Selasa, Juli 31, 2012

Al-Quran Tafsir Al-Azhar al-Muzammil (20 Ayat) Bagian-2

Al-Quran Tafsir Al-Azhar al-Muzammil (20 Ayat)
Bagian-2

"Sebagaimana telah Kami utus kepada Fir'aun seorang Rasul." (ujung ayat 15). Dibandingkan oleh Allah kedatangan Muhammad yg sekarang kpd kaumnya, dgn kedatangan Musa kpd Fir'aun.

"Maka mendurhakalah Fir'aun terhadap Rasul itu." (pangkal ayat 16). Ditolak, dibantahnya dan dia membanggakan diri kpd Musa, sampai Fir'aun itu mendakwakan bahwa dirinyalah yg Tuhan;

"Maka Kami siksalah dia dengan siksaan yang ngeri." (ujung ayat 16). Kami tenggelamkan Fir'aun itu ke dalam dasar laut dan mampus dia di sana bersama tentera yg mengikuti dia, dan diselamatkan Alloh Musa, Rosul Alloh bersama Rosul Alloh Harun dan Bani Israil sampai ke seberang. Dengan menyebutkan hal ini Alloh memberikan peringatan bahwa kalau Fir'aun, Raja Besar bisa remuk redam kena azab siksaan yg ngeri karena menentang Tuhan, niscaya mereka itu, kaum Quraisy yg masih kufur kalau masih tidak juga berobah mudah saja bagi Tuhan menghukumnya.

"Maka betapakah kamu akan dapat memelihara diri jika kamu kafir." (pangkal ayat 17). Ke mana kamu akan lari? Sedangkan Fir'aun dgn tentaranya yg besar tidak dapat memelihara dirinya dari azab Alloh Ta'ala jika azab itu datang menimpa?

"Pada hari yg menyebabkan anak2 pun akan tumbuh uban." (ujung ayat 17). Ngeri sangat hari itu kelak. Saking ngerinya, anak kecil yg belum dewasa pun bisa tumbuh uban dibuatnya. Inilah satu ungkapan melukiskan kengerian yg amat dahsyat. Sedangkan seorang yg muda belia, belum patut tumbuh uban, jika diberi tanggung-jawab yg berat, bisa segera tumbuh uban, karena berfikir.

Orang bertanya kpd Abdul Malik bin Marwan yg menjadi Kholifah pd usia masih muda, padahal belum cukup tiga tahun memerintah, kepalanya sudah beruban. Lalu ada orang bertanya; "Mengapa selekas ini tumbuh uban, ya Amirul Mu'minin?" Beliau menjawab; "Naik ke atas mimbar berkhutbah tiap hari Jum'at itu menyebabkan kepalaku penuh uban."

"Langit pun jadi pecah belah hari itu." (pangkal ayat 18). Dapatlah kita fahamkan dgn langit pecah belah itu bahwa bintang2 tidak berjalan menurut ukuran insijam (harmonis)nya lagi. Daya tarik yg ada di antara satu bintang dgn bintang yg lain telah diputuskan, matahari telah terlepas hubungan dgn sekalian bintang yg jadi satelitnya;

"Adalah janji Alloh pasti berlaku." (ujung ayat 18). Artinya bahwa semuanya itu pasti terjadi, jgn dipandang enteng Kalam Alloh ini.

"Ini adalah suatu peringatan." (pangkal ayat 19). Yang datang dari Tuhan sendiri dan Rosul Alloh adalah menyampaikan berita ini dgn jujur;

"Maka barangsiapa yg mau, niscaya ditempuhnyalah jalan kpd Tuhannya." (ujung ayat 19). Sebab di ayat 17 di atas sudah dijelaskan bahwa tidak seorang pun yg akan dapat berlepas diri atau memelihara diri, atau mengelak dari datangnya hari itu; sebagaimana juga maut, tidak seorang pun yg dapat mengelakkan diri dari cengekeramannya.

(20) Sesungguhnya Tuhan engkau mengetahui bahwasanya engkau berdiri hampir dari dua pertiga malam dan seperdua malam dan sepertiganya dan satu segolongan dari orang2 yg bersama engkau. Dan Allah menentukan ukuran malam dan siang; Tuhan telah tahu bahwa kamu sekali-kali tidak akan dapat memperhitungkannya. Maka diberi-Nya taubatlah atas kamu. Sebab itu bacalah mana yg mudah dari al-Quran. Tuhan telah tahu bahwa akan ada di antara kamu yg sakit. Dan yg lain2 mengembara di muka bumi karena mengharapkan kurnia dari Allah, dan yg lain2 berperang pada jalan Allah; maka bacalah mana yg mudah daripadanya dan dirikanlah sembahyang dan berikanlah zakat dan beri pinjamlah Allah, pinjaman yang baik. Dan apa jua pun yang kamu dahulukan untuk dirimu dari kebajikan, akan kamu perdapat dia di sisi Allah, dia adalah baik dan sebesar-besar ganjara. Dan mohonlah ampun kepada Allah; sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Yang Berat Diringankan

Perintah Allah pada permulaan Surat supaya Nabi Muhammad dan orang2 yg beriman bangun sembahyang malam, menurut yg ditentukan Tuhan, telah mereka laksanakan dgn baik.

Sekarang pd penutup Suroh, ayat 20 datanglah penjelasan lagi dan penghargaan Tuhan krn mereka telah melaksanakan perintah itu;

"Sesungguhnya Tuhan engkau mengetahui bahwasanya engkau berdiri hampir dari dua pertiga malam dan seperdua malam dan sepertiganya." (pangkal ayat 20). Artinya segala perintah itu telah engkau jalankan sebagaimana yg ditentukan oleh Tuhan; yg dekat dgn dua pertiga sudah, yg seperdua malam pun sudah, demikian juga yg sepertiga. Semuanya sudah dilaksanakan dgn baik;

"Dan satu segolongan dari orang2 yg bersama engkau." Artinya bahwa engkau telah memberikan teladan tentang bangun sholat malam itu kpd pengikut2 setia engkau dan mereka pun telah berbuat demikian pula bersama engkau;

"Dan Allah menentukan ukuran malam dan siang." Di musim dingin lebih pendek siang, lebih panjang malam; di musim panas lebih panjang siang, lebih pendek malam. Di musim kembang terdapat persamaan siang dgn malam. Ibnu Katsir memberikan tafsir bahwa inilah hikmatnya maka sejak semula perintah ini didatangkan, Nabi boleh membuat dua pertiga malam atau lebih, atau kurang, atau seperdua, atau sepertiga. Karena perimbangan malam itu tidak sama. Yang perbedaan tidak seberapa ialah di negeri-negeri Khatulistiwa spt kepulauan kita di Indonesia ini.

"Tuhan telah tahu bahwa kamu sekali-kali tidak akan dapat memperhitungkannya," dgn teliti. Apatah lagi di zaman itu ilmu hisab dan ilmu falak belum semaju spt sekarang. Belum ada buat penelitian perjalanan musim dan pergantian hari spt yg ada di Greenwich sekarang ini. Walaupun tahu, tidak pula semua orang wajib mengetahuinya.

"Maka diberi-Nya taubatlah atas kamu." Artinya bukanlah diberi taubat karena ada suatu perintah yg dilanggar, melainkan beban yg berat yg diringankan. "Sebab itu bacalah mana yg mudah dari al-Quran." Artinya janganlah kamu persukar dirimu karena pembacaan itu. Karena tadinya sudah diperintahkan membaca al-Quran dgn perlahan2, maka banyaklah di antara sahabat2 Rosululloh itu yg tekun membaca lalu sholat, dan membaca lagi lalu sholat. Membaca di dalam sholat dan membaca di luar sholat; semuanya karena ingin melaksanakan apa yg diperintahkan Tuhan.

Disuruh pilih di antara dua pertiga, boleh ditambah dan boleh dikurangi, seperdua pun boleh sepertiga pun boleh, namun banyak yg berbuat lebih dekat kpd dua pertiga.
Ar-Rozi menukilkan dalam tafsirnya perkataan Muqotil; "Ada sahabat Rosululloh yg sholat seluruh malam, karena takut kalau kurang sempurna mengerjakan sholat yg wajib.

"Tuhan telah tahu bahwa akan ada di antara kamu yg sakit." Tentu saja orang yg sakit tidak diberati dgn perintah. Dan lagi kalau ada orang yg sholat saja terus-terusan satu malam, niscaya dia akan kurang tidur. Kurang tidur pun bisa menimbulkan sakit. Maksud Tuhan memerintahkan beribadat, bukanlah supaya orang jadi sakit, melainkan tetap sehat wal'afiat;

"Dan yg lain2 mengembara di muka bumi karena mengharapkan kurnia dari Alloh." Yang dimaksudkan ialah terutama sekali, berniaga, atau bercucuk tanam, yg menghasilkan buah. Atau berternak yg menghasilkan binatang peliharaan. Semuanya itu sangat diperintahkan oleh Alloh, sebagaimana tsb di dalam Surat 67, al-Mulk ayat 15 yg telah kita ketahui di pangkal Juzu' 29 ini. Mencari rezeki yg halal dan yg baik adalah suruhan pula dari Tuhan.

Dengan suku ayat ini Ibnul Farash berkata bahwa ayat yg menerangkan tentang pengembaraan di muka bumi ini mencari kurnia dari Alloh adalah anjuran utama supaya berniaga. Dia diserangkaikan dgn Jihad fi Sabilillah, dgn sambungan ayat;

"Dan yg lain2 berperang pd jalan Allah." Maka kalau kurang istirahat pd malam hari, niscaya lemah bertempur dgn musuh pd siang harinya.

Ibnu Katsir menerangkan pula. Sudah sama diketahui bahwa Surat ini diturunkan di Makkah. Masyarakat Islam baru saja tumbuh. Perintah Jihad belum ada. Tetapi sudah mula dibayangkan bahwa ini akan terjadi. Inilah satu mu'jizat dari Nabi Muhammad s.a.w.

"Maka bacalah mana yg mudah daripadanya." Berdasarkan kpd Hadis yg pernah dirawikan oleh 'Ubbadah bin Shamit, bahwa Nabi pernah bersabda: "Tidaklah ada sholat, bagi orang yg tidak membaca Fatihatil Kitab," yg dirawikan oleh Bukhori dan Muslim, maka Ulama2 menyatakan pendapat bahwa yg termudah dari al-Quran itu ialah al-Fatihah. Tetapi Ulama2 dalam Mazhab Hanafi ada yg berpendapat bahwa meskipun bukan Fatihah yg dibaca, asal saja ayat al-Quran, walau satu ayat, sholatnya sah juga. Selanjutnya sabda Tuhan;

"Dan dirikanlah sholat dan berikanlah zakat." Perintah mengerjakan sholat di dalam ayat ini menyebabkan jadi jelas bahwa di samping sholat malam dgn perintah khas ini, Rasulullah s.a.w. sebelum Mi'roj telah mendapat juga perintah melakukan sembahyang yg lain, meskipun belum diatur lima waktu. Perintah memberikan zakat pun telah ada sejak dari Makkah, meskipun mengatur nishab zakat baru diatur setelah hijrah ke Madinah. Maka orang2 yg beriman di masa Makkah dgn bimbingan Nabi sendiri telah sembahyang dan telah berzakat.

"Dan beri pinjamlah Allah, pinjaman yg baik." Yaitu mengeluarkan harta-benda untuk menegakkan kebajikan, untuk berjuang menegakkan jalan Allah, untuk menegakkan agama, dipilih dari harta yg halal, membantu yg patut dibantu, kikis dari diri penyakit bakhil yg sangat berbahaya itu. Tuhan di sini memilih kata-kata "pinjam", artinya; "Bayarkanlah terlebih dahulu rezeki yg diberikan Alloh yg ada dalam tanganmu itu, Alloh berjanji akan menggantinya kelak berlipat-ganda. Orang yg pemurah tidaklah akan berkekurangan."

"Dan apa jua pun yg kamu dahulukan untuk dirimu dari kebajikan." Dalam susunan bahasa kita tiap hari; "Apa pun kebajikan yg kamu dahulukan untuk kepentingan dan kebahagiaan dirimu;

"Akan kamu perdapat dia di sisi Allah." Artinya tidak ada satu kebajikan pun yg telah diamalkan, baik berderma, berwaqof, bershodaqoh, menolong dan berjuang menegakan kebenaran, berjihad, tidak ada yg luput dari catatan Alloh.

"Dia adalah baik dan sebesar2 ganjaran." Asal semuanya itu dikerjakan dgn ikhlas karena Alloh, ganjarannya di sisi Tuhan pun sangat baik. Perhatikanlah isi dari sabda Tuhan itu; "Apa pun yg kamu dahulukan dari kebajikan." Sebab segala amalan kebajikan yg kita lakukan sementara hidup ini samalah artinya dgn mengirimkannya lebih dahulu ke hadhrat Alloh sbg simpanan kekayaan yg kelak pasti kita dapati dalam perhitungan di akhirat. Mana yg telah kita belanjakan terlebih dahulu itulah yg terang buat kita. Yang lain belum tentu buat kita.

Tiga Hadis yg sama artinya, satu dirawikan oleh Bukhori, satu lagi oleh an-Nasa'i dan satu lagi dari Abu Ya'la, tetapi ketiga Hadis itu melalui al-A'masy dari Ibrohim dan Harits bin Suwaid, bahwa Rosululloh s.a.w. pernah bertanya, "Siapakah di antara kamu yg lebih suka kepada hartanya sendiri daripada harta yg dipunyai oleh warisnya?"
Sahabat-sahabat Rosululloh yg hadir mendengar pertanyaan itu menjawab; "Tidak ada di antara kami seorang pun yg lebih menyukai harta kepunyaan warisnya dari mencintai hartanya sendiri!" Rosululloh berkata lagi, "Fikirkan benarlah apa yg kamu katakan itu!" Mereka menjawab; "Tidak ada pengetahuan kami yg lain, ya Rosululloh, melainkan begitulah yg kejadian," harta sendiri yg lebih disukai daripada harta kepunyaan waris. Lalu beliau berkata; "Yang benar2 harta kamu ialah yg lebih dahulu kamu nafkahkan, dan yg tinggal adalah harta kepunyaan waris kamu!"

Sama jugalah makna dari sabda Rasulullah itu dgn perumpamaan yg biasa kita dengar; "Jika burung terbang sepuluh ekor, kamu tembak, lalu jatuh empat; berapa yg tinggal?" Orang yg tidak sempat berfikir dijawabnya saja; "Enam yang tinggal." Tetapi orang yg berfikir lebih mendalam akan menjawab; "Yang tinggal ialah yg empat ekor telah kena itu. Adapun yg enam telah terbang, belum tentu akan dapat lagi!"

Maka pada suatu hari singgahlah penulis ini di kota Semarang menemui seorang dermawan yg patut dihargai di zaman sbg sekarang. Dia wakafkan sebahagian besar dari kekayaannya untuk mendirikan sebuah rumah sakit dan diserahkannya mengurusnya kpd Perkumpulan Muhammadiyah. Dia telah berkata kpd anak2nya ketika akan memberikan wakaf itu: "Harta benda yg untuk kamu, wahai anak2ku sudah ada ketentuannya di dalam al-Quran. Jika ayah mati, maka di saat roh ayah bercerai dgn badan harta itu semuanya sudah kamu yg empunya. Di saat itu tidak ada sebuah pun yg akan ayah bawa ke akhirat, selain lapis kafan pembungkus diri ayah sampai hancur. Sebab itu sebelum ayah meninggal ini, biarkanlah ayah mengirim lebih dahulu harta yg akan ayah dapati di akhirat, dengan jalan mendirikan rumah sakit untuk menolong orang2 miskin yg tidak kuat membayar mahal dan dipelihara oleh perkumpulan Islam yg dipercayai. Apa yg ayah amalkan dan kirimkan "terlebih dahulu" itulah yg jelas harta ayah." Anak2nya pun menerima keinginan ayahnya itu dgn ikhlas.

"Dan mohonlah ampun kpd Allah." Karena sebagai manusia yg hidup, tidaklah akan sunyi kamu dari kealpaan dan kekhilafan. Yang penting adalah mengakui kekurangan diri di hadapan Kebesaran Allah;

"Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (ujung ayat 20). Sebab bagaimanapun kebajikan yg kita perbuat, amalan yg kita kerjakan, menolong orang yg kesusahan, berjuang dan berjihad, akan ada sajalah kekurangan kita dan tidak akan ada yg sempurna. Sebab Yang Maha Sempurna itu hanyalah Allah Ta'ala sendiri.

Maka dgn mengingat akan dua nama Allah, pertama GHAFUR artinya Maha Pengampun dan kedua RAHIM, Maha Penyayang, masuklah kita daripada pintunya, semoga terkabul apa yg kita harapkan. Sebab bagaimanapun kekurangan, namun niat menuju Tuhan tidaklah pernah patah.

Beberapa keterangan berhubung dgn Surat al-Muzzammmil;

Suatu riwayat dari Ibnu Abbas; Tuhan menyuruh Nabi-Nya dan orang2 yg beriman supaya bangun sholat malam, kecuali sedikit, artinya sediakan sedikit malam buat tidur. Rupanya setelah dikerjakan oleh orang2 Mu'min, nampak telah memberati. Lalu datanglah perintah keringanan di akhir Surat. Maka segala puji bagi Alloh.

Menurut riwayat dari Abu Abdurrahman; ketika telah turun Surat "Ya Ayyuhal Muzzammil", maka satu tahun lamanya kaum beriman mengerjakan dgn tekun tiap malam, sampai kaki mereka jadi pegal lantaran lamanya sembahyang. Lalu turunlah akhir Surat. Dengan demikian terlepaslah mereka dari ibadat yang berat itu. Riwayat dari Said bin Jubair, al-Hasan al-Bishri dan Ikrimah begitu juga.

Al-Hafiz Ibnu Hajar menulis dalam Syarah Bukhari; "Setengah Ulama berpendapat bahwa pd mulanya sholat malam itu adalah wajib. Kemudian perintah itu dimansuhkan dgn bangun sholat malam sekadar kuat, kemudian yg itu pun dimansukhkan dgn perintah sholat lima waktu."

Tetapi al-Maruzi membantah keterangan itu.
Setengahnya lagi mengatakan sebelum Nabi Mi'raj belum ada sholat yg difardhukan. As-Sayuthi berpendapat bahwa ayat 20 itu memansukhkan kewajiban yg dipikulkan di pangkal Surat. Suatu golongan Ulama mangatakan bahwa sholat malam itu tetap wajib atas Nabi saja. Setengah Ulama lagi mengatakan bahwa atas ummat pun wajib juga, tetapi berapa bilangannya tidaklah ditentukan, hanya asal berapa kuat saja.

Di antara ahli tafsir mengeluarkan pendapat bahwa sejak semula Qiyamul Lail itu tetaplah nafilah atau mandub atau sunnah (dianjurkan), tidak ada nasikh dan mansukh dalam perkara ini. Ayatnya adalah ayat muhkam, artinya tetap berlaku. Tetapi meskipun dia perintah sunnat, namun setengah orang yg beriman. mengerjakannya dengan tekun sampai tidak mengingat lagi akan kesehatan badan dan tidak mengingat lagi bahwa mereka pun wajib pula berusaha mencari rezeki yg halal. Dan kemudian hari akan datang waktunya mereka mesti pergi berperang pada jalan Alloh. Maka diperingatkanlah di akhir Surat, ayat 20 supaya ibadat itu dilakukan ala kadarnya saja, jangan sampai memberati.

Ini pun dibuktikan pula dgn beberapa Hadis, bahwa ada orang yg merentangkan tali tempat bergantung ketika akan berdiri menyambung sholat di dalam mesjid (kelelahan karena saking banyaknya ia sholat malam -red), terutama setelah pindah ke Madinah. Sedangkan dalam mengerjakan sholat tarawih atau qiyamul lail yg bulan puasa, tersebut pula ada yg sampai sholat 41 rakaat dgn witir, sampai ssholatnya itu ditutup saja dgn makan sahur atau dgn waktu Subuh. Maka diperingatkan oleh Tuhan agar diingat juga kewajiban2 lain yg akan kita hadapi dalam hidup ini.

Sekian tafsir dari Surat al-Muzzammil; Alhamdulillah!

Rujukan: Tafsir Al-Azhar, Juzu' 29, tulisan HAMKA
Dari: http://ibutina.com/alquran/tafsir-surah-al-muzammil/
----------------------------------------------------------
Sent by Tjandra Kurniawan
YM: tjandrakurniawan@yahoo.com
----------------------------------------------------------

Tidak ada komentar: