Sabtu, Desember 22, 2012

Al-Quran Tafsir Ibnu Abbas Surat Al Aadiyat 100:1-11 (of 11)

Al-Quran Tafsir Ibnu Abbas Surat Al Aadiyat 100:1-11 (of 11)

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ  

وَالْعَادِيَاتِ ضَبْحًا ۞
(100:1) "Wal 'aadiyaati dlobhaa" (demi kuda perang yg berlari kencang dgn terengah-engah). Hal ini terjadi ketika Nabi Muhammad saw. mengirim sebuah pasukan untuk menggempur Bani Kinanah. Akan tetapi, informasi tentang keadaan pasukan itu terlambat sampai kpd beliau, sehingga membuatnya merasa gundah. Maka Allah Ta'ala Mengabari Nabi-Nya perihal pasukan itu dalam bentuk sumpah. Allah Ta'ala bersumpah dgn kuda2 para prajurit yg terengah-engah krn menghadapi musuh.

فَالْمُورِيَاتِ قَدْحًا ۞
(100:2) "Fal muuriyaati qod-haa" (dan kuda2 yg mencetuskan api dgn hentakannya), yakni kuda2 yg mencetuskan api dgn tapak kakinya, spt orang yg berusaha menyalakan api, tetapi tidak bisa merasakan manfaat api itu. Ini tak ada bedanya dgn api Abu Hubabah yg juga tidak memberikan manfaat. Abu Hubabah adalah orang Arab paling bakhil yg pernah ada dan ia termasuk salah seorang yg turut dalam pasukan itu. Ia tidak pernah menyalakan api untuk menanak roti atau sejenisnya sebelum orang2 tertidur. Kalau mereka sudah tidur, barulah ia menyalakan api. Namun, apabila ada yg bangun, ia pun sesegera mungkin memadamkan api itu, sehingga tak seorang pun dapat merasakan manfaat api itu.

فَالْمُغِيرَاتِ صُبْحًا ۞
(100:3) "Fal mughiirooti shubhaa" (lalu kuda2 yg menyerang dgn tiba2 pd waktu subuh), yakni lalu kuda2 itu menyerang di saat subuh.

فَأَثَرْنَ بِهِ نَقْعًا ۞
(100:4) "Fa atsarna bihii" (maka mereka pun menerbangkan dengannya), yakni maka kuda2 itu pun membumbungkan dgn tapak-tapak kakinya. Menurut yg lain, dgn larinya. "Naq'aa" (debu).
 
فَوَسَطْنَ بِهِ جَمْعًا ۞ 
(100:5) "Fa wasathna bihii jam'aa" (seraya menyerbu ke tengah2 kumpulan dengannya), yakni ke tengah2 kumpulan musuh dgn larinya.

Ayat2 ini memiliki penafsiran lain, yaitu: "Wal 'aadiyaati" (demi kuda perang yg berlari kencang), yakni Allah Ta'ala Bersumpah dgn kuda dan unta orang2 yg berhaji manakala mrk kembali dari 'Arafah menuju Muzdalifah. "Dlobhaa" (dgn terengah-engah), yakni dgn nafas yg terengah-engah. "Fal muuriyaati qod-haa" (dan kuda2 yg mencetuskan api dgn hentakannya), yakni kuda2 itu mencetuskan api di Muzdalifah. Itulah yg dimaksud dgn "al-muuriyaat". Menurut pendapat yg lain, yg dimaksud dgn "fal. muuriyaati qodhaa" adalah yg menyelamatkn amal, yaitu ibadah haji. "Fal mughiirooti shub-haa" (lalu kuda2 yg menyerang dgn tiba2 pd waktu subuh), yakni manakala mrk kembali dari Muzdalifah menuju Mina pada pagi hari. Itulah maksud 'al-mughiiroot'. "Fa atsarna bihii" (maka ia menerbangkan padanya), yakni maka kuda2 itu menerbangkan di tempat tsb. "Naq'aa" (debu). "Fa wasathna bihii jam'aa" (seraya menyerbu ke tengah2 kumpulan dengannya), yakni dgn larinya. Allah Ta'ala Bersumpah dgn semua itu.

إِنَّ الْإِنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ ۞
(100:6) "Innal insaana" (sesungguhnya manusia), yakni yg kafir: Qirth bin 'Abdillah bin 'Amr. Ada yg berpendapat, Abu Hubabah. "Li Robbihii la kanuud" (benar2 sgt ingkar kpd Robb-nya), yakni benar2 sgt kafir kpd Nikmat Robb-nya, (penafsiran ini) berdasarkan dialek Kandah. Menurut satu pendapat, sgt durhaka kpd Robb-nya, (penafsiran ini) berdasarkan dialek Khadlra Maut. Menurut pendapat yg lain, sangat bakhil, (penafsiran ini) berdasarkan dialek Bani Malik bin Kinanah. Dan ada pula yg berpendapat, "al-kanuud" adalah org yg tidak memberi kpd pembantunya, membuat budaknya lapar, makan sendirian, dan tidak mau membantu org yg ditimpa musibah di antara kaumnya sendiri.

وَإِنَّهُ عَلَىٰ ذَٰلِكَ لَشَهِيدٌ ۞ 
(100:7) "Wa innahuu 'alaa dzaalika la syahiid" (dan sesungguhnya Dia Maha Menyaksikan hal itu), yakni sesungguhnya Allah Ta'ala benar2 Mencatat perbuatannya itu.

وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ ۞
(100:8) "Wa innahuu" (dan sesungguhnya ia), yakni Qirth. "Li hubbil khairi la syadiid" (sangat bakhil saking cintanya kepada harta), yakni ia sangat mencintai hartanya yg banyak dgn kecintaan yg luar biasa.

أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ ۞ 
(100:9) "A fa laa ya'lamu" (maka tidakkah ia mengetahui), yakni tidakkah Qirth mengetahui. Menurut yg lain, tidakkah Abu Hubabah mengetahui. "Idzaa bu'tsira maa fil qubuur" (apa yg ada di dalam kubur apabila dibangkitkan), yakni apabila orang2 mati yg ada di dalam kubur dikeluarkan.

وَحُصِّلَ مَا فِي الصُّدُورِ ۞
(100:10) "Wa hush-shila maa fish shuduur" (dan dilahirkanlah apa yg ada di dalam dada), yakni dan diperlihatkan (semua) kebaikan, keburukan, kebakhilan, dan kedermawanan yg ada di dalam setiap hati.

إِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَخَبِيرٌ ۞
(100:11) "Inna robbahum bihim" (sesungguhnya Robb mereka terhadap mereka) dan perbuatan mrk. "Yauma-idzin" (pada hari itu), yakni pada hari kiamat. "La khabiir" (benar-benar Maha Tahu).

[Tafsir: Ibn Abbas, AlKalam Soft Penerbit Diponegoro Bandung. Text Arabic: Mosquelife.com]
----------------------------------------------------------
Sent by Tjandra Kurniawan
YM: tjandrakurniawan@yahoo.com
----------------------------------------------------------

Tidak ada komentar: