Senin, April 01, 2013

Tafsir Al-Qur'an Surat Al-Humazah [104]:1-9 (of 9)

۞ بِسْمِ ٱللَّـهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ ۞
104|1| وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ ¤
(104:1) "Wailun" (kecelakaanlah), yakni azab yang beratlah. Menurut satu pendapat, "Wail" adalah sebuah lembah di dalam neraka Jahannam yg berisi nanah dan darah. Dan ada pula pendapat, itu adalah sebuah sumur yg ada di dalam neraka. "Li kulli humazatin" (bagi setiap pengumpat), yakni orang yg suka menggunjing orang lain di belakang mereka. "Lumazah" (lagi pencela), yakni orang yg suka mengecam, malaknat, dan berbicara kotor di hadapan orang lain. Ayat ini berkenaan dgn al-Akhnas bin Syuraiq -menurut yg lain, berkenaan dgn al-Walid bin al-Mughirah al-Makhzumi- yg suka mempergunjingkan perilaku Nabi Muhammad saw. di belakang beliau, dan juga suka mencela Nabi Muhammad saw. di hadapan beliau.

104|2| الَّذِي جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُ ¤
(104:2) "Alladzii jama'a maalan" (yang suka mengumpulkan harta) di dunia. "Wa 'addadah" (dan menghitung-hitungnya), yakni menghitung-hitung hartanya. Menurut yg lain, menghitung-hitung jumlah untanya.

104|3| يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ ¤
(104:3) "Yahsabu" (ia mengira), yakni ia menyangka. "Anna maalahuu akhladah" (bahwa hartanya dapat mengekalkannya), yakni dapat membuatnya kekal di dunia.

104|4| كَلَّا ۖ لَيُنْبَذَنَّ فِي الْحُطَمَةِ ¤
(104:4) "Kallaa" (sekali-kali tidak). Ungkapan ini merupakan penyangkalan. Tegasnya, harta yg ia miliki tidak akan membuatnya kekal. "La yumbadzanna" (sesungguhnya ia benar-benar akan dilemparkan), yakni benar-benar akan dijerumuskan. "Fil huthomah" (ke dalam Huthomah).

104|5| وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحُطَمَةُ ¤
(104:5) "Wa maa adrooka" (dan tahukah kamu), hai Muhammad! "Mal huthomah" (apa Huthomah itu)? Ungkapan ini bertujuan untuk membesarkan perihal Huthomah. Kemudian Dia Menjelaskan Huthomah kepada beliau, dengan Firman-Nya:

104|6| نَارُ اللَّهِ الْمُوقَدَةُ ¤
(104:6) "Naarulloohil muuqodah" ([itulah] Api Allah yang dinyalakan), yakni yg diperuntukkan bagi orang-orang kafir.

104|7| الَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِ ¤
(104:7) "Allatii that-tholi'u 'alal af-idah" (yang membakar sampai ke hati), yakni yg melalap segala sesuatu hingga ke dalam hati.

104|8| إِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ ¤
(104:8) "Innahaa" (sesungguhnya ia), yakni api itu. " 'Alaihim" (atas mereka), yakni atas orang-orang kafir. "Mu'shodah" (ditutup rapat), yakni dikunci.

104|9| فِي عَمَدٍ مُمَدَّدَةٍ ¤
(104:9) "Fii 'amadim mumaddadah" ([sedang mereka] diikat pada tiang-tiang yang panjang), yakni yg tingkatan-tingkatannya membentang hingga ke tiang-tiang. Menurut satu pendapat, yang dasarnya sangat dalam.

---------------------------------------------------
Tafsir: Ibn Abbas, Penerbit Diponegoro.
Text Arabic: http://www.tanzil.net
FB Group Al Quran Tafsir:
https://m.facebook.com/groups/alqurantafsir
---------------------------------------------------
# Alhamdulillah

Sabtu, Maret 30, 2013

5 KIAT AGAR DAPAT MENGETAHUI DAN MENGIKUTI KEBENARAN

Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz

Ilmu itu ada 2 macam, yaitu:
Ilmu yg bermanfaat dan ilmu yg tidak bermanfaat.

Ilmu yg bermanfaat ialah apa saja yg sejalan & sesuai dgn al-Haq (kebenaran). Dan al-Haq adalah apa saja yg ditunjukkan oleh dalil-dalil syar'I dari Al-Quran, Hadits Shohih, dan ijma' (konsensus) ulama salafus sholih dari kalangan para sahabat, tabi'in n pengikut tabi'in.

Hal ini berdasarkan firman Allah ta'ala di dalam surat Al-A'raaf ayat 3, dan surat Al-Hasyr ayat 7.

Berikut ini kami akan sebutkan beberapa kiat agar seorang hamba dapat mengetahui n mengikuti kebenaran:

1. Bertakwa kepada Allah ta'ala disertai keikhlasan yg murni hanya karena-Nya.

Baca QS Al-Baqarah: 282, dan Al-Anfaal: 29.

2. Banyak Berdoa, Berlindung dan merasa butuh kpd Allah ta'ala.

Baca QS Ghofir / Al-Mu'min: 60, n hadits2 shohih yg berisi doa-doa Nabi shallallahu alaihi wasallam kpd Allah agar menunjukinya ke jalan Allah yg lurus.

3. Tadabbur (mempelajari & menghayati) Al-Quran Al-Karim dan Hadits-hadits yg Shohih.

Baca QS Al-Isro': 9.

4. Mengikuti Manhaj (metode/jalan/cara) para sahabat, tabi'in, n para ulama yg mengikuti jejak mereka dgn baik dalam memahami n mengamalkan ajaran Islam (Al-Quran & Al-Hadits yg Shohih).

Baca QS Al-Baqarah: 137, An-Nisa': 115, At-Taubah: 100, dan hadits-hadits shohih yg memerintahkan kaum muslimin agar mengikuti manhaj (jalan hidup) mereka dlm beragama.

5. Berteman dgn orang sholih yg berilmu dan paham agama dgn benar.

Baca QS Al-An'aam: 71, dan hadits Nabi yg menunjukkan bahwa seseorang akan berada di atas agama & manhaj teman dekatnya.

Demikian faedah ilmiyah yg dapat kami sampaikan. Semoga menjadi cahaya penerang bagi kita semua agar dpt mengetahui, menerima & mengamalkan al-Haq (kebenaran) yg datang dari Allah & Rosul-Nya.

(Klaten, 15 Maret 2013. Diterjemahkan secara ringkas oleh Muhammad Wasitho Abu Fawaz dari kitab Al-Mukhtashor Al-Hatsiits Fi Bayaani Ushuuli Manhaji as-Salaf Ashhaabil Hadiits, karya syaikh 'Isa Malullah, hal. 230-236).

Link Artikel. KLIK: http://abufawaz.wordpress.com/2013/03/19/5-kiat-agar-dapat-mengetahui-dan-mengikuti-kebenaran/
# Alhamdulillah

Minggu, Maret 24, 2013

Tafsir Singkat Al-Qur'an Surat Al-Qiyamah [75]:1-21 (of 40)

۞ أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
۞ بِسْمِ ٱللَّـهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ ۞
75|1| لَا أُقْسِمُ بِيَوْمِ الْقِيَامَةِ
(75:1) "Laa uqsimu bi yaumil qiyaamah" (Aku Bersumpah dgn hari kiamat), yakni Allah Ta'ala Bersumpah dgn hari kiamat bahwa hal itu pasti terjadi.

75|2| وَلَا أُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ
(75:2) "Wa laa uqsimu bin nafsil lawwaamah" (dan aku bersumpah dgn jiwa yg amat mencela), yakni Allah Ta'ala juga Besumpah dgn semua jiwa, baik yg saleh maupun yg durhaka, bahwasanya jiwa akan mencela diri sendiri pd hari kiamat. Jiwa yg baik akan berkata, "Duhai kiranya dulu aku memperbanyak kebaikan". Sedangkan jiwa yg buruk akan berkata, "Duhai kiranya dulu aku menjauhi segala dosa". Penyesalan ini terjadi ketika pahala dan siksa sudah ada di depan mata. Menurut satu pendapat, "an-nafsil lawwaamah" adalah jiwa yg menyesali. Menurut pendapat yg lain, adalah jiwa yg mencela, menyesal, dan bertobat dari dosa-dosa. Jiwa tsbt mencela diri sendiri atas perbuatan dosanya. Dan ada pendapat lain, itu adalah jiwa yg kafir dan durhaka.

75|3| أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَلَّنْ نَجْمَعَ عِظَامَهُ
(75:3) "A yahsabul insaanu" (apakah manusia mengira), yakni apakah manusia yg kafir, yaitu 'Adi bin Rab'iah menyangka. Hal itu merupakan pengingkarannya akan adanya kebangkitan. "Al lan najma'a 'izhoomah" (bahwa Kami tidak akan mengumpulkan tulang belulangnya), yakni bahwa Kami tak mampu mengumpulkan tulang belulangnya setelah lapuk, berubah, dan berserakan.

75|4| بَلَىٰ قَادِرِينَ عَلَىٰ أَنْ نُسَوِّيَ بَنَانَهُ
(75:4) "Balaa qoodiriina (bukan demikian, Kami Berkuasa), yakni bahkan Kami Berkuasa. "'Alaa an nusawwiya banaanah" (untuk menyusun [kembali] jari jemarinya dgn sempurna), yakni untuk mengumpulkan kembali jari jemarinya, hingga telapak tangannya menjadi spt tapak kaki unta atau hewanx2 ternak lainnya. Sesungguhnya Kami Berkuasa menjadikan telapak tangannya spt tapak kaki unta. Hingga bagaimana mungkin Kami tidak Berkuasa mengumpulkan tulang belulangnya.


بَلْ يُرِيدُ الْإِنْسَانُ لِيَفْجُرَ أَمَامَهُ ۞
(75:5) "Bal yuriidul insaanu" (bahkan manusia berhendak), yakni bahkan manusia kafir itu, yaitu 'Adi bin Rabi'ah. "Li yafjuro zamaamah" (melakukan kemaksiatan secara terus menerus), yakni untuk mendahulukan keburukan dan menunda tobat. Ada yg berpendapat, untuk melakukan kefasikan dan kedurhakaan di masa mendatang.

يَسْأَلُ أَيَّانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ ۞
(75:6) "Yas-alu" (ia bertanya), yakni 'Adi bin Rabi'ah bertanya, sebagai bentuk pengingkaran dia terhadap adanya kebangkitan. "Ayyaana yaumul qiyaamah" (Kapankah hari kiamat itu), yakni kapankah hari kiamat itu akan terjadi? Maka Allah Ta'ala Berfirman:

فَإِذَا بَرِقَ الْبَصَرُ ۞
(75:7) "Fa idzaa bariqol bashor" (maka bila mata membelalak), yakni bila mata kusut masai. Menurut yg lain, bila mata melotot.

وَخَسَفَ الْقَمَرُ ۞
(75:8) "Wa khasafal qomar" (dan bila bulan telah pudar), yakni cahaya bulan telah sirna.

وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۞
(75:9) "Wa jumi'aasy syamsu wal qomar" (dan matahari serta bulan dikumpulkan), tak ubahnya spt dua ekor sapi mandul bertanduk besar dan berwarna hitam, yg kemudian dilemparkan ke dalam cahaya.

يَقُولُ الْإِنْسَانُ يَوْمَئِذٍ أَيْنَ الْمَفَرُّ ۞
(75:10) "Yaquulul insaanu" (manusia akan berkata), yakni manusia yg kafir, yaitu 'Adi bin Rabi'ah dan kawan-kawannya. "Yauma-idzin" (pada hari itu), yakni pada hari ketika mereka melihat neraka. "Ainal mafar" (Ke manakah tempat lari), tempat kabur, dan tempat berlindung dari neraka.

كَلَّا لَا وَزَرَ ۞
(75:11) "Kallaa" (sekali-kali tidak), yakni sungguh. "Laa wazar" (tak ada tempat berlindung), yakni tak ada gunung yg dapat melindunginya dari neraka. Menurut yg lain, tak ada tempat berlindung, tak ada pohon, tak ada tempat bernaung, tak ada benteng, dan tak ada tempat mencari keselamatan untuk mereka dari Allah Ta'ala.


75|12| إِلَىٰ رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمُسْتَقَرُّ
(75:12) "Ilaa robbika yauma-idzin" (hanya kepada Robb-mulah pada hari itu), yakni pada hari kiamat. "Al-mustaqor" (tempat kembali), yakni tempat kembali dan tempat pulang semua makhluk.

75|13| يُنَبَّأُ الْإِنْسَانُ يَوْمَئِذٍ بِمَا قَدَّمَ وَأَخَّرَ
(75:13) "Yunabba-ul insaanu" (diberitakan kepada manusia), yakni dikabarkan kpd manusia, yaitu 'Adi bin Rabi'ah dan lain-lain. "Yauma-idzin" (pada hari itu), yakni pada hari ketika mereka melihat neraka. "Bi maa qoddama wa akh-khor" (segala apa yang telah diperbuatnya dan segala apa yang telah dilalaikannya), yakni segala kebaikan atau keburukan yg telah dia lakukan dan segala perilaku baik atau perilaku buruk yg telah dia tinggalkan. Menurut satu pendapat, "bi maa qoddama" (segala apa yang telah diperbuatnya), yakni segala ketaatan; "wa akh-khor" (dan segala apa yang telah dilalaikannya), yakni segala kemaksiatan.

75|14| بَلِ الْإِنْسَانُ عَلَىٰ نَفْسِهِ بَصِيرَةٌ
(75:14) "Balil insaanu" (bahkan manusia), yaitu 'Adi bin Rabi'ah dan lain-lain. "'Alaa nafsihii bashiiroh" (menjadi saksi atas dirinya sendiri).

75|15| وَلَوْ أَلْقَىٰ مَعَاذِيرَهُ
(75:15) "Wa lau alqoo ma'aadziiroh" (meskipun ia mengemukakan alasan-alasannya), yakni meskipun ia menyampaikan alasan, Aku tidak melakukan hal itu dan tidak pula mengatakannya.


75|16| لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِه ¤
(75:16) "Laa tuharrik bihii lisaanaka" (janganlah kamu menggerakkan lidahmu untuknya), yakni untuk membaca al-Quran, hai Muhammad! "Li ta'jala bih" (karena hendak menyegerakannya), yakni menyegerakan bacaan al-Quran sebelum Jibril a.s. tuntas membacakannya kpd mu. Adalah Rasululloh., apabila Jibril a.s. turun untuk menyampaikan sesuatu dari al-Quran, beliau suka tergesa-gesa meniru bacaannya dari awal, sebelum Jibril a.s. tuntas membacakannya sampai akhir. Hal itu beliau lakukan karena takut keburu lupa. Maka Allah Ta'ala Melarang beliau bertindak spt itu.

75|17| إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ ¤
(75:17) "Inna 'alainaa jam'ahuu" (sesungguhnya Tanggung jawab Kami-lah penghimpunan), yakni menghimpun hapalan al-Quran di dalam qalbumu. "Wa qur-aanah" (dan pembacaannya), yakni dan menjaga bacaan Jibril kpd mu. Menurut satu pendapat, dan menyusunnya berkenaan dgn halal/haram.

75|18| فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ ¤
(75:18) "Fa idzaa qoro'naahu" (lalu bila Kami telah selesai Membacakannya), yakni bila Jibril a.s. telah selesai membacakannya kepadamu. "Fattabi' qur-aanah" (maka ikutilah olehmu bacaannya itu), yakni maka bacalah olehmu, hai Muhammad, sesudahnya. Ada yg berpendapat, bila Kami telah Menyusunnya berkenaan dgn masalah halal/haram, maka ikutilah susunan tersebut.

75|19| ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ ¤
(75:19) "Tsumma innaa 'alainaa bayaanah" (kemudian, sesungguhnya Tanggung jawab Kami-lah menjelaskannya), yakni menjelaskan halal dan haram serta perintah dan larangan.

75|20| كَلَّا بَلْ تُحِبُّونَ الْعَاجِلَةَ ¤
(75:20) "Kallaa" (janganlah begitu), yakni sungguh! "Bal tuhibbuunal 'aajilah" (sebenarnya kalian mencintai dunia), yakni beramal untuk meraih dunia.

75|21| وَتَذَرُونَ الْآخِرَةَ ¤
(75:21) "Wa tadzaruunal aakhiroh" (dan meninggalkan akhirat), yakni mengabaikan amal untuk meraih pahala akhirat.

---------------------------------------------------
# Insya Allah berlanjut di artikel berikutnya.
---------------------------------------------------

# Alhamdulillah

Rabu, Maret 20, 2013

Keutamaan Dzikir: "Subhanallahi wa bihamdihi, Subhanallahil 'adhim"

Keutamaan Dzikir: "Subhanallahi wa bihamdihi, Subhanallahil 'adhim"

Bismillahir Rahmaanir Rahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

"Subhanallahi wa bihamdihi, Subhanallahil 'adhim" (Maha Suci Allah dan dengan pujian-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung) [HR. Muslim :2692, Abu Dawud:5091]

A. Makna Dzikir Ini Tasbih

artinya penyucian Allah Subhanahu wa Ta'ala dari segala sifat kekurangan. Adapun Bihamdihi maknanya aku bertasbih sambil memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala. Maksud seseorang bertasbih dengan dzikir ini adalah untuk menjauhkan Allah Subhanahu wa Ta'ala dari sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya seperti bodoh, lemah, mati, ngantuk dan sifat-sifat yg serupa dgn makhluk-Nya sekaligus memuji-Nya dg menetapkan sifat- sifat yg sempurna bagi-Nya. ( Syarh Aqidah Wasithiyyah:1/128, Syahrul Mumti':2/67, al-futuhat:1/135 ).

B. Kapan Dzikir ini Dibaca

Abu Hurairah berkata, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda: " Barangsiapa membaca tatkala pagi dan sore Subhanallah wa bihamdihi 100kali maka tidaklah datang seseorang pada hari kiamat dengan amalan yang lebih utama daripada bacaan ini kecuali seseorang yang mengucapkan yang serupa atau lebih banyak lagi." ( HR. Muslim no.2692, Abu Dawud 5091 )

C. Keutamaan Dzikir Ini

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam mengatakan: " Dua kata yang ringan di lidah, berat dalam mizan ( timbangan amal hari kiamat ), disukai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala yaitu Subhanallahi wa bihamdihi , Subhanallahil 'adhim. ( Shahih Bukhari :6406 )

Dari Jabir radliyallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda: " Barangsiapa yang mengucapkan Subhanallahil 'adhim wa bihamdihi maka ditanamkan baginya kurma di surga". ( Hasan Shahih, Sunan Tirmidzi:3464 )

Dari Abu Hurairah, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam mengatakan: " Barangsiapa yang membaca Subhanallahi wa bihamdihi dalam sehari 100 kali maka diampuni dosanya sekalipun seperti buih dilautan". ( Muslim:6842 )

Dari Sulaimana bin Yasar dari seorang laki-laki Anshor bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda:" Berkata Nabi Nuh a.s kpd anaknya: ' Aku wasiatkan kepadamu dengan suatu wasiat yg aku ringkas agar engkau tidak melupakannya. Aku wasiatkan dengan dua hal dan aku larang dari dua hal'. Beliau menyebutkan diantara wasiatanya, " Dan aku wasiatkan dg Subhanallahi wa bihamdihi karena ia adalah do'anya para makhluk dan dengan dua kata itu makhluk diberikan rezeki.

Dan tak ada sesuatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun". ( QS. Al Isra'(17):44 ).

D. Faedah hadits ini ( Hadits Abu Hurairah r.a diatas)

menunjukkan bahwa dzikir ini dibaca 100 kali sekaligus untuk dua waktu itu tidak dipisah menjadi dua waktu, pagi 100 kali dan sore 100 kali, berdasarkan riwayat lain yang menjelaskan hal itu. Lebih utama maksudnya lebih utama dari jenis dzikir ini bukan dari amalan yang lain. ( lihat al-Futuhat:1/669 ) Bolehnya menambah bilangan dzikir ini karena disyariatkan dan tidaklah terlarang, sebagaimana larangan untuk menambah ibadah yang memang sudah dibatasi bilangannya seperti roka'at shalat, bilangan wudhu dan lainnya. ( al Futuhat:1/670 ) Allah-lah pemberi taufiq ke jalan yang benar.Wallahu 'alamu bish showab.

Sumber Majalah Al-Mawwadah Edisi 12 Rubrik Benteng Diri Muslim hal. 20 Humaira Ummu Abdillah.

●▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬●

Semoga kita diberi taufiq dan hidayahNya tercurah kpada kita smua.. Aamiin Yaa Rabbal Ala'amiin
# Alhamdulillah

Selasa, Maret 19, 2013

Tafsir al-Qur'an Surat Al-Qoori'ah [101]:1-11 (11 Ayat)

Tafsir al-Qur'an Surat Al-Qoori'ah [101]:1-11 (11 Ayat)
۞ بِسْمِ ٱللَّـهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ ۞
ٱلْقَارِعَةُ ﴿١﴾
(101:1) "Al-qoori'ah" (hari kiamat).

مَا ٱلْقَارِعَةُ ﴿٢﴾
(101:2) "Mal qoori'ah" (apakah hari kiamat itu). Pertanyaan ini dimaksudkan untuk membuat Nabi saw. takjub. Penamaan al-qaari'ah terkait dgn kehebatan kiamat yg akan membuat galau setiap hati.

وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا ٱلْقَارِعَةُ ﴿٣﴾
(101:3) "Wa maa adrooka" (dan tahukah kamu), hai Muhammad! "Mal qoori'ah" (apakah hari kiamat itu). Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mengagungkan hari kiamat.

يَوْمَ يَكُونُ ٱلنَّاسُ كَٱلْفَرَاشِ ٱلْمَبْثُوثِ ﴿٤﴾
(101:4) "Yauma yakuunun naasu" (pada hari itu manusia), yakni manusia akan saling menindih satu sama lain. "Kal faroosyil mabtsuuts" (seperti anai-anai yg bertebaran), yakni yang berhamburan dan berputar-putar satu sama lain. Lafazh "al-faraasy" berarti sesuatu yg terbang di antara langit dan bumi, seperti belalang.

وَتَكُونُ ٱلْجِبَالُ كَٱلْعِهْنِ ٱلْمَنفُوشِ ﴿٥﴾
(101:5) "Wa takuunul jibaalu kal 'ihnil manfuusy" (dan jadilah gunung-gunung seperti bulu yg dihamburkan), yakni seperti bulu domba yg disisir dan dihaluskan.

فَأَمَّا مَن ثَقُلَتْ مَوَٰزِينُهُۥ ﴿٦﴾
(101:6) "Fa ammaa man tsaqulat mawaaziinuh" (dan adapun orang yg berat timbang annya), yakni yg kebaikan-kebaikannya lebih berat dalam Mizan. Ia adalah orang Mukmin.

فَهُوَ فِى عِيشَةٍ رَّاضِيَةٍ ﴿٧﴾
(101:7) "Fa huwa fii 'iisyatir roodliyah" (maka ia berada dalam kehidupan yang diridhai), yakni berada di dalam surga yg diridai. Allah Ta'ala benar2 telah Memberikan surga itu untuk dirinya.

وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَٰزِينُهُۥ ﴿٨﴾
(101:8) "Wa ammaa man khaffat mawaaziinuh" (dan adapun orang yg ringan timbangannya), yakni orang kafir.

فَأُمُّهُۥ هَاوِيَةٌ ﴿٩﴾
(101:9) "Fa ummuhuu haawiyah" (maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah), yakni maka Dia telah Menetapkan tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Menurut yg lain, ia akan jatuh ke dalam neraka dgn kepala di bawah (kepala jatuh lebih dulu).

وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا هِيَهْ ﴿١٠﴾
(101:10) "Wa maa adrooka" (dan tahukah kamu), hai Muhammad! "Maa hiyah" (apakah neraka Hawiyah itu). Hal ini dimaksudkan untuk mengagungkan neraka Hawiyah.

نَارٌ حَامِيَةٌۢ ﴿١١﴾
(101:11) "Naarun haamiyah" ([yaitu] api yg teramat panas), yg panasnya telah mencapai titik paling panas.
# Alhamdulillah