Minggu, Februari 03, 2013

Al-Quran Tafsir S. ‘Abasa (80):1-23 (of 42) #1

​​​​​ ۞ بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ ۞

​​​​​ ۞ عَبَسَ وَتَوَلَّىٰ ۞
(80:1) "'Abasa" (dia bermuka masam), yakni Nabi saw. bermuka masam. "Wa tawallaa" (dan berpaling), yakni memalingkan muka.

​​​​​ ۞ أَنْ جَاءَهُ الْأَعْمَىٰ ۞
(80:2) "An jaa-ahul a'maa" (ketika seorang tuna netra datang kepadanya), yakni ketika 'Abdullah bin Ummi Maktum datang kepadanya. Nama asli Ummi Maktum adalah 'Abdullah bin Syuraih, sedang Ummi Maktum sendiri adalah nama ibu bapaknya. Peristiwa ini terjadi ketika Nabi saw. tengah duduk bersama tiga pembesar Quraisy, yaitu: al-'Abbas bin 'Abdil Muththalib (paman beliau), Umayyah bin Khalaf al-Jumahi, dan Shafwan bin Umayyah, yang semuanya adalah orang2 kafir. Pada saat itu Nabi saw. sedang menghormat mrk dan mengajak mrk untuk memeluk Islam. Tiba2 datanglah 'Abdullah bin Ummi Maktum seraya berkata, Ya Rasulullah, ajarilah saya apa yg telah diajarkan Allah Ta'ala kpd mu. Nabi saw. pun mamalingkan muka dari Ibnu Ummi Maktum lantaran sibuk dgn ketiga pembesar itu. Sehubungan dgn peristiwa itulah turun ayat, 'abasa wa tawallaa.

۞ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُ يَزَّكَّىٰ ۞
(80:3) "Wa maa yudriika" (tahukah kamu), hai Muhammad! "La'allahuu" (barangkali ia), yakni orang tuna netra itu. "Yazzakkaa" (hendak menyucikan diri), yakni membersihkan diri.

۞ أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنْفَعَهُ الذِّكْرَىٰ ۞
(80:4) "Au yadz-dzakkaru" (atau ia (hendak) menyimak nasihat), yakni hendak mengambil pelajaran dari al-Quran. "Fa tanfa'ahudz dzikroo" (lalu nasihat itu bermanfaat baginya), yakni pelajaran dari al-Quran itu bermanfaat baginya.

۞ أَمَّا مَنِ اسْتَغْنَىٰ ۞
(80:5) "Ammaa manistaghnaa" (adapun orang yg merasa cukup), yakni orang yg merasa dirinya cukup dari Allah Ta'ala. Yang dimaksud adalah ketiga pembesar Quraisy. [Yaitu orang2 kafir yg sedang duduk bersama Nabi SAW]

۞ فَأَنْتَ لَهُ تَصَدَّىٰ ۞
(80:6) "Fa anta lahuu tashoddaa" (maka kamu berkenan menghadapinya), yakni kamu menghadapkan muka kpd mrk. [Tidak bermuka masam kpd mrk sebagaimana sikap Nabi yg khilaf kpd 'Ibnu Ummi Maktum orang buta yg datang kpd beliau ketika itu]

۞ وَمَا عَلَيْكَ أَلَّا يَزَّكَّىٰ ۞
(80:7) "Wa maa 'alaika allaa yazzakkaa" (padahal tidaklah kamu berdosa jika ia tidak mau menyucikan diri), yakni apabila ketiga pembesar Quraisy itu tidak mau bertauhid.

۞ وَأَمَّا مَنْ جَاءَكَ يَسْعَىٰ ۞
(80:8) "Wa ammaa man jaa-aka yas'aa" (namun, terhadap orang yg datang kpd mu serta berusaha), yakni bersegera kpd kebaikan.

۞ وَهُوَ يَخْشَىٰ ۞
(80:9) "Wa huwa yakhsyaa" (dan ia takut) kpd Allah Ta'ala lagi seorang Muslim. Sebelum peristiwa ini 'Ibnu Ummi Maktum sudah memeluk Islam.

۞ فَأَنْتَ عَنْهُ تَلَهَّىٰ ۞
(80:10) "Fa anta 'anhu" (maka kamu terhadapnya), hai Muhammad! "Talahhaa" (bersikap acuh tak acuh), yakni berpaling (darinya) dan sibuk dgn ketiga pembesar Quraisy.

۞ كَلَّا إِنَّهَا تَذْكِرَةٌ ۞
(80:11) "Kallaa" (janganlah begitu), yakni janganlah berbuat spt itu! Janganlah kamu menghadapi orang2 yg merasa dirinya tidak membutuhkan Allah Ta'ala seraya berpaling dari orang yg takut kpd Allah Ta'ala. Alhasil, sesudah peristiwa itu Nabi saw. pun memuliakan Ibnu Ummi Maktum dan bersikap baik kpd nya. "Innahaa" (sesungguhnya ia), yakni, surah ini. Tadzkirah (merupakan peringatan) dari Allah Ta'ala bagi orang kaya dan orang fakir.


​​​​​ ۞ فَمَنْ شَاءَ ذَكَرَهُ ۞
(80:12) "Fa man syaa-a dzakaroh" (barangsiapa mau, tentulah ia akan memperhatikannya), yakni barangsiapa Dikehendaki Allah Ta'ala mau mengambil pelajaran, niscaya ia pun akan mengambil pelajaran.

۞ فِي صُحُفٍ مُكَرَّمَةٍ ۞
(80:13) "Fii shuhufin" (yang terdapat di dalam suhuf-suhuf), yakni al-Quran termaktub di dalam kitab2 semenjak Adam. "Mukarromah" (yg dimuliakan) dalam Pandangan Allah Ta'ala.

۞ مَرْفُوعَةٍ مُطَهَّرَةٍ ۞
(80:14) "Marfuu'atin" (yang ditinggikan), yakni yg kedudukannya ditinggikan di langit. "Muthohharoh" (lagi disucikan) dari segala noda dan kesyirikan.

۞ بِأَيْدِي سَفَرَةٍ ۞
(80:15) "Bi aidii safaroh" (di tangan para [malaikat] pencatat).

۞ كِرَامٍ بَرَرَةٍ ۞
(80:16) "Kiroomin" (yang mulia), yakni mereka mulia dalam Pandangan Allah Ta'ala dan berserah diri. "Baroroh" (lagi berbakti), yakni dapat dipercaya. Mereka adalah Malaikat Hafazhah, penghuni langit terdekat.

​​​​​ ۞ قُتِلَ الْإِنْسَانُ مَا أَكْفَرَهُ ۞
(80:17) "Qutilal insaanu" (terlaknatlah manusia), yakni terlaknatlah manusia yg kafir itu: 'Utbah bin Abi Lahb. "Maa akfaroh" (apa yg mendorongnya kpd kekufuran), yakni apa yg membuatnya kafir kpd Allah Ta'ala dan kpd ayat al-Quran, "wan najmi , idzaa hawaa" (Demi bintang ketika terbenam [Q.S. 53 an-Najm: 1]). Menurut satu pendapat, alangkah hebat kekafirannya.

۞ مِنْ أَيِّ شَيْءٍ خَلَقَهُ ۞
(80:18) "Min ayyi syai-in kholaqoh" (dari apakah ia diciptakan), yakni maka hendaklah ia merenungkan dalam dirinya, dari apakah ia diciptakan sbg makhluk. Kemudian Allah Ta'ala Menjelaskan.

۞ مِنْ نُطْفَةٍ خَلَقَهُ فَقَدَّرَهُ ۞
(80:19) "Min nuthfah , kholaqohuu" (dari nutfah, Dia Menciptakannya) sbg makhluk hidup. "Fa qoddaroh" (lalu menentukannya), yakni menentukan penciptaannya terdiri atas dua tangan, dua kaki, dua mata, dua telinga, dan seluruh anggota badan lainnya.

۞ ثُمَّ السَّبِيلَ يَسَّرَهُ ۞
(80:20) "Tsummas sabiila yassaroh" (kemudian Dia Memudahkan jalan keluar baginya) , yakni Dia telah Menjelaskan kepadanya jalan kebaikan dan jalan keburukan. Menurut satu pendapat, memudahkan jalan keluar pada rahim (untuk bayi) yg disertai tali pusar.

۞ ثُمَّ أَمَاتَهُ فَأَقْبَرَهُ ۞
(80:21) "Tsumma amaatahuu" (kemudian Dia Mematikannya) sesudah itu. "Fa aqbaroh" (lalu menetapkan kuburnya), yakni lalu memerintahkan agar menguburnya.

۞ ثُمَّ إِذَا شَاءَ أَنْشَرَهُ ۞
(80:22) "Tsumma idzaa syaa-a ansyaroh" (kemudian, apabila Dia Menghendaki, Dia pun Menghidupkannya kembali), yakni membangkitkannya dari kubur.

۞ كَلَّا لَمَّا يَقْضِ مَا أَمَرَهُ ۞
(80:23) "Kallaa" (janganlah begitu), yakni sungguh, hai Muhammad! "Lammaa yaqdli maa amaroh" (sesungguhnya ia [manusia] belum menunaikan apa-apa yg telah Dia Perintahkan kepadanya), yakni tauhid dan lain sebagainya yg Diperintahkan Allah Ta'ala kepadanya.

---------------------------------------------------

Tafsir: Ibn Abbas, Penerbit Diponegoro.
Arabic: www.mosquelife.com.
http://m.facebook.com/groups/alqurantafsir
# Alhamdulillah

Tidak ada komentar: