanya mereka akan memperoleh apa yang telah dan akan mereka katakan.

[Tafsir Ibn Abbas, AlKalam Soft, Penerbit Diponegoro Bandung]
----------------------------------------------------------
Sent by Tjandra Kurniawan
YM: tjandrakurniawan@yahoo.com
----------------------------------------------------------

Rabu, Juli 18, 2012

Tafsir Ibn Abbas Al-Qur'an 68.Al Qolam:21-30 (3/114)

Tafsir Ibn Abbas Al-Qur'an 68.Al Qolam:21-30 (3/114) ::

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

(68:21/52) "Fa tanaadau" (lalu mereka panggil-memanggil), yakni mereka saling berseru satu sama lain. "Mushbihiin" (pada pagi hari) saat terbit fajar.

(68:22/52) "Anighduu 'alaa hartsikum" (pergilah pada pagi hari ke kebun kalian). "Ing kuntum shoorimiin" (jika kalian hendak memetik), yakni hendak memanen, sebelum datang orang2 miskin.

(68:23/52) "Fantholaquu (kemudian berangkatlah mereka) ke kebun2 itu. "Wa hum yatakhoofatuun" (sambil saling berbisik2), yakni saling berbisik di antara mereka dgn kata2 yg sangat perlahan.

(68:24/52) "Al laa yadkhulannahaa" (janganlah sekali-kali ada yg masuk ke dalamnya), yakni ke dalam kebun. "Al-yauma 'alaikum miskiin" (pada hari ini seorang miskin pun).

(68:25/52) "Wa ghodau 'alaa hardin" (dan berangkatlah mereka pada pagi hari dgn maksud menghalangi), yakni dalam keadaan dengki. Menurut yg lain, ke kebun mereka. "Qoodiriin" ([karena] merasa mampu) memanennya.

(68:26/52) "Fa lammaa ro-auhaa" (namun, ketika mereka melihatnya), yakni melihat kebun2 itu terbakar. "Qooluu innaa la dloolluun" (mereka pun berkata, Sesungguhnya kita benar2 orang2 yg sesat) dari jalan yg benar. Mereka menyadari dan meyakini bahwa mereka telah tersesat dari jalan yg benar. Kemudian mereka berkata:

(68:27/52) "Bal nahnu mahruumuun" (bahkan kita dihalangi), yakni kita telah dihalangi memperoleh keuntungan dari kebun itu lantaran niat kita yg buruk.

(68:28/52) "Qoola ausaathuhum" (berkatalah orang yg pertengahan di antara mereka), yakni pertengahan dalam hal usia. Menurut satu pendapat, yg paling bijak perkataannya. Menurut pendapat lainnya, yg paling baik akal dan pikirannya. "A lam aqul lakum lau laa tusabbihuun" (Bukankah telah kukatakan kpd kalian, andai kalian bertasbih), yakni mengapa kalian tidak mengucapkan INSYA ALLOH. Hal itu telah dikatakan kpd mereka pada saat mereka bersumpah.

(68:29/52) "Qooluu subhaana robbinaa" (mereka berujar, Maha Suci Robb kami), kami memohon ampun kepada Robb kami. "Innaa kunnaa zhoolimiin" (sesungguhnya kami adalah orang2 yg zolim), yakni orang2 yg mencelakai diri sendiri dgn melakukan kemaksiatan, tidak mengucapkan 'Insya الله', dan berusaha menghalangi orang2 miskin.

(68:30/52) "Fa aqbala ba'dluhum 'alaa ba'dliy yatalaawamuun" (lalu sebagian mereka menghadap kepada sebagian lainnya saling mencela), yakni mereka saling mencela satu sama lain. Salah seorang di antara mereka berkata, "Engkaulah yang telah melakukan semua ini terhadap kami!" Yang lain menimpali, "Justru engkaulah yg telah melakukan semua ini terhadap kami!"

[Tafsir Ibn Abbas, AlKalam Soft, Penerbit Diponegoro Bandung]
----------------------------------------------------------
Sent by Tjandra Kurniawan
YM: tjandrakurniawan@yahoo.com
----------------------------------------------------------

Rabu, Juli 11, 2012

Tafsir Ibnu Abbas QS 68.Al Qolam:1-10 (3/114)

:: al-Qur'an Surat 68.Al Qolam:1-10 (3/114) ::

(68:1/52) "Nuun" (nun), yakni Alloh Ta'ala Bersumpah dgn huruf 'nun'. Huruf 'nun' merupakan isyarat atas Nikmat2 Alloh Ta'ala yg terdapat di lautan berupa ikan, mutiara, dan lain-lain. Atau isyarat atas apa yg Dititipkan Alloh Ta'ala di dalam qolbu para ulama berupa ilmu, makrifah, dan rahasia. Menurut satu pendapat, 'nun' adalah salah satu Nama Robb Ta'ala, yaitu 'nun' yg terdapat pd kata 'ar-Rahmaan' (Yang Maha Pengasih). Ada pula yg berpendapat, 'nun' yg dimaksud adalah tempat tinta. "Wal qalami" (demi kalam), yakni Alloh Ta'ala Bersumpah dgn kalam. Kalam yg dimaksud adalah kalam yg terbuat dari cahaya yg panjangnya sepanjang jarak antara langit dan bumi. Kalam itulah yg Dia Gunakan utk menulis pada 'adz-Dzikrul Hakim', yaitu 'Lauh Mahfuzh'. Ada yg mengatakan bahwa 'al-Qalam' adalah salah satu malaikat. Alloh Ta'ala Bersumpah dengannya. "Wa maa yasthuruun" (dan apa yg mereka tulis), yakni dan Alloh Ta'ala Bersumpah dgn amal Bani Adam yg ditulis oleh para malaikat.

(68:2/52) "Maa anta" (sekali-kali bukanlah kamu), hai Muhammad! "Bi ni'mati robbika" (berkat Nikmat Robb-mu), yakni berkat kenabian dan Islam. "Bi majnuun" (seorang gila) yg tercekik. Dan inilah yg menjadi tujuan qosam (sumpah) pada ayat sebelumnya.

(68:3/52) "Wa inna laka" (dan sesungguhnya bagimu), hai Muhammad! "La ajron" (pastilah pahala), yakni pahala di dalam surga berkat kenabian dan Islam. "Ghoira mamnuun" (yg tiada putus-putusnya), yakni yg tidak akan dikurangi, tidak akan menimbulkan kerisauan, dan tidak akan diganggu gugat.

(68:4/52) "Wa innaka" (dan sesungguhnya kamu), hai Muhammad! "La 'alaa khuluqin 'azhiim" (benar2 berada pada akhlak yg agung), yakni benar2 berada dalam agama yg mulia dan terhormat dalam Pandangan Alloh Ta'ala. Menurut yg lain, benar2 berada dalam anugerah yg besar, yaitu akhlak mulia. Berkat akhlak mulia itulah Allah Ta'ala Memuliakan beliau.

(68:5/52) "Fa satubshiruuna wa yubshiruun" (maka nanti kalian akan melihat, dan mereka pun akan melihat pula), yakni maka nanti kamu akan melihat dan mengetahui begitu pula mereka (orang2 kafir), saat azab menimpa mereka.

(68:6/52) "Bi ayyikumul maftuun" (siapakah di antara kalian yg gila).

(68:7/52) "Inna robbaka" (sesungguhnya Robb-mu), hai Muhammad! "Huwa a'lamu bi man dlolla 'an sabiilihii" (Dia-lah yg paling Mengetahui siapa yg tersesat dari Jalan-Nya), yakni dari Agama-Nya. Yaitu Abu Jahl dan kawan2nya. "Wa huwa a'lamu bil muhtadiin" (dan Dia juga yg paling Mengetahui orang2 yg mendapat petunjuk) pada Agama-Nya. Yaitu Abu Bakr dan teman2nya.

(68:8/52) "Fa laa tuthi'I" (oleh sebab itu, janganlah kamu menaati), hai Muhammad! "Al-mukadz-dzibiin" (orang2 yg mendustakan) Alloh Ta'ala, al-Kitab, dan rosul. Mereka adalah para pembesar penduduk Mekah.

(68:9/52) "Wadduu" (mereka menginginkan), yakni mereka mengharapkan. "Lau tudhinu fa yudhinuun" (supaya kamu bersikap lunak, lalu mereka pun akan bersikap lunak pula), yakni supaya kamu bersikap lembek thdp mereka, lalu mereka pun akan bersikap lembek pula kepadamu. Ada yg berpendapat, supaya kamu menyesuaikan diri dgn mereka, lalu mereka pun akan menyesuiakan diri dgn kamu. Agar kamu menuruti kemauan mereka, dan mereka pun akan menuruti kemauan kamu.

(68:10/52) "Wa laa tuthi'" (dan janganlah kamu mematuhi), hai Muhammad! "Kulla hallaafin" (setiap orang yg banyak bersumpah) palsu thdp Alloh Ta'ala. "Mahiin" (lagi hina), yakni lemah dalam hal agama. Orang tsb adalah al-Walid bin al-Mughiroh al-Makhzumi.

[Tafsir Ibn Abbas Surat ke-68 Ayat 1-10, AlKalam Soft. Penerbit Diponegoro Bandung]
----------------------------------------------------------
Sent by Tjandra Kurniawan
YM: tjandrakurniawan@yahoo.com
----------------------------------------------------------

Senin, Juli 09, 2012

Keutamaan Mendapati Takbiratul Ihram Imam Selama 40 Hari

Keutamaan Mendapati Takbiratul Ihram Imam Selama 40 Hari

Dari Anas bin Malik rodhiallohu 'anhu, ia berkata, Rosululloh sholallohu 'alaihi wassalam bersabda:
مَنْ صَلَّى لِلَّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا فِي جَمَاعَةٍ يُدْرِكُ التَّكْبِيرَةَ الْأُولَى كُتِبَتْ لَهُ بَرَاءَتَانِ بَرَاءَةٌ مِنْ النَّارِ وَبَرَاءَةٌ مِنْ النِّفَاقِ

"Barangsiapa yg sholat karena Alloh selama 40 hari secara berjama'ah dgn mendapatkan Takbirotul pertama (takbirotul ihromnya imam), maka ditulis untuknya dua kebebasan, yaitu kebebasan dari api neraka dan kebebasan dari sifat kemunafikan."
[HR. Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh Al Albani di kitab Shohih Al Jami' II/1089, Al-Silsilah al-Shohihah: IV/629 dan VI/314]

# Al-'Allamah al-Thiibi rohimahulloh menjelaskan hadits ini, "Ia dilindungi di dunia ini dari melakukan perbuatan kemunafikan dan diberi taufiq untuk melakukan amalan kaum ikhlas. Sedangkan di akhirat, ia dilindungi dari adzab yg ditimpakan kpd orang munafik dan diberi kesaksian bahwa ia bukan seorang munafik. Yakni jika kaum munafik melakukan sholat, maka mereka sholat dgn bermalas-malasan. Dan keadaannya ini berbeda dgn keadaan mereka." [Dinukil dari Tuhfatul Ahwadzi I/201].

[Dari artikel "Keutamaan Mendapati Takbiratul Ihram Imam Selama 40 Hari" oleh Ustadz Badrul Tamam di www.voa-islam.com]

----------------------------------------------------------
Sent by Tjandra Kurniawan
YM: tjandrakurniawan@yahoo.com
----------------------------------------------------------

al-Qur'an Surat ke-96, Al’Alaq:1-19

:: al-Qur'an Surat ke-96, Al'Alaq:1-19 ::

(96:1/19) "Iqro'" (bacalah), yakni bacalah, hai Muhammad! Inilah yg pertama kali diturunkan Jibril a.s. kpd Beliau. "Bismi robbika" (dgn Nama Robb-mu), yakni dgn Perintah Robb-mu. "Alladzii kholaq" (yg telah Menciptakan) seluruh makhluk.

(96:2/19) "Kholaqol insaana" (Dia telah Menciptakan manusia), yakni anak Adam. "Min 'alaq" (dari segumpal darah), yakni dari darah yg segar. Lalu Nabi saw. berkata, "Wahai Jibril, saya tidak bisa membaca". Kemudian Jibril a.s. membacakan empat ayat pertama dari surah ini kpd Beliau, Jibril a.s. berkata:

(96:3/19) "Iqro'" (bacalah) al-Quran, hai Muhammad! "Wa robbukal akrom" (dan Robb-mu adalah Yang Maha Pemurah), yakni Yang Maha Pemaaf lagi Maha Penyantun terhadap kejahilan Hamba-hamba-Nya.

(96:4/19) "All adzii 'allama bil qolam" (yg telah mengajar dgn pena), yakni mengajarkan menulis dgn pena.

(96:5/19) "'Allamal insaana" (Dia telah Mengajari manusia), yakni (Mengajari) menulis dgn pena. "Maa lam ya'lam" (apa yg tidak ia ketahui) sebelumnya. Menurut satu pendapat, "'allamal insaana" (Dia telah Mengajari manusia), yakni Mengajari Adam a.s. nama2 segala sesuatu; "maa lam ya'lam" (apa yg tidak ia ketahui) sebelumnya.

(96:6/19) "Kallaa" (ketahuilah), yakni sungguh, hai Muhammad! "Innal insaana" (sesungguhnya manusia), yakni manusia yang kafir. "La yath-ghoo" (benar2 melampaui batas), yakni benar2 kufur (ingkar) nikmat seraya meminta lebih baik dalam hal makanan, minuman, pakaian, atau kendaraan.

(96:7/19) "Ar ro-aahustaghnaa" (karena ia memandang dirinya merasa cukup), yakni manakala memandang dirinya tidak membutuhkan Alloh Ta'ala karena (telah memiliki) harta.

(96:8/19) "Inna ilaa robbika" (sesungguhnya hanya kepada Robb-mulah), hai Muhammad. "Ar-ruj'aa" (kembali), yakni tempat kembali seluruh makhluk di akhirat. Ayat berikutnya berhubungan dgn Abu Jahl bin Hisyam yg bermaksud menginjak tengkuk Nabi saw. ketika beliau sedang sholat. Dia Berfirman:

(96:9/19) "A ro-aita" (bagaimana pendapatmu), hai Muhammad! "Alladzii yanhaa" (tentang orang yg melarang).

(96:10/19) "'Abdan" (seorang hamba), yakni Muhammad saw. "Idzaa shollaa" (ketika dia mengerjakan sholat) karena Alloh Ta'ala.

(96:11/19) "A ro-aita ing kaana 'alal hudaa" (bagaimana pendapatmu jika orang yg dilarang itu berada dalam petunjuk), yakni sedangkan orang yg dilarang itu berada dalam petunjuk: kenabian dan Islam.

(96:12/19) "Au amaro bit taqwaa" (atau dia menyuruh pada ketakwaan) dan tauhid.

(96:13/19) "A ro-aita ing kadz-dzaba" (bagaimana pendapatmu jika orang yg melarang itu mendustakan) tauhid. Orang tersebut adalah Abu Jahl. "Wa tawallaa" (dan berpaling) dari iman.

(96:14/19) "A lam ya'lam" (tidakkah ia mengetahui), yakni tidakkah Abu Jahl mengetahui. "Bi annallooha yaroo" (bahwa Alloh Melihat) perbuatannya thdp Nabi saw.

(96:15/19) "Kallaa" (ketahuilah), yakni sungguh, hai Muhammad! "La il lam yantahi" (jika ia benar2 tidak berhenti), yakni jika Abu Jahl tidak bertobat dari menyakiti Nabi saw.. "La nasfa'am bin naashiyah" (niscaya Kami Menarik ubun2nya), yakni niscaya Kami akan Menjambak ubun2nya, yaitu kepala bagian depan.

(96:16/19) "Naashiyating kaadzibatin" (yaitu ubun2 orang yg mendustakan) Allah Ta'ala. "Khoothi-ah" (lagi berdosa), yakni mempersekutukan Allah Ta'ala.

(96:17/19) "Fal yad'u naadiyah" (maka biarlah ia memanggil golongannya), yakni orang2nya dan ahli majelisnya.

(96:18/19) "Sa nad'uz zabaaniyah" (nanti Kami akan Memanggil Malaikat Zabaniyah) di neraka.

(96:19/19) "Kallaa" (sungguh), hai Muhammad! "Laa tuthi'hu" (janganlah kamu patuh kepadanya), yakni kpd Abu Jahl sehubungan dgn perintahnya, agar kamu tidak lagi sholat kpd Robb-mu. "Wasjud" (dan bersujudlah) kpd Robb-mu. "Waqtarib" (dan mendekatlah) kpd-Nya dgn bersujud.

[Tafsir al-Qur'an Ibn Abbas Surat ke-96, AlKalam Penerbit Diponegoro Bandung]
----------------------------------------------------------
Sent by Tjandra Kurniawan
YM: tjandrakurniawan@yahoo.com
----------------------------------------------------------